Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIKA DASAR

SUHU DAN KALOR

Nama:Nurul Hidayah Nim :1113040039

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah sederhana ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman serta berbagai pihak yang selama ini telah banyak membantu penyusun makalah sehingga selesai. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritikan yang sifatnya membagun akan sangat membantu dalam penyempurnaan makalah yang selanjutnya. Akhirnya penyusun mengharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus bagi penyusun.

Makassar, Januari 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Temperatur atau suhu dikenal sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Secara lebih tepat, temperatur merupakan ukuran energi kinetik molekuler internal rata-rata suatu benda. Definisi dan penentuan temperatur merupakan suatu hal yang sulit. Seseorang tidak akan mungkin menemukan es krim yang panas, kecuali orang tersebut mengerti makna sebenarnya tentang suhu dan kalor. Sebuah benda dikatakan dingin karena benda tersebut berada pada suhu di bawah suhu tubuh. Sedangkan sebuah benda dikatakan panas jika suhunya berada di atas suhu tubuh. Suhu dan kalor memiliki perbedaan. Suhu adalah besaran fisika untuk menentukan panas atau tidaknya suatu benda. Sedangkan kalor atau panas adalah salah satu bentuk energi. Karena banyaknya manfaat dan aplikasi mengenai suhu dan kalor, maka makalah ini dibuat agar dapat memahami proses-proses atau kerja dari alat ukur suhu, dan berbagai macam hal yang berkaitan dengan suhu dan kalor.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan suhu dan kalor? 2. Apa saja jenis-jenis thermometer? 3. Bagaimana proses transfer energi termis? 4. Bagaimana rumus-rumus pemuaian? 5. Bagaimana prinsip Asas Black?

BAB II ISI

A. Definisi Suhu dan Kalor Suhu adalah sebuah besaran fisika yang digunakan untuk menentukan sebuah benda panas atau tidak. Karena sifat benda dapat dikatakan panas atau dingin itu relatif, maka dibutuhkan sebuah besaran yang bisa menyatakan secara universal apakah sebuah benda bisa dikatakan dingin atau panas. Besaran tersebut adalah suhu. Suhu sendiri merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk menunjukan seberapa banyak energi panas yang ada pada suatu tempat. yang diukur adalah seberapa panas tempat tersebut bukannya seberapa dingin. Panas dapat diukur tetapi dingin tidak dapat diukur. Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Jadi, Suhu adalah ukuran rata -rata energi kinetik partikel dalam suatu benda. Kalor adalah energi panas. Kalor atau panas adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lain karena beda temperatur. Dalam abad ke tujuh belas, Galileo, Newton, dan ilmuwan lain umumnya mendukung teori ahli atom Yunani kuno, yang menanggap panas sebagai wujud gerakan molekuler. Pada abad berikutnya, metode-metode dikembangkan untuk melakukan pengukuran jumlah panas yang meninggalkan atau masuk sebuah benda secara kuantitatif, dan ditemukan bahwa bila dua benda dalam kontak termis, maka jumlah panas yang meninggalkan satu benda sama dengan jumlah panas yang memasuki benda lainnya. Penemuan ini mengarah ke pengembangan teori yang tampaknya berhasil tentang panas sebagai zat materi yang kekal suatu fluida yang tak tampak yang dinamakan caloric yang tidak diciptakan

