Anda di halaman 1dari 9

Kuliah Aljabar Modern, oleh: Don Tasman

SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN


BILANGAN PRIMA Jika p bilangan bulat, p 0 dan p 1 hanya mempunyai pembagi 1 dan p, maka p disebut bilangan prima. Bilangan bulat selain bilangan prima disebut bilangan komposit. Contoh bilangan-bilangan prima: 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, . Contoh bilangan-bilangan komposit: 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 35, 36, Teorema: Jika p prima dan p (a.b), maka p a atau p b. PEMBAGI Bilangan bulat a adalah pembagi dari b (a 0), jika ada bilangan bulat c sedemikian sehingga b=a.c. Simbol: a b. Bilangan bulat b disebut kelipatan dari a dan bilangan a disebut faktor dari b. Contoh: 3 12, -3 6, a 0. KAWAN (ASSOCIATES) Dua bilangan bulat tak nol, a dan b adalah sekawan, jika a b dan b a. Contoh: bilangan bulat a dan a. FPB (Faktor Persekutuan terBesar) Jika a b dan a c, maka a disebut faktor persekutuan dari b dan c (a 0). Contoh: 2 8 dan 2 12, maka 2 adalah faktor persekutuan 8 dan 12. Bilangan bulat d (d 0) disebut FPB dari a dan b, jika memenuhi dua syarat: 1. d a dan d b. 2. setiap faktor persekutuan dari a dan b adalah pembagi dari bilangan bulat d. Contoh: Carilah FPB dari 595 dan 252. Kelipatan Persekutuan terKecil (KPK) Perhatikan kelipatan dari 12, yakni 12, 24, 36, 48, 60, 72, Pertemuan 3

Kuliah Aljabar Modern, oleh: Don Tasman 2 Perhatikan kelipatan dari 18, yakni 18, 36, 54, 72, 90, Perhatikan juga bahwa kelipatan persekutuan antara 12 dan 18 adalah 36, 72, ., dan bahwa kelipatan persekutuan yang terkecil adalah 36. Cobalah cari FPB dan KPK dari 12 dan 18 dengan cara faktorisasi prima. Juga FPB dan KPK dari 595 dan 252. ALGORITMA PEMBAGIAN Jika a sembarang bilangan bulat dan b 0, maka ada dua bilangan bulat q dan r, sedemikian sehingga a=b.q+r. Dalam hal ini a disebut yang dibagi, b disebut pembagi, q disebut hasil bagi, dan r > 0 disebut sisa pembagian. Contoh-contoh: 13 = 5*2 + 3. Bilangan 13 disebut yang dibagi, 5 adalah pembagi, 2 adalah hasil bagi, dan 3 adalah sisa pembagian. ALGORITMA EUCLID Algoritma Euclid digunakan untuk mencari FPB dua buah bilangan bulat (positif) a dan b. Prosesnya: a = b.q1 + r1 b = r1.q2 + r2 r1 = r2.q3 + r3 r2 = r3.q4 + r4 . . rk = rk+1.qk+2 + 0 Maka FPB = rk+1. Contoh: FPB dari 595 dan 252. 595 = 252.2 + 91 252 = 91.2 + 70 91 = 70.1 + 21 70 = 21.3 + 7 21 = 7.3 + 0 FPB = 7 Cobalah nyatakan 7 sebagai kombinasi linier dari 595 dan 252. Pertemuan 3

