Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH TELKOM

1. PERENCANAAN STRATEGIS VISI Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media dan Edutainment (TIME) di kawasan regional

MISI 1. Menyediakan layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif. 2. Menjaga model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

SASARAN Menciptakan posisi terdepan dengan memperkokoh bisnis legency & meningkatkan bisnis new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri pada tahun 2015

PROGRAM 1. Mengoptimalkan layanan sambungan telepon kabel tidak bergerak / Fixed wireline (''FWL''). 2. Memperkuat dan mengembangkan bisnis sambungan telepon nirkabel tidak bergerak / fixed wireless access (''FWA'') dan mengelola portofolio nirkabel. 3. Melakukan investasi pada jaringan broadband. 4. Mengintegrasi solusi bagi UKM, Enterprise dan berinvestasi di bisnis wholesale. 5. Mengembangkan layanan Teknologi Informasi termasuk e-payment. 6. Berinvestasi di bisnis media dan edutainment. 7. Berinvestasi pada peluang bisnis international yang strategis. 8. Mengintegrasikan Next Generation Network (''NGN'') dan OBCE (Operational support system, Business support system, Customer support system and Enterprise relations management). 9. Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio. 10. Melakukan transformasi budaya perusahaan.

KEGIATAN Pelayanan Terbaik Untuk Pelanggan Telkom Mengoptimalkan layanan sambungan telepon kabel tidak bergerak/fixed wireline (FWL), inisiatif strategis ini merupakan inisiatif yang terkait erat dengan strategi untuk memperlambat penurunan pendapatan dari bisnis telepon kabel tidak bergerak dan efisiensi biaya untuk
2

mempertahankan bisnis legacy yang cenderung menunjukkan kinerja yang menurun, di antaranya melalui: Upaya menaikkan kontribusi margin dan pendapatan FWL; Penurunan jumlah cabutan (churn) di layanan FWL dengan menggali peluang peningkatan layanan yang masih belum dioptimalkan dan melakukan inovasi layanan; Penyesuaian organisasi serta pengembangan bisnis-bisnis lainnya; Peningkatan bisnis proses untuk layanan FWL guna mencapai efisiensi operasional; dan Perubahan budaya yang akan mendukung tercapainya target-target bisnis yang ditetapkan.

Untuk tujuan pelaporan segmen, kami memiliki empat segmen yaitu telepon kabel tidak bergerak, nirkabel tidak bergerak, seluler dan lain-lain. Segmen telepon kabel tidak bergerak menyediakan sambungan telepon lokal, sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), dan internasional, serta jasa telekomunikasi lain (seperti penyewaan jaringan, teleks, transponder, satelit dan Very Small Aperture Terminal atau (VSAT) sebagai jasa pelengkapnya. TELKOM mengupayakan penyediaan layanan konektivitas yang handal dan berkualitas baik untuk panggilan lokal, SLJJ maupun panggilan internasional. Selain itu, kualitas layanan pada fitur-fitur lain, seperti pesan-suara (voicemail) dan layanan informasi, tagihan dan buku petujuk, ikut ditingkatkan. TELKOM dalam hal ini juga melakukan migrasi teknologi dengan mengadopsi teknologi yang lebih efisien, menurunkan cabutan di FWL, mengoptimalkan peluang di layanan SLI dan mengembangkan inovasi layanan baru, seperti layanan NGN dan FMC. Dalam pengelolaan cabutan pelanggan, TELKOM melanjutkan promosi fixed business improvement program, yang menawarkan paket pembayaran tetap bulanan untuk panggilan lokal dan SLJJ hingga jumlah tertentu berdasarkan sejarah jumlah pemakaian pelanggan terkait. Selain itu, untuk meningkatkan loyalitas pelanggan telepon kabel tidak bergerak, pelanggan layanan TELKOMSpeedy dan YesTV, TELKOM meluncurkan program point reward TELKOM Poin Rejeki Tumpah. Poin yang diperoleh pelanggan dapat ditukarkan dengan hadiah langsung dengan jumlah poin tertentu atau dapat digunakan untuk memperoleh manfaat tertentu berupa undian berhadiah.

2. PENYUSUNAN ANGGARAN Dalam penyusunan anggaran yang dilakukan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., khususnya dalam pelaporan hasil segmen yang terdapat dalam laporan keuangan konsolidasi menggunakan dua metode. Segmen adalah bagian atau aktivitas organisasi yang memuat data biaya, penjualan, atau yang diperlukan oleh manajer. Laporan laba rugi tersegmen bermanfaat untuk menganalisis profitabilitas segmen dan mengukur kinerja manajer segmen. Menyusun laporan laba rugi tersegmen margin segmen merupakan suatu alat yang bernilai untuk menentukan probabilitas jangka panjang suatu segmen dan merupakan suatu alat yang jauh lebih baik untuk mengevaluasi kinerja daripada menggunakan laporan berdasarkan sistem biaya serapan biasa. Adapun dua metode yang diterapkan oleh perusahaan sehubungan dengan pelaporan hasil segmen perusahaan, yaitu: a) Laba Bersih Operasi

Laba sebelum bunga dan pajak dan kadang-kadang disebut sebagai laba sebelum bunga dan pajak (Earnings Before Interest and Taxes EBIT). Laba operasi bersih digunakan dalam rumus tersebut karena dasar perhitungan (denominator) terdiri atas aktiva operasi. Jadi, agar tetap konsisten maka yang digunakan sebagai pembilangnya adalah laba bersih operasi.

b) Laba Bersih Residu Laba bersih yang diperoleh pusat investasi imbal hasil minimum yang diminta atas aktiva operasi yang digunakan.

Motivasi dan laba residu pendeketan laba residu mendorong manajer untuk membuat investasi yang menguntungkan untuk seluruh perusahaan. Setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di atas tingkat imbal hasil minimum yang diminta untuk perusahaan akan mengakibatkan meningkatkan laba residu. Laba residu memiliki kelemahan. Laba residu tidak dapat digunakan untuk membandingkan kinerja divisi dengan ukuran yang berbeda.

3. PELAKSANAAN Laba Bersih Operasi

4. EVALUASI KINERJA Balanced Scorecard Suatu contoh dari sistem ukuran kinerja. Menurut para pendukung pendekatan ini, unit bisnis harus diberikan cita-cita dan diukur dari perspektif berikut ini:

KEUANGAN Contoh: margin laba,tingkat pengembalian atas aktiva, arus kas.

Pendapatan segmen telepon kabel tidak bergerak meningkat sebesar Rp1.606,3 miliar atau 6,3% dari Rp25.446,9 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp27.053,1 miliar pada tahun 2010. Peningkatan pendapatan segmen ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan data dan internet dari peningkatan pendapatan koneksi internet dari layanan broadband. Kontribusi kenaikan ini juga berasal dari pendapatan layanan jaringan dan pendapatan interkoneksi. Peningkatan

pendapatan layanan pada segmen telepon kabel tidak bergerak ini diimbangi oleh penurunan pendapatan percakapan telepon kabel tidak bergerak terutama karena menurunnya volume panggilan. Beban segmen telepon kabel tidak bergerak meningkat sebesar Rp270,6 miliar. atau 1,2% dari Rp21.927,8 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp22.198,4 miliar pada tahun 2010, terutama disebabkan karena peningkatan pada beban operasi dan pemeliharaan terutama disebabkan

peningkatan beban kerjasama dan transmisi radio, layanan interkoneksi disebabkan karena peningkatan interkoneksi internasional dan beban marketing. Kenaikan dari beban segmen telepon tidak bergerak diimbangi dengan penurunan beban pegawai terutama disebabkan karena tidak adanya beban pensiun dini pada 2010, beban penyusutan dan beban umum dan administrasi.

NON-KEUANGAN a. Pelanggan (contoh: pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan); Dengan penetrasi pasar telepon kabel tidak bergerak di Indonesia sebesar 3,0% per 31 Desember 2010, TELKOM menguasai kurang lebih 99,0% pangsa pasar dengan jumlah 8,3 juta pelanggan. Kami mencatat adanya penurunan sebesar 0,9% dalam jumlah pelanggan telepon kabel tidak bergerak yang dilayani TELKOM per 31 Desember 2010 dibandingkan tahun 2009, yang lebih kecil daripada penurunan sebesar 2,9% pada tahun 2009 dibandingkan pada tahun 2008.

b. Bisnis internal (contoh: retensi karywan, pengurang waktu siklus); dan c. Inovasi dan pembelajaran (contoh: persentase penjualan dari produk baru).

Anda mungkin juga menyukai