KELAPANGDADAAN
KELAPANGDADAAN
ditandai oleh kemampuan menrima berbagai kenyataan yang tidak menyenangkan dengan tenang dan terkendali (Nashori,2004) Orang yang lapang dada memiliki kekuatan dalam jiwanya untuk bertahan dan tidak berputus asa manakala menghadapi berbagai situasi yang secara obyektif tidak menyenangkan, baik secara psikis dan menyakitkan secara fisik. Semakin tinggi kelapang dadaan seseorang semakin mampu ia menerima realitas yang beragam, termasuk yang tidak menyenangkan (Nashori,2004).
Pencarian hikmah
Dzikir
Dzikir sendiri, menurut Subandi (1997), menghasilkan adanya perasaan lapang atau perasaan los (terbebas dari beban yang menghimpit). Semakin tinggi kualitas dzikir, semakin tinggi kelapangdadaan.
Semakin tinggi tingkat penderitaan seseorang, maka akan semakin sulit untuk seseorang berlapangdada
Pengalaman penderitaan sebelumnya
Berbagai pengalaman hidup yang tidak menyenangkan akan memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi kehidupannya
Usia Orang yang berusia lanjut cenderung lebih bisa menerima penderitaan daripada orang yang lebih muda. Tingkat penerimaan diri orang yang berusia lanjut lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berusia masih muda. Lingkungan
Seseorang yang berada dalam lingkungan yang terlatih untuk berhadapan dengan suasana yang tidak menyenangkan lebih besar kelapangdadaannya dibanding mereka yang tidak terbiasa menghadapi suasana yang tidak menyenangkan.
Kesimpulan
Kelapangdadaan adalah rasa penerimaan diri terhadap