Kuliah Aljabar Modern, oleh: Don Tasman

FAKTORISASI UNIK Teorema: Setiap bilangan bulat n, yang lebih besar dari pada satu, dapat dituliskan secara unik sebagai hasil kali dari bilangan-bilangan prima, kecuali urutannya. KONGRUEN MODULO Dari contoh di atas, 13 dibagi 5 memberikan hasil bagi 2 dengan sisa pembagian 3. Dengan kata lain: 13 mod 5 = 3, atau 13 3 (mod 5); dibaca: 13 kongruen dengan 3 modulo 5. Contoh lain: 26 mod 5 = 1, atau 26 1 (mod 5); dibaca: 26 kongruen dengan 1 modulo 5. Buktikan relasi kongruen modulo adalah relasi ekuivalen. KELAS EKUIVALEN Misalkan A himpunan tak kosong, dan R relasi ekuivalen pada A. Misalkan aA. Elemen xA yang memenuhi xRa atau (x,a)R akan membentuk suatu subset Aa dari A yang disebut kelas ekuivalen. Notasi: Aa = [a] = {x / xA, (x,a)R}. Contoh: A = {segitiga pada suatu bidang rata} dan R adalah relasi ekuivalen x sama dan sebagun dengan y. Ambillah aA suatu segitiga. Kelas ekuivalen [a] adalah himpunan semua segitiga di A yang sama dan sebangun dengan segitiga a. Misalkan Z={bilangan bulat}, Z0 adalah himpunan bilanganbilangan bulat yang habis dibagi 5, Z1 adalah himpunan bilangan-bilangan bulat yang bila dibagi 5 bersisa 1, Z2 adalah bilangan-bilangan bulat yang bila dibagi 5 bersisa 2, Z3 adalah bilangan-bilangan bulat yang bila dibagi 5 bersisa 3, dan Z4 adalah bilangan-bilangan bulat yang bila dibagi 5 bersisa 4. Z0 = { , -10, -5, 0, 5, 10, } Z1 = { , -9, -4, 1, 6, 11, } Z2 = { , -8, -3, 2, 7, 12, } Pertemuan 3

Kuliah Aljabar Modern, oleh: Don Tasman 4 Z3 = { , -7, -2, 3, 8, 13, } Z4 = { , -6, -1, 4, 9, 14, } Sifat-sifat Kelas Ekuivalen 1. Gabungan seluruh kelas ekuivalen = A 2. Dua kelas ekuivalen adalah sama, atau saling lepas. 3. Relasi ekuivalen R membentuk partisi dari A; sebaliknya, partisi mendefinisikan relasi ekuivalen di A. Contoh: Perhatikan Z0, Z1, Z2, Z3, dan Z4 dari contoh di atas, bila digabungkan akan menjadi Z, yakni himpunan bilangan bulat. Z0, Z1, Z2, Z3, dan Z4 adalah saling lepas dan membentuk partisi pada himpunan bilangan bulat Z. HIMPUNAN KUOSIEN (QUOTIENT SET) Misalkan A himpunan tak kosong dan R relasi ekuivalen pada A. Notasi A/R = adalah himpunan kelas-kelas ekuivalen yang saling lepas. Contoh: Z = {bilangan bulat} dan R adalah relasi ekuivalen kongruen modulo 5. Z/R = {Z0, Z1, Z2, Z3, dan Z4} = {[0], [1], [2], [3], [4]}. OPERASI BINER Misalkan A himpunan tak kosong. Operasi biner pada himpunan A adalah pemetaan f: AxAA sebagai berikut a*b=c, cA, untuk sembarang a,bA. Operasi biner sering disebut komposisi biner. Dengan kata lain, produk (dinotasikan dengan *) dari dua buah elemen sembarang di A akan menghasilkan elemen di A lagi (tertutup terhadap operasi *). Contoh: Penjumlahan dua buah bilangan bulat sembarang akan menghasilkan bilangan bulat lagi, sehingga penjumlahan adalah operasi biner pada himpunan bilangan bulat. Perkalian dua buah bilangan riil sembarang akan menghasilkan bilangan riil lagi, sehingga perkalian adalah operasi biner pada himpunan bilangan riil. OPERASI KOMUTATIF Pertemuan 3

