Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Pendidikan hendaknya tidak hanya berorientasi pasa masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisifasi dan memberikan masa depan. Pendidika hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. Bedasarkan alasan tersebut, maka sangatlah penting bagi para pendidik khusunya guru untuk menguasai berbagai model dan strategi belajar. Strategi belajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh guru maupun calon guru, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya baik menurut siswa, maka mereka akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya. Dengan demikian proses pembelajaran akan lebih variatif, inovatif, dan konstriktuf dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik

BAB II MODEL PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran yang digunakan antara lain adalah : 1. ceramah 2. demonstrasi 3. diskusi 4. simuasi 5. laboratorium 6. pengalaman lapangan 7. brainstorming 8. debat 9. simposium Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil (2009) terdiri atas 4 kelompok yaitu : 1. model interaksi sosial 2. model pengolahan informasi 3. model personal humanistik 4. model modifikasi tingkah laku Beberapa model pembelajaran yang diimplementasikan kedalam KTSP saat ini adalah model pengajaran langsung, kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan strategi-strategi belajar. A. Model Pengajaran Langsung Model pengajaran seperti ini berpusat kepada guru. Model ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang deklaratif (pengetahuan siswa tentang sesuatu misanya menghapal rumus). Pengajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demosntrasi, pelatihan dan praktik serta kerja kelompok. Alur pada model pengajaran langsung ini adalah : 1. guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan informasi latar belakang pengajaran, pentingnya pengajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. 2. guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan 3. guru memberikan bimbingan maupun pelatihan 4. mencek apakah siswa sudah berhasil melakukan tusa dengan baik, serta memberikan umpan balik

5. guru melakukan pelatihan lanjut B. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan membuat siswa bekerja sama dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar ini menekankan pada keberhasilan kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota mencapai tujuan dan penguasaan materi (slavin,1995). Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran konvensional, memang hampir sama tapi ada perbedaan diantara keduanya. Jika dalam pembelajaran kooperatif lebih bersifat heterogen jadi semua anggota kelompok mempunyai hak untuk berbicara, sementara pada pembelaran konvensional hanya satu orang yang bicara dan paling dominan. C. Pengajaran Berdasarkan Masalah Pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir. Kelebihan dari metode ini adalah realistis sesuai dengan kehidupan siswa, konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, memupuk kemampuan dalam memecahkan masalah. Sintaks pengajaran berbasis masalah Hal yang perlu dilakukan tahap demi tahap Tahap orientasi siswa pada masalah I a.Menjelaskan tujuan pembelajaran b. Menjelaskan bahan belajar c. mengajukan cerita untuk memunculkan Tahap masalah II Guru membantu siswa untuk mendefenisikan dan mengorganisasikan belajar sesuai dengan masalah III Mendorong siswa mengumpulkan data yang Penyelidikan individual sesuai IV Membantu siswa menyiapkan karya yang sesuai Kegiatan yang dilakukan

mengorganisasikan siswa untuk belajar Tahap membimbing maupun kelompok Tahap karya Tahap pemecahan masalah

mengembangkan dan menyajikan hasil seperti laporan V Membantu siswa melakukan refleksi atau

menganalisis dan mengevaluasi proses evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

D. Strategi-Strategi Belajar Tujuan utama pengajaran strategi belajar adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan dan kemampuan sendiri. a. strategi mengulang (rehearsal strategi) strategi sederhana ini dilakukan untuk menghapal dalam waktu jangka pendek misalnya menghapal nomor telepon. b. strategi elaborasi Pembelajaran elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya (Ormrod, 2006). Elaborasi adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti frase, adegan , pemandangan, tempat, atau cerita (Papalia, 2004). Pembelajaran ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin. Anak-anak menggunakan prior knowledge-nya sehingga ide baru dapat meluas, dengan demikian dapat menyimpan informasi lebih banyak daripada yang disajikan sebenarnya. Elaborasi jelas membantu siswa belajar dan mengingat materi dalam kelas lebih efektif daripada jika tidak. Anak-anak mulai mengelaborasi pengalamannya sejak awal masa preschool (Fivush, Haden, & Adam, 1995 dalam Ormrod, 2006). Contoh dari penggunaan elaborasi adalah ketika seorang anak berusia 11 tahun mengingat barisan staff musical (E, G, B, D,F) dengan cara mengasosiasikan mereka dengan frase Every Good Boy Does Fine. c. strategi organisasi hal ini dilakukan dengan pengelompokan ulang ide-ide yang lebih kecil. Strategi ini terdiri atas : outlining (membuat garis besar), pemetaan konsep, mengingat dengan pola ingatan, potongan. Misalnya dengan mengingat nomor telepon dengan membagi nomor atas tiga kelompok nomor akronim (singkatan) d. strategi meta kognitif strategi ini berhubungan dengan pengetahuan siswa tentang dirinya sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi dengan tepat. E. Strategi PQ4R Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. Setrategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan membantu proses

belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan membaca buku. Kegiatan membaca buku bertujuan untuk mempelajari bab demi bab suatu buku pelajaran. Oleh karena itu keterampilan pokok pertama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh para siswa adalah membaca buku pelajaran dan bacaan tambahan lainya. Salah satu strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca adalah setrategi PQ4R. adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi membaca PQ4R adalah sebagai berikut : a. Preview Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa, membaca selintas dengan cepat sebelum mulai membaca bahan bacaan siswa tyang memuat tentang amateri ekosistem peran dan interaksinya. Siswa dapat emulai dengan membaca topik-topik, sub topik utama, judul dan sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraph, atau ringkasan pada akhir suatu bab. Apabila hal itu tidak ada, siswa dapat memeriksa setiap halaman dengan cepat, membaca satu atau dua kalimat disana sini sehingga memperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari. Perhatikan ide pokok yang menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa. Dengan ide pokok ini akan memudahkan mereka memberi keseluruhan ide yang ada.

b. Question Pada langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacan siswa. Pergunakan judul dan subjudul atau topic dan sub topik utama. Awali pertanyan dengan menggunakan kata apa, siapa, mengapa, dan bagaimana.

c. Read Baca karangan secaraaktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Janganlah membuat catatan-catatan

panjang. Cobalah mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

d. Reflect Reflect bukanlah langkah terpisah dengan langkah ketiga (red), tetapi merupakan suatu komponen esensial dari langkah ketiga tersebut. Selama mebaca, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang di persentasikan dengan cara: (1) menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah anda ketahui; (2) mengkaitka subtopic-subtopik didalam teks dengan konsep-konsep atu perinsip-perinsip utama; (3) yang disajikan; dan (4) cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang di simulasikan dan dia juakan dari materi pelajaran tersebut. e. Recite Pada langkah kelima ini, siswa diminta untuk merenungkan (menginat) kembali informasi yang telah di pelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan menyatakan dan menjawab pertanyan-pertanyan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan. Dari catatan yang telah di buat pada langkah terdahulu dan berlandaskan ide-ide yang ada pada siswa, maka mereka dimita membuat intisari dari materi bacaan. Usahakan intisari ini merupakan inti dari pembahasan konsep ekosistem peran dan interaksinya.

f. Review Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuatnya, mengulang kembaliseluruh isi bacan bila perlu dan sekali lagi jawab pertanyan-pertanyan yang diajukan.

Table 1.1 Dari Langkah-langkah pemodelan pembelajaran dengan penerapan strategi PQ4R diatas dapat dilihat pada table dibawah ini : Langkahlangkah Tingkahlaku guru Aktivitas siswa selintas dengan

a. Memberikan bahan bacaan kepada siswa Membaca Langkah1 Preview untuk dibca. b. Menginformasikan kepada

cepat untuk menemukan ide siswa pokok/tujuan pembelajaran

bagaimana menemukan ide pokok/tujuan yang hendak dicapai pembelajaran yang hedak dicapai. a. Menginformasikan kepada siswa agar a. Memperhatikan penjelasan memeperhatikan makna dari bacaan. guru telah dibuatnya b. Memberikan tugas kepada siswa untuk b. Menjawab pertanyaan yang membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan dengan menggunakan kertaskertas apa, mengapa, siapa, dan bagaiman. Memberikan tugas kepada siswa untuk Membaca secara aktif sambil

