Anda di halaman 1dari 29

PROSES PEMBUATAN GASOLINE

OLEH : EMA LUVITA SARI 12.2010.033


Click to edit Master subtitle style

5/23/12

DOSEN : ATIKAH, S.T, M.T

PENGERTIAN BENSIN Bensin atau gasoline adalah cairan campuran yang sebagian besar berupa senyawa hidrokarbon (parafin, naftalen, senyawa tidak jenuh dan terkadang senyawa aromatic) yang berasal dari minyak bumi, digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Istilah gasoline banyak digunakan dalam industri minyak, bahkan dalam perusahaan. Kadangkala istilah mogas (motor gasoline) digunakan untuk membedakannya dengan avgas, gasoline yang digunakan oleh pesawat terbang ringan. Konsumsi gasoline di Amerika mencapai 360 juta gallon (1,36 milyar liter) setiap harinya.

5/23/12

Terdapat tiga jenis bensin antara lain :


1.

Bensin yang dihasilkan langsung dari penyulingan minyak mentah yang disebut bensin langsung yang mengandung 5-405 minyak mentah. Bensin yang dihasilkan dari gas alam atau hasil pengolahan lainnya yang disebut bensin alam. Bensin yang dihasilkan dari perengkahan bagian-

2.

3.

bagian minyak bumi yang lebih berat dari bensin biasa, dengan perengkahan ini maka jumlah bagian bensin yang dihasilkan minyak bumi dapat bertambah, bensin jenis ini disebut bensin rengkahan. Syarat yang harus dipenuhi antara lain: i.Mempunyai titik didih tertentu Makin rendah titik didih awalnya menunjukkan bahwa dalam bensin banyak komponen 5/23/12

Syarat yang harus dipenuhi antara lain: Mempunyai titik didih tertentu Makin rendah titik didih awalnya menunjukkan bahwa dalam bensin banyak komponen ringan karena terjadi kehilangan komponen pada saat penyimpanan yang disebabkan oleh penguapan, sedangkan jika titik didih awalnya tinggi berarti makin sukar terbakar pada permulaan dan sisa pembakaran akan mengencerkan minyak pelumas.
v

Angka oktan menunjukkan mutu bahan bakar bensin. Semakin tingi angka oktan makin baik karena detonasi semakin berkurang sehingga pembakaran teratur. Angka oktan bensin menunjukkan % iso-oktan dalam campuran dengan n-heptana sehingga mempunyai sifat pembakaran yang sama.
v

Iso-oktan dianggap memiliki angka oktan 100 % dan dalam normal heptana memiliki angka oktan 0%. Angka oktan bensin umumnya berkisar antara 0% dan 100 %.
v

5/23/12

Kadar belerang rendah harus rendah agar tidak korosif.

Stabil Bensin harus stabil agar tidak terjadi perubahan komponen pada saat bensin disimpan dalam waktu lama. Komponen yang menyebabkan bensin tidak stabil adalah senyawa tidak jenuh karena senyawa ini mudah dioksidasi atau mengalami polimerisasi sehingga terjadi gum.
v

Warna dan bau khas Warna dan bau yang khas pada bensin disebabkan oleh belerang dan senyawa tidak jenuh. Untuk memenuhi persyaratan di atas maka bagian bensin hasil penyulingan harus dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan meningkatkan nilai oktan (proses reforming dan penambahan zat adif TEL) dan mengurangi kadar belerang dengan menambahkan natrium plumbit Na
v

5/23/12

5/23/12

5/23/12

Vacuum Distillation Unit Merupakan distilasi lanjutan residual berasal dari atmospheric distillation unit

bottom

yang

Ide dasar operasi VDU adalah bahwa titik didih (boiling point) semua material turun dengan menurunnya tekanan. Vacuum Distillation Unit berlangsung pada tekanan 25 40 mmHg

5/23/12

DELAYED COKING Proses delayed coking dikembangkan dalam rangka me-minimize residue yang dihasilkan dari pengolahan minyak mentah melalui thermal cracking yang lebih berat. Jadi pada dasarnya proses delayed coking adalah juga proses thermal cracking yang dilakukan pada temperatur yang relatif sangat tinggi. Sebagai feed untuk unit ini kebanyakan adalah vacuum residue (short residue) . Pada operasi sebelum adanya delayed coking suatu proses dimana pada pemanasan residue sampai temeperatur yang tinggi didalam heater/furnace tetapi coke tetap tidak terbentuk didalam heater/furnace tubes. Hal ini dilakukan dengan memberikan velocity yang tinggi (residence time yang minimum) di dalam heater dan menambah drum/chamber di outlet heater untuk tempat terjadinya coking, sehinga 5/23/12 proses ini kemudian disebut "Delayed coking".

