Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 menyatakan bahwa Negara bertujuan mencerdaskan kehidupan Bangsa. Dalam upaya mewujudkan tujuan yang dimaksud, setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pengajaran (pasal 31 ayat 1 UUD 1945). Dan dalam pasal 1 no 20 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kebijakan-kebijakan tersebut menjadi dasar bagi lembaga pendidikan untuk menciptakan dan mengembangkan seluas-luasnya sebuah konsep pendidikan yang sesuai dengan kemajuan jaman agar dapat bersaing ditengah-tengah tantangan global. Pertumbuhan pusat sumber belajar merupakan suatu kemajuan bertahap dimulai dari perpustakaan yang hanya terdiri dari media cetak. Dalam melaksanakan kegiatannya perpustakaan menanggapi permintaan dan memberikan pelayanan kepada para konsumen yang bervariasi secara luas. Dengan semakin meluasnya kemajuan dalam bidang komunikasi dan teknologi, dinamika proses belajar dan sumber belajar yang bervariasi semakin diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dengan penekanan pada bahan pengajaran yang baru melalui produksi audiovisual digabung dengan perpustakaan yang melayani media cetak, maka timbul pusat multi media. Memenuhi tujuan itu maka Universitas yang merupakan sebuah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional secara berjenjang dan berkesinambungan yang didasari oleh pendalaman serta pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Sehubungan dengan itu untuk menghasilkan para lulusan yang unggul dan profesional, menghasilkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni, menghasilkan dan mengembangkan karya-karya inovatif dan produktif. Pengembangan Pusat Sumber Belajar dimaksudkan agar dapat memberikan kontribusi pemikiran akademik, sehingga program-program yang akan dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar dapat seirama dengan tujuan dan misi suatu universitas1

B. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa pengertian pusat sumber belajar. 2. Untuk mengetahui tujuan pusat sumber belajar di universitas. 3. Untuk mengetahui peranan dan fungsi serta kegiatan pusat sumber belajar di universitas 4. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan pusat sumber belajar di universitas.

C. Ruang Lingkup Pembahasan Tujuan makalah ini adalah untuk : 1. Pengertian pusat sumber belajar. 2. Tujuan pusat sumber belajar di universitas. 3. Peranan dan fungsi serta kegiatan pusat sumber belajar di universitas 4. Pengembangan pusat sumber belajar di universitas.

http//:teknologipendidikan.net

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pusat Sumber Belajar Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Degeng menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh sibelajar agar terjadi prilaku belajar. Beragamnya jenis sumber belajar, menuntut adanya pengelolaan dan pengorganisasian terhadap sumber belajar tersebut. Hal ini bertujuan agar sumber belajar mudah untuk diakses dan juga dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu dibentuklah Pusat Sumber Belajar. Timbulnya pusat sumber belajar dimungkinkan pula oleh pertumbuhan berikutnya yang berupa pengakuan akan semakin dibutuhkannya pelayanan dan kegiatan belajar non-tradisional yang membutuhkan ruangan belajar tertentu sesuai dengan kebutuhan, misalnya belajar mandiri dengan modul, simulasi dan permainan, dan sebagainya. Menurut Sukorini Pusat sumber belajar merupakan tempat di mana berbagai jenis sumber belajar dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

pembelajaran. Merril dan Drob berpendapat bahwa Pusat sumber belajar merupakan suatu aktivitas yang terorganisasi yang berhubungan dengan kurikulum dan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan (Warsito, 2008:215). Pusat Sumber Belajar adalah suatu unit dalam suatu lembaga (khususnya satuan pendidikan/universitas/perusahaan) yang berperan

mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui

penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan, konsultasi pembelajaran, dll), fungsi

