Anda di halaman 1dari 8

7.

PRIMARY SEDIMENTATION SLUDGE TREATMENT (PENGOLAHAN LUMPUR PRIMARY SEDIMENTATION)

7.7.1

Sludge Thickening Fungsi Unit Pengolahan Sludge thickening berfungsi untuk mengurangi kadar air pada lumpur sehingga dapat mengurangi volume lumpur yang akan diolah, maka dalam hal ini proses yang terjadi merupakan pengentalan. Deskripsi Proses Lumpur dari bak pengendapan dan pengolahan biologis dimasukkan ke dalam tangki thickener, alat mekanis akan mengaduk lumpur perlahan-lahan. Supernatant naik menuju saluran di sekeliling tangki dan dialirkan ke bak pengendap I. Lumpur kental dikumpulkan di dasar tangki lalu dipompa ke unit digester atau unit dewatering. Salah satu tipe yang biasa dipakai adalah gravity thickening secara mekanis. Lumpur dari bak pertama dan kedua dipompa menuju bak pengaduk untuk dipekatkan. Pengadukan dilakukan secara perlahan menggunakan pengaduk mekanis. Lumpur yang sudah dipekatkan dikumpulkan dalam ruang lumpur dan kemudian dipompa ke digester untuk reduksi massa. Supernatant keluar melalui pelimpah, kemudian dialirkan menuju pengolahan sekunder agar zat organiknya direduksi. Petunjuk Umum dan Kriteria Desain Kriteria berdasarkan buku Wastewater Treatment Plant, Syed R. Qasim Waktu tinggal Beban hidrolik Beban padatan Pemekatan konsentrasi Kedalaman bak Sudut kemiringan dasar bak Freeboard Berat jenis lumpur Rasio volume lumpur = 0,5 2 hari = 24 33 m3/m2 hari = 90 144 kg/m2 hari. = 5 10 % = 3 5 meter = 10o = 0,3 meter = 1.030 kg/m3 = 0,5 2 hari

7-63

Perhitungan Desain Unit lumpur (lumpur berasal dari bak primary sedimentation): Volume lumpur yang masuk ke sludge thickener VLu = Volume lumpur dari primary sedimentation = 52,29 m3/hari x 4 = 209,16 m3/hari Berat lumpur yang masuk ke sludge thickener WLu = 4.847,04 kg/hari x 2 = 9.694,08 kg/hari

A. Desain beban hidrolik Beban padatan ditetapkan 120 kg/m2 hari. Luas permukaan

Luas permukaan

berat lumpur beban pada tan 9.694,08 kg / hari 80,784 m 2 120 kg / m 2 . hari

Beban hidrolik

Beban hidrolik

volume lumpur trickling filter luas permukaan 209,16 m 3 / hari 2,589 m 2 / m 2 . hari 80,784 m 2 .

Karena beban hidrolik < 24 m3/m2.hari, maka perlu ditambahkan air melalui unit sludge blending tank. Asumsi beban hidrolik desain = 28 m3/m2.hari Debit yang masuk ke thickener = 28 x A = 28 x 80,784 m2 = 2.261,952 m3/hari Pengenceran yang dibutuhkan = 2.261,952 209,16 = 2.052,792 m3/hari Konsentrasi solid di blending tank Asumsi berat jenis larutan dalam tangki 1,01 kg/m3

7-64

Konsentrasi solid

berat lumpur 1.000 g / kg berat jenis laru tan 1 g / cm 3 10 6 cm 3 / m 3 Qin thickener


3

9.694,08 kg / hari 1.000 g / kg 1,01 kg / m 1 g / cm 3 10 6 cm 3 / m 3 2.261,952 m 3 / hari 0,00424 0,424%

B. Desain dimensi thickener Akan dirancang 1 unit thickener berbenuk lingkaran. Luas permukaan unit = 80,784 m2 Diameter thickener ( ) ( )

Cek luas permukaan ( )

Volume sludge blanket per unit = (78,54 h) m3 Konsentrasi padatan pada lumpur diasumsikan 4% Jumlah padatan pada zona lumpur : ( ( ) )

Kuantitas solid per unit = 9.694,08 kg /hari Tebal zona lumpur

Dimensi desain Zona air jernih Zona pengendapan Zona lumpur Freeboard Total kedalaman : 1 meter : 1,5 meter : 3 meter : 0,3 meter : 5,8 meter

7-65

Kedalaman pada pusat unit didesain untuk mengambil lumpur

C. Desain tangki pencampur Lumpur dari trickling filter dan unit pengendapan akhir terlebih dahulu dicampur dan diencerkan dengan air sebelum masuk ke unit thickener. Pencampuran dilakukan dengan tujuan membuat campuran menjadi homogen, debit yang stabil dan memenuhi standar beban hidrolik. Di dalam tangki pencampur juga terkadang dilakukan penambahan pH adjusters, thickening aid, flokulan, dan bahan kimia lain. (Syed R. Qasim, 1985) Ditetapkan waktu tinggal = 2 jam Volume tangki pencampur
V Debit masuk ke thickener 2.261,952 m 3 / hari 2 24

1 188,492 m 2 12

Dimensi Kedalaman ditetapkan 4 meter dengan tambahan tinggi jagaan 0,5 meter . Luas permukaan

