Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas keridhoan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul Gangguan Kepribadian Antisosial. Penulis menghaturkan terima kasih kepada dr. Djusnidar Djafar, Sp.KJ dan dr. Lina Fitria yang telah bersedia meluangkan tenaga dan waktu untuk membimbing penulis selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru. Semoga makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa kepaniteraan klinik senior Bagian Ilmu Psikiatri mengenai Gangguan Kepribadian Antisosial. Penulis megharapkan kritk dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan penulis di masa akan datang.

Pekanbaru, Maret 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian anti sosial ditandai oleh tindakan tindakan anti sosial atau kriminal yang terus menerus, tetapi tidak sinonim dengan kriminalitas. Malahan gangguan ini adalah ketidakmampuan untuk mematuhi norma sosial yang melibatkan banyak aspekperkembangan remajadan dewasa pasien. Dalam internationakl classification of diseasereviosi ke 10 (ICD-10). Gangguan dinamakan gangguan kepribadian dissosial.1 Orang dengan gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder) secara persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar hukum. Mereka mengabikan norma dan konvensi sosial, impulsiv, serta gagal dalam membina hubungan interpersonal dan pekerjaan. Meski demikian mereka sering menunujukkan kharisma dalam penampilan luar mereka dan paling tidak memiliki intelegensi rata-rata (Cleckley, 1976). 1 Ciri yang paling menonjol dari mereka adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Hukuman biasanya hanya member sedikit dampak, bila ada, dalam perilaku mereka. Meski orang tua atau orang lain menghukum mereka untuk kesalahan yang mereka lakukan, mereka tetap menjalani kehidupan yang tidak bertanggung jawab dan impulsive. Penggunaan istilah psikopat dan sosiopat yang sering kita dengar digunakan untuk menunjukkan tipe orang yang kini termasuk dalam kepribadian antisosial. Sejumlah klinisi terus menggunakan istilah ini bergantiandengan kepribadian antisosial. Akar dari kata psikopat berfokus pada gagasan bahwa ada sesuatu yang tidak benar (patologis) pada fungsi psikologis individu. Sedangkan akar dari kata sosiopati berpusat pada deviasi (penyimpangan) sosial orang tersebut.3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I.

DEFINISI Gangguan kepribadian antisosial merupakan gangguan kepribadian yang timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku dan norma sosial yang berlaku. 2 Adapun tanda-tanda pada ganguan kepribadian ini seperti : 2 a) bersikap tidak peduli pada perasaan orang lain, b) sikap tidak bertanggung jawab, tidak peduli terhadap norma, peraturan dan kewajiban sosial, c) tidak mampu mempertahankan hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya d) mudah frustasi dan bertindak agresif, termasuk tindakan kekerasan e) tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman, terutama dari hukuman f) sangat cenderung menyalahkan orang lain EPIDEMIOLOGI Prevalensi gangguan kepribadian antisosial adalah 3 % pada laki laki dan 1% pada wanita. Keadaan ini paling sering ditemukan pada daerah perkotaan yang miskin dan diantara penduduk yang berpindah pindah dalam daerah tersebut. Anak laki-laki dengan gangguan berasal dari keluarga yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan yang tergangggu. Onset gangguan adalah sebelum usia 15 tahun. Anak perempuan biasanya memilki gejala sebelum pubertas dan anak laki laki bahkan lebih awal. Suatu pola familial dietemukan dimana gangguan lima kali lebih sering pada sanak saudara derajat pertama dari laki laki dengan gangguan dibandingkan dengan kontrol. 1 ETIOLOGI Salah satu pertanyaan yang sering diajukan tentang gangguan kepribadian antisosial oleh profesional dan orang awam adalah apakah atau tidak itu adalah genetik. Banyak yang bertanya-tanya apakah itu turun-temurun, seperti halnya rambut, mata, atau warna kulit, jika ini terjadi, anak-anak orang antisosial akan sangat diharapkan dapat menjadi antisosial sendiri, apakah mereka hidup dengan orang tua antisosial. Untungnya, manusia tidak sesederhana itu. Seperti semua gangguan kepribadian, dan juga yang paling gangguan mental, gangguan kepribadian antisosial cenderung merupakan hasil dari kombinasi biologis atau faktor genetik dan lingkungan. 7
3

II.

