Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN Latar Belakang Islam adalah agama dawah, agama yang menuntut setiap kaum muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk melakukan aktivitas dawah, yakni menyerukan almaruf(kebaikan) dan mencegah al-munkar(kemungkaran) sebagaimana disebutkan dalam firman Alloh surat Ali Imron(3) ayat 110:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara sebagai sebuah risalah hidup yang memiliki corak dan warna kehidupan yang khas yang diemban oleh pengemban dawah yang memiliki kesadaran penuh atas amanah Alloh yang dibebankan kepada setiap muslim merupakan awal penyebaran dan perkembangan risalah Islam di wilayah Nusantara. Penyebaran dan perkembangan Islam di Nusantara terjadi melalui sistem perdagangan yang dimana para pedagangnya juga berperan sebagai pengemban dawah Islam, serta peran aktif kekhilafahan Utsmany yang mengirimkan para pengemban dawah untuk masuk ke Nusantara, sehingga pengaruh risalah Islam menyebar luas ke seluruh Nusantara. Meluas dengan cepatnya risalah Islam di Nusantara yang diemban oleh para pengemban dawah dikarenakan penggunaan ushlub(teknik) penyebaran Islam melalui pendekatan kebudayaan lokal, sehingga teknik-teknik yang digunakan sangatlah berbeda-beda antara pengemban dawah yang satu dengan yang lain mengingat amat sangat beraneka ragamnya budaya lokal yang menyebar di wilayah Nusantara. Sehingga perlulah teknik-teknik penyebaran risalah Islam yang dilakukan oleh pengemban dawah di setiap wilayah di Nusantara dapat dijadikan referensi untuk melanjutkan menyebarkan dan mengembangkan risalah Islam dikemudian hari bagi

pengemban dawah masa kini. Maka perlulah referensi tentang teknik penyebaran Islam ini diketahui dan dipelajari oleh muslim untuk dilanjutkan dalam penerapannya. Jadi, berdasarkan paparan di atas, Museum Sejarah Islam-lah yang menjadi pilihan judul objek rancangan tugas akhir, namun karena sejarah Islam sangatlah banyak cakupan bahasannya maka spesifikasi yang dipilih ialah Nusantara, sehingga judul tugas akhir yang menjadi pilihan ialah Museum Sejarah Islam Nusantara. Rumusan Permasalahan Kurangnya informasi tentang teknik pendekatan guna penyebaran risalah Islam dengan cita rasa ke-lokalitas-an yang sangat inspiratif dalam penyebarannya, diyakini sangat dibutuhkan guna kemudahan dalam pesebaran risalah islam di Nusantara. Lingkup Layanan dan Misi Objek yang akan diberikan berupa informasi referensial terkait teknik penyebaran risalah Islam di Nusantara serta perkembanganya. Adapun spesifikasi/penitik-beratan objek penekanannya ialah pada risalah Islam yang diemban dan disebar-luaskan oleh wali songo serta pengaruhnya di wilayah Nusantara. Mengapa wali songo?, karena diantara wali-wali yang tersebar di wilayah Nusantara yang memiliki pengaruh besar ialah risalah Islam yang diemban oleh wali songo melalui teknik penyebarannya. Sehingga lingkup pemberian(memamerkan, mengajarkan) referensi objek berkisar antara sembilan wali(wali songo). Adapun teknis pemberian informasi referensial berupa pameran maupun pengajaran ialah sebagaimana berikut: Objek Pamer Objek pamer yang diberikan bersifat intangible(tak teraga) namun

tangible(teraga) yaitu teknik penyebaran risalah Islam melalui tulisan pada buku, sehingga risalah Islamnya berupa intangible(tak teraga) dan teknik penyebarannya yang tertulis pada buku dengan bahasa lokal merupakan tangible(teraga)nya. Objek Ajar Objek yang diajarkan ialah risalah Islam itu sendiri, yang diberikan kepada pengunjung yang antusias dengan Islam dan antusias dalam melanjutkan dawah para wali. Sehingga yang museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan dan memamerkan fosil-fosil sejarah, namun menjadi referensi untuk

mengungkap jati diri sebagai seorang pengemban dawah yang memang menjadi amanah yang dibebankan oleh Alloh terhadap seluruh kaum muslim dan mengenal erat budaya dan karakter budaya lokal yang ditempati sekarang guna mempermudah melanjutkan dawah Islam melalui pendekatan lokal. Dan dititik inilah yang menjadi pembeda antara Museum Sejarah Islam Nusantara dengan museummuseum yang ada saat ini. Batasan Skala Layanan Lingkup pengunjung tidak hanya melingkupi masyarakat muslim saja, namun melingkupi seluruh masyarakat yang antusias dengan perkembangan Islam di Nusantara, karena risalah Islam tidak hanya disampaikan kepada muslim saja namun juga masyarakat non-muslim.

Anda mungkin juga menyukai