HYDROTREATING PROCESS Hydrotreating atau disebut juga hydroprocessing adalah proses hidrogenasi katalitik untuk menjenuhkan hidrokarbon dan menghilangkan sulfur, nitrogen, oksigen, dan logam dari aliran proses. Hydrotreating biasa dilakukan untuk umpan naptha sebelum dialirkan ke unit platforming, karena katalis platforming (platina) sangat sensitif terhadap impurities seperti sulfur, nitrogen, oksigen, dan logam.

5/23/12

Uraian proses hydrotreating :


Umpan oil dicampur dengan gas kaya hidrogen Umpan dipanaskan antara 500 800F sebelum masuk ke fixed bed reaktor reaksi berlangsung pada 800F untuk meminimalkan terjadinya cracking Hidrogen bereaksi dengan oil menghasilkan hidrogen sulfida, ammonia, hidrokarbon jenuh, dan logam bebas, dengan adanya katalis logam oksida Logam akan tertinggal di permukaan katalis Produklainnya meninggalkan reaktor bersama aliran hidrogen oil effluent reaktor didinginkan sebelum oil dipisahkan dari gas kaya hidrogen oil dilucuti di stripper gas diolah untuk menghilangkan komponen hidrogen sulfida , kemudian direcycle ke reaktor

5/23/12

Reforming Unit Reforming Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang/alisiklik/aromatik. Mengubah naphta beroktan rendah menjadi reformate Kemudian komponen yang yang titik didihnya oktan tinggi sebagai bahan campuran gasoline lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas. Dalam hal ini gasoline memiliki titik didih yang rendah sehingga komponen-komponen gasoline akan menguap dan naik ke atas

5/23/12

5/23/12

ATMOSPHERIC DISTILLATION Memisahkan crude oil menjadi fraksi-fraksinya Setelah proses desalting, crude oil melewati rangkaian HE hingga T 288 C dipompakan 370C

Selanjutnya dipanaskan dalam furnace T sebelum masuk ke kolom distilasi atmosferik

Secara umum temperatur cracking minyak mentah/crude adalah sekitar 370 oC (UOP menyebut 385 oC) pada tekanan 1 atmosfer Pemisahan minyak yang dilakukan di Crude Distillation Unit tidak boleh melebihi temperature 370 oC agar minyak tidak mengalami cracking.

5/23/12

CATALYTIC CRACKING Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

5/23/12

HYDROTREATING PROCESS Hydrotreating atau disebut juga hydroprocessing adalah proses hidrogenasi katalitik untuk menjenuhkan hidrokarbon dan menghilangkan sulfur, nitrogen, oksigen, dan logam dari aliran proses. Hydrotreating biasa dilakukan untuk umpan naptha sebelum dialirkan ke unit platforming, karena katalis platforming logam. (platina) sangat sensitif terhadap impurities seperti sulfur, nitrogen, oksigen, dan

5/23/12

Uraian proses hydrotreating :


Umpan oil dicampur dengan gas kaya hidrogen Umpan dipanaskan antara 500 800F sebelum masuk ke fixed bed reaktor reaksi berlangsung pada 800F untuk meminimalkan terjadinya cracking Hidrogen bereaksi dengan oil menghasilkan hidrogen sulfida, ammonia, hidrokarbon jenuh, dan logam bebas, dengan adanya katalis logam oksida Logam akan tertinggal di permukaan katalis Produklainnya meninggalkan reaktor bersama aliran hidrogen oil effluent reaktor didinginkan sebelum oil dipisahkan dari gas kaya hidrogen oil dilucuti di stripper gas diolah untuk menghilangkan komponen hidrogen sulfida , kemudian direcycle ke reaktor

5/23/12

Kemudian komponen yang yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas. Dalam hal ini gasoline memiliki titik didih yang rendah sehingga komponen-komponen gasoline akan menguap dan naik ke atas