III.

Meskipun tidak ada penyebab biologis yang jelas untuk gangguan ini, penelitian tentang faktor risiko biologis yang mungkin untuk mengembangkan gangguan kepribadian antisosial menunjukkan bahwa, pada mereka dengan gangguan kepribadian antisosial, bagian dari otak yang terutama bertanggung jawab untuk belajar dari kesalahan seseorang dan untuk menanggapi untuk ekspresi wajah sedih dan takut (amigdala) cenderung lebih kecil dan merespon kurang kokoh dengan ekspresi wajah senang, sedih, atau takut orang lain. Bahwa kurangnya tanggapan ada hubungannya dengan kurangnya empati bahwa individu antisosial cenderung memiliki dengan perasaan, hak, dan penderitaan orang lain. Sementara beberapa orang mungkin lebih rentan terhadap gangguan mengembangkan kepribadian antisosial sebagai akibat dari latar belakang genetik tertentu mereka, yang diperkirakan menjadi faktor hanya ketika orang itu juga terkena peristiwa kehidupan seperti pelecehan atau mengabaikan yang cenderung untuk menempatkan orang di risiko perkembangan gangguan ini. Demikian pula, sementara ada beberapa teori tentang peran premenstrual syndrome (PMS) dan fluktuasi hormon lainnya dalam perkembangan gangguan kepribadian antisosial sejauh ini, tidak dapat dijelaskan sebagai akibat langsung dari kelainan tersebut. 3,5 Kondisi lain yang dianggap faktor risiko untuk gangguan kepribadian antisosial termasuk penyalahgunaan zat, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan gangguan membaca atau gangguan perilaku yang didiagnosis pada anak-anak. Orang yang mengalami disfungsi otak sementara atau permanen, juga disebut kerusakan otak organik, beresiko untuk mengembangkan perilaku pidana kekerasan atau sebaliknya. 3,5 IV. DIAGNOSIS Pasien mungkin nampak tenang dan dapat dipercaya dalam wawancara, tetapi, dibaliknya terdapat ketegangan, permusuhan, sikap mudah tersinggung dan kekerasan. Wawancara stress, dimana pasien secara aktif dihadapkan dengan inkonsistensi dalam riwayat penyakitnya. Mungkin diperlukan untuk mengungkapkan patologi. Bahkan klinisi yang paling berpengalaman telah tertipu oleh pasien tersebut. 1 Suatu pemeriksaan diagnostik harus termasuk pemeriksaaan neurologis yang lengkap. Karena pasien sering kali menunjukkan hasil EEG yang abnormal dan tanda neurologis lunak yang mengarahkan kerusakan otak minimal pada anak anak, temuan tersebut dapat digunakanuntuk menegakkan klinis. 1

Kriteria Diagnostik untuk ganguan kepribadian antisocial2 A. Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia 15 tahun seperti yang ditunjukkan oleh tiga (lebih) berikut : 1. Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuai hukum seperti yang ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan yang menjadi sasaran penalaran. Ketidakjujuran seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali berbohong menggunakan nama samaran atau menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau kesenangan pribadi. Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan. Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik atau penyerangan yang berulang. Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain. Terus menerus tidak bertanggung jawab seperti ditunjukkan oleh kegagalan berulang kali untuk mempertahankan perilaku kerja atau menghormati kewajiban finansial. Tidak adanya penyesalan seperti yang ditunjukkan oleh acuh tak acuh terhadap atau mencari mcari alasan telan disakiti, dianiaya atau dicuri oleh orang lain.

2.

3. 4. 5. 6.

7.

B. C. D.

Individu sekurangnya berusia 18 tahun. Terdapat tanda tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun. Terjadinya perilaku antisosial tidak semata mata selama perjalanan skizofrenia atau suatu episode manik.

V.

GAMBARAN KLINIS

Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka, tetapi riwayat penyakitnya menemukan banyak daerah fungsi kehdiupan yang mengalami gangguan. Berbohong, membolos, melarikan diri dari rumah, mencuri, berkelahi, penyalahgunaan zat dan aktivitas ilegal adalah pengalaman tipikal yang dilaporkan pasien berawal sejak masa anak anak. Sering kali pasien gangguan kepribadian antisosial mengesankan klinisi dengan jenis kelamin yang berlawanan dengan aspek kepribadian mereka yang bermacam macam dan mengoda, tetapi klinisi dengan jenis kelamin yang sama, mungkin memandangnya sebagai manipulatif dan menuntut. 4,7

Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak menunjukkan adanya kecemasan atau depresi yang mungkin sangat tidak sesuai dengan situasi mereka dan penjelasan mereka sendiri tentang perilaku antisosial menyebabkan terasa tidak masuk akal. Ancaman bunuh diri dan preokupasi somatik mungkin sering ditemukan. Namun demikian isi mental pasien mengungkapkan sama sekali tidak ada waham dan tanda lain pikiran irasional. Pada kenyataanya mereka sering sekali memilki peningkatan rasa tes realitas. Mereka sering sekali mengesankan pengamat sebagai memilki intelegensia verbal yang baik. Pasien gangguan kepribadian antisosial adalah sangat diwakili oleh yang disebut penipu. Mereka sangat manipulatif dan seirng kali mampu berbicara dengan orang lain untuk berperan serta dalam skema yang melibatkan cara mudah untuk mendapatkan uang atau untuk mencapai ketenaran yang akhirnya akan menimbulkan kerugian finansial atau penghinaan sosial atau keduanya. Bagi mereka yang tidak berhati hati pasien gangguan kepribadian antisosial tidak menceritakan kebenaran dan tidak dapat dipercaya untuk menjalankan suatu tugas atau terlibat dalam standar moralitas yag konvensional. Promiskuitas, penyiksaan pasangan, penyiksaan anak, mengendarai sambil mabuk adalah peristiwa yang sering ditekan dalam kehidupan pasien. Suatu temuan yang jelas adalah tidak adanya penyesalan akan tindakan tersebut yaitu pasien tampak tidak menyadarinya. Secara item dapat dijabarkan gejala klinis individu yang mengalami gangguan kepribadian adalah : 5,7 - Kebiasaan mencuri dan kebiasaan berbohong hampir setiap saat - Pengulangan pelanggaran terhadap hukum berulang - Tendensi terhadap kekerasan pda kepemilikan orang lain dan kekerasan seksual - Agresif, perilaku kekerasan atau terlibat perkelahian - Mudah teragitasi atau perasaan-perasaan yang merujuk pada depresi - Kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain - Tidak ramah atau tidak menyenangkan - Sembrono dan impulsif - Tidak ada rasa penyesalan dan cenderung menyakiti orang lain - Melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan orang lain - Kesulitan dalam mempertahankan pekerjaannya - Mudah frustrasi
6

VI. DIAGNOSA BANDING Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku ilegal dimana gangguan kepribadian antisosial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan seseorang. Jika perilaku antisocial hanya merupakan manifestasi satu satunya, pasien dimasukkan dalam kategori DSM-IV kondisi tambahan yang mungkin merupakan pusat perhatianklinis-secara spesifik. Perilaku antisosial dewasa. Dorothy Lewis menemukan bahwa banyak orang tersebut memilki gangguan neurologis atau mental yang terlewatkan atau tidak didiagnosis. Lebih sukar adalah membedakan antara gangguan kepribadian antisosial dari penyalahgunaan zat. Jika penyalahgunaan zat maupun perilaku antisosial dimulai pada masa anak-anak dan terus memasuki masa dewasa, kedua gangguan harus didiagnosis. Tetapi, jika perilaku antisosial jelas sekunder terhadap penyalahgunaan alkohol atau penyalahgunaan zat lain pramorbid, diagnosis gangguan kepribadian antisosial tidak diperlukan. 1 Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian anti sosial, klinisi harus mempertimbangkan efek yang mengganggu dari status sosioekonomi, latarbelakang kultural dan jenis kelamin pada manifestasinya. Selain itu, diagnosis gangguan kepribadian anti sosial diperlukan jika retardasi mental, skizofrenia atau mania dapat menjelaskan gejala. 1 VII. PROGNOSIS Jika ganguan keperibadian anti sosial berkembang, perjalan penyakitnya tidak menglami remisi, dan puncak perilaku antisosial biasanyaterjadi pada masa remaja akhir, prognosisnya adalah bervariasi. Beberapa laporan menyatakan bahwa gejala menurun saat pasien menjadi semakin bertambah umur. Banyak pasien memiliki gangguan somatisasi dan keluahan fisik multiple. gangguan deopresif, gangguan penggunaan alkohol dan penyalahgunaan zat lainnya adalah sering