Kuliah Aljabar Modern, oleh: Don Tasman 5 Operasi * bersifat komutatif pada himpunan A, jika berlaku a*b = b*a, untuk setiap a,b A. OPERASI ASOSIATIF Operasi * bersifat asosiatif pada himpunan A, jika berlaku a*(b*c) = (a*b)*c, untuk setiap a,b,c A. OPERASI DISTRIBUTIF Operasi * bersifat distributif atas operasi pada himpunan A jika: a*(bc) = (a*b) (a*c), untuk setiap a,b,c A (distributif kiri) dan (a*b)c = (ac) * (bc), untuk setiap a,b,c A (distributif kanan) HIMPUNAN-HIMPUNAN ISOMORFIS Himpunan S dan T isomorfis, jika: 1. Ada korespondensi 1-1 antara S dan T 2. Setiap relasi (operasi) pada S dan T tetap terpelihara dalam korespondensi tersebut. Contoh: S = {0, 1, 2, 3} dengan operasi tambah modulo 4, dan T = {1, 2, 3, 4} dengan operasi kali modulo 5 adalah isomorfis. Korespondensi 1-1 nya adalah 01, 13, 24, 32. Perlihatkan dengan tabel. UNSUR KESATUAN KIRI ADITIF Elemen eA yang bersifat e + a = a untuk setiap aA, disebut unsur kesatuan kiri aditif. Contoh: bilangan 0 pada operasi tambah bilangan bulat, 0+a=a unsur air pada reaksi kimia, H2O + HCl tidak bereaksi, hanya mengencerkan HCl himpunan pada operasi gabung , yakni A = A UNSUR KESATUAN KANAN ADITIF Elemen eA yang bersifat a + e = a untuk setiap aA, disebut unsur kesatuan kanan aditif. Contoh: Pertemuan 3

Kuliah Aljabar Modern, oleh: Don Tasman 6 bilangan 0 pada operasi tambah bilangan bulat, a + 0 = a unsur air pada reaksi kimia, HCl + H2O tidak bereaksi, hanya mengencerkan HCl himpunan pada operasi gabung , yakni A = A UNSUR KESATUAN ADITIF Elemen eA yang bersifat a + e = e + a = a, untuk setiap aA, disebut unsur kesatuan aditif. Contoh: bilangan 0 pada operasi tambah bilangan bulat, 0+a=a+0=a unsur air pada reaksi kimia, H2O + HCl atau HCl + H2O tidak bereaksi, hanya mengencerkan HCl himpunan pada operasi gabung , yakni A = A =A UNSUR KESATUAN KIRI MULTIPLIKATIF Elemen eA yang bersifat e * a = a, untuk setiap a A, disebut unsur kesatuan kiri multiplikatif. Contoh: bilangan 1 pada operasi kali bilangan riil, yakni 1 * a = a himpunan semesta pada operasi irisan , yakni U A = A UNSUR KESATUAN KANAN MULTIPLIKATIF Elemen xA yang bersifat a * e = a, untuk setiap a A, disebut unsur kesatuan kanan multiplikatif. Contoh: bilangan 1 pada operasi kali bilangan riil, yakni a*1=a himpunan semesta pada operasi irisan , yakni A U = A UNSUR KESATUAN MULTIPLIKATIF Elemen eA yang bersifat a * e = e * a = a, untuk setiap a A, disebut unsur kesatuan multiplikatif. Contoh: bilangan 1 pada operasi kali bilangan riil, yakni 1*a = a*1 = a himpunan semesta pada operasi irisan , yakni U A = A U=A INVERS ADITIF KIRI Elemen xA yang bersifat x + a = 0, untuk setiap aA, disebut invers aditif kiri dari a. Contoh: Pertemuan 3

