Anda di halaman 1dari 19

EMPIEMA

DEFINISI
Suatu infeksi pada ruang pleura yang berhubungan dengan pembentukan cairan yang kental dan purulen baik terlokalisasi atau bebas dalam ruang pleura yang disebabkan karena adanya dead space, media biakan pada cairan pleura dan inokulasi bakteri.

ETIOLOGI
Stafilokokus aureus merupakan bakteri penyebab empiema yang paling sering ditemukan dalam isolasi mikrobiologi, selebihnya adalah bakteri gram negatif.

Penyebab terjadinya empiema sendiri terbagi menjadi:


1. a. b. c. d. e. f. Infeksi yang berasal dari dalam paru : Pneumonia Abses paru Bronkiektasis TBC paru Aktinomikosis paru Fistel Bronko-Pleura

2. a. b. c. d. e.

Infeksi yang berasal dari luar paru : Trauma Thoraks Pembedahan thorak Torasentesi pada pleura Sufrenik abses Amoebic liver abses

KLASIFIKASI
Empiema dibagi menjadi 3 fase yaitu: 1. Fase eksudatif terjadi sebagai reaksi terhadap inflamasi atau infeksi, dan ini ditandai dengan efusi pleura eksudatif. 2. Fase fibrinopurulen ditandai khas dengan adanya nanah intrapleural dan deposisi fibrin pada permukaan pleura. Cairan akan lebih kental dan cenderung mengadakan lukolasi. Paru-paru menjadi terfixer. 3. Fase organisasi ditandai khas dengan perlekatan paru-paru dan terjadinya paru-paru reskriktif karena terbentuknya jaringan fibroblastik. Sequelae yang sering terjadi adalah fistula bronchopleural atau pleurocutancus.

PATOFISIOLOGI
Akibat invasi basil piogenik ke pleura akan mengakibatkan timbulnya radang akut yang diikuti pembentukan eksudat serous. Dengan banyaknya sel PMN yang mati akan meningkatkan kadar protein dimana mengakibatkan timbunan cairan kental dan keruh. Adanya endapan-endapan fibrin akan membentuk kantong-kantong yang melokalisasi nanah tersebut.

MANIFESTASI KLINIS
Empiema dibagi menjadi dua stadium yaitu : 1. Empiema Akut Terjadi sekunder akibat infeksi tempat lain, bukan primer dari pleura. Pada permulaan, gejalagejalanya mirip dengan pneumonia, yaitu panas tinggi dan nyeri pada dada pleuritik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya tanda-tanda cairan dalam rongga pleura. Bila stadium ini dibiarkan sampai beberapa minggu maka akan timbul toksemia, anemia, dan clubbing finger.

2. Empiema Kronis Batas yang tegas antara empiema akut dan kronis sukar ditentukan. Disebut kronis jika empiema berlangsung selama lebih dari tiga bulan. Penderita mengeluh badannya terasa lemas, kesehatan makin menurun, pucat, clubbing fingers, dada datar, dan adanya tandatanda cairan pleura. Bila terjadi fibrotoraks, trakea , dan jantung akan tertarik ke sisi yang sakit.

DIAGNOSTIK
1. Anamnesa Demam dan keluar keringat malam. Nyeri pleura. Dispnea. Anoreksia dan penurunan berat badan

2. Pemeriksaan Fisik Pada auskultasi dada ditemukan penurunan suara napas. Pada perkusi dada ditemukan suara flatness. Pada palpasi ditemukan penurunan fremitus. Sisi yang sakit lebih cembung, tertinggal pada pernapasan Mediastinum terdorong ke sisi yang sehat Pada empiema yang kronis hemitoraks yang sakit mungkin sudah mengecil karena terbentuknya schwarte.

3. Pemeriksaan penunjang Foto toraks Tes kultur dan kepekaan dari drainase hasil aspirasi dari pleura Computed tomography.

PENATALAKSANAAN
Tujuan utama Mengembalikan fungsi paru secepatnya Membersihkan rongga pleura dengan obatobatan Drainase cairan dan pengembangan paru

ANTIBIOTIK
Mengurangi progresiviti efusi parapneumonis dan empiema Pemilihan antibiotik berdasarkan pewarnaan Gram, biakan dan uji sensitiviti. Pemilihan awal didasarkan pada CAP dan HAP ( laktam, penisilin, sefalosporin, kabapenem). Jika dicurigai bakteri anaerob ditambah metronidazole atau clindamycin Lama pemberian antibiotik : 2-4 minggu

FIBRINOLITIK INTRAPLEURA Indikasi: pus yang kental dan atau empiema yang berkantong-kantong Kontraindikasi : fistula bronkopleura, gangguan koagulan Fibrinolitik intra pleura volume total 50-100ml Streptokinase 200.000 250.000 IU 1-2x/hari Urokinase 50.000 100.000 IU 1 x 1 hari WSD di klem 4 8 jam Diberikan 3 hari berturut-turut

TORAKOSKOPI
Tindakan untuk melisiskan danmengeluarkan pus sebanyak mungkin Dapat digunakan untuk mengidentifikasi tempat yang tepat pada saat dekortikasi

PEMBEDAHAN
Dekortikasi Membebaskan jeratan paru akibat fibrosis yang tebal Torakoplasti Penyempitan dinding dada dengan membuang iga dinding -> dada merapatke paru -> rongga akan hilang.

REHABILITASI PARU
Jangka pendek Fisioterapi pasca pemasangan WSD Fisioterapi pra dan pascabedah Jangka panjang Exercise training -> memperbaiki endurance,meningkatkan kekuatan otot-otot dan memperbaiki kualitas hidup.

Faktor Prognosis Buruk Pada Empiema


Didapatkan nanah di rongga pleura Pewarnaan Gram cairan pleura positif Kadar glukosa cairan pleura kurang dari 40mg/dL Biakan cairan pleura positif pH cairan pleura < 7,0 Kadar LDH cairan pleura > 3 kali nilai normal serum Cairan pleura terlokalisasi

Anda mungkin juga menyukai