Anda di halaman 1dari 24

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

A. Analisa Hasil Dari hasil kegiatan Januari - Desember 2011 di Puskesmas Salaman II, Berdasarkan SPM (Standart Pelayanan Minimal) ditemukan masalah sebagai berikut : Tabel 9. Tabel Masalah dan Skor Pencapaian No 1 2 3 4 5 Program Persentasi Cakupan pertolongan 94,55% persalinan oleh nakes Jumlah peserta aktif KB 76,20% Cakupan pelayanan prausila 22,23% dan usila Balita yang naik berat 79,88% badannya Cakupan ibu hamil yang 80,31% diberi 90 tablet Fe Rumah sehat 45,26% No 1 2 3 4 5 Besarnya masalah Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes Jumlah peserta aktif KB Cakupan pelayanan prausila dan usila Balita yang naik berat badannya Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe Rumah sehat Persentasi 0,45% 3,8% 47,77% 0,12% 9,69%

6 7 8 9 10 11

6 7 8 9 10 11

24,74%

Rumah yang mempunyai 31,41% SPAL Slide ACD 2,59% Slide PCD 84,02% Penemuan TB BTA(+) 58,62%

Rumah yang 33,59% mempunyai SPAL Slide ACD 2,41% Slide PCD 0,32% Penemuan TB BTA(+) 11,38%

12 13 14 15 16 17

Cakupan balita dgn 23,57% pneumoni yg ditemukan/ditangani (sesuai standar) Jumlah bumil TT1 33,91% Jumlah bumil TT2 Rumah tangga sehat Bayi dpt ASI eksklusif 47,39% 63,65% 13,81%

12 13 14 15 16 17

Cakupan balita dgn 76,43% pneumoni yg ditemukan/ditangani (sesuai standar) Jumlah bumil TT1 64,09% Jumlah bumil TT2 Rumah tangga sehat Bayi dpt ASI eksklusif 47,61% 1,35% 66,19%

Penyuluhan NAPZA dan 12,50% HIV/AIDS Deteksi kasus baru dan lama 8,17% p2tpm

Penyuluhan NAPZA 11,5% dan HIV/AIDS Deteksi kasus baru dan 9,83% lama p2tpm

18

Pelayanan gangguan jiwa di 0,46% sarkes umum B. Prioritas Masalah

18

Pelayanan gangguan 14,54% jiwa di sarkes umum

Dari permasalahan yang ada, ditentukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif dengan 4 kelompok kriteria : Kelompok kriteria A Kelompok kriteria B Kelompok kriteria C Kelompok kriteria D 1. Kriteria A Kelas K : besarnya masalah : kegawatan masalah : kemudahan dalam penanggulangan : PEARL

(Besarnya Masalah) = = = 1 + 3,3 log N 1 + 3,3 log 18 5,14 5 = 76.43 0.12_ = 15,26 = 15 kelas 5

Nilai besar Nilai kecil Kelas

Tabel 10. Besarnya Masalah No 0,12 14,12 (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X X X X X X X X X 14,13 28,13 (3) 28,14 42,14 (6) 42,1556,15 (8) 1 1 8 1 1 3 6 1 1 1 >56,16 (10) Nilai

11 12 13 14 15 16 17 18 X X X X X X

X X

10 10 8 1

10 1 1 3

2. Kriteria B

(Kegawatan Masalah)

Tingkat kegawatan dengan bobot 4 Sangat emergensi Emergensi Kurang emergensi Tidak emergensi : 4 : 3 : 2 : 1

Tingkat Urgensi dengan bobot 4 Sangat Mendesak Mendesak Kurang Mendesak Tidak Mendesak : 4 : 3 : 2 : 1

Tingkat Biaya yang dikeluarkan dengan bobot 4 Sangat Murah Murah Mahal Sangat mahal : 4 : 3 : 2 : 1

Tabel 11. Kegawatan Masalah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Masalah Emergency Urgency Cakupan pertolongan persalinan 3 3 oleh nakes Jumlah peserta aktif KB 2 2 Cakupan pelayanan prausila dan 2 usila Balita yang naik berat badannya 3 Cakupan ibu hamil yang diberi 90 2 tablet Fe Rumah sehat 2 Rumah yang mempunyai SPAL Slide ACD Slide PCD Penemuan TB BTA(+) Cakupan balita dgn pneumoni yg ditemukan/ditangani (sesuai standar) Jumlah bumil TT1 Jumlah bumil TT2 Rumah tangga sehat Bayi dpt ASI eksklusif Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS Deteksi kasus baru dan lama p2tpm Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 3. Kriteria C 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 4 Biaya Nilai 3 9 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 7 7 9 7 7 6 8 8 9 9 7 8 6 9 7 9 11

