Anda di halaman 1dari 5

Dalam sebuah perusahaan kontraktor dan jasa konstruksi, ada dua jenis kendala yang sering dihadapi yaitu

kendala intern dan kendala ekstern. Kendala Intern dalam perusahaan jasa konstruksi dan kontraktor berasal dari modal, peralatan, tenaga kerja, dan teknologi. Sedangkan kendala ekstern perusahaan kontraktor dan jasa konstruksi diakibatkan karena faktor faktor diluar perusahaan, yaitu seperti:

Sistem registrasi yang tidak merata Klasifikasi, kualifikasi, serta sistem pengadaan jasa konstruksi yang belum tertata Belum ada standar kontrak nasional Pengaturan segmen pemerintah belum mantap dan segmen swasta belum diatur Pola baku kerja sama antar perusahaan belum ada Pola penyelesaian perselisihan belum tertata Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K 3) konstruksi belum efektif Sistem pemantauan kinerja perusahaan belum efektif Standar mutu bangunan belum lengkap R&D (Research and Development) jasa konstruksi belum memperoleh perhatian, dan Belum ada sistem informasi tentang jasa konstruksi

Bersama surat ini kami ingin mengajukan penawaran harga alat-alat teknik sebagai berikut : 1. Chain block suang khe kw1 33 Rp. 825.000/pcs 2. Chain block suang khe kw1 35 Rp. 1.050.000/pcs 3. laver block suang khe kw1 Rp. 1.235.000/pcs 4. Chain block kw2 33 Rp. 480.000/pcs 5. Chain block kw2 35 Rp. 615.000/pcs 6. Sepatu safety kulit sintetis Rp. 75.000/pasang 7. Sepatu safety kulit asli Rp. 120.000/pasang 8. Sarung tangan kulit kovet Rp. 90.000/lusin 9. Helm proyek tali biasa Rp. 12.500/pcs 10. Helm proyek tali putar Rp. 16.000/pcs 11. Kabel las 50mm orange lincolyn Rp. 1.100.000/roll 12..Kabel las 50mm hitam lincolyn Rp. 1.000.000/roll

Memahami work breakdown structure (WBS) dan lingkup pekerjaan adalah langkah pertama dalam menyusun rencana proyek. Pembahasan yang akan saya lakukan dalam beberapa artikel secara bersambung, saya khususkan untuk proyek konstruksi, lebih khusus lagi proyek konstruksi mekanikal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini hanya karena pengalaman saya selama 10 tahun, hampir semuanya dalam proyek mechanical erection PLTU. Dalam pembangunan PLTU pemilik (owner) proyek, dengan didampingi konsultan, menyerahkan pekerjaan pembangunan kepada kontraktor EPC (engineering, procurement & construction). Kontraktor EPC ini melaksanakan seluruh pekerjaan design engineering, pengadaan (procurement) material dan alat-alat PLTU, dan pemasangannya hingga pembangkit bersangkutan siap beroperasi menghasilkan listrik.

Agar pembangkit mampu beroperasi sesuai kebutuhan pemilik proyek, maka kontraktor EPC harus membuat desain PLTU sesuai dengan parameter input dan parameter output yang telah ditentukan pemilik. Proyek pembangunan PLTU biasanya dibagi menjadi beberapa paket. Setiap paket diberikan kepada satu kontraktor EPC. Sebagai contoh, dalam proyek PLTU Banjarmasin (Asam Asam) unit-1 & 2 berkapasitas 265 MW terdapat 6 paket proyek, yaitu = - Paket 1A : Site Preparation - Paket 1B : Civil Works - Paket 2A : Steam Generators - Paket 2B : Coal & Ash Handling - Paket 3 : Turbine Generator & Balance of Plant - Paket 4 : Electrical & Control Semakin besar ukuran proyek, biasanya semakin banyak pembagian paketnya. Jumlah paket proyek kadangkala juga tergantung dari sumber pendanaan proyek. Sering sekali kontrak EPC diberikan kepada kontraktor asing, terutama untuk pekerjaan mekanikal, elektrikal dan kontrol. Kemudian kontraktor asing tersebut menggandeng perusahaan lokal sebagai sub kontraktor atau mitra joint operation, untuk menangani pekerjaan construction/installation. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam perencanaan proyek mechanical erection PLTU adalah = - Rencana organisasi - Rencana fasilitas proyek (temporary facilities) - Project schedule dan progress planing - Manpower loading - Equipment loading - Anggaran proyek (project budget) - Prosedur heavy-lifting - Quality Plan - Safety Plan Untuk dapat membuat rencana proyek dengan baik, mutlak diperlukan pemahaman terhadap lingkup pekerjaan (scope of work) yang ada di dalam kontrak. Oleh karena itu sebelum mulai membuat rencana kita harus mempelajari dokumen kontrak dengan seksama. Dalam manajemen proyek, kita mengenal istilah Work Breakdown Structure (WBS). WBS adalah diagram pohon yang dipakai sebagai alat bantu untuk memecah pekerjaan besar menjadi sub-sub pekerjaan yang lebih kecil. Dalam Work Breakdown Structure dikenal istilah WBS level 1, level 2, level 3, dst. Semakin dalam level WBS, semakin detail rincian pekerjaannya. WBS system diciptakan untuk mempermudah proses penyusunan rencana proyek. Setiap detail pekerjaan dibuatkan planingnya masing-masing, kemudian detail planing tersebut dikonsolidasi menjadi planing untuk keseluruhan proyek. Jadi penyusunan rencana proyek pada umumnya

