Anda di halaman 1dari 16

37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian RSUP dr Kariadi Semarang merupakan salah satu rumah sakit rujukan pusat di Jawa Tengah, selain memberikan pelayanan kesehatan juga merupakan pusat pengembangan pendidikan. Banyak fasilitas maupun unit-unit unggulan yang terdapat di rumah sakit tersebut, salah satunya yaitu ruang kemoterapi. Ada tiga ruangan kemoterapi yang dimiliki RS Kariadi Semarang yaitu Ruang Cendrawasih, Ruang Kemoterapi rawat jalan, dan Ruang One Day Surgary (ODS). Akan tetapi pada penelitian ini hanya diambil Ruang Cendrawasih dan ODS, karena memiliki latar belakang dan karakteristik tempat yang hampir sama. Ruang ODS merupakan tempat kemoterapi untuk pasien rawat inap dan rawat jalan, dengan kapasitas tempat tidur 6 dan jumlah rata-rata pasien 150-200 perbulan. Setelah mengajukan perijinan ke Bagian SDM dan Kepala masing-masing unit, peneliti akhirnya bisa melakukan penelitian ditempat tersebut, Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Ruang Cendrawasih, dengan membagikan instrument penelitian kepada 20 responden. Sedangkan untuk penelitian dilakukan di Ruang ODS dengan membagikan instrumen yang sudah valid dan reliabel. Penelitian dilakukan kepada 100 responden. Ketiga proses tersebut (Uji validitas, reliabilitas, dan penelitian) dilakukan peneliti pada tanggal 10 Februari 2012 sampai 02 Maret 2012.

37

38

2. Karakteristik Responden. a. Umur responden


Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Keterangan Umur Mean 40,95 Median 39 Min 23 Max 70 SD 10,10

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa umur responden ratarata pada usia 40,95 tahun dengan nilai median adalah 39. Usia termuda yang menjadi responden penelitian adalah 23 tahun dan usia tertua yang menjadi responden penelitian adalah 70 tahun dengan standar deviasi sebesar 10,10.

b. Jenis kelamin responden


Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100). Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Frekuensi 46 54 100 Persentase 46 54 100

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan sejumlah 54 (54%), sedangkan yang lakilaki sebanyak 46 (46%).

c. Pendidikan responden
Tabel 4.3 Distribusi fekuensi responden berdasarkan pendidikan di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100).

39
Pendidikan SD SMP SMA PT (Perguruan Tinggi) Jumlah Frekuensi 6 16 25 53 97 Persentase 6 16 25 53 100

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah perguruan tinggi yaitu sebanyak 53 orang (53%), dan yang yang terendah adalah berpendidikan SD sebanyak 6 orang (6%)

d. Stadium kanker
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan stadium kanker di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100). Stadium kanker III IV Jumlah Frekuensi 61 39 100 Persentase 61 39 100

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar pasien yang menjadi responden adalah mereka yang menderita kanker pada stadium III sebanyak 61 orang (61%), menderita kanker pada stadium IV sebanyak 39 (39%).

e. Siklus Kemoterapi
Tabel 4.5

40
Distribusi frekuensi responden berdasarkan siklus kemoterapi di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100). Kemoterapi yang ke II III IV V VI Jumlah Frekuensi 13 28 18 21 20 100 Persentase 13 28 18 21 20 100

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pasien yang menjadi responden sebagian besar adalah mereka yang sudah menjalani kemoterapi III sebanyak 28 orang (28%), sedangkan yang paling sedikit adalah pada kemoterapi siklus II sebanyak 13 orang (13%).

3. Analisis Univariat a. Dukungan keluarga


Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Dukungan keluarga Kurang Baik Jumlah Frekuensi 44 56 65 Persentase 44 56 100

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dukungan keluarga sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 56 orang (56%), sedangkan dukungan keluarga yang masih tergolong dalam kategori kurang sebanyak 44 orang (44%).

b. Dukungan perawat

41
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan perawat di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Dukungan perawat Kurang Baik Jumlah Frekuensi 48 52 100 Persentase 48 52 100

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat dukungan perawat dalam kategori baik, yaitu sebanyak 52 orang (52%), sedangkan yang kurang sebanyak 48 (48%).

c. Tingkat kecemasan pasien


Tabel 4.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Tingkat kecemasan Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang Jumlah Frekuensi 2 33 65 100 Persentase 2 33 65 100

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat kecemasan pasien dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 65 orang (65%), sedangkan yang cemas ringan sebanyak 33 (33%), dan yang tidak cemas sebanyak 2 orang (2%).