12 13 14 15 16 17 18

(Kemudahan Penanggulangan)

Dengan bobot 4 dimana Sangat mudah Mudah Sulit Sangat sulit : 4 : 3 : 2 : 1

Tabel 12. Kemudahan Penanggulangan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Masalah Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes Jumlah peserta aktif KB Cakupan pelayanan prausila dan usila Balita yang naik berat badannya Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe Rumah sehat Rumah yang mempunyai SPAL Slide ACD Slide PCD Penemuan TB BTA(+) Cakupan balita dgn pneumoni ditemukan/ditangani (sesuai standar) Jumlah bumil TT1 Jumlah bumil TT2 Rumah tangga sehat Bayi dpt ASI eksklusif Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS Deteksi kasus baru dan lama p2tpm Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum yg Kemudahan 2.5 2.5 2.25 2.625 2.75 2.25 1.875 1.75 1.625 1.25 1.75 3.25 3.25 2.375 2.375 2.875 1.625 1.75

4. Kriteria D (faktor PEARL) Penilaian PEARL meliputi propiety, economic, acceptability, resources, dan legality. Skor yang didapatkan : 1 : setuju 0 : tidak setuju

Tabel 13. Kriteria PEARL No. Masalah 1 Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes 2 3 4 5 Jumlah peserta aktif KB P 1 1 E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Hasil Kali 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

Cakupan pelayanan prausila dan usila 1 Balita yang naik berat badannya Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

6 7 8 9 10 11

Rumah sehat Rumah yang mempunyai SPAL Slide ACD Slide PCD Penemuan TB BTA(+) Cakupan balita dgn pneumoni yg ditemukan/ditangani (sesuai standar)

12 13 14 15 16 17 18

Jumlah bumil TT1 Jumlah bumil TT2 Rumah tangga sehat Bayi dpt ASI eksklusif Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS Deteksi kasus baru dan lama p2tpm Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

5. Penilaian Prioritas Masalah Dari kriteria-kriteria yang telah dilakukan diatas, ditentukan prioritas dengan menghitung Nilai Prioritas Dasar (NPD) : (A+B) x C NIlai Prioritas Total (NPT) : NPD x D : (A+B) x C x D Tabel 14. Penilaian Prioritas Masalah Masalah Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes Jumlah peserta aktif KB Cakupan pelayanan prausila dan usila Balita yang naik berat A+B 10 8 15 C 2.5 2.5 2.25 NPD 25 20 33.75 D 1 1 1 NPT Prioritas 25 20 33.75 5 11 3

badannya Cakupan ibu hamil yang

10

2.625

26.25

26.25

diberi 90 tablet Fe Rumah sehat Rumah SPAL Slide ACD Slide PCD Penemuan TB BTA(+) Cakupan balita dgn pneumoni yg yang mempunyai

8 10 12 9 9 10

2.75 2.25 1.875 1.75 1.625 1.25

22 22.5 22.5 15.75 14.62 12.5

1 1 1 1 1 1

22 22.5 22.5 15.75 14.62 12.5

10 8 9 14 15 16

ditemukan/ditangani 19

1.75

33.25

33.25

(sesuai standar) Jumlah bumil TT1 Jumlah bumil TT2 Rumah tangga sehat 17 16 7 3.25 3.25 2.375 55.25 52 16.62 0 0 1 0 0 16.62 17 18 12

Bayi dpt ASI eksklusif Penyuluhan HIV/AIDS Deteksi kasus baru dan lama p2tpm Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum NAPZA dan

19 8

2.375 2.875

45.12 23

1 1

45.12 23

2 7

10

1.625

16.25

16.25

13

14

1.75

24.5

24.5

Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif, dari 18 masalah di atas didapatkan urutan prioritas masalah : Tabel 15. Prioritas Masalah PRIORITAS MASALAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Bayi dpt ASI eksklusif Cakupan pelayanan prausila dan usila Cakupan balita dgn pneumoni yg dtemukan/ditangani (sesuai standar) Balita yang naik berat badannya Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS Rumah sehat Rumah yang mempunyai SPAL Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe Jumlah peserta aktif KB Rumah tangga sehat Deteksi kasus baru dan lama p2tpm Slide ACD Slide PCD Penemuan TB BTA(+) Jumlah bumil TT1 Jumlah bumil TT2

Setelah melakukan konfirmasi masalah dengan Kepala Puskesmas Salaman II, terpilih 2 masalah yang akan diangkat yaitu : cakupan penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS dan cakupan pelayanan pra usila dan usila.