dan tidak dimusnahkan tetapi hanya mengalir keluar dari satu benda ke benda lain. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius. Teori Kalor Dasar : 1. Kalor yang diterima sama dengan (=) kalor yang dilepas : Azas/asas Black. Penemu adalah Joseph Black (1720 - 1799) dari Inggris. 2. Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan. Penemunya adalah Benyamin Thompson (1753 - 1814) dari Amerika Serikat. 3. Kalor adalah salah satu bentuk energi. Ditemukan oleh Robert Mayer (1814 - 1878). 4. Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor mekanik. Digagas oleh James Prescott (1818 - 1889). Meskipun ilmu panas berkaitan erat dengan mekanika, sehingga misalnya timbul istilah termodinamika, namun gejala panas bukanlah gejala mekanika. Maksudnya, gejala panas diindera melalui perabaan, bukannya melalui penglihatan seperti halnya mekanika. Jadi besaran kalor bukanlah besaran mekanis, dan satuan kalor bukanlah satuan mekanis. Satuan joule tidak boleh dijadikan satuan panas dan satuan kalori tidak boleh dijadikan satuan tenaga meskipun antara kedua satuan tersebut ada hubungannya dalam wujud kesetaraan. Adapun hubungan antara kalor dan energi mengemuka melalui hubungan antara energi mekanik dan suhu. Misalnya, energi kinetik molekul gas pada suhu T dalam derajat Kelvin, oK diberikan oleh mv2 = (3/2)kT dimana k ialah tetapan Boltzmann sebesar 1,38 x 10-23 joule/oK. Hubungan tersebut lalu memberikan penambahan energi kinetik yang sebanding dengan kenaikan suhu T. Di lain pihak, banyaknya kalor yang menaikkan suhu juga sebanding dengan kenaikan suhu T. Jadi dapat dipikirkan adanya kesebandingan atau kesetaraan di antara energi mekanik dalam satuan joule dengan banyaknya

kalor dalam satuan kalori. Ternyata 1 joule setara dengan 0,24 kalori dan sebesar 0,24 kalori/joule ataupun 4,2 joule/kalori, dinamakan equivalen atau tara panas mekanik joule. Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu. Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada: massa benda kalor jenis benda perbedaan suhu kedua benda Secara matematis persamaan dapat ditulis dengan: Q = m.c.tSedangkan bila kalor yang diberikan digunakan untuk merubah wujud zat/benda, maka kalor yang diberikan tergantung pada massa benda saja, sesuai dengan per samaan : Q = m. L. Setiap benda pada umumnya mempunyai 3 bentuk/fase, yaitu padat, cair dan gas. Perubahan wujud yang terjadi pad ketiga bentuk benda itu adalah : membeku, melebur, mencair, mengembun, menyublim, deposisi dan menguap sepert. Beberapa zat tidak selalu memuai ketika dipanaskan, contohnya air pada suhu 0C - 4C. Pada suhu tersebut air akan menyusut ketika dipanaskan dan men capai volume minimum pada suhu 4C. Sehingga pada suhu tersebut es mencapai massa jenis maksimum. Di atas 4C, air akan memuai lagi bila dipanaskan. Peristiwa sifat pemauaian air yang tidak teratur ini disebut dengan peristiwa anomali air. Zat lain yang mempunyai sifat seperti ini adalah parafin dan bismuth. Padat Gas Cair mengembun menguap. Sebagaimana halnya Energi pada umumnya, maka energi kalor atau energi panas dapat berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lain. Contohnya terjadi pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, yang mengubah energi panas menjadi energi listrik. Dengan energi kalor kita bahkan dapat mengubah wujud suatu zat. Seperti contohnya, lilin yang dipanasi lama kelamaan akan meleleh, hal ini berarti panas mengubah wujud lilin yang tadinya padat menjadi cair. Contoh lain terjadi ketika

kita merebus air, jika air kita panaskan secara terus menerus maka lama kelamaan air akan menguap menjadi uap air, hal ini mengubah bentuk air yang berbentuk cairan menjadi uap air yang berbentuk gas. Q = M. C. T ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu ) ket : M = Massa ( Kg ) C = Kalor Jenis ( J/KgC ) T = Perubahan Suhu ( C ) Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. Q = M. L ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud ) ket : M = Massa ( Kg ) L = Kalor Laten ( J/Kg ) Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg) B. Alat Ukur Suhu Bila sebuah benda dipanaskan atau didinginkan, sebagian dari sifat fisisnya berubah. Sebagai contoh, kebanyakan padatan dan cairan memuai bila dipanaskan. Gas, bila diijinkan juga akan memuai jika dipanaskan atau jika volumenya dijaga konstan, tekanannya akan naik. Jika sebuah konduktor listrik dipanaskan, resistensi listriknya berubah. Sifat fisis yang berubah dengan temperatur dinamakan sifat termometrik. Perubahan sifat termometrik menunjukkan perubahan temperatur benda tersebut. Tiap sifat termometrik dapat digunakan untuk menetapkan suatu skala temperatur dan membentuk sebuah thermometer. Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer

ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur (to measure). Thermometer air raksa yang biasa, terdiri dari bola gelas dan pipa yang berisi sejumlah air raksa tertentu. Bila air raksa dipanaskan dengan menyentuh thermometer dengan benda yang lebih panas, air raksa lebih memuai daripada gelas, dan panjang kolom air raksa bertambah. Temperatur diukur dengan membandingkan ujung kolom air raksa dengan tanda-tanda pada pipa gelas. Tanda-tanda tersebut ditetapkan dengan cara sebagai berikut. Thermometer mula-mula diletakkan dalam es dan air yang berada dalam kesetimbangan pada tekanan 1 atm. Jika thermometer mula-mula lebih panas daripada air es, panjang kolom air raksa akan berkurang, tetapi pada akhirnya akan berhenti berubah. Sekarang thermometer dalam kesetimbangan termal dengan air es. Posisi kolom air raksa diberi tanda pada pipa gelas. Ini adalah temperatur titik es (dinamakan juga titik beku normal air). Selanjutnya, thermometer diletakkan dalam air mendidih pada tekanan 1 atm, dan panjang kolom air raksa bertambah sampai thermometer berada dalam kesetimbangan termal dengan air mendidih. Posisi baru dalam kolom tersebut ditandai dan ini adalah temperatur titik uap (dinamakan juga titik didih normal air). Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti: C:R:(F-32) = 5:4:9 dan K=C - 273.(derajat) Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu, untuk mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena jika kita menggunakan Kelvin akan lebih rumit untuk mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K= R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sebagai contoh:

dan

1. Tipe termometer Beberapa tipe termometer antara lain: a. termometer alkohol b. termometer basal c. termometer merkuri d. termometer oral e. termometer Galileo f. termometer infra merah g. termometer cairan kristal h. termistor i. bi-metal mechanical thermometer j. electrical resistance thermometer k. reversing thermometer l. silicon bandgap temperature sensor m. six's thermometer, juga dikenal sebagai maximum minimum thermometer n. thermocouple o. coulomb blockade thermometer 2. Termometer yang sering digunakan Termometer yang biasanya dipakai sebagai berikut: a. Termometer bulb (air raksa atau alkohol)

Menggunakan gelembung besar (bulb) pada ujung bawah tempat


menampung cairan, dan tabung sempit (lubang kapiler) untuk menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian cairan.

Berdasar pada prinsip suatu cairan volumenya berubah sesuai


temperatur. Cairan yang diisikan kadang-kadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa cairan metalik yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan.

Ada nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran


temperatur.

Keutungan termometer bulb antara lain tidak memerlukan alat


bantu, relatif murah, tidak mudah terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah.

Kelemahan termometer bulb antara lain mudah pecah, mudah


terkontaminasi cairan (alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang rumit (pencelupan).

Penggunaan thermometer bulb harus melindungi bulb dari


benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.

Sumber kesalahan termometer bulb:


- time constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler - thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, akan banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya - cairan (alkohol, merkuri) yang terputus - kesalahan pembacaan - kesalahan pencelupan b. Termometer spring Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer. Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer bergerak naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer bergerak turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital. Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan.

Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran. c. Termometer non kontak Termometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sebagai suhu, dengan mengetahui jumlah energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek dapat dibedakan. d. Termometer elektronik Ada dua jenis yang digunakan di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri menggunakan nominal resistan 100 ohm pada 0 C sehingga disebut sebagai sensor Pt-100. Pt adalah simbol untuk platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/C juga tersedia. 3. Satuan Suhu Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur. a. Pada skala Celsius, 0 C adalah titik dimana air membeku dan 100 C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering digunakan di dunia. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya). b. Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 F dan titik didih air adalah 212 F. c. Sebagai satuan baku, Kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20 K. 4. Mengubah Skala Suhu Cara mudah untuk mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala

tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah menggunakan cara itu, ditambahkan. Contoh: 77 F pada skala Celsius adalah 5/9 x (77-32) = 25

C. Transfer Energi Termis Energi termis ditransfer dari satu tempat ke tempat lain lewat tiga proses, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. 1. Konduksi Konduksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan perpin dahan, partikel-partikel dalam zat itu, contoh : zat padat (logam) yang dipanaskan. Berdasarkan kemampuan kemudahannya menghantarkan kalor, zat dapat dibagi menjadi : konduktor yang mudah dalam menghantarkan kalor dan isolator yang lebih sulit dalam menghan tarkan kalor. Contoh konduktor adalah aluminium, logam besi, dsb, sedangkan contoh isolator adalah plastik, kayu, kain, dll. Pada konduksi, energi termis ditransfer lewat interaksi antara atomatom atau molekul, walaupun atom-atom dan molekulnya sendiri tidak berpindah. Sebagai contoh, jika salah satu ujung sebuah batang padat dipanaskan, maka atom-atom di ujung yang dipanaskan bergetar dengan energi yang yang lebih besar dibandingkan atom-atom di ujung yang lebih dingin. Karena interaksi atom-atom yang lebih energietik dengan sekitarnya, energi dipindahkan sepanjang batang. Jika padatan adalah logam, maka perpindahan energi termis dibantu oleh electron-elektron bebas, yang bergerak di seluruh logam, sambil menerima dan memberi energi termis ketika bertumbukan dengan atom-atom logam. Dalam gas, panas dikonduksi oleh tumbukan langsung molekul-molekul gas. Molekul di bagian yang lebih panas dari gas mempunyai energi rata-rata yang lebih tinggi daripada molekul-molekul di bagian yang lebih dingin dari gas. Bila molekul berenergi tinggi bertumbukan dengan molekul berenergi rendah,

maka sebagian energi molekul berenergi tinggi ditransfer ke molekul berenergi rendah. Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada : a) Berbanding lurus dengan luas penampang batang b) Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan c) Berbanding terbalik dengan panjang batang 2. Konveksi Konveksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi

alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, dsb. panas dingin Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida. Pada konveksi, panas dipindahkan langsung lewat perpindahan massa. Sebagai contoh, bila udara dekat lantai dipanaskan, udara memuai dan naik karena perapatannya yang lebih rendah. Jadi energi termis di udara panas tersebut dipindahkan dari lantai ke langit-langit bersama dengan massa udara panas. 3. Radiasi Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang

elektromagnetik, contoh: cahaya matahari, gelombang radio, gelombang TV, dsb. Berdasarkan hasil eksperimen besarnya laju kalor radiasi tergantung pada : luas permukaan benda dan suhu mutlak benda seperti dinyatakan

dalam hukum Stefan- Boltzman berikut ini : Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan benda itu. Pada radiasi, energi dipancarkan dan diserap oleh benda-benda dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Radiasi ini bergerak lewat ruang dengan kelajuan cahaya. Radiasi termis, gelombang cahaya, gelombang radio, gelombang televisi, dan sinar-X semuanya adalah bentuk radiasi elektromagnetik yang saling berbeda hanya dalam panjang gelombang dan frekuensinya. Semua benda memancarkan dan menyerap radiasi elektromagnetik. Bila benda ada dalam kesetimbangan termis dengan sekitarnya, benda memancarkan dan menyerap energi pada laju yang sama. Namun, jika benda dipanaskan sampai temperatur yang lebih tinggi dari sekitarnya, maka benda meradiasi keluar lebih banyak energi daripada yang diserapnya. Dengan demikian, benda menjadi lebih dingin sementara sekitarnya menjadi lebih panas.