4. Analisis Bivariat

42 a. Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100)
Tabel 4.9 Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Tingkat kecemasan pasien Variabel n r P value Dukungan keluarga 100 -0.815 0,000

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dengan menggunakan korelasi Range Spearman besarnya koefisien korelasi adalah sebesar -0,815 dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100).

43 Arah hubungannya lebih lanjut dapat dijelaskan melalui gambar berikut :

Gambar 4.1 Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasanpasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100)

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa ada kecenderungan titik menyebar di sekitar garis linier dengan arah kebawah, yang menandakan ada hubungan negatif yang bermakna antara variable dukungan keluarga dengan variabel tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) dengan koefisien korelasi sebesar -0,606, yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara kedua variable tersebut, dalam artian semakin tinggi dukungan keluarga maka akan semakin berkurang tingkat kecemasan pasien, begitu juga sebaliknya, jika dukungan keluarga semakin rendah, maka tingkat kecemasan pasien pun akan semakin tinggi.

44 b. Hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100)
Tabel 4.10 Hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Tingkat kecemasan pasien Variabel n r P value Dukungan perawat 100 -0.694 0,000

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dengan menggunakan korelasi Range Spearman besarnya koefisien korelasi adalah sebesar -0,694 dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100). Arah hubungannya lebih lanjut dapat dijelaskan melalui gambar berikut :

Gambar 4.2 Hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100)

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa ada kecenderungan titik menyebar di sekitar garis linier dengan arah kebawah, yang menandakan

45 ada hubungan negatif antara variable dukungan perawat dengan variabel tingkat kecemasan pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) dengan koefisien korelasi sebesar -0,497, yang berarti terdapat hubungan antara kedua variable tersebut, dalam artian semakin tinggi dukungan perawat maka akan semakin berkurang tingkat kecemasan pasien, begitu juga sebaliknya, jika dukungan perawat semakin rendah, maka tingkat kecemasan pasien pun akan semakin tinggi.

B. Pembahasan 1. Gambaran Dukungan Keluarga di Ruang

Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga adalah dalam kategori baik yaitu sebanyak 56 orang (56%), sedangkan yang dukungan keluarganya kurang sebanyak 44 orang (44%). Hal ini terjadi karena pasien yang menjalani kemoterapi membutuhkan dukungan dari keluarga baik dari segi materi, psikis, maupun spiritual. Menurut Setiadi (2008) dukungan keluarga terutama suami atau istri dapat memberikan rasa senang, rasa aman, rasa nyaman dan mendapat dukungan emosional yang akan mempengaruhi kesehatan jiwa. Karena itu dukungan keluarga sangat diperlukan dalam perawatan pasien, dapat membantu menurunkan kecemasan pasien, meningkatkan semangat hidup dan komitmen pasien untuk tetap menjalani pengobatan kemoterapi.

46

2.

Gambaran Dukungan Perawat di Ruang

Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar dukungan perawat adalah dalam kategori baik yaitu sebanyak 52 orang (52%) dan yang dukungan perawatnya kurang sebanyak 48 (48%). Selain dukungan keluarga, pasien juga membutuhkan dukungan perawat, hal ini dikarenakan perawatlah yang merupakan pihak pertama yang memberikan obat kemoterapi dan yang memonitor pemberian obat kemoterapi dari awal pemberian sampai akhir, sedangkan dokter hanya memberikan advis berupa resep pengobatan. Hal ini sejalan dengan Ibrahim (2000), bahwa perawat ikut berperan penting dalam mengendalikan kebutuhan emosi diri pasien terutama pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Menurut Kuntjoro (2010) peran perawat sangat penting dalam penanggulangan kecemasan dan berupaya agar pasien