pengadaan/pengembangan (produksi) media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. (Pustekkom, 2008) Pusat sumber belajar sering disebut juga sebagai media center, yang diartikan sebagai lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan berbagai media pembelajaran. Pusat sumber belajar dirancang untuk memberikan kemudahan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok atau guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Dengan demikian, kebutuhan akan sumber belajar dalam proses pembelajaran bisa terpenuhi dengan adanya pusat sumber belajar. Pembentukan Pusat sumber belajar juga didasari oleh pentingnya sebuah lingkungan dalam mendukung proses belajar siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor pendukung siswa dalam belajar adalah kondisi lingkungan yang nyaman. Dengan adanya Pusat sumber belajar, siswa bisa diorientasikan untuk melakukan proses belajar di tempat tersebut. Dengan demikian, pusat sumber belajar yang sudah disetting sedemikian rupa agar memberikan kenyamanan pada penggunanya, dapat membantu siswa dalam proses belajar. Pengembangan sistem pembelajaran menuntut peningkatan efektifitas kegiatan belajar mengajar dengan memberikan penekanan pada aktivitas siswa dimana kegiatan belajar di kelas dan pusat sumber belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terpadu.2

B. Tujuan Pusat Sumber Belajar di Universitas Pusat sumber belajar yang ada pada suatu universitas memiliki tujuantujuan yang berbeda. Namun secara umum mereka memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan proses belajar mengajar melalui pengembangan sistem pembelajaran. Hal ini
Mudhofir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Belajar, (Jakarta: Remaja Karya, 1990), h. 5.
2

dilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan cara-cara yang baru (non-tradisional), yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban-kewajiban institusional yang direncanakan lainnya. Pengembangan sistem pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus, yang akan membantu pengajaran dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan partisipasi aktif mahasiswa di dalam proses belajar-mengajar. Di sinilah letak hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan pengembangan sistem pembelajaran. Segala sumber dan bahan serta personil yang ada di dalam pusat sumber belajar dimaksudkan untuk membantu efektifitas dan efisiensi interaksi mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran. Selain itu, secara khusus pusat sumber belajar di universitas bertujuan untuk : Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran. Menghasilkan kajian tentang perkembangn media dan sumber belajar baik dalam bentuk penerbitan ilmiah, risalah dan buku-buku. Menyelengarakan pertemuan ilmiah secara pereodik guna mengkaji isuisu yang berkaitan dengan media dan sumber belajar. Menyelenggarakan pelatihan pembuatan media dan sumber belajar secara pereodik bagi dosen, mahasiswa calon guru, dan guru baik yang berbasis alam sekitar maupun yang berbasis teknologi mutakhir. Mengadakan ruang media dan sumber belajar yang berfungsi sebagai peragaan hasil pengembangan media dan sumber belajar. Menyelenggarakan kegiatan produksi media dan sumber belajar secara komersil bagi kebutuhan masyarakat sekitar. Dari uraian tujuan khusus di atas, jelaslah bahwa pusat sumber belajar universitas mempunyai peranan yang cukup menentukan di dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dengan demikian dari awal hendaklah selalu kita sadari bahwa pusat sumber belajar bukan

semata-mata suatu tempat ataupun gudang penyimpanan berbagai macam peralatan dan bahan pengajaran. Misi yang pertama dari pusat sumber belajar adalah pengembangan sistem pembelajaran terpadu yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar dan mengajar. Segala fungsi dan kegiatan yang dilaksanakan pusat sumber belajar, termasuk pengadaan, pelayanan perpustakaan bahan pengajaran, dimaksudkan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan misi tersebut.

C. Peranan dan Fungsi serta Kegiatan Pusat Sumber Belajar di Universitas Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus di atas, pusat sumber belajar universitas mempunyai peranan dan fungsi serta kegiatan sebagai berikut : a. Fungsi pengembangan sistem intruksional Fungsi ini menolong jurusan atau departemen dan staf tenaga pengajar (dosen) secara individual di dalam membuat rancangan (desain) dan pemilihan options (pilihan) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar. Dikarenakan tidak semua dosen yang mengajar dalam suatu universitas memiliki latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, disinilah pusat sumber belajar di universitas berperan, yaitu dengan mengadakan pelatihan bagaimana membuat silabus, bagaimana membuat yang perencaanaan kurikulum, bagaimana menyeleksi peralatan dan bahan pelajaran, bagaimana membuat prosedur evaluasi pembelajaran, dan lainlain yang berhubungan dengan pengembangan sistem instruksional b. Fungsi konsultasi Dalam fungsi ini, pusat sumber belajar membuka, memiliki, menyediakan akses-akses kepada para ahli di bidangnya masing-masing yang merupakan salah satu sumber belajar. Dengan begitu bagi para dosen atau mahasiswa yang ingin berkonsultasi secara langsung dapat menghubungi para ahli itu melalui pusat sumber belajar. Pusat sumber belajar dapat

