Anda di halaman 1dari 9

FLU BABI ( H1N1) 1. Pendahuluan.

Influenza type A atau H1N1 adalah infeksi saluran napas akut yang disebabkan oleh virus influenza tipe A baru serotype (H1N1) yang dapat menular dari manusia ke manusia sering terjadi pada musim gugur dan musim dingin. Dalam catatan sejarah, pada abad ke-20 yang lalu, telah terjadi tiga kali peristiwa pandemik influenza. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1918, yaitu merebaknya Flu Spanyol/Spanish Flu akibat penyebaran virus Influenza A (H1N1) yang menyebabkan kematian sekitar 40-50 juta orang. Peristiwa kedua terjadi pada tahun 1957, yaitu terjadinya kasus Influenza Asia/Asian Influenza yang diakibatkan oleh penyebaran virus influenza A(H2N2) yang menyebabkan kematian sekitar 2-4 juta orang. Peristiwa ketiga terjadi tahun 1968, yaitu mewabahnya Flu Hongkong yang disebabkan oleh virus influenza A(H3N2) dan menyebabkan kematian sekitar 1 juta orang Flu Babi pertama kali diisolasi dari seekor babi yang terinfeksi pada tahun 1930 di Amerika Serikat. Pada perkembangannya penyakit ini dapat berpindah ke manusia terutama menyerang mereka yang kontak dekat dengan babi. Virus ini mengalami serangkaian mutasi sehingga muncul varian baru yang pertama kali menyerang manusia di Meksiko pada 15 Maret 2009 ini. Varian baru ini dikenal dengan nama virus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1. Dalam tubuh manusia, babi dan burung terdapat virus H1N1 dan mempunyai sifat yang mudah bermutasi ( readsortment virus) terutama pada tubuh babi yang mengeluarkan sub type baru dan dapat menyebabkan sakit pada manusia dan hewan lainnya. Saat ini dunia sedang dihadapkan pada kejadian serupa, yaitu merebaknya virus flu babi, swine flu, novel influenza atau influenza baru H1N1( strain Meksiko). Sampai tanggal 11 Mei 2009, virus flu baru H1N1 dilaporkan telah menjangkiti 30 negara dengan kasus sebanyak 2.694. Angka kematian karena flu baru H1N1 ini ( case fatality rate/CFR) didunia mencapai 1.13 %. Khusus di Meksiko CFR mencapai 2.95 %. WHO telah menyatakan bahwa kejadian tersebut telah mencapai fase 5 pandemi. 2. Pengertian. a. Influenza adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza dengan bermacam macam tipe dan subtype. b. Flu babi/swine flu merupakan penyakit influenza yang biasa berjangkit pada babi, disebabkan oleh virus influenza babi tipe A (H1N1). Biasanya hanya menyerang babi dengan tingkat kematian ternak yang rendah serta sangat jarang menyerang manusia. Apabila menyerang manusia, umumnya karena

berdekatan dengan babi. Namun karena babi dapat pula terserang virus influenza manusia dan virus avian influenza, maka dalam tubuh babi juga ditemukan virus influenza H1N2, H3N1 dan H3N2, meskipun H1N1 tetap merupakan jenis virus influenza babi yang dominant. Pada kasus Mexico, virus yang menyerang tetap H1N1, tetapi dikonfirmasi memiliki cirri virus influenza babi, avian dan manusia. Virus dideskripsikan sebagai sub tipe A ( H1N1) baru dan di konfirmasi telah bermutasi, serta dapat menular dari manusia ke manusia. c. Pandemi adalah wabah penyakit yang menjangkiti banyak Negara di dunia. Pandemi Influenza adalah tersebarnya penyakit menular influenza jenis baru ( bukan influenza musiman) yang bias disebabkan oleh virus influenza pandemi, dan secara internasional menjangkiti banyak negara di dunia. Syarat terjadinya pandemi influenza adalah : 1) Munculnya sebuah subtype virus Influenza baru yang bisa menginfeksi manusia. 2) Virus baru tersebut bisa menyebabkan penyakit serius pada manusia. 3) Virus baru baru tersebut mudah menular dari manusia ke manusia. Secara berurutan, fase pandemi menurut WHO dapat dideskripsikan sebagai berikut : Tidak ada virus influenza yang beredar pada binatang dilaporkan menyebabkan infeksi pada manusia. Fase 2 Tidak ada virus influenza subtype baru yang terdeteksi pada manusia, tetapi virus influenza subtype yang ada pada binatang menimbulkan resiko yang lebih tinggi pada manusia. Fase 3 Infeksi pada dengan subtype baru, tetapi belum ada penularan antar manusia, atau penularan sangat terbatas. Fase 4 Klaster terbatas dengan penularan dari manusia ke manusia, tetapi penyebaran masih terlokalisasi, kemungkinan virus belum beradaptasi dengan baik pada manusia. Fase 5 Klaster yang lebih besar tetapi dengan penularan dari manusia ke manusia, masih terlokalisasi dan telah menjangkiti dua Negara atau lebih dalam satu wilayah WHO. Fase 6 Sama seperti fase 5, tetapi virus telah menjangkiti paling tidak satu Negara lain di wilayah WHO lainnya. Perode Tingkat pandemi influenza di sebagian besar Negara telah Pasca mengalami penurunan berdasarkan hasil surveilans yang Puncak adekuat. Kemungkinan Tingkat pandemi influenza di sebagian Negara berdasarkan Gelombang surveilans yang adekuat mengalami kenaikan lagi. Baru Fase 1