Langkah 2 Question

Langkah 3 Read

membaca

dan

menanggapi/menjawab memberikan terhadap dibaca apa dan

tanggapan yang telah memjawab

pertanyaan yang telah disusun sebelumnya

pertamyaan yang dibuatnya Mensimulasikan/menginformasikan materi Bukan hanya sekedar yang ada pada bahan bacaan. menghafal materi Langkah 4 Reflect mencoba dan mengingat tapi memecahkan pelajaran

masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan pengetehuan diketahui bacaan yang melaui telah bahan

Meminta siswa membuat inti sari dari a. Menanyakan seluruh pembahasan yang dipelajari hari ini Langkah 5 Recite menjawab pertanyaan .

dan pertanyaan-

b. Melihat catatan-catatan/inti sari yang telah dibuat sebelum,nya. c. Membuat inti sari dari seluruh bahasan. a. Menugaskan siswa membaca inti sari a. Membaca inti sari yang yang dibuatnya dari rincian ide pokok telah dibuatnya. b. Membaca kembali bahan bacaan siswa jika masih belum yakin akan jawaban yang telah dibuatnya

Langkah 6 Review

yang ada dalam benaknya. b. Meminta siswa untuk membaca kembali bahan bacaaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya

F. Strategi Belajar Peta Konsep Strategi pembelajaran peta konsep (Concept mapping) dapat membantu siswa menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas, membuat siswa lebih aktif dalam menkonstruk atau membangun pengetahuannya. peta konsep juga menyediakan visual konkret untuk mengorganisasikan informasi serta membantu menghindari miskonsepsi.

Macam-macam Peta Konsep Peta konsep dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).(Nur 2000) a. Pohon jaringan (network tree)

Karakteristik dalam peta konsep pohon jaringan adalah ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dituliskan pada garis-garis penghubung. Garis-garis pada peta konsep menunjukkan hubungan antar ide-ide itu. Kata-kata yang ditulis pada garis memberikan hubungan antara konsepkonsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftarlah konsep-konsep utama yang berkaitan dengan konsep itu. Periksalah daftar dan mulai menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke itu. khusus. Pohon Cabangkan jaringan konsep-konsep digunakan yang untuk berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis cocok menvisualisasikan hal-hal berikut: menunjukkan sebab akibat, suatu hierarki, prosedur yang bercabang dan istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubunganhubungan.

b. Rantai kejadian (events chain) Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk

memberikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Dalam membuat rangkaian kejadian, hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan satu kejadian yang mengawali rantai itu. Kejadian ini disebut kejadian awal. Kemudian akan berlanjut ke kejadian selanjutnya sampai mencapai suatu hasil. Rantai kejadian ini cocok digunakan untuk menvisualisasikan: tahap-tahap dari suatu proses, langkah-langkah dalam suatu prosedur linier, dan suatu urutan kejadian

c. Peta konsep siklus (cycle concept map)

Rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir merupakan ciri dari peta konsep siklus. Kejadian terakhir pada rantai itu menghubungkan kembali kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan kejadian terakhir itu

menghubungkan kembali ke kejadian awal, siklus itu berulang dengan sendirinya. d. Peta konsep laba-laba (spider concept map) Strategi pembelajaran peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk tukar pendapat. Melakukan tukar pendapat ide-ide berangkat dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang campur aduk. Peta konsep laba-laba ini cocok digunakan untuk menvisualisasikan konsep yang tidak menurut hierarki, kategori yang tidak pararel, dan hasil dari tukar pendapat.

Cara Menyusun Peta Konsep Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna. Langkahlangkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep (Arends 1997) : 1. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. 2. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama 3. Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut

4. Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah

menyusun peta konsep sebagai berikut: 1. Memilih suatu bahan bacaan 2. Menentukan konsep-konsep yang relevan 3. Mengelompokkan (mengurutkan) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif 4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut. 5. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya merupakan, dengan, diperoleh, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA Indah. 2009. Sumanarahati. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Strategi PQ4R di Kelas V SDN Sumberpucung 06 Kabupaten Malang http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/4479/0

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Tim Dosen, psikologi pendidikan. Medan: Pps Unimed

Anda mungkin juga menyukai