C. Analisis Penyebab Masalah Berdasarkan 2 prioritas masalah yang telah ditetapkan dari Kepala Puskesmas Salaman II, kelompok kami ditugaskan unutuk menganalisis masalah mengenai cakupan pelayanan pra usila dan usila. Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh, digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, lingkungan, serta QA yang meliputisimpel problem dankompleks problem. Penyebab masalah dari manajemen dengan Pendekatan Sistem : 1. Input (Man, Money, Material, Methode, Machine) 2. Proses (P1,P2,P3) 3. Faktor lingkungan Lingkungan

Input

Proses

Output

Outcome

Impact

5M

P1 P2 P3

Complex Problem Simpel Problem

Gambar 2. Bagan analisa penyebab masalah berdasarkan pendekatan sistem dan mutu

D. Kemungkinan penyebab masalah Kemungkinan penyebab masalah kurangnya pencapaian cakupan

pelayanan kesehatan pra usila dan usila dianalisis dengan menggunakan pendekatan sistem. Untuk menganalisa penyebab masalah managemen secara menyeluruh, digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, output, outcome, dampak dan lingkungan. Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan sistem tersebut dapat ditelusuri ke belakang hal hal yang menyebabkan munculnya permasalahan. Dari tahap ini didapatkan asumsi penyebab masalah sebagai berikut. Tabel 16. Tabel kemungkinan penyebab masalah rendahnya cakupan pelayanan prausila dan usila yang ditangani Puskesmas Salaman II Komponen Lingkungan Kelemahan Belum ada kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan pelayanan kesehatan prausila-usila Input Man 1. Kurangnya jumlah petugas kesehatan untuk

pelayanan prausila-usila. 2. Belum diadakan pelatihan berjenjang untuk petugas kesehatan dan kader. Money 1. Kurangnya dana (dari BOK), tidak ada dana dari APBD Method 1. Pelayanan kesehatan prausila-usila di puskesmas, belum dibedakan antara pasien prausila-usila dengan pasien umum. Material Machine Proses P1 1. Alat cek laboratorium sederhana belum ada 1. Kurangnya jumlah posyandu prausila usila 1. Kurangnya inovasi program tentang kegiatan posyandu. Pelayanan kesehatan posyandu prausila usila hanya terbatas pada skrining penyakit degeneratif. P2 1. Koordinasi dan keterpaduan lintas sektor (antara

unsur pemerintah, swasta dan masyarakat) belum efektif khususnya dalam perencanaan program yang terkait penanganan prausila usila. 2. Belum adanya reward positif kepada kader. P3 1. Kurangnya pemantauan terhadap petugas kesehatan dalam mengadakan program posyandu prausila dan usila 2. Belum adanya standar penilaian kinerja,

dikarenakan SOP belum tersusun.

Mutu Pelayanan 1. Simple Problem Simple problem tidak dapat dilakukan karena belum ada SOP atau daftar tilik dalam memberikan pelayanan prausila dan usila.

2. Complex Problem Kuesioner ini kami ajukan kepada 32 orang pasien Puskesmas Salaman II yang datang untuk memeriksakan kesehatan nya. Berikut ini adalah kuesioner dari 17 dimensi mutu:

Tabel 17. Daftar pertanyaan dimensi mutu Uraian 1. Kompetensi teknis a. Apakah dokter turun langsung 29 3 90,6% Ya Tidak %

memeriksa pasien ? ( Y/T ) b. Apakah petugas / dokter melakukan pemeriksaan (anamnesa dan pemeriksaan fisik) dengan lengkap? (Y/T ) 2. Akses pelayanan a. Apakah lokasi puskesmas mudah 26 6 81,25%

dijangkau? ( Y/T ) b. Apakah biaya pelayanan puskesmas

31 30

1 2

96,8% 93,75%

terjangkau? ( Y/T ) 3. Efisiensi a. Apakah pelayanan yang dilakukan 27 5 84,3%

cepat? ( Y/T ) b. Apakah pasien harus melalui proses yang berbelit-belit untuk mendapatkan 27 5 84,3%

pelayanan? ( Y/T )