Kuliah Aljabar Modern, oleh: Don Tasman 7 bilangan bulat a adalah invers aditif kiri dari bilangan bulat a dengan operasi tambah, yakni a + a = 0. INVERS ADITIF KANAN Elemen xA yang bersifat a + x = 0, untuk setiap aA, disebut invers aditif kanan dari a. Contoh: bilangan bulat a adalah invers aditif kanan dari bilangan bulat a dengan operasi tambah, yakni a + (-a) = 0. INVERS ADITIF Elemen xA yang bersifat a + x = x + a = 0, untuk setiap aA, disebut invers aditif dari a. Contoh: bilangan bulat a adalah invers aditif dari bilangan bulat a dengan operasi tambah, yakni a + (-a) = (-a) + a = 0. INVERS MULTIPLIKATIF KIRI Elemen x yang bersifat x * a = 1, disebut invers multiplikatif kiri dari a. Contoh: Bilangan riil 1/a adalah invers multiplikatif kiri dari bilangan riil a 0, yakni 1/a * a = 1. INVERS MULTIPLIKATIF KANAN Elemen x yang bersifat a * x = 1, disebut invers multiplikatif kanan dari a. Contoh: Bilangan riil 1/a adalah invers multiplikatif kanan dari bilangan riil a 0, yakni a * 1/a = 1. INVERS MULTIPLIKATIF Elemen x yang bersifat x * a = a * x = 1, disebut invers multiplikatif. Contoh: Bilangan riil 1/a adalah invers multiplikatif dari bilangan riil a 0, yakni 1/a * a = a * 1/a = 1. Pertemuan 3

Kuliah Aljabar Modern, oleh: Don Tasman

ARITMETIKA MODULAR
Definisi: Bilangan bulat a ~ b, yakni a kongruen dengan b modulo m, jika m (a-b), atau dengan simbol: a b (mod m). Buktikan bahwa relasi kongruen modulo m adalah relasi ekuivalen.

Aplikasi Kongurensi
1. Bilangan acak semu (Pseudorandom Number) Formula: xn+1 = (a.xn + c) (mod m). Adapun a = pengganda (multiplier), c=pertambahan nilai (increment), dan x0 = seed. 2 a<m, 0 c<m, 0 x0<m. Contoh: Carilah bilangan-bilangan acak untuk m=9, a=7, c=4 dan x0=3. Perhatikan bilamana terjadi perulangan? Kebanyakan komputer menggunakan c=0 (pure 31 5 multiplicative generator), m = 2 -1 dan a = 7 = 16807. Akibatnya, 231-2 bilangan dihasilkan sebelum terjadi perulangan. 2. Kriptologi (cryptology) Cipher Julius Caesar: (p+3) mod 26. A B C D E F G H I 0 1 2 3 4 5 6 7 8

J 9

K L 10 11

M 12

N O P Q R S T U V W X Y Z 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Enkripsikan MEET YOU IN THE PARK, kemudian dekripsikan kembali. 3. Teorema Sisa Cina (Chinese Remainder TheoremI) Definisi: Pertemuan 3

Kuliah Aljabar Modern, oleh: Don Tasman 9 a.x b (mod m) disebut kongruensi linier. Variabel x akan dicari, sedangkan a dan b adalah bilangan-bilangan bulat. Jika ada bilangan bulat a sedemikian rupa sehingga a.a 1 (mod m), maka a disebut invers dari a. Teorema: Jika a dan m bilangan-bilangan bulat yang relatif prima, dan m>1, maka invers dari a (mod m) ada. Contoh: Carilah invers dari 3 (mod 7) Carilah solusi dari 3x 4 (mod 7) Bilangan-bilangan bulat positif m1, m2, m3, , mn adalah relatif prima sepasang-sepasang, artinya FPB (mi,mk) = 1, untuk sembarang i dan k, i k. Sistem Persamaan Modulo: x a1 (mod m1) x a2 (mod m2) x a3 (mod m3) .. x an (mod mn) Sistem persamaan tersebut mempunyai solusi unique modulo m=m1.m2.m3.mn. Ada solusi x dengan 0 x<m, dan semua solusi lain adalah kongruen modulo m dengan solusi ini. n x = a .M . y (mod m) Mk =(m/mk), yk = invers dari Mk, k =1 k k k Contoh: Sun-Tsu menyampaikan suatu problem: suatu bilangan, bila dibagi dengan 3, akan bersisa 2, dan bila dibagi dengan 5 akan bersisa 3 dan bila dibagi dengan 7 akan bersisa 2. Bilangan manakah itu?

Pertemuan 3

Anda mungkin juga menyukai