VIII. TERAPI A. Psikoterapi. Jika pasien gangguan kepribadian antisosial diimbolisasi (sebagai contoh, dimasukkan di dalam rumah sakit) mereka sering kali menjadi mampu menjalani psikoterapi. Jika pasien merasa bahwa mereka berada di antara teman teman sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah menghilang. Kemungkinan karena hal itulahkelompok yang menolong diri sendiri adalah lebih bergua dibandingkan dipenjara dalam menghilangkan gangguan. 8

Sebelum terapi dimulai, batas batas yang kuat adalah penting. Ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak diri sendiri pada pasien dan untuk mengatasi rasa takut pasien gangguan kepribadian anti sosial terhadap keintiman, Ahli terapi harus menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan orang lain. Dalam melakukan hal itu, ahli terapi menghadapi tantangan memisahkan kendali dari hukuman dan memisahkan pertolongan dan konfrontasi dari isolasi sosial dan ganti rugi. 8 Penghalang utama dalam pemberian treatment pada individu dengan gangguan kepribadian disebabkan individu tersebut tidak terbuka bahkan kadang disertai permusuhan (marah) kepada terapis ketika pemberian terapi. Kadang juga disertai dengan penolakan atau berhenti total dalam masa pengobatan. Keberhasilan dari terapi sangat dipengaruhi oleh motivasi dan kepatuhan pasien dalam pemberian treatment yang memang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyembuhannya. 8 Psikodinamika. Pada pendekatan ini terapis akan membicarakan kondisi pasien dan beberapa hal mengenai isu-isu mengenai kesehatan mental secara professional. Dalam psikoterapi diharapkan pasien dapat menangani berbagai permasalahan yang dihadapi pasien, belajar hidup secara sehat, dan bagaimana bereaksi secara tepat terhadap pelbagai problem dalam kehidupan sosial. Metode pelaksanaan dapat dilakukan secara individu, kelompok atau keluarga: 1. Cognitive-behavior therapy (CBT). Bentuk terapi dalam CBT melibatkan pelatihan ulang terhadap pemikiran dan cara pandang terhadap permasalahanpermasalahan yang muncul, termasuk di dalamanya kontrol terhadap muatanmuatan emosi dan perilaku. 2. Dialectical behavior therapy. Dialectical behavior therapy merupakan salah satu type dari CBT berfokus pada coping skill, dalam terapi ini individu belajar mengontrol perilaku dan emosi dengan teknik kesadaran penuh, pasien dibantu untuk mengenal pelbagai muatan emosinya tanpa perlu bereaksi (mengontrol perilakunya) Terapi ini efektif untuk penyembuhan gangguan kepribadian ambang. 8 B. Farmakoterapi. Farmakoterapi digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul-seperti kecemasan, penyerangan dan depresi, tetapi, karena paseien sering sekali merupakan penyalahgunaan zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika pasien menunjukkan bukti bukti adanya gagguan defisit-atensi hiperaktivitas, psikostimulan seperti methylphenidate(ritalin), mungkin digunakan. Harus