4. Efektivitas a. Apakah sarana yang tersedia sudah 24 8 75%

dimanfaatkan secara baik dan tepat? ( Y/T ) b. Apakah pasien mendapat obat sesuai dengan indikasi? ( Y/T ) 5. Hubungan interpersonal a. Apakah dokter dan petugas bersikap ramah terhadap pasien dan keluarga pasien ? (Y/T) b. Apakah petugas mendengarkan keluhan pasien dengan seksama? ( Y/T ) 29 3 90,6% 31 1 96,8% 28 4 87,5%

6. Kesinambungan a. Apakah petugas mengadakan penyuluhan rutin sesuai jadwal? ( Y/T ) b. Apakah petugas melukan kegiatan luar gedung secara rutin? ( Y/T ) 7. Keamanan 28 4 87,5% 27 5 84,3%

a. Apakah petugas cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan? ( Y/T ) b. Apakah sterilisasi alat dilakukan? ( Y/T ) 8. Kenyamanan a. Apakah ruang tunggu pasien bersih dan nyaman? ( Y/T ) b. Apakah toilet bersih? ( Y/T ) 28 27 4 5 87,5% 84,3% 22 20 10 12 68,75% 62,5%

9. Informasi a. Apakah ada petunjuk alur berobat di puskesmas? ( Y/T ) b. Apakah ada petunjuk ruang yang jelas? ( Y/T ) 10. Appropriateness a. Apakah pelayanan di puskesmas ini sudah sesuai standart operasional prosedur? (Y/T) b. Apakah pelayanan yang di tawarkan di puskesmas ini sesuai dengan yang anda keluhkan?(Y/T) 30 2 93,75% 31 1 96,8% 30 2 93,75%

11. Availability a. Apakah pelayanan yang di tawarkan di puskesmas ini selalu tersedia sesuai dengan yang anda keluhkan?(Y/T) b. Apakah petugas kesehatan selalu ada untuk melayani anda selama jam kerja? (Y/T) 12 Acceptability 29 3 90,6% 30 2 93,75%

a. Apakah pelayanan kesehatan di puskesmas ini dapat diterima baik oleh pasien? (Y/T) b. Apakah kunjungan pasien baru di puskesmas meningkat? (Y/T) 13. Timelines a. Apakah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas anda tidak perlu menunggu lama? (Y/T) b. Apakah puskesmas ini cepat dalam proses penanganan masalah kegawatan? (Y/T) 14. Affordability a. Apakah biaya pengobatan di puskesmas ini dapat dijangkau oleh semua pasien? (Y/T) b. Apakah biaya di puskesmas ini tidak memberatkan pasien? (Y/T) 15. Respect & caring a. Apakah petugas kesehatan selalu 31 1 96,8% 32 0 100% 32 0 100% 30 2 93,75% 28 4 87,5% 31 1 96,8% 32 0 100%

bersikap sopan pada pasien? (Y/T) b. Apakah petugas sudah melayani pasien dengan penuh perhatian? (Y/T) 16. Legitimacy a. Apakah sebelum mendapat pelayanan, anda selalu diberikan persetujuan

31

96,8%

tindakan oleh petugas puskesmas?(Y/T) b. Apakah kerahasiaan tentang data pasien tetap terjaga? (Y/T)

32

100%

32

100%

17. Acountability a. Apakah petugas melakukan penulisan rekam medis dengan lengkap? (Y/T) b. Apakah biaya yang dibayarkan sesuai dengan pelayanan yang diterima? (Y/T) 32 0 100%

Dari tabel diatas ditemukan beberapa masalah (Complex Problem) tentang mutu yang berhubungan dengan kepuasan responden. Masalah mutu yang timbul karena nilainya dibawah < 80%, yaitu : a. Efektifitas : 75% b. Keamanan : 68,75%

B. Konfirmasi Penyebab masalah Setelah dikonfirmasi dengan Kepala Puskesmas Salaman II, maka didapatkan penyebab masalah antara lain dijelaskan dalam diagram fish bone.

