Case Paranokia
Case Paranokia
Identitas Pasien: Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Alamat Status Perkawinan Negeri asal Agama Suku I. ANAMNESIS Keluhan Utama : : Nn. S : 26 tahun : Perempuan : Pegawai swasta : Komplek perumahan Mutiara Putih , Tabing , Padang : Belum menikah : Padang : Islam : Minangkabau
Bengkak kemerahan, nyeri, dan bernanah pada jempol kaki kanan sejak 1 minggu yang lalu.
Bengkak kemerahan, nyeri, dan bernanah pada jempol kaki kanan sejak 1 minggu yang lalu.
Awalnya pasien memotong kuku, dan mencongkel-congkel pinggir-pinggir kuku terutama pada jempol kaki kanan karena terdapat banyak kotoran dipinggir kuku tersebut setelah itu kaki pasien terkena genangan air hujan. Setelah 3 hari kemudian
jempol kaki kanan merah, bengkak dan terasa mencongkel-congkelnya sampai keluar nanah.
Bengkak, nyeri dan bernanah hanya di jempol kaki sebelah kanan, di tempat lain tidak ada.
Pasien mencoba mengobati sendiri dengan membeli obat yaitu: inerson dipakai 1 kali sehari dan abotyl di pakai 1 kali sehari tetapi tidak ada perbaikan, bengkak masih menetap dan nyeri bertambah. Obat terakhir dipakai 1 hari sebelum ke rumah sakit.
Riwayat kontak dengan tanah atau berjalan tanpa menggunakan alas kaki tidak ada. Riwayat menggunakan sepatu sempit, dan kaki sering berkontak dengan air tidak ada.
Riwayat penyakit keluarga / Atopi: Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini sebelumnya.
II.
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis: Keadaan umum Kesadaran Status gizi : baik : komposmentis kooperatif : baik
Pemeriksaan thorak
Status Dermatologikus: Lokasi Distribusi Bentuk dan susunan Batas Ukuran Efloresensi : jempol kaki kanan : terlokalisir : tidak khas : tegas : lentikuler : onycodistrofi (-), warna kuku tidak berubah, jaringan sekitar kuku
Status venereologikus Kelainan selaput Kelainan kuku Kelainan Rambut Kelainan Kelenjar limfe
: tidak dilakukan pemeriksaan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
III.
IV.
RESUME Anamnesis Bengkak kemerahan, nyeri, dan bernanah pada jempol kaki kanan sejak 1 minggu yang lalu.
Awalnya pasien memotong kuku, dan mencongkel-congkel pinggir-pinggir kuku terutama pada jempol kaki kanan karena terdapat banyak kotoran dipinggir kuku tersebut setelah itu kaki pasien terkena genangan air hujan. Setelah 3 hari kemudian jempol kaki kanan merah, bengkak dan terasa nyeri jika dipegang dan bernanah.pasien mencongkel-congkelnya sampai keluar nanah.
Status Dermatologikus: Lokasi Distribusi Bentuk dan susunan Batas Ukuran Efloresensi : jempol kaki kanan : terlokalisir : tidak khas :tidak tegas :lentikuler :onycodistrofi (-), warna kuku tidak berubah, jaringan sekitar
V.
VI.
Diagnosis Banding
VII.
Penatalaksanaan UMUM: jangan mencongkel-congkel kuku kaki Menjaga kebersihan kaki, setelah berkontak dengan air kotor, dan tanah kaki segera dicuci KHUSUS:
Topikal : Kompres dengan Pemangas Kalikulus (PK) dengan pengenceran 1:10000 3xsehari selama 15 menit.
VIII.
Prognosis Quo ad sanam Quo ad vitam Quo ad kosmetikum Quo ad functionum :bonam :bonam :bonam :bonam
DISKUSI Berdasarkan anamnesis , pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis paranokia pada pasien ini. Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan bengkak kemerahan, nyeri, dan bernanah pada jari jempol kaki kanan sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien memotong kuku, dan mencongkel-congkel pinggir-pinggir kuku terutama pada jempol kaki kanan karena terdapat banyak kotoran dipinggir kuku tersebut dan kaki pasien terkena genangan air hujan. Setelah 3 hari kemudian jempol kaki kanan
congkelnya sampai keluar nanah. Bengkak, nyeri dan bernanah hanya di jempol kaki sebelah kanan, di tempat lain tidak ada. Pasien mencoba mengobati sendiri dengan membeli obat yaitu: inerson dipakai 1 kali sehari dan abotyl di pakai 1 kali sehari tetapi tidak ada perbaikan, bengkak masih menetap dan nyeri bertambah. Riwayat kontak dengan tanah atau berjalan tanpa menggunakan alas kaki tidak ada. Riwayat menggunakan sepatu sempit, sering berkontak dengan air tidak ada. Bengkak dan nyeri tidak ada hubungannya. Bengkak dan nyeri tidak berhubungan dengan cuaca dan makanan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan oedem eritem disekitar kuku, krusta coklat kehitaman, tidak ada perubahan warna pada kuku, onydistrofi tidak ada. Pada kasus ini pemeriksaan penunjang yang dianjurkan adalah kultur, tetapi belum dilakukan pada pasien ini. Pasien diterapin dengan terapi non medikamentosa dan medikamentosa. Terapi medikamentosa yaitu, menghindari mencongkel-congkel kuku kaki,menjaga kebersihan kaki. Terapi mendikamentosa yang diberikan terapi sistemik dan nonsistemik, terapi sistemik diberikan amoxicillin 3x500 mg sebagai antibiotic, dan asam mefenamat 3x 500mg. Terapi topical, kompres terebuka dengan PK pengenceran 1:10000 3x sehari selama 15 menit.