Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Ayam broiler (ayam pedaging) merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber
protein hewani untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Ayam broiler memiliki siklus produksi lebih singkat dibandingkan dengan unggas lain, karena mempunyai sifat genetik yang baik khususnya dalam sifat pertumbuhan. Keberhasilan peternakan ayam broiler dipengaruhi oleh mutu genetik, lingkungan, dan interaksi antara genetik dengan lingkungan. Ayam broiler dapat hidup dengan nyaman pada suhu lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya. Ayam broiler pada umur 1-2 minggu memerlukan suhu 32-35C, sedangkan umur 3-5 minggu ayam broiler akan tumbuh optimal pada suhu lingkungan 18-23C. Ayam broiler memiliki suhu tubuh yang tinggi yaitu 40,5-41,5C. Apabila suhu lingkungan meningkat, ayam broiler akan memperlambat proses metabolisme dan menurunkan konsumsi pakannya agar suhu tubuh ayam broiler kembali pada kisaran normal. Konsumsi pakan yang menurun akan berakibat tidak terpenuhinya asupan nutrien yang akan berdampak pada penurunan pertumbuhan. Pengaturan frekuensi dan waktu pemberian pakan merupakan upaya untuk menanggulangi kondisi tersebut.Frekuensi pemberian pakan pada pemeliharaan ayam broiler berumur satu hingga dua minggu umumnya sebanyak 5-8 kali sehari.Frekuensi pemberian paka semakin berkurang saat ayam broiler berumur di atas dua minggu, yaitu sebanyak 2-3 kali pemberian per hari. Pemberian dilakukan padapagi, siang dan sore hari. Suhu lingkungan pada pagi dan sore hari mendekati suhu optimal untuk pertumbuhan ayam sehingga pemberian pakan pada waktu tersebut diharapkan menghasilkan performa yang baik dan persentase karkas yang tinggi serta perkembangan organ dalam. Apabila hal tersebut terbukti akan berdampak pada pengunaan tenaga kerja sehingga bisa lebih efisien.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana asal-usul ayam pedaging (broiler)? 2. Bagaimana sistem memanajemen ayam pedaging (broiler)? 3. Bagaimana sistem produksi serta penanganan produksi ayam pedaging (broiler)?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui asal-usul ayam pedaging (broiler). 2. Mengetahui manajemen ayam pedaging (broiler). 3. Mengetahui produksi dan penanganan produksi ayam pedaging (broiler).

1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa FKH khususnya dapat mengetahui asal-usul ayam pedaging dan bagaimana sistem memanajemen serta penanganan produksi ayam pedaging tersebut supaya dapat dikelola dengan baik.

BAB II ASAL USUL Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya.Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen.Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

BAB III MANAGEMEN 3.1 Perkandangan Mencari lokasi yang tanahnya kering untuk menempatkan kandang dengan tujuan agar kandang tidak cepat rusak terutama kandang yang tiang-tiangnya terbuat dari bambu akan cepat rusak jika lokasi terletak pada tanah basah (karena kandang dari tiang bambu murah), namun jika tiang-tiang kandang terbuat dari kayu kelapa tidak masalah dibuat di atas tanah basah karena memakai penyangga beton (kandang bertiang kayu kelapa lebih mahal). Banyak bentuk dan konstruksi kandang yang bisa dibangun, tetapi semuanya harus didasarkan pada kegunaan dan rencana usaha yang akan dijalankan. Menurut Fadilah dkk (2007), semua bentuk kandang yang dibuat ditujukan untuk ayam bisa hidup dengan nyaman dan aman dari lingkungan, sehingga ayam dapat berproduksi dengan optimal. Konstruksi kandang meliputi, atap, dinding, lantai dan sistem ventilasi pada kandang. Persyaratan lokasi : 1. Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk. 2. Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran. 3. Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluankeperluan lain selain untuk usaha peternakan.

3.1.1 Kandang Panggung Atap Kandang Atap kandang adalah bagian dari bangunan kandang yang berfungsi untuk menaungi bagian dalam kandang dari panas matahari dan curah hujan. Bahan yang digunakan sebagai atap perlu dipilih dari jenis bahan yang ringan, tahan panas, tidak menyerap atau menghantar panas, tidak mudah bocor dan tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Atap kandang yang digunakan perusahaan adalah atap monitor berbahan seng. Menurut pendapat Rasyaf (2003), atap sistem monitor dapat meningkatkan fungsi ventilasi. Di bawah atap kandang terdapat langit-langit kandang yang terbuat dari terpal. Tinggi langit-langit kandang dari lantai yaitu 2,1 m.