Diagram 1. Analisis penyebab masalah dengan Fish Bone

Money

Man

Lingkungan

Kurangnya alokasi dana untuk kegiatan pelayanan kesehatan prausila usila

Kurangnya jumlah petugas kesehatan untuk pelayanan kesehatan prausila usila

Belum ada kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan prausila usila

Pencapaian cakupan pelayanan prausila dan usila (31,62%) di Puskesmas Salaman II periode Jan-Des 2011

Kurangnya inovasi program tentang kegiatan posyandu prausila usila

Koordinasi dan keterpaduan lintaas sektor belum efektif

Kurangnya pemantauan terhadap petugas

Belum adanya SOP terhadap kegiatan pelayanan kesehatan prausila usila

P1

P2

P3

Tabel 20. Prioritas penyebab masalah dengan metode Paired Comparison No Penyebab Masalah 1 Belum ada kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan 2 Kurangnya jumlah petugas pelayanan prausila-usila 3 Belum diadakan pelatihan berjenjang 4 Kurangnya dana (dari BOK) 5 Di puskesmas, belum dibedakan antara pasien prausila-usila dengan pasien umum. 6 Alat cek laboratorium sederhana belum ada 7 Kurangnya jumlah posyandu prausila usila 8 Kurangnya inovasi program tentang kegiatan posyandu. 9 Koordinasi lintas sektor belum efektif khususnya 10 Belum adanya reward positif kepada kader. 11 Kurangnya pemantauan terhadap 12 2 11 12 1 9 9 12 9 8 8 8 8 11 8 9 7 7 12 5 7 8 9 6 6 12 3 6 7 8 9 10 11 12 0 4 4 4 8 9 4 4 12 8 4 3 3 7 8 9 3 3 12 4 2 4 2 2 2 8 9 2 2 12 6 1 2 1 3 1 4 4 5 1 6 1 7 1 8 8 9 9 10 1 11 1 12 12 Jml 7

petugas kesehatan 12 Belum adanya standar penilaian kinerja, 10

C. Tabel Pareto Tabel 21. Tabel Pareto NO Penyebab Masalah N N Komulatif 1 2 3 Kurangnya inovasi Belum ada SOP Koordinasi lintas sektor belum efektif 4 5 Kurangnya dana Belum ada kebijakan pemerintah yang mendukung 6 7 8 9 Kurang jumlah petugas Kurang jumlah posyandu Belum ada pelatihan Alat cek laboratorium belum ada 10 11 12 Kurangnya pemantauan Belum ada reward Di puskesmas belum membedakan pasien umum dan prausila-usila TOTAL D. Diagram Pareto 66 100% 2 1 0 65 66 66 3.03% 1.5% 0% 98.4% 100% 100% 6 5 4 3 51 56 60 63 9.01% 7.5% 6.06% 4.5% 77.2 84.8% 90.9% 95.4% 8 7 38 12.1% 45 10.6% 68.1% 57.5% 11 10 9 11 21 30 16.6% 15.1% 13.6% % % Komulatif 16.6% 31.8% 45.4%

32 28

96,4 % 89,2 %

100 %

100 %

24

78,5 %
20 16

64,2 %

46,4 %
12 8 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8

25 %

21,4 %

17,8 %

14,2 %

10,7 %

7,1 %

3,5 %

0%

Pengungkit Masalah

Dari hasil analisa Pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi penyebab masalah yang nilainya 80% saat ini dianggap mempunyai daya ungkit untuk memecahkan masalah. Penyebab masalah tersebut yaitu : 1. Kurangnya inovasi program tentang kegiatan posyandu. Pelayanan kesehatan posyandu prausila usila hanya terbatas pada skrining penyakit degeneratif. 2. Belum adanya standar penilaian kinerja, dikarenakan SOP belum tersusun 3. Koordinasi dan keterpaduan lintas sektor (antara unsur pemerintah, swasta dan masyarakat) belum efektif khususnya dalam perencanaan program yang terkait penanganan prausila usila. 4. Kurangnya dana (dari BOK), tidak ada dana dari APBD 5. Belum ada kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan pelayanan kesehatan prausila-usila 6. Kurangnya jumlah petugas kesehatan untuk pelayanan prausila-usila 7. Kurangnya jumlah posyandu prausila usila

E. Alternatif Pemecahan Masalah Dalam menentukan alternatif pemecahan masalah, dilakukan intervensi

terhadap penyebab utama masalah di atas yang mempunyai nilai kumulatif sebesar 80%.