memberikan alamat rumah, nomor telpon atau pusat sumber belajar sendiri yang akan menghubunginya. Peran pusat sumber belajar pada fungsi ini sangat penting, mengingat susahnya mendapatkan link-link kepada para ahli. c. Fungsi pelayanan media Fungsi ini berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar (dosen) dan pelajar (mahasiswa), yang meliputi : Sistem penggunaan media untuk kelompok besar Sistem pengunaan media untuk kelompok kecil Fasilitas dan program belajar sendiri (individual) Pelayanan perpustakaan media/bahan pengajaran Pelayanan pemeliharaan dan peminjaman/sirkulasi Pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan

Fungsi-fungsi pelayanan media diatas sebenarnya mendekati fungsi perpustakaan walaupun pusat sumber belajar tentunya lebih baik daripada perpustakaan. Kita tahu bahwa perpustakaan yang sekarang ini masih terbatas fungsinya walaupun tetap membantu para mahasiswa dalam mencari referensi. Perpustakaan masih terbatas kelengkapan bukunya, ketika tidak ada suatu buku yang di cari di perpustakaan, maka kita harus mencari di perpustakaan lain yang kita sendiri juga tidak tahu apakah buku yang kita cari ada di perpustakaan yang kita akian tuju. Adanya pusat sumber belajar membantu fungsi perpustakaan lebih optimal. Pusat sumber belajar memberikan kita informasi tentang keberadaan buku yang kita cari apabila buku yang kita cari tidak tersedia, atau memberikan softcopy buku tersebut dari sumber terpercaya. Kemudian ditambah dengan adanya e-librarian yang dapat memberikan kemudahan kepada para dosen dan mahasiswa dalam mengakses bukubuku, yang tentunya tidak memerlukan waktu dan tenaga yang banyak.

d. Fungsi produksi Fungsi ini berhubungan dengan penyediaan materi dan bahan pelajaran yang tidak dapat diperoleh melalui sumber komersial, yang meliputi : Penyimpanan karya seni asli (original atwork) untuk tujuan pembelajaran Produksi transparansi untuk OHP Produksi fotografi (slide, filmstrip, foto, dan lain-lain) untuk presentasi Pelayanan reproduksi fotografi Pemrograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman Pemrogaraman, pemeliharaan, dan pengembangan sistem radio dan televisi di kampus. Melihat fungsi-fungsi diatas dapat kita berikan satu contoh, misalnya dosen yang tidak menguasai teknologi pendidikan dapat tertolong dengan adanya fungsi produksi ini. Dosen dapat mendapatkan materi-materi pembelajaran seperti video pembelajaran, film, microfilm, kaset rekaman, sampai pembuatan slide powerpoint yang baik. Dengan begitu proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. e. Fungsi administratif Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan penyusunan dan pengkatalogian, penyimpanan dan pemeliharaan media Sumber belajar. Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan melibatkan semua staf dan pemakai dengan caracara yang sesuai. Hal ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut: Supervisi personalia untuk media. Pengembangan koleksi media untuk program pembelajaran Pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas baru Pengembagan sistem peminjaman/sirkulasi Pemeliharaan kelangsungan pelayanan produksi bahan pembelajaran

