Anda di halaman 1dari 25

Oleh Bambang Irawan S.P.

di

BAGAIMANA STRATEGI MENJADI GURU PROFESIONAL YANG BERTARAF INTERNASIONAL

Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam tekhnologi, manajemen, dan sumber daya manusia Rintisan penyelenggaraan SBI memiliki dasar hukum yang kuat yaitu Pasal 50 ayat 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN 20/2003) yang menyebutkan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satusatan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional

Penyelenggaraan SBI didasari oleh filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, proses perubahan (kreatif, inovatif dan eksperimentif), menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun global

Dalam mengaktalisasikan filosofi tersebut, empat pilar pendidikan yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be merupakan patokan berharga bagi penyelarasan praktek-praktek penyelennggaraan pendidikan di Indonesia, mulai dari kurikulum, guru, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, hingga sampai penilaiannya. Misalnya pembelajaran tidaklah sekedar pemperkenalkan nilainilai (learning to know), tetapi juga bisa m,embangkitkan penghayatan dan mendorong menerapkan nilai-nilai tersebut (learning to do) yang dilakukan secara kolaboratif (learning to live together) dan menjadikan peserta didik percaya diri dan menghargai dirinya (learning to be)

SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasioanl pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf internasioanl sehingga lulusanya memiliki kemampuan daya saing internasional

terwujudnya insan indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional.

Mewujudkan manusia Indonesia cerdas dan kompetitif secara internasional, yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global

Penyelenggaraan SBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas nasional dan internasional sekaligus.

Pertama, output/lulusan SBI memiliki kemampuan-kemampuan bertaraf nasional plus internasional sekaligus, yang di tunjukan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuan-kemampuan kunci yang diperlukan dalam era global Kedua, proses penyelenggaraan SBI mampu mengakrabkan dan menerapkan nilai-nilai (religi, ekonomi, seni, solidaritas, dan teknolgi mutakhir dan canggih)

Ketiga, input adalah segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses dan harus memiliki tingkat kesiapan yang memadai. Input penyelenggaraan SBI yang ideal untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang bertaraf internasional meliputi peserta didik baru (intake) yang diseleksi secara ketat dan masukan instrumental yaitu kurikulum, pendidik,kepala sekolah, tenaga pendukng, sarana dan prasarana, dana dan lingkungan sekolah. Intake (peserta didik baru) diseleksi secara ketat melalui saringan rapor SD, ujian akhir sekolah, scholactic test (SAT), kesehatan fisik, dan tes wawancara.

Sekolah nasional adalah sekolah yang menerangkan ketentuan nasional secara utuh. Sekolah ini tidak dicampuri oleh sistem pendidikan negara lain. Sekolah asing adalah sekolah yang diselenggarakan oleh perwakilan negara asing di wilayah NKRI, yang peserta didiknya adalah warga negara asing dan menggunakan sistem yang berlaku di negara yang bersangkutan atas persetujuan Pemerintah RI. Pemerintah Indonesia tidak mengurus jenis sekolah ini, kecuali pemberian izin pendirian.

Sekolah Franchise Asing merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah asing yang terakreditasi di negaranya diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan di wilayah NKRI dengan menggunakan kurikulum asing dengan catatan wajib memberikan pendidikan agama dan kewarganegaraan bagi peserta didik WNI dan wajib bekerjasama dengan lembaga pendidikan di wilayah NKRI, yaitu dengan mengikutsertakan pendidik dan tenaga kependidikan dari Indonesia.

Pemerintah Pusat membiayaai 50%, Pemerintah Daerah Propinsi 30%, dan Pemerintah Kabupaten/Kota 20%. Formulasi ini bukan harga mati. Artinya bagi daerah-daerah yang kaya, mereka dapat nirkontribusi lebih dari besarnya prosentase tersebut.

1.

2.

Mempunyai kemampuan bahasa Inggris yang memadai (standarisasi melalui tes TOEIC) Mempunyai kemampuan mengenai teknologi informasi (IT) yang memadai

1. 2.

3.

Mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK Memiliki kemampuan mengampu pembelajaran berbahsa inggris pada mata pelajaran kelompok sain, matematika dan inti kejuruan Memiliki kualifikasi akademik; Minimal 10% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinyaberakreditasi A untuk SD/MI Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SMP/MTs Minimal 30% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SMA/SMK/MA/MAK

4. Memiliki kompetensi (pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial) 5. Memiliki sertifikat profesi/pendidik 6. Sehat jasmani dan rohani 7. Memiliki kearifan lokal 8. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuna pendidikan nasional yang bertaraf internasional 9. Berwawasan global

Guru harus menguasai teknologi ddan komunikasi terutama komputer dan jringan internet dalam memfasilitasi pembelajaran Guru harus mampu menguasai bahasa asing, terutama bahasa inggris dan juga bahasa lainya yang sering digunakan dalam forum internasional seperti bahasa Perancis, Jerman, Spanyol, Jepang, Arab, dan China. Guru harus senantiasa meningkatkan kualifikasi akademiknya dengan cara meningkatkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi (program sarjana dan pascasarjana) maupun non formal.

Guru harus senantiasa meningkatkan kualitas kompetensinya dengan cara selalu mengembangkan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Guru harus senantiasa berusaha memiliki sertifikat pendidik sesuai peraturan dan UU yang berlaku dengan cara mengikuti pelatihan dimaksud Guru harus senantiasa meningkatkan kualitas profesinya dengan cara menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohaninya

Guru hars melestarikan budaya nasional yang bercirikan kearifan lokal Guru harus mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang vertaraf internasional Guru harus memiliki pemikiran yang komprehensif dan integral serta berwawasan global

MELAHIRKAN SISWA YANG BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA ALLAH SWT MELAHIRKAN SISWA YANG BERAHLAK MULIA (AKHLAKUL KARIMAH) MELAHIRKAN SISWA YANG TAAT BERIBADAH TERCIPTANYA LINGKUNGAN SEKOLAH YANG AKADEMIS DAN KONDUSIF MEHIRKAN SISWA YANG MEMPUNYAI SEMANGAT ETOS KERJA DAN KETERAMPILAN

MELAHIRKAN SISWA YANG SEHAT, BERILMU, CAKAP, KREATIF, MANDIRI DAN MENJADI WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS SERTA BERTANGGUNG JAWAB MELAHIRKAN SISWA YANG CINTA TTANAH AIR, BANGSA, NEGARA, DAN AGAMANYA YANG MENGUASAI BAHASA ASING DAN TEKHNOLOGI SERTA BERWAWASAN GLOBAL

Keputusan Menteri Pendidiikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Standar Implementasi Permendiknas nomor 22 dan 23 tahun 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2007 tentang Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009 Departemen Pendidikan Nasional.2007.SKL & SI SBI Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai