Anda di halaman 1dari 3

USULAN PERENCANAAN JARINGAN NIRKABEL BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) TERESTRIAL untuk APLIKASI DISTANCE LEARNING pada rural-NGN

Dimas Widyasastrena, dimas232@students.itb.ac.id Yusep Rosmansyah, yusep@lss.ee.itb.ac.id Armein ZR Langi, langi@ieee.org Kelompok Keahlian Teknologi Informasi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Jl Ganesha 10 Bandung

ABSTRAK Salah satu aplikasi rural-NGN ini adalah distance learning yang memungkinkan para pelajar atau mahasiswa untuk mendapatkan pelajaran atau perkuliahan secara jarak jauh.Aplikasi ini sangat tergantung pada reliabilitas, manajemen QoS yang baik serta keberadaan yang tinggi. Teknologi saat ini yang digunakan untuk distance learning adalah VSAT (Very Small Aperture Terminal) yyang menggunakan satelit. Namun, teknologi tersebut cukup mahal biaya operasinya sehingga penggunaan teknologi ini memerlukan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, teknologi alternatif yang relatif murah dan terpercaya adalah Broadband Wireless Access (BWA) menggunakan 802.11b/g WiFi atau 802.16a/e WiMAX. Kata Kunci : Broadband Wireless Access, manajemen QoS, 802.11b/g WiFi, 802.16a/e WiMAX

1. PENDAHULUAN Agar peningkatan penetreasi pendidikan seiring dengan kemajuan TIK di Indonesia, aplikasi distance learning yang diusulkan adalah dengan menggunakan BWA. Sejauh ini, teknologi yang masih diandalkan adalah teknologi VSAT yang menggunakan satelit. Namun oleh karena teknologi ini masih mahal biaya operasinya maka alternatif teknologi yang digunakan adalah memakai BWA terestrial. Selain biaya operasional yang cukup murah, spesifikasi teknis yang diperlukan untuk distance learning juga sudah dipenuhi oleh BWA terestrial. Ada beberapa teknologi BWA terestrial yang saat ini sudah dikenal antara lain 802.11b/g WiFi dan 802.16a/e WiMAX. Kedua teknologi ini dapat memberikan jaminan transmisi data yang baik dengan data rate yang mencukupi untuk aplikasi distance learning yang sarat akan kebutuhan multimedia seperti video conference, voice over IP (VoIP), serta file transfer. Selain itu, agar penggunaan teknologi BWA terestrial ini efektif dan efisien perlu adanya studi kelayakan dan manajemen konten pada daerah rural tertentu

untuk mengetahui apakah kehadiran teknologi tersebut dapat memberikan dampak positif. 2. TEKNOLOGI BROADBAND ACCESS TERESTRIAL WIRELESS

2.1 802.11b/g WiFi Teknologi ini distandardisasi oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) dengan spesifikasi di bawah ini: -. Memiliki standarisasi 802.11a/b/g. -. Data rate yang dapat diberikan 5.5,11,22,54, 104 Mbps. -. Jangkauan LoS ~ 100 m (indoor) dan 32 km point-to-point (outdoor). -. Memiliki keamanan WEP/WPA. -. Dirancang untuk memenuhi kebutuhan LAN. -. Beroperasi pada 2.4GHz ISM unlicensed band. -. Menggunakan teknik OFDM (802.11a/g). 2.2 802.16a/e WiMAX Teknologi ini distandarisasi oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) dengan spesifikasi di bawah ini:

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

311

-. Dirancang untuk daerah cakupan MAN. -. Data rate yang dapat diberikan sampai 75 Mbps per sektor antena. -. Jangkauan LoS mencapai 50 km dan 8 km untuk kondisi NLoS. -. Mendukung aplikasi seperti VoIP, fax, internet, video. -. Dapat beroperasi pada unlicensed ISM band maupun licensed ISM band.

3.2 Faktor fisik jaringan Permasalahan yang timbul untuk perencanaan jaringan nirkabel ini adalah kapasitas data yang dapat diberikan. Faktor kapasitas data ini bergantung pada: -. Kondisi lingkungan jaringan Kondisi lingkungan ini menentukan karakter fisik dari link. Apabila kondisi lingkungan seperti tidak terpenuhinya kondisi LoS maka jaringan nirkabel akan memiliki kualitas yang buruk sehingga menurunkan kinerja keseluruhan jaringan. -. Kepadatan trafik data Semakin banyak data yang dikirimkan melalui air interface maka semakin turun pula kapasitas total jarigan terutama apabila tidak ada manajemen QoS yang baik. Dengan adanya manajemen QoS yang baik, efektif dan efisien maka secara keseluruhan jaringan akan memiliki daya guna yang baik. -. Banyaknya user yang online Banyaknya user yang online menentukan penggunaan jaringan, baik jaringan nirkabel maupun yang bukan. Semakin banyak user yang menggunakan jaringan semakin padat pula jaringan secara keseluruhan. 3.3 Manajemen konten layanan

3.

USULAN PERENCANAAN JARINGAN NIRKABEL

Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jaringan nirkabel untuk aplikasi yang memerlukan bandwidth data yang besar adalah bagaimana konfigurasi jaringan serta jaminan QoS apa yang dapat diberikan kepada jaringan keseluruhan. Layanan yang dapat diberikan oleh BWA secara garis besar adalah di bawah ini:

Gbr 1. Tipikal layanan NGN

3.1 Konfigurasi jaringan nirkabel Konfigurasi dari jaringan link yang dapat dibangun adalah seperti di bawah ini:

Dalam aplikasi distant learning, faktor konten layanan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Hal yang patut diperhatikan dalam manajemen konten layanan ini adalah prioritas dari layanan. Agar penggunaan jaringan nirkabel menjadi efektif dan efisien, maka skala prioritas ini ditentukan berdasarkan kebutuhannya akan bandwidth total jaringan.

4. KESIMPULAN Desain arsitektur untuk jaringan nirkabel BWA ini dirancang untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kinerja jaringan nirkabel yang digunakan untuk keperluan distance learning. Teknologi BWA terestrial ini cukup mendukung untuk aplikasi yang memerlukan bandwidth tinggi dan biaya operasional relatif murah dibandingkan dengan teknologi konvensional yang saat ini digunakan.

Gbr 2. Usulan konfigurasi jaringan nirkabel

Teknologi 802.16a WiMAX digunakan sebagai backhaul yang berarti mengumpulkan beberapa unit akses dan kemudian meneruskannya ke jaringan core network.

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

312

5. REFERENSI [1] Stallings, William. Data and Computer Communications, Prentice Hall, vol. 4, pp 202203. 1991. [2] Rappaport, Theodore. Wireless Communication: Principle and Practices. Prentice Hall, vol 2. 2001 [3] Fong, Bernard. On the Scalability of Fixed Broadband Wireless Access Network Deployement. IEEE Comm. Magazine, Vol. 42, pp 12 18, 2004.

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

313

Anda mungkin juga menyukai