Periode Pasca Pandemi

Tingkat aktivitas influenza telah kembali seperti pada influenza musiman di sebagian besar Negara berdasarkan hasil surveilans yang adekuat.

3.

Cara Penularan. Flu baru H1N1 ( strain Mexico) yang berkembang saat ini adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtype H1N1 yang dapat menular dari manusia ke manusia. Ada tiga penularan yang dapat terjadi, yaitu penularan melalui kontak, droplet dan udara (airborne). a. Penularan melalui kontak. Terjadi bila ada kontak kulit yang sudah terkontaminasi dengan permukaan tubuh seperti mukosa mata atau hidung. Penularan melalui kontak juga dapat terjadi jika ada seseorang yang rentan dengan objek tercemar yang berada di lingkungan penderita flu. b. Penularan melalui percikan (droplet). Terjadi melalui kontak dengan cairan dari mata ( konjungtiva), membrane mukosa hidung atau mulut individu yang rentan oleh percikan partikel besar { > 5m (micron) } yang mengandung mikroorganisme. Berbicara, batuk, bersin dan tindakan seperti pengisapan lendir dan bronkoskopi dapat menyebarkan organisme. Biasanya droplet hanya tersebar melalui jarak yang pendek lewat udaratapi bias mengenai mata, mulut atau hidung orang yang tidak menggunakan pelindung, atau mengenai permukaan lingkungan sekitar. Droplet tidak melayang terus di udara. c. Penularan melalui udara (airborne). Terjadi melalui penyebaran partikel kecil ( 5 m ) ke udara, baik secara langsung atau melalui partikel debu yang mengandung mikroorganisme infeksius. Partikel ini dapat tersebar dengan cara batuk, bersin, berbicara dan tindakan seperti bronkoskopi atau pengisapan lendir. Partikel infeksius dapat menetap di udara selama beberapa jam dan dpat disebarkan secara luas dalam suatu ruangan atau dalam jarak yang lebih jauh. 4. Masa Inkubasi dan Gejala. a. Masa inkubasi untuk flu babi/swine flu, flu baru H1N1 (strain Mexico) adalah 1-7 hari dengan rata rata selama 2 hari. b. Gejala yang ditimbulkan mirip dengan Influenza Like Illness (ILI), yaitu terjadinya : 1) Demam > 38 C. 2) Batuk pilek. 3) Lesu dan letih. 4) Nyeri tenggorokan. 5) Sesak napas atau napas berat.

c.