dilakukan usaha untuk mengubah metabolisme katekolamin dengan obat obatan dan untuk mengendalikan prilaku impuls dengan obat antiepileptik. 1 1. Antidepressants. Doktor menganjurkan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti fluoxetine (Prozac, Sarafem), sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa), paroxetine (Paxil), nefazodone, dan escitalopram (Lexapro), atau jenis antidepressant lainnya venlafaxine (Effexor) untuk gangguan kepribadian yang disertai dengan kecemasan dan depresi. 2. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis phenelzine (Nardil) dan tranylcypromine (Parnate). 3. Anticonvulsants. Jenis obat ini untuk mengurangi tingkat agresifitas dan perilaku impulsif. Jenis yang dianjurkan adalah carbamazepine (Carbatrol, Tegretol) atau asam valproik (Depakote). Selain itu juga topiramate (Topamax), jenis anticonvulsant ini dianggap lebih efektif dalam menangani permasalahan perilaku impuls yang tidak terkontrol. 4. Antipsychotics. Individu dengan gangguan kepribadian ambang dan schizotypal beresiko kehilangan dunia nyata, obat antipsychotic seperti risperidone (Risperdal) dan olanzapine (Zyprexa) dapat membantu menghentikan pikiranpikiran yang menyimpang. Untuk gangguan perilaku kadang juga diberikan haloperidol (Haldol). Obat-obat ini haruslah dibawah kontrol dokter secara ketat, pemakaian berlebihan akan memberikan beberapa efek samping seperti - Sedasi dan inhibisi psikomotorik - Gangguan otonom (hipotensi, hidung tersumbat, gangguan irama jantung) - Gangguan ekstrapiramidal (tremor, sindrom parkinson, akatisia) - Gangguan endoktrin - Tardive dyskinesia - Sindrom neuroleptik maligna 5. Mood stabilizers. Jenis lithium (Eskalith, Lithobid). Obat ini memberikan ketenangan bila terjadi perubahan mood pada penderita gangguan kepribadian. Jenis-jenis medikasi lainnya yang mungkin diberikan oleh dokter adalah alprazolam (Xanax) dan clonazepam (Klonopin)

BAB III KESIMPULAN

Gangguan kepribadian antisosial secara khusus dapat dikatakan sebagai pola pervasif mengabaikan dan melanggar hak orang lain termasuk gejala seperti melanggar hukum, sering berbohong, mulai perkelahian, kurangnya rasa bersalah dan mengambil tanggung jawab pribadi, dan adanya lekas marah dan impulsif. Gangguan kepribadian antisosial kemungkinan hasil dari kombinasi biologis atau faktor genetik dan lingkungan. Beberapa teori tentang faktor-faktor risiko biologis untuk gangguan kepribadian antisosial termasuk disfungsi gen tertentu, hormon, atau bagian dari otak. Diagnosa sering dikaitkan dengan gangguan kepribadian antisosial termasuk penyalahgunaan zat, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Meskipun gangguan kepribadian antisosial bisa sangat resisten terhadap pengobatan, intervensi yang paling efektif yaitu menekankan pengajaran individu yang mengalami gangguan kepribadian antisosial dengan keterampilan yang dapat digunakan untuk hidup mandiri dan produktif dalam aturan dan batas-batas masyarakat Jika tidak diobati, orang dengan gangguan kepribadian antisosial beresiko untuk lebih buruk lagi. Individu dengan gangguan kepribadian antisosial juga berisiko untuk melukai diri sendiri dan orang lain.

10

DAFTAR PUSTAKA

1.

Sadock, Benjamin james;Sadock, Virginia Alcott, editors. Kaplan and SadockSynopsis of Psychiatry; Behavioral Science/Clinical Psychiatry (terjemahan), 7 Edition. New York: Lippincot William & Wilkins. 2007.P 269-271 Maslim, dr. Rusdi SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari PPGDJ-III. Jakarta.2003.P 104 Available From URL :

2.

3. Ogloff, JR, antisocial_personality_disorder.2010. www.nml.nih.gov/medlineplus

4. David Bienenfeld, MD, antisocial_personality_disorder (online)17 Maret 2012. Available From: URL: http://emedicine.medscape.com 5. NN. Gangguan Kepribadian anti social. 17 Maret 2012. Available From :URL : http// benderahitam wordpress.com NN. Apa penyebab gangguan kepribadian social. 17 Maret 2012. Available From URL : http://belajarpsikologi.com Phillip W. Long, M.D. antisocial_personality_disorder.2008. Available From URL : http://www.mentalhealth.com

6.

7.

8. Roxanne Dryden-Edwards, MD and Melissa Conrad Stppler, MD Anti social personality disorder. 2010. Available from URL : http://www.medicinenet.com/

11

Anda mungkin juga menyukai