D. Pemuaian Jika sebuah benda dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel partikel dalam benda itu akan bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran benda akan menjadi lebih besar. Kita katakan bahwa benda itu memuai. Pemuaian dapat terjadi baik pada benda padat, cair maupun gas. 1. Pemuaian Panjang Pada pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai luas penampang yang kecil, sehingga ketika dipanaskan hanya memuai pada arah panjangnya saja. Bila suatu batang pada suatu suhu tertentu panjangnya Lo, jika suhunya dinaikkan sebesar t, maka batang tersebut akan bertambah panjang sebesar L yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

= Koefisien muai panjang = koefisien muai linier didefinisikan sebagai: Bilangan yang menunjukkan berapa cm atau meter bertambahnya panjang tiap 1 cm atau 1m suatu batang jika suhunya dinaikkan 10 C. Jadi besarnya koefisien muai panjang suatu zat berbeda-beda, tergantung jenis zatnya. Jika suatu benda panjang mula-mula pada suhu t0 0C adalah Lo. Koefisien muai panjang = , kemudian dipanaskan sehingga suhunya menjadi t1 0C maka : Panjang batang pada suhu t1 0C adalah:

2.

Pemuaian Luas Pada pemuaian luas, pemuaian terjadi pada arah melebar pada sisi panjang dan lebar benda. Analog dengan pemuaian panjang, pada pemuaian luas berlaku persamaan : A = Ao. . t dimana berlaku hubungan : = 2 At = Ao + A Bila suatu lempengan logam (luas Ao) pada too, dipanaskan sampai t1o, luasnya akan menjadi At, dan pertambahan luas tersebut adalah :

dan

adalah Koefisien muai luas ( = 2 ). Bilangan yang menunjukkan berapa cm2 atau m2 bertambahnya luas tiap 1 cm2 atau m2 suatu benda jika suhunya dinaikkan 10C.

3. Pemuaian Volume Pemuaian volume biasanya terjadi pada zat cair dan gas. Pemuaian ini terjadi pada arah memanjang, melebar dan meninggi. Analog dengan pemuaian panjang, persamaan pada pemuaian volume adalah : V = Vo. . t dimana berlaku hubungan : = Vt = Vo + V

E. Azas Black Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir (kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser. Teori ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalor dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi. Karena merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah

energi hilang, proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya. Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air panas (Qlepas) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis dengan : Qlepas = Qterima dengan Q = C T = mc T. Q adalah kalor yang dilepas atau diterima, C adalah kapasitas kalor, T adalah perubahan temperatur, m adalah massa zat, dan c adalah kalor jenis zat atau kapasitas kalor per satuan massa (c = C/m). Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter yang paling banyak digunakan adalah kalorimeter aluminium. Alat ini dirancang sehingga pertukaran kalor tidak terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam dan luar dibuat mengkilap. Cincin serat fiber yang memisahkan kedua bejana Suhu (C) tutup kayu adalah penghantar panas yang jelek. Ruang antara kedua dinding bejana berisi udara yang berfungsi sebagai isolator kalor sebab udara adalah penghantar kalor yang jelek.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Suhu dan kalor memiliki hubungan yang sangat erat. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang diukur dengan menggunakan alat ukur suhu yang disebut dengan thermometer. Ada berbagai jenis thermometer, ada yang berisi air raksa dan ada pula dari alkohol tetapi memiliki prinsip kerja yang hampir sama. Ada tiga jenis transfer energi termis, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan perpin dahan, partikel-partikel dalam zat itu, contoh : zat padat (logam) yang dipanaskan. Konveksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Radiasi adalah perpindahan kalor dala m bentuk gelombang elektromagnetik, contoh : cahaya matahari, gelombang radio, gelombang TV, dsb. Jika membahas kalor, dikenal ada yang disebut pemuaian zat. Pemuaian tersebut meliputi pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume. Kalor yang diserap atau diterima oleh suatu zat dirumuskan dengan Q = C T atau Q = mc T.

Anda mungkin juga menyukai