6) Mungkin disertai mual,muntah dan diare. Influenza H5N1 ( Flu Burung ) : 1) Demam > 38 C. 2) Gejala pernafasan : a) Influenza like illness/ URTI ( Upper Respiration Tract Infection) . b) Batuk dan sesak napas. c) Cepat memberat dan progresif menjadi pneumonia. d) Acute Respiratory Distress Syndrome ( ARDS ). 3) Diare 4) Kadang kadang : konjungtivitis, enchepalitis, renal failure ( gagal ginjal ), hepatic impairment ( gangguan fungsi hati ), arthralgia. Perbedaan H1N1 dan H5N1 1) Influenza A Baru (H1N1) Flu Babi a) Manusia awalnya dapat infeksi dari babi yang sakit. b) Kontak secara langsung dengan babi atau lingkungan dimana terdapat babi yang terinfeksi ( tahap awal ). c) Saat ini telah terjadi penularan dari orang ke orang dan menjadi pandemic. 2) Influenza H5N1 Flu Burung a) Infeksi didapat dari feces dan sekret. b) Kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi/sakit/mati (kebanyakan pasien) c) Penularan dari unggas ke unggas dan manusia, penularan dari manusia ke manusia belum terbukti ada.

d.

5.

Angka Kesakitan dan Angka Kematian a. Kasus pertama Flu Babi: 18 April 2009 di Mexico Saat ini telah menyebar di 135 negara, dengan 94.512 kasus, fatal 0.4 %. Influenza H1N1 ( Flu Babi ) angka kesakitan tinggi, angka kematian rendah ( 0.4 %) b. Kasus pertama Flu Burung : 1) Hongkong 1997 : 18 kasus ( 6 fatal ) 2) Hongkong 2003 : 2 kasus ( 1 fatal ) 3) Vietnam Agustus 2004 : 3 Kasus ( 3 fatal ) 4) Thailand September 2004 : 5 Kasus ( 1 fatal ) 5) Kamboja Februari 2005 : 1 kasus ( 1 fatal ) Influenza H5N1 ( Flu Burung ) angka kesakitan rendah, angka kematian tinggi ( 60-80 %) c. Situasi saat ini. 1) Flu Babi ( H1N1). Meyebar di 135 negara, 94.512 kasus, 429 fatal ( 58 hari )

Mexico USA Indonesia

: 10.262 kasus, 119 fatal : 33.902 kasus, 170 fatal : 20 kasus positif. RSPI : 40 kasus suspek, 1 probable, 16 positif.

2) Flu Burung ( H5N1 ). Menyebar 15 negara, 433 kasus, 262 fatal. Dalam 4 tahun : Indonesia : 141 kasus,115 fatal. Vietnam : 111 kasus, 56 fatal. 6. Pencegahan. Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan masyarakat agar terhindar dari influenza baru H1N1 antara lain adalah : a. Tidak mengunjungi daerah yang telah terjangkit virus baru H1N1. b. Tidak mengunjungi daerah peternakan babi. c. Hindari sentuh mata, hidung atau mulut saat ada di daerah yang terjangkit virus baru H1N1. d. Selalu menjaga jarak bila bertemu dengan orang yang sedang menderita sakit menyerupai flu ( Influenza Like Illness ). Gunakan masker bila perlu. e. Biasakan cuci tangan setelah batuk atau bersin, pakailah sabun dan air mengalir atau gel yang mengandung alkohol minimal 60 % f. Tutup mulut dan hidung dengan tissue ketika batuk atau bersin dan setelah itu buang pada tempat tertutup/tempat sampah. g. Pakai masker bila badan terasa kurang sehat. h. Bila menderita demam disertai batuk, nyeri tenggorok atau masalah kesulitan bernapas segera dating ke fasilitas kesehatan. i. Sampaikan ke dokter bila ada riwayat kontak dengan orang sakit atau hewan peliharaan selama melakukan perjalanan di daerah infeksi. j. Tingkatkan kesehatan dan jaga kebersihan agar tidak mudah terserang penyakit. 7. Tindakan yang perlu dilakukan bila terjadi Pandemi. a. Individu sehat. 1) Jaga jarak. Tetaplah berjarak minimum 1 meter dari orang lain. Tidurlah di tempat tidur sendiri, jika tidak memungkinkan jauhi tidur berdekatan dengan orang lain sejauh 1 meter pada ruangan yang cukup udara. Gunakan masker untuk menghindari tertularnya virus ke diri kita. Hindari tempat-tempat umum dan kegiatan yang melibatkan orang banyak. Hindari pergi ke daerah yang terjadi wabah influenza. 2) Lakukan etika batuk dan bersin. Tutup mulut saat bersin/batuk dengan tissue/sapu tangan. Tissue harus langsung dibuang ke tempat