Tabel 22. Alternatif pemecahan masalah Penyebab Masalah Kurangnya inovasi program tentang kegiatan posyandu Tujuan Meningkatkan pencapaian cakupan pelayanan prausila dan usila Meningkatkan pencapaian cakupan pelayanan prausila dan usila Meningkatkan pencapaian cakupan pelayanan prausila dan usila Meningkatkan pencapaian cakupan pelayanan prausila dan usila Meningkatkan pencapaian cakupan pelayanan prausila dan usila Meningkatkan pencapaian cakupan pelayanan Sasaran Alternatif Pemecahan Masalah Masyarakat Menambah inovasi prausila dan program pelayanan usila prausila-usila

Belum ada SOP

Masyarakat Membuat SOP prausila dan usila

Koordinasi lintas sektor belum efektif

Masyarakat Meningkatkan prausila dan kerjasama dengan usila sektor lain

Kurangnya dana

Masyarakat prausila dan usila

Mencari dana secara mandiri

Belum ada kebijakan pemerintah yang mendukung

Masyarakat Mengajukan proposal prausila dan kepada pemerintah usila agar pelayanan pra usila dan usila lebih diperhatikan Masyarakat Menambah prausila dan petugas usila jumlah

Kurang jumlah petugas

Kurang jumlah posyandu

prausila dan usila Meningkatkan Masyarakat Menambah pencapaian prausila dan posyandu cakupan usila usila pelayanan prausila dan usila

jumlah prausila-

F. Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, dilakukan melalui delapan langkah : 1. Menetapkan tujuan atau sasaran keputusan: a. Menambah inovasi program pelayanan prausila-usila b. Membuat SOP c. Meningkatkan kerjasama dengan sektor lain d. Mencari dana secara mandiri e. Mengajukan proposal kepada pemerintah agar pelayanan prausila dan usila lebih diperhatikan f. Menambah jumlah petugas g. Menambah jumlah posyandu prausila-usila 2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan bagi tercapainya tujuan a. Kriteria mutlak : 1) Tenaga terampil 2) Kebutuhan dana minimal 3) Waktu terkontrol 4) Tingkat keberhasilan tinggi b. Kriteria keinginan Proses : Mudah dilakukan, Efektif dan Efisien, Melibatkan Masyarakat, Berkesinambungan 3. Menetapkan bobot kriteria keinginan : Mudah dilakukan Efektif dan Efisien :4 :3

Melibatkan Masyarakat Berkesinambungan

:2 :1

4. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara mencapai tujuan. 5. Menguji alternatif-alternatif tersebut kedalam: a. Matriks kriteria mutlak : Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan. Sedangkan yang lulus dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan. b. Matriks kriteria keinginan : 1) Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan yang ada 2) Angka setiap nilai alternatif tidak melebihi bobot kriteria yang bersangkutan. 3) Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan

keputusan sementara. Tabel 23. Kriteria Mutlak Alternatif Tenaga Terampil Kebutuhan Waktu Dana Minimal Menambah inovasi 1 program pelayanan prausila-usila Membuat SOP Meningkatkan kerjasama sektor lain Mencari dana secara 1 mandiri Mengajukan 1 1 1 0 TL 1 1 0 TL dengan 1 1 1 0 1 0 1 1 L TL 1 1 Terkontrol Tingkat Keberhasilan Tinggi 1 L L/TL

proposal pemerintah pelayanan dan usila

kepada agar prausila lebih

diperhatikan Menambah petugas Menambah jumlah 1 posyandu prausilausila Keterangan : Untuk jawaban IYA diberi skor 1, jawaban TIDAK diberi skor 0 L : LULUS Tabel 23. Kriteria Keinginan Alternatif Mudah dilakukan Proses Efektif Melibatkan dan Efisien (4) Menambah inovasi program pelayanan prausilausila Membuat SOP 4 X 4 = 16 3X3 = 9 0X2=0 4X1=4 29 (3) (2) 2X2=4 (1) 3X1=3 35 Masyarakat Berkesinambungan Jumlah TL : tidak lulus 0 1 1 TL jumlah 1 0 1 1 TL

4 X 4 = 16 4X3 = 12

6. Keputusan sementara Dari keputusan sementara diambil 2 skor tertinggi, yaitu : a. Menambah inovasi program pelayanan prausila-usila b. Membuat SOP

7. Analisis inventarisasi konsekuensi Yaitu faktor-faktor penghambat dan pendorong keputusan sementara. a. Menambah inovasi program pelayanan prausila-usila a. Faktor penghambat : Tidak semua petugas mempunyai ide kreatif untuk membuat inovasi. b. Fakto pendorong : Program baru tentu memberi ketertarikan tersendiri. b. Membuat SOP 1) Faktor penghambat : Bergantung pada kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya. 2) Faktor pendorong : Harapan kinerja petugas semakin teratur.

8. Keputusan tetap Diputuskan untuk menggunakan alternatif pemecahan masalah, Membuat standar operating prosedur (SOP) dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan prausila dan usila.

Anda mungkin juga menyukai