LEMBARAN 1
Anak perempuan 1 tahun dibawa ibunya ke UGD dengan keluhan muntah-muntah dalam 8 jam terakhir dan menjadi lemah dalam 1 jam terakhir. Riwayat demam, menceret dan trauma sebelum sakit disangkal oleh ibu. Ayah anak sudah meninggal dan ibunya kawin lagi.
LEMBARAN 2
Primary survey Airway: bebas Breathing: vesicular, 20 kali/menit, tidak dijumpai retraksi Circulation: denyut nadi 120 x/menit, tekanan darah 120/57 mmHg, bibir dan mukosa mulut kering, mata cekung Disability: anak sadar Exposure: ekimosis warna kecoklatan 2x2 cm di sebelah kanan 38 .9 C pusar Adjunct primary survey: berat badan 10 kg, suhu rectal Secondary survey Kepala: bibir dan mukosa mulut kering, mata cekung Leher: dalam batas normal Dada: pernafasan 20 x/menit, vesicular, retraksi (-), frekuensi jantung: 120 x/menit, regular, tidak dijumpai desah
Abdomen anterior: dijumpai ekimosis warna kecoklatan 2x2 cm disebelah kanan pusar; sejumlah ekimosis warna kecoklatan 1x1 cm lainnya terlihat pada area abdomen kanan bawah. Ekimosis dengan warna sama 1x2 cm juga dijumpai disekitar kulit dekat prosesus vertebra L1. Peristaltik melemah dan epigastrik penuh. Ekstremitas: otot sedikit lemah, reflex/respon sakit normal X-ray foto polos abdomen: tidak dijumpai udara bebas pada cavum peritoneal
LEMBARAN 3
Pada anak dipasang NGT dan pada aspirasi tidak dijumpai adanya darah. Segera diberikan cairan NS 20cc/kg berat badan secara bolus intravena. Hasil pemeriksaan laboratorium: leukosit = 17.5, neutrofil = 57, batang = 22; BUN = 21, amylase = 208, SGOT = 513, SGPT = 933. elektrolit dan urinalisis normal. Dalam 6 jam berikutnya sakit pada abdomen semakin bertambah dan terpusat di kuadran kanan atas abdomen disertai adanya nyeri tekan. Dilakukan CT Scan menggunakan kontras (gastrografin) dengan kesimpulan: dijumpai hematoma dan perforasi duodenum. Pasien menjalanni laparotomi dan dilakukan perbaikan dari transeksi duodenum dengan end-to-end anastomosis. Pasca bedan dilakukan perawatan suportif dan pemberian antibiotika. Kondisi membaik dan anak dipulangkan setelah dirawat 5 hari. Dari anamnesis lanjutan, diperoleh pengakuan ayah tirinya bahwa 2 hari sebelum anak masuk rumah sakit dia memukul anak itu satu kali di daerah perut karena rewel dan terus-terusan menangis.
Patofisiologi Muntah
Penyebab Muntah
Stimulasi taktil (sentuh) di bagian belakang tenggorokan Peningkatan tekanan intrakranial Rotasi atau akselerasi kepala yang menimbulkan pusing bergoyang (dizzy) Nyeri hebat Bahan kimia Muntah psikis Infeksi Disfungsi Gastrointestinal, iritasi atau peregangan lambung dan duodenum Kelainan kongenital saluran pencernaan Tekanan intraperitoneal yang meningkat
2. 3. 4.
5.
6.
7.
Medications/ Toxic Substances Diagnosis: blood test, X-Ray, urinalysia, toxicology screen Motor abnormalities Diagnosis: manometric evaluation, barium enema
Primary Survey
Secondary Survey
After primary survey completed and patient is stable History (SAMPLE) Symptomps Allergies Medications Past illness Last Meal Events Physical examination (head to toe)
Secondary Survey
Abdomen physical exam : Echymosis, presence and quality of bowel sound, tenderness, rigidity. Diagnostic study for abdomen trauma : Aspartate/alanine aminotransferase, amylase, lipase, urynalisis, FAST, CT abdomen, DPL.
Child Abuse
DEFINISI
Anak perempuan atau laki-laki dibawah umur 18 tahun yang telah mengalami physical injury, neglect (penelantaran), emotional atau sexual abuse dimana orang yang bertanggung jawab atas anak tersebut yang menyebabkannya atau tidak dapat mencegah kejadian tersebut
MEKANISME TRAUMA
Diagnosis
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3.
Pemeriksaan fisik abdomen Inspeksi Auskultasi: bising usus melemah atau tidak ada Perkusi: terdapat nyeri ketuk, pekak hati menghilang Palpasi
Pemeriksaan fisik disekitar abdomen: Anal dan rektum Vagina Meatus uretra
Pemeriksaan penunjang
Usg Rontgen foto Pemeriksaan laboratorium DPL(Diagnostic Peritonial Lavage)
Derajat dehidrasi
Tanda klinis
hemodinamik jaringan Turgor kulit Urin Kesadaran Deifisit
ringan
takikardi Mukosa lidah kering < Pekat Normal 3-5%
sedang
takikardi Lidah lunak keriput << Pekat, jlh menurun Gelisah 6-8%
berat
Takikardi,sianosi s Mata cekung <<< Oliguria Koma 10%
Penggantian cairan
Tentukan derajat dehidrasi Hitung kekurangan cairan Bila dehidrasi ringan dan sedang lgsg ke rehidrasi tahap lambat Bila dehidrasi berat lgsg ke rehidrasi tahap cepat kemudian dilanjutkan ke rehidrasi tahap lambat
4% x BB = 4% x 10 kg = 0,4 L = 400 mL Infus tahap lambat: (50% x 400) + 40x8 = 520 mL untuk 8 jam pertama (50% x 400) + 40x16 = 840 mL untuk 16 jam berikutnya
PENATALAKSANAAN TRAUMA
Abdominal paracentesis: menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum, indikasi untuk laparotomi Pemasangan Nasogastric Tube: melihat cairan yang keluar dari lambung Indikasi Laparotomi: 1. Jika disertai syok yang tidak bisa dijelaskan 2. Abdomen tegang dan bising usus menghilang (tanda peritonitis) 3. Eviscerasi 4. Udara bebas intraperitoneal 5. Ruptur diafragma 6. DPL positif 7. Semua luka tusuk/tembak yang menembus peritoneal
Konseling
Meyakinkan keamanan dan kesejahteraan anak Mungkin anak perlu dipindahkan dari keluarga yang menyiksa untuk memastikan perlindungan. tetap tenang dan tidak terbawa emosi ketika anak mulai bertingkah hindari berteriak dan menjerit kepada anak jangan fokus terhadap tingkah laku negatif anak sepanjang waktu hindari hukuman fisik
Rencana terapi: 1. Prognosis secara keseluruhan agar orang tua memperoleh keterampilan mengasuh yang adekuat 2. Perkiraan apakah disfungsi orang tua hanya terbatas pada anak tersebut saja atau apakah melibatkan anak lain 3. Keinginan orang tua untuk berpartisipasi dalam rencana intervensi 4. Risiko anak untuk mengalami penganiayaan fisik dengan tetap berada dirumah
Kesimpulan
Anak perempuan 1 tahun, mengalami trauma abdomen akibat child abuse