dilakukan secara bottom up, dimulai dari yang detail (bottom) kemudian digabungkan menjadi overall project planing. Berikut adalah contoh Work Breakdown Structure untuk sebuah proyek pembangunan PLTU :

WBS sangat bermanfaat pada saat menyusun jadwal proyek, membuat progress planing, manpower planing dan equipment loading. Pembahasan lebih detail tentang hal ini akan saya lakukan dalaam artikel tentang cara membuat jadwal dan menghitung progres proyek.
Sebuah perusahaan Multi Nasional yang bergerak di bidang Generak Kontraktor yang memiliki sejarah sebagai berikut ; Harapan ribu nyawa orang dalam setiap perusahaan. Sebagai salah satu kontraktor terbesar di Indonesia yang umum dan struktur baja, Murinda telah terlibat dalam berbagai proyek, seperti hotel, apartemen, gedung kantor, rumah sakit dan pusat kesehatan, pusat perbelanjaan dan pusat perdagangan, perumahan, pabrik, fasilitas pendidikan, pabrik kimia, bangunan bandara, terminal dan hanggar, pembangkit

listrik, pabrik industri, jembatan, dan bangunan komersial lainnya. Kami berbagi teknologi inovatif, memberikan kesempatan kerja, dan memelihara beberapa standar industri yang tertinggi di bumi. PT Murinda Iron Steel merupakan pemimpin dalam konstruksi. Pelaksanaannya di kontraktor umum dan struktur baja yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam rangka memberikan kualitas dan nilai kepada pelanggan, itu adalah tradisi Murinda bertanggung jawab untuk mendekati mitra bisnis. Kami fokus pada operasi yang efisien dan inovasi, serta keterampilan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif melalui siklus bisnis. Sejak didirikan pada tanggal 28 Juni 1974, perusahaan telah berhasil meningkatkan kinerjanya. Dari proyek perumahan untuk gedung bertingkat dan mal seperti WTC Mangga Dua Trade Centre dengan 235.000 meter persegi, proyek-proyek besar seperti "Kantor, Pabrik, Gudang dan Eksternal Pekerjaan" Jakarta Greenfield untuk PT HM Sampoerna Tbk dengan total luas 570.000 meter persegi, dan Bergengsi Twin menara St Regis Apartment PT Duta Anggada Realty Tbk dengan 240.000 meter persegi, 47 cerita di Jakarta, serta proyek pabrik sekecil 40 ton baja untuk proyek pembangkit besar industri besar sebagai 10.000 ton atau lebih. Pada tahun 1997, meski krisis moneter berkepanjangan, Murinda meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 20.000 ton dan memperoleh pendapatan sebesar 900 miliar rupiah per tahun. Tidak hanya keberhasilan kami sebagai kontraktor tergantung pada keterampilan kita dan memberikan kualitas, tetapi juga pada komitmen kami bersama untuk mitra bisnis kami. Strategi kami adalah memfokuskan pada nilai pengiriman dengan biaya operasi yang kompetitif untuk mempertahankan posisi kami dalam kualitas proyek dan nilai ekonomi jangka panjang. Kami juga mencari peningkatan efisiensi. Selama lebih dari 37 tahun di bidang jasa konstruksi di Indonesia, Murinda telah bekerja dengan kontraktor asing, dan telah menerima banyak manajemen transfer. Seperti motto "... sebuah tradisi panjang konstruksi yang inovatif ...." Murinda selalu memotivasi para karyawan untuk menjadi inovatif dan terus menerus menyediakan pelanggan dengan pelayanan yang memuaskan sama.

Perencanaan Proyek
1. Pengembangan Strategi projek dan perencanaan nawal 2. Analisis kebutuhan (Requirement Analysis) 3. Pembuatan WBS (Work Breakdown Structure) 4. Pengenalan dan penjelasan kebutuhan yang diperlukan

5. Perkiraan biaya (cost estimation) 6. Pembuatan Jadwal (Scheduling) 7. Perhitungan total biaya (Total Cost Calculation) 8. Pembuatan rencana manajemen kualitas (Quality Management) 9. Pembuatan rencana manajemen resiko 10. Pembuatan rencana komunikasi (communication) 11. Pengorganisasi rencana projek secara menyeluruh dan penutupan fase perencanaan (Organizing & Planning)

Anda mungkin juga menyukai