Dinding Kandang Dinding kandang berfungsi sebagai pelindung keberadaan ayam dari gangguan luar dan penghalang ayam agar tetap berada dalam kandang. Dinding kandang terdiri atas kawat monitor dan beton yang dilapisi dengan tirai yang terbuat dari terpal. Tinggi dinding kandang yang terbuat dari beton sampai ke kawat monitor yaitu 50 cm, sedangkan tinggi kawat monitor sampai atap terendah yaitu 1,6 m.

Lantai Kandang Lantai kandang menggunakan sistem litter berbahan sekam padi. Litter adalah hamparan alas kandang yang berguna sebagai alas tidur, penghangat bagi ayam dan mengurangi kelembaban lantai kandang. Ketebalan sekam padi sekitar 15-20 cm. Menurut Rasyaf (2003), keuntungan sistem litter adalah menurunkan peluang ayam lepuh dada, sedangkan kerugiannya yaitu alas kandang mudah dan cepat basah dan menimbulkan bau tidak sedap yang dapat menyuburkan bibit penyakit terutama CRD (Chronic Respiratory Disease).

Sistem Ventilasi Menurut Priyatno (2002), ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara sehingga udara segar dari luar dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor dari dalam kandang. Sistem ventilasi yang digunakan perusahaan menggunakan cooling pad dan exhaust fan. Cooling pad mengalirkan udara segar yang dibutuhkan ke dalam kandang dan exhaust fan mengeluarkan udara kotor ke luar kandang. Jumlah fan yang dipasang disesuaikan dengan volume ruangan kandang, populasi ayam jantan dan betina serta rataan bobot badan jantan dan betina.

Fungsi kandang yaitu : a. Untuk tempat berteduh dari panas dan hujan. b. Sebagai tempat bermalam. c. Untuk memudahkan tata laksana.

Syarat kandang yang baik, yaitu : a. Cukup mendapat sinar matahari. b. Cukup mendapat angin atau udara segar. c. Jauh dari kediaman rumah sendiri.

d. Bersih. e. Sesuai kebutuhan (umur dan keadannya). f. Kepadatan yang sesuai. g. Kandang dibuat dari bahan yang murah, mudah didapat dan tahan lama.

Kepadatan kandang : a. Anak ayam beserta induk : 1 - 2 m2 untuk 20 - 25 ekor anak ayam dan 1 - 2 induk. b. Ayam dara 1 m2 untuk 14 - 16 ekor. c. Ayam masa bertelur, 1 - 2 m2 untuk 6 ekor dan pejantan 1 ekor.

3.1.2 Kandang bertingkat Kandang ayam broiler dengan sistem bertingkat, perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini agar produktivitasnya tetap optimal dan terhindar dari stres :

Ketinggian kandang bertingkat Ketinggian tiap-tiap kandang minimal 2 meter agar sirkulasi udara tetap optimal dan mempermudah pelaksanaan aktivitas kandang, seperti pemberian ransum, air minum dan membersihkan kandang.

Lebar kandang Lebar kandang tidak lebih dari 7 meter untuk mengoptimalkan sistem siskulasi udara.Kandang dengan lebar lebih dari 7 meter menyebabkan sirkulasi udara di bagian tengah kandang tidak optimal.Hal ini menyebabkan ammonia, debu dan gas beracun lainnya tidak bisa dikeluarkan dengan baik.

Lantai kandang Berbeda dengan kandang panggung dimana lantai sebaiknya diberi celah sedikit agar kotoran bisa jatuh ke bawah.Pada kandang bertingkat, lantai kedua justru harus tertutup sempurna dan kokoh.Tujuannya agar feses atau kotoran ayam dari kandang di atas (lantai dua) tidak jatuh ke bawah.Lantai yang kokoh juga meminimalkan suara dari bagian atas kandang.