Penyediaan pelayanan untuk pemeliharaan bahan, peralatan, dan fasilitas. Kelima fungsi pusat sumber belajar dengan kegiatan-kegiatan di atas

merupakan fungsi dan kegiatan yang ideal. Seberapa jauh kegiatan yang ideal tersebut dapat dilaksanakan oleh pusat sumber belajar, akan sangat bergantung pada tujuan program pembelajaran, fasilitas, peralatan yang dimiliki, staf dan personalia yang ada dalam pusat sumber belajar yang ada dalam suatu universitas. Namun demikian dapatlah dipastikan bahwa kelima fungsi diatas akan selalu dijumpai dalam setiap pusat sumber belajar sebagai suatu lembaga yang berusaha untuk memajukan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Yang berbeda hanyalah kegiatan-kegiatan nyata yang berhubungan dengan keempat fungsi di atas, sesuai dengan adanya pembatasan-pembatasan yang terdapat pada masing-masing pusat sumber belajar.3 D. Pengembangan Pusat Sumber Belajar di Universitas I.K. Davis mengemukakan bahwa seorang dosen mempunyai 4 fungsi yang saling berhubungan, yaitu: 1. Merancang (planning): menetapkan tujuan instruksional. 2. Mengatur (organizing): menyediakan dan menghubungkan sumber belajar dengan tujuan instruksional agar dapat dicapai secara efektif, efisien dan ekonomis. 3. Membimbing (Leading): membangkitkan motivasi dan semangat pada mahasiswa agar mereka mau segera mewujudkan tujuan instruksional itu. 4. Mengawasi (Controling): menentukan apakah fungsi mengatur dan membimbingnya itu sudah berhasil mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Mulai dari fungsi pertama dosen sudah harus merancangkan sumber belajar yang akan menjadi komponen dalam sistem instruksionalnya atau sumber belajar apa yang dapat membentuk tercapainya tujuan. Dosen juga
3

Zaenuddin, Pusat Sumber Belajar, (Jakarta: P2LPTK, 1985), h. 12-15.

10

sudah merancangkan bagaimana menyediakan serta menghubungkan sumber belajar itu dengan tujuan sebagai fungsi dosen selanjutnya. Hal ini tercermin dalam penyusunan SAP (Satuan Acara Pengajaran) dengan adanya kolom untuk sumber belajar. Akhirnya, bagaimana indah dan nyaman pun Pusat Sumber Belajar itu, bagaimana mahal pun alat dan bahan yang terdapat di dalamnya, kalau tidak ada orang yang memakainya, maka semua itu hanya merupakan pemborosan dimanfaatkan? Banyak dosen, bila ditanya, akan menyatakan bahwa PSB itu bagus dan berguna, akan tetapi dari bibir sampai kepada tindakan, yaitu betul-betul menggunakannya, sering masih merupakan jalan yang jauh. Kita sudah biasa dengan cara belajar-belajar tradisional. Untuk memakai cara yang baru kita harus berubah. Dan berubah senantiasa menimbulkan ketegangan atau perasaan tidak enak (uncomfortable). Kita harus menyesuaikan diri dengan hal yang baru dan kita merasa terancam; kita merasa lebih aman dengan hal yang sudah biasa kita lakukan. Untuk memanfaatkan PSB, kita harus berubah, kita harus melepaskan kebiasaan lama dan menunjukkan perilaku baru. Untuk ini harus ada niat yang sungguh-sungguh. Dan untuk timbulnya niat itu perlu adanya sikap tertentu perilaku baru itu. Sikap dipengaruhi a.l. oleh pengetahuan tentang perilaku baru yang ingin ditunjukkan. Keadaan stimulasi mempengaruhi juga, seperti ciri-ciri sasaran, variasi perilaku, variasi keadaan, variasi dalam waktu, perbedaan individual dan ciri-ciri referent. Oleh karena itu, maka para administrator dan para calom pemakai PSB perlu diyakinkan tentang kegunaannya. Lebih baik bila dapat diperlihatkan angka-angka yang menggambarkan efektivitas dan efisiennya, karena angka-angka lebih berbicara, terutama bagi para administrator. Pikiran dan usul mereka ditangapi dan dijawab dengan penuh pengertian. belaka. Bagaimana agar supaya PSB itu betul-betul