5/23/12

5/23/12

Vacuum Distillation Unit Merupakan distilasi lanjutan residual berasal dari atmospheric distillation unit

bottom

yang

Ide dasar operasi VDU adalah bahwa titik didih (boiling point) semua material turun dengan menurunnya tekanan. Vacuum Distillation Unit berlangsung pada tekanan 25 40 mmHg

5/23/12

VISBREAKING PROCESS Visbreaking mengolah Unit biasanya Proses didisain untuk mengolah residue ini

Vacuum Distillation Unit residue (atau dapat juga untuk gas oil). perengkahan dimungkinkan dengan pemanasan umpan menggunakan visbreaking unit fired heater dan rapid quenching fluida keluar fired heater, yang memudahkan terjadinya perengkahan panas dan perubahan viscosity untuk proses lebih lanjut. Produk visbreaking unit adalah overhead tail gas, naphtha, dan bottom.

5/23/12

UNIT VISBREAKING Adapun alat utama dari unit ini adalah sebagai berikut :
1.

FLASH CHAMBER Fungsi utama flash chamber adalah memisahkan coking residue dari recycle untuk menghindari tidak dalam heater/furnace. Agar residue

overcracking, maka dapat dilakukan quenching dari inlet flash chamber agar tempeaturnya menjadi kurang lebih 450 C saja.
2.

REACTION CHAMBER ,membantu fungsi furnace agar tidak terlalu besar. Dalam reaction chamber proses perengkahan terjadi tanpa harus menambah panasan. Temperatur keluar furnace kira-kira 480 degC dan keluar reaction chamber akan turun menjadi kurang lebih 465 degC. Tekanan reaction chamber dijaga kurang lebih 16.2 kg/cm2g untuk menjaga agar semua material masih dalam

fase liquid hingga pembentukan coke minimum. 5/23/12 3. PROCESS VARIABLE Seperti dijelaskan didepan bahwa

HYDROTREATING PROCESS Hydrotreating atau disebut juga hydroprocessing adalah proses hidrogenasi katalitik untuk menjenuhkan hidrokarbon dan menghilangkan sulfur, nitrogen, oksigen, dan logam dari aliran proses. Tujuan proses hydrotreating :

memperbaiki kualitas produk akhir pretreating stream (persiapan umpan proses

lanjutan) untuk mencegah keracunan katalis pada downstream proses

5/23/12

Uraian proses hydrotreating :


Umpan oil dicampur dengan gas kaya hidrogen Umpan dipanaskan antara 500 800F sebelum masuk ke fixed bed reaktor reaksi berlangsung pada 800F untuk meminimalkan terjadinya cracking Hidrogen bereaksi dengan oil menghasilkan hidrogen sulfida, ammonia, hidrokarbon jenuh, dan logam bebas, dengan adanya katalis logam oksida Logam akan tertinggal di permukaan katalis Produklainnya meninggalkan reaktor bersama aliran hidrogen oil effluent reaktor didinginkan sebelum oil dipisahkan dari gas kaya hidrogen oil dilucuti di stripper gas diolah untuk menghilangkan komponen hidrogen sulfida , kemudian direcycle ke reaktor

5/23/12

Reforming Unit Reforming Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang/alisiklik/aromatik. Mengubah naphta beroktan rendah menjadi reformate oktan tinggi sebagai bahan campuran gasoline lebih tinggi Kemudian komponen yang yang titik didihnya akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas. Dalam hal ini gasoline memiliki titik didih yang rendah sehingga komponen-komponen gasoline akan menguap dan naik ke atas 5/23/12

5/23/12

Vacuum Distillation Unit Merupakan distilasi lanjutan residual berasal dari atmospheric distillation unit

bottom

yang

Ide dasar operasi VDU adalah bahwa titik didih (boiling point) semua material turun dengan menurunnya tekanan. Vacuum Distillation Unit berlangsung pada tekanan 25 40 mmHg

5/23/12

HYDRO CRACKING Meningkatkan fraksi berat menjadi fraksi ringan dengan menggunakan hidrogen

5/23/12

Kemudian komponen yang yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas. Dalam hal ini gasoline memiliki titik didih yang rendah sehingga komponen-komponen gasoline akan menguap dan naik ke atas

5/23/12

Anda mungkin juga menyukai