sampah. Jangan saling pinjam pakai sapu tangan Saputangan harus dicuci dengan sabun. 3) Jaga kebersihan. Cucilah tangan dengan sabun pembersih tangan sesering mungkin khususnya setelah bersin/batuk, sesudah dari toilet, sebelum menyiapkan makanan. Bersihkan seluruh peralatan yang ada dirumah terutama yang banyak disentuh/dipegang 2 hari sekali. Jangan meludah dan buang ingus/lendir secara sembarangan. 4) Jaga kesehatan. Makanlah makanan yang sehat dan bergizi, jika memungkinkan tambah dengan suplemen vitamin. Sebisa mungkin tetap berolah raga yang tidak memerlukan kontak dengan orang banyak, seperti senam, treadmill, bersepeda dan lain- lain. 5) Cari informasi. Ikuti informasi terkini ( berita resmi dari pemerintah) melalui berbagai macam media. b. Individu yang sakit / suspek flu. 1) Periksa segera. Periksakan diri segera ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat jika dirasa timbul gejala flu yang tidak biasa. Pemberian obat antiviral akan efektif bila diberikan dalam waktu 24-48 jam pertama setelah infeksi. Tetap di rumah. Berdiamlah di rumah selama 7 hari sampai dirasa sehat kembali, lebih baik jika mempunyai kamar pribadi. Hindari kontak dengan orang lain sebisa mungkin dan menjauh dari kantor atau sekolah selam sakit. Gunakan masker ketika berdekatan dengan orang lain. Istirahat. Beristirahat akan membuat nyaman dan tubuh akan menggunakan energinya untuk melawan infeksi. Banyak minum air. Banyaklah meminum air untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang karena demam. Jika air seni kita berwarna gelap, kita perlu meminum lebih banyak air. Pantau temperature tubuh dan catat pada pagi, siang dan sore serta malam. Jangan merokok, karena hal tersebut sangat mengiritasi saluran udara yang bias dirusak oleh virus. Cari pertolongan. Jika tinggal sendiri, seorang single parent, atau bertanggung jawab untuk merawat seseorang yang cacat atau lumpuh, sebaiknya menghubungi seseorang untuk meminta bantuan orang lain sampai merasa badan telah lebih baik.

2)

3) 4)

5) 6)

c.

Keluarga di rumah. 1) Laporan. Laporkan ke petugas kesehatan jika menemukan salah satu anggota keluarga mengalami gejala flu yang tidak biasa, khususnya bila yang bersangkutan memiliki riwayat kontak dengan penderita yang sudah terinfeksi sebelumnya. 2) Waspada. Hati hati dengan lendir/cairan hidung dan mulut jika ada anggota yang sakit seperti itu. 3) Ajari anak. Ajari anak anak pentingnya membersihkan tangan setelah batuk, bersin dan menyentuh bahan bahan kotor. Karena anak anak cenderung menyentuh muka, mata dan mulut dengan tangan kotor.

d.

Keluarga penderita di fasilitas kesehatan. 1) Patuhi peraturan. Ikuti aturan yang berlaku di fasilitas kesehatan. Dilarang mondar mandir di area fasilitas kesehatan. Dianjurkan untuk berada di ruang tunggu khusus, kecuali jika diperlukan oleh petugas kesehatan. 2) Periksakan diri. Periksakan diri jika muncul gejala sakit yang menyerupai influenza ( Influenza Like Illness ). 3) Gunakan masker. Keluarga penderita diharuskan mengenakan masker setiap saat, selama berada di areal fasilitas kesehatan tersebut. Buang masker bekas pakai dan sampah pada tempat yang telah disiapkan.

8.

Diagnosa : a. Kasus Suspek. Seseorang menderita demam > 38 C dengan satu atau lebih gejala infeksi pernapasan akut mulai dari yang ringan (ILI) s/d pneumonia ditambah salah satu dari keadaan dibawah ini : 1) Dalam 7 hari sebelum sakit, pernah kontak dengan kasus konfirmasi Flu H1N1 Baru. 2) Dalam 7 hari sebelum sakit pernah berkunjung atau melakukan perjalanan ke wilayah yang terdapat satu atau lebih kasus konfirmasi Flu H1N1 Baru yang dilaporkan oleh WHO. b. Kasus Probable. 1) Seseorang dengan kasus suspek disertai hasil laboratorium (+) Influenza A tetapi belum diketahui subtype dengan menggunakan reagen musiman.