11

Akan tetapi jangan mengira bahwa kalau mereka sudah tahu mereka sudah akan memakainya. Sikap mereka harus berubah juga agar niat itu timbul. Untuk ini mereka harus commited dengan mengundang mereka duduk dalam panitia pendirian PSB. Mereka harus dilibatkan sedini-dininya dalam proses pendirian. Pada semua Perguruan Tinggi, terlebih dahulu pada Perguruan Tinggi Negeri, terdapat keterbatasan flexibilitas anggaran, ketergantungan pada birokrasi bertingkat ganda dalam mengambil keputusan dan sumber dana yang tidak stabil. Hal-hal ini membuat perencanaan yang panjang sangat sulit, bahkan tidak mungkin. Bagaimana pun juga, kita dapat berusaha dan bila betul-betul ada niat yang sungguh-sungguh, kita akan dapat menghasilkan yang paling baik yang dapat dicapai dalam keadaan demikian. Di bawah ini diusulkan tahap-tahap dan langkah-langkah (secara garis besar) yang mungkin berguna dalam proses pendirian PSB sehingga akhirnya dapat dimanfaatkan secara optimal oleh semua pihak yang berkepentingan, yaitu mahasiswa dan dosen, dalam usaha meningkatkan kualitas dan kuantitas pengalaman belajar-mengajar. a. Tahap analisis kebutuhan Tahap ini merupakan tahap awal dalam proses pengembangan pusat sumber belajar. Pada tahap ini, dilakukan analisis mengenai adanya perbedaan antara keadaan yang diharapkan dengan keadaan yang terjadi. Hasil dari analisis ini adalah ditemukannya masalah, yang kemudian masalah tersebut akan dicari pemecahannya. Hasil ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata mengenai pengelolaan dan pemberdayaan sumber-sumber belajar yang telah ada terhadap pencapaian tujuan dan kompetensi pembelajaran. b. Tahap pengembangan sarana dan program Tahap pengembangan sarana pusat sumber belajar harus berorientasi pada lima fungsi dari pusat sumber belajar, sebagaimana yang telah dijelaskan di awal. Hal ini dilakukan agar pengembangan pusat sumber belajar tidak

12

keluar dari fungsi yang sebenarnya. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, terutama perkembangan teknologi informasi, maka pengembangan pusat sumber belajar juga harus berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi. Pengadaan sarana-sarana yang ada harus sudah menggunakan sistem jaringan yang terintegrasi dengan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Selain itu, pengadaan sarana pendukung yang ada dalam pusat sumber belajar merupakan hal yang tidak boleh dilupakan. Selain pengembangan sarana, juga dilakukan pengembangan program pusat sumber belajar yang tentu saja berorientasi pada tujuan pusat sumber belajar. Dalam pengembangan program, dibutuhkan adanya SDM yang berkualitas dan professional. Hal ini dimaksudkan agar

pengembangan program bisa memenuhi kebutuhan yang diharapkan. Sebagai contoh pengembangan program adalah penambahan sumber belajar, berupa media dan bahan ajar yang berbentuk cetak ataupun no cetak. Selain itu juga mengadakan pelatihan-pelatihan pengembangan media pembelajaran. c. Tahap implementasi Tahap implementasi pusat sumber belajar merupakan tahap aplikasi atau pendayagunaan pusat sumber belajar. Dalam pelaksanaannya, pusat sumber belajar yang akan digunakan hendaklah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan atau lembaga yang akan mengembangkannya. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan pusat sumber belajar tidak menjadi permasalahan bagi lembaga yang bersangkutan. Sebagai contoh, sebuah lembaga pendidikan yang memiliki tempat terbatas, maka dapat mendirikan dan mengembangkan pusat sumber belajar secara bertahap, sesuai dengan tempat yang tersedia. Untuk kemudian, setelah kemampuan lembaga tersebut bertambah, maka pengembangan pusat sumber belajar dapat terus dilakukan.

13

d. Tahap pengelolaan Pengelolaan pusat sumber belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, pengembangan/produksi, dan pemanfaatan sumber belajar serta upaya untuk terus memperbaiki dan meningkatkan sarana dan program-programnya. Hal ini tentu saja membutuhkan pengelola yang profesional dan berkualitas. Untuk memudahkan proses pengelolaan, maka perlu adanya suatu pengorganisasian tenaga kerja yang sudah memiliki sistem kerja masing-masing. Struktur organisasi pusat sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja yang ada.4

http//:fathal-bantani.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai