Anda di halaman 1dari 5

Eichmann Case

(Kasus Adolf Eichmann dalam Hukum Internasional)

Fakta Hukum

Adolf Eichmann adalah Petugas SS tingkat tinggi (SS-Obersturmbannfhrer , sebanding dengan Letnan Kolonel) yang berperan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan pembantaian orang Yahudi di Jerman, Polandia, Hungaria, dan beberapa negara lain sebelum dan selama terjadinya Perang Dunia II.

Di akhir perang, dia melarikan diri ke Argentina dimana dia hidup dan bekerja menggunakan identitas palsu sampai Mei 1960 saat agen agen Israel berhasil menculiknya.

Argentina kemudian mengadu kepada Dewan Keamanan atas pelecehan terhadap kedaulatan Argentina. Dewan Keamanan menyatakan, meski hal tersebut tidak mempengaruhi hukuman atas kejahatan Eichmann, tindakan seperti itu (menculik Eichmann) yang mempengaruhi kedaulatan Negara Anggota mengakibatkan konflik internasional, yang jika diulangi, dapat mempengaruhi perdamaian dan keamanan internasional.

Argentina tidak menuntut untuk dipulangkannya Eichmann dan di bulan Agustus 1960, Argentina dan Israel mencapai sebuah pernyataan bersama bahwa telah memutuskan menutup kasus yang diakibatkan tindakan yang diambil oleh penduduk Israel, yang telah mengingkari hak fundamental Negara Argentina.

Masalah hukum

Apakah Israel memiliki hak untuk menangkap Eichmann di Argentina tanpa memiliki perjanjian apapun dengan Argentina?

Penyelesaian

Tanggal 3 Agustus, setelah negosiasi yang lebih lanjut, Israel dan Argentina memutuskan mengakhiri konflik mereka melalui sebuah pernyataan bersama bahwa Pemerintah Israel dan Republik Argentina, sekaligus bermaksud memberi efek atas resolusi yang diberikanDewan Keamanan Tanggal 23 Juni 1960, yaitu untuk mengekspresikan bahwa persahabatan yang sebenarnya ada di antara kedua negara akan dapat lebih dieratkan, telah memutuskan untuk menutup kasus yang diakibatkan tindakan yang diambil oleh penduduk Israel, yang telah mengingkari hak fundamental Negara Argentina.

Sebagai Negara korban (the Victim State) pada masa Perang Dunia II, Israel membuat Undang-Undang yang mengatur mengenai kejahatan perang, kejahatan terhadap perdamaian dunia dan kejahatan terhadap kemanusiaan, terutama terhadap bangsa Yahudi.

Dengan menerapkan undang-undang ini, Pengadilan Israel berhasil membuktikan kesalahan Eichmann sehingga pengadilan menjatuhkan putusan hukuman mati atas diri Eichmann yang kemudian menimbulkan kecaman dari berbagai kalangan soal keabsahan tindakan pengadilan dari Negara Yahudi yang baru bereksistensi beberapa tahun usai Perang Dunia II.

Eichmann kemudian diadili di Israel di bawah Kumpulan Hukum Nazi Israel (disahkan setelah Israel menjadi sebuah negara pada tahun 1948). Dia dinyatakan bersalah dan dijatuhkan hukuman oleh Pengadilan Tinggi Israel.

Tanggal 31 Mei 1962, Eichmann digantung, satu-satunya orang yang secara resmi dieksekusi oleh Negara Israel yang tidak mengakui Hukuman Mati.Karena dilakukan tengah malam, beberapa mengatakan Eichmann digantung tanggal 1 Juni 1962, di penjara Ramla. Menurut laporan, kata-kata terakhirnya adalah, Long live Germany. Long live Austria. Long live Argentina. These are the countries with which I have been most closely associated and I shall not forget them. I had to obey therules of war and my flag. I am ready.

Sesaat setelah eksekusi, jenazah Eichmann dikremasi dan keesokan paginya dilarung di laut dekat Mediterania, di perairan internasional yang mengakibatkan tiadanya memorial dan tiadanya bangsa yang menjadi tuan rumah bagi makamnya.

Dalam peradilan-peradilan selanjutnya, pengadilan di Israel menghindari masalah mengenai keabsahan penangkapan Eichmann, bergantung pada keputusan hukum dalam keadaan yang sama bahwa proses penangkapannya tidak mempengaruhi proses peradilannya. Pengadilan Israel juga mempertimbangkannya atas alasan Argentina telah membebaskan kesalahan Israel atas kedaulatannya dan telah mencabut klaimnya, termasuk pengembalian Tersangka, segala pelanggaran hukum internasional yang mungkin telah terjadi dalam peristiwa ini telah dibersihkan.

Komentar

Analisis

Tersangka adalah penjahat keadilan yang menurut perspektif hukum bangsa-bangsa, bahwa kejahatan yang telah dilakukannya merupakan kejahatan internasional dan telah secara umum

dilarang oleh dunia yang berperikemanusiaan, maka sesuai prinsip yurisdiksi universal, maka setiap neraga berhak untuk mengadili Eichmann. Yurisdiksi ini telah secara otomatis berlaku kepada Negara Israel sejak pendiriannya tahun 1948 sebagai negara berdaulat. Lebih jauh lagi, dalam digiringnya tersangka ke dalam pengadilan, dianggap merupakan fungsi organ internasional dan bertindak agar tersangka diadili menurut hukum baginya. Sebagai akibatnya, dapat dipertanyakan terjadinya tindak kriminal saat bahkan negara Israel belumada dan terjadi di luar wilayahnya. Saat dinyatakan bahwa Negara Israel memiliki yurisdiksi kriminal sesuai hukum lokal dan sesuai hukum bangsa-bangsa, harus disimpulkan pula bahwa pengadilan tidak terikat untuk menginvestigasi tata cara dan legalitas hukuman.

Hukum internasional mengakui apa yang dinamakan yurisdiksi berdasarkan azas universal atau disingkat yurisdiksi universal (universal jurisdiction). Semua Negara tanpa terkecuali dapat mengklaim dan menyatakan yurisdiksinya berdasarkan azas universal. Terdapat tindak-tindak pidana tertentu yang karena sifat atau karakternya memungkinkan atau memperkenankan semua Negara tanpa terkecuali untuk mengklaim dan menyatakan kewenangannya atas suatu tindak pidana yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan tanpa menghiraukan siapa pelakunya (warganegaranya sendiri dan atau orang asing), siapa korbannya (warganegaranya sendiri dan atau orang asing), juga tanpa menghiraukan tempat terjadinya maupun waktu terjadinya. Tindak-tindak pidana yang dimaksudkan antara lain adalah kejahatan perang (war crimes), kejahatan terhadap perdamaian dunia (crimes against international peace), kejahatan kemanusiaan (crimes against humanity), perompakan laut (piracy), pembajakan udara (hijacking), kejahatan terorisme (terrorism) dan berbagai kejahatan kemanusiaan lainnya yang dinilai dapat membahayakan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Dalam hubungan ini sering tidak dapat dihindari adanya persaingan yurisdiksi di antara berbagai Negara yang mempunyai kepentingan, yaitu antara Negara tempat terjadinya suatu tindak pidana seperti itu dengan Negara korban, dengan Negara tempat pelakunya atau mereka yang

terlibat berada atau melarikan diri etc. Untuk dapat mengklaim dan menyatakan yurisdiksi terhadap tindak pidana seperti itu, maka Negara-negara yang merasa berkepentingan masing-masing seharusnya telah membuat peraturan-peraturan hukum nasional yang dapat digunakan untuk menangani tindak pidana seperti itu. Kasus Eichmann (Eichmann Case) dipandang sebagai tonggak awal lahirnya yurisdiksi universal. Mereka ini mengatakan tindakan atau putusan pengadilan itu bertentangan dengan azas legalitas atau azas nullum delictum sebagai azas hukum pidana yang bersifat universal.

Dari Eichmann Case nampak bahwa cara penangkapan seseorang tidak berpengaruh pada validitas dari pelaksanaan yurisdiksi oleh sebuah negara. Pengadilan Israel memutuskan bahwa penangkapan Eichmann oleh agen-agen Israel dari wilayah Argentina hanya melanggar kedaulatan Argentina, tetapi tidak menghapus hak yurisdiksi Israel.

Anda mungkin juga menyukai