2) Seseorang yang meninggal karena penyakit infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ) yang tidak diketahui penyebabnya berhubungan secara epidemiologi ( kontak dalam 7 hari sebelum onset) dengan kasus probale atau konfirmasi H1N1. c. Kasus Konfirm. Seseorang dengan kasus suspek sudah dikonfirmasi Flu H1N1 dengan pemeriksaan satu atau lebih test di bawah ini : 1) RT PCR ( Rapid Test Polyurease Chain Reaction ). 2) Kultur Virus. 3) Peningkatan 4X titer antibodi spesifik influenza H1N1 dengan tes netralisasi. Penatalaksanaan. a. Rawat di ruang isolasi. b. Strict Barrier Nursing. c. Obat pilihan anti viral : 1) Oseltamivir ( Tamiflu ) 2) Zanamivir ( Relensa ) d. Terapi simptomatik. e. Terapi suportif. f. Nutrisi optimal.

9.

Anti Virus : a. Segera diberikan setelah diagnosis Suspek,Probable dan Konfirm. Oseltamivir dosis terapi 2 x 75 mg ( 5 hari ), dosis propilaksis 1 x 75 mg ( 7 hari ). Dosis untuk anak diberikan berdasarkan berat badan ( 2 mg/KgBB/hari ). b. Masih sensitif untuk flu burung Indonesia dan dilaporkan sensitif untuk H1N1 (Baru). c. Stock file mencukupi ( 2.5 juta kapsul untuk 250.000 pasien di seluruh Indonesia ). 10. Penutup.

Flu Babi (swine flu) merupakan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza, penyakit ini jamak menyerang ternak babi, namun sekarang telah bermutasi sehingga muncul varian baru yang menyerang manusia dan dikenal dengan virus H1N1. Gejala utama flu babi mirip dengan gejala influenza pada umumnya seperti demam, batuk, pilek, letih dan sakit kepala. Beberapa pasien dapat mengalami mual, muntah dan diare.

Apakah aman makan daging babi? Tidak ada bukti flu babi menular lewat konsumsi daging binatang yang terjangkit. Namun daging itu harus dimasak matang, minimal pada suhu 70 C virus itu akan terbunuh. Bagaimana cara mencegah penularan flu babi? Cara paling ampuh untuk mencegah penularan virus flu babi pada prinsipnya sama dengan cara mencegah penularan virus influenza yang lain yaitu vaksinasi. Sayangnya vaksin untuk flu babi sampai saat ini belum ditemukan. Cara lain untuk mencegah penularan virus ini adalah dengan meminimalisasi kontak dengan virus seperti mencuci tangan sesering mungkin, jangan menyentuh wajah anda terutama hidung dan mulut serta menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang menderita. Pencegahan penularan juga bisa dilakukan oleh mereka yang telah infeksi dengan cara : menghindari keramaian dan selalu tinggal dirumah. Jangan bekerja dan bersekolah dahulu sampai keadaan membaik. Memakai masker, menghindari bersin, batuk dan berbicara terlalu dekat dengan orang lain. Pandemi influenza adalah permasalahan kesehatan masyarakat dan merupakan Public Health Emergency of International Concern (PJEIC). Oleh karena itu, penanggulangan pandemi influenza menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Tidak ada yang dapat mengetahui kapan dan di mana pandemi akan terjadi, tetapi kewaspadaan dan kesiapsiagaan mutlak dilakukan untuk meminimalisir resiko dan dampak yang dapat ditimbulkannya. Pesan pemerintah lakukan langkat TEPAT ( Tenang Pahami Tanggap ) dalam menghadapi pandemi influenza. Kebersamaanmenghadapi pandemi influenza akan mengoptimalkan pembatasan penyebarannya. Demikian tulisan ini disusun mudah mudahan bermanfaat bagi peningkatan derajat kesehatan prajurit dan keluarga, khususnya pencegahan dan penanggulangan pandemi influenza.

Anda mungkin juga menyukai