Tambahkan blower atau kipas angin Adanya blowerakan membantu sirkulasi udara, terutama pada kandang bagian bawah yang seringkali mengalami gangguan sirkulasi udara. Dalam pemasangannya blower harus memperhatikan arah aliran angin (arah angin jangan bolak-balik / tidak teratur), populasi ayam, kecepatan angin dan volume ruangan kandang. Dengan kontruksi kandang yang baik, seperti yang disebutkan maka aktivitas personal di kandang lantai bawah tidak akan mempengaruhi ayam di lantai 2 ataupun sebaliknya. 3.2 Pemilihan bibit Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari: 1. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat. 2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya . 3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya. 4. Anak ayam mempunyai nafsu makan yang baik. 5. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram. 6. Tidak ada letakan tinja diduburnya. 3.3 Pemeliharaan Sehari sebelum bibit ayam didatangkan kandang harus dipersiapkan, letakkan terpal pada seluruh lantai kemudian sebarkan gabah padi di atasnya dan siapkan pula terpal atau sambungan karung-karung untuk menutup rapat dinding kandang.Ini bertujuan agar kandang tetap hangat.Siapkan pakan sesuai dengan kebutuhan. Pada hari bibit ayam didatangkan siapkan triplek sebagai sekat yang dibuat melingkar dengan ketinggian 60cm berdiameter 4 meter, sekat dengan diameter tersebut untuk menampung sekitar 600 ekor bibit ayam. Jadi untuk 3700 ekor ayam diperlukan enam lingkaran skat. Letakkan sebuah kompor penghangat (kompor khusus untuk penghangat ayam) di tengah-tengah setiap lingkaran skat, kemudian letakkan tempat pakan (talam berdimeter 50cm) dan tempat air minum di setiap skat. Beri pakan dan air minum setiap pagi dan sore, setiap sore air dicampur dengan obat anti stress. Setelah 4 atau 5 hari ternak diberi vaksin Ende dengan cara diteteskan pada mata ternak. Kemudian tempat pakan (talam) diganti dengan tempat pakan khusus ayam yang

ditaruh dengan menggantungkannya setinggi 2cm dari lantai kandang dan terpal penutup dinding dibuka bagian atasnya.Sekat diperbesar sesuai dengan kepadatan ternak yang semakin besar. Pada hari ke12 diberikan vaksin Rumboru yang dicampurkan pada susu skin (susu untuk pertumbuhan bulu ayam), kemudian alas kandang (terpal dan gabah) dibongkar dan alat penghangat berhenti dipakai, kemudian lingkaran skat dan terpal penutup dinding dibuka. Kandang dibersihkan jika musim panas cukup sekali saja dibersihkan, namun jika musim hujan maka kandang harus dibersihkan setiap seminggu setelah hari ke12. Skat diganti dengan skat ruang kandang dengan bambu yang di buat di setiap jarak 10 meter diberi jarak 2 cm antara bambu-bambu skat, setiap sekat tetap berisi 600 ekor ayam, kemudian tempat pakan ditambah dan digantungkan lebih tinggi dari permukaan lantai kandang menjadi 6 cm. Pada hari ke18 ternak diberikan vaksin Ende yang dicampurkan pada susu skin, setiap pemberian vaksin dilakukan pada waktu sore. Kemudian seminggu sebelum panen yakni di hari ke 28, obat anti stress berhenti diberikan. Panen biasanya dilakukan 6 kali selama satu tahun. Setelah panen kandang dibiarkan selama tiga hari menunggu sampai kotoran ternak kering baru setelah itu dibersihkan dan kotoran dikumpulkan dalam karung-karung bekas pakan dapat dijual kepada petani untuk dijadikan pupuk.

BAB IV PRODUKSI

Hasil Utama Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam.

Hasil Tambahan Selain menghasilkan daging, tinja atau kotoran kandang ayam broiler (pedaging) juga dapat dijadikan hasil produksi yaitu sebagai pupuk bagu petani.Bulu ayam juga dapat dimanfaatkan sebagai hasil tambahan.

BAB V PENANGANAN PRODUKSI

Stovin Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)

Pemotongan Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit.Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.

Pengulitan atau Pencabutan Bulu Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang

halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.

Pengeluaran Jeroan Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan.Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap

dimasak dalam kemasan terpisah.

Pemotongan Karkas Kaki dan leher ayam dipotong.Tunggir juga dipotong bila tidak disukai.Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur.Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1

Kesimpulan

6.2

Saran Dari paper yang telah kami buat, diharapkan supaya mahasiswa FKH dapat mengerti

dan memahami mengenai pemeliharaan ayam pedaging dengan tipe kandang bertingkat maupun tipe kandang panggung supaya pemeliharaan serta produksi ayam dapat dikembangkan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Wordpress. 2008. Perkandangan Ayam. [Cited 2012. April 22]. Evailable from :http://tmtnews.wordpress.com/2008/07/20/ta-perkandangan-ayam/ Wikipedia. 2012. Ayam broiler.[Cited 2012. April 20]. Evailable from

:http://en.wikipedia.org/wiki/Broiler

Anda mungkin juga menyukai