Diameter tangki pencampur


1 A D 2 4 1 47 ,124 m 2 D 2 4 D 7,75 m

Pengadukan di dalam tangki pencampur akan menggunakan paddle. Daya pengaduk paddle yang dibutuhkan G = 60/detik , = 2.004 x 10-3 N.s/m2 , efisiensi () = 75 %

7-66

D. Pengecekan beban padatan


Beban pada tan berat lumpur jumlah unit luas permukaan 9.694,08 kg / hari 120,05 kg / m 2 . hari 2 1 80,75 m

(memenuhi kriteria desain 90 144 kg / m 2 . hari)

E. Pengecekan beban hidrolik

Beban hidrolik

volume lumpur jumlah unit luas permukaan 2.261,952 m 3 / hari 28,01 m 3 / m 2 . hari 2 1 80,75 m

(memenuhi kriteria desain 24 33 kg / m 2 . hari)

F. Desain Kadar pengambilan lumpur Berat lumpur = 9.694,08 kg/hari Efisiensi yang berjalan = 85% Jumlah lumpur yang akan diambil (effluent) = 9.694,08 kg/hari x 85% = 8.239,97 kg/hari Kadar pengambilan pada 6% padatan Rasio volume lumpur

7-67

Perencanaan Unit Pengolahan Tabel 7.16 Rencana Jumlah Unit Blending Tank
Sludge Blending Tank Kapasitas Jumlah Unit m3/hari buah 2.261,952 1

Tahap 1 2

Tahun 2012 - 2022 2022 - 2032

Keterangan Ukuran dan dimensi template tiap tahap

Sumber: Perhitungan Penulia, 2010

Tabel 7.17 Rencana Jumlah Unit Sludge Thickener


Sludge Thickener Kapasitas Jumlah Unit m3/hari buah 209,16 1

Tahap 1 2

Tahun 2012 - 2022 2022 - 2032

Keterangan Ukuran dan dimensi template tiap tahap

Sumber: Perhitungan Penulia, 2010

7.7.2

Sludge Drying Bed Fungsi Unit Pengolahan Sludge drying beds merupakan salah satu teknik pengeringan lumpur konvensional yang banyak digunakan. Tipikal lapisan terdiri dari pasir kasar dengan tebal 15 25 cm di dasarnya dan lapisan diatasnya di beri batu pecah. Di dasar juga diberi effluent berupa pipa berlubang sebagai underdrain-nya. Effluent dari underdrain terkadang juga dikembalikan lagi ke unit pengolahan. Tipikal bentuk sludge drying bed umumnya persegi panjang. Lumpur dihamparkan pada beds dengan ketebalan 20 30 cm dan dibiarkan mengering. Periode pengeringan 10 15 hari. Petunjuk Umum dan Kriteria Desain Berdasarkan buku Wastewater Treatment Plant. Syed R. Qasim Sludge drying beds tipe covered beds Luas area bed Loading rate = 0,1 0,2 m2/kapita = 150 400 kg/m2.tahun

7-68

Tebal lapisan lumpur Tebal lapisan bed Rasio P:L Lama pengeringan Kadar air pada lumpur Kadar solid

= 20 30 cm = 20 60 cm =14 = 10 15 hari = 60 70 % = 20 40 %

Kriteria desain yang digunakan Sludge drying beds tipe covered beds Tebal lapisan lumpur Rasio P:L Lama pengeringan = 20 cm = 2:1 = 10 hari

Perhitungan Desain Lumpur influent = 52,36 m3/hari Beban lumpur = 8.239,97 kg/hari Lama pengeringan = 10 hari Volume bak yang dibutuhkan V = 52,36 x 10 = 523,6 m3 Dimensi lapisan lumpur Tebal lapisan lumpur ditetapkan = 0,2 m Lapisan bed yang digunakan: Pasir halus = 15 cm Pasir kasar = 7,5 cm Kerikil halus = 7,5 cm Kerikil sedang = 7,5 cm Batu pecah = 15 cm Total = 52,5 cm = 0,525 m

Jadi, total kedalaman minimum = 0,2 m + 0,525 m = 0,725 m (freeboard 0,5 m) Asumsi: slope dasar = 1% Dimensi unit sludge drying bed Jumlah unit ditetapkan = 1 Vbed = 523,6 m3 Luas area unit = 523,6 m3/0,2 m= 2.618 m2 7-69

Rasio panjang : lebar P = 2L Maka, lebar unit L= (2.618 m2/2)0,5 = 36,18 m Panjang unit P = 2 (36,18 m) = 72,36 m Luas seluruh unit = 36,18 m x 72,36 = 2.617,98 m2 Pengecekan loading rate
LR 8.239,97 kg / hari 365 hari / tahun 1.148 ,82 kg / m 3 tahun 2 2.617 ,98 m

Perencanaan Unit Pengolahan Tabel 7.18 Rencana Jumlah Unit Sludge Drying Bed
Sludge Drying Bed Kapasitas Jumlah Unit m3/hari buah 52,36 1

Tahap 1 2

Tahun 2012 - 2022 2022 - 2032

Keterangan Ukuran dan dimensi template tiap tahap

7-70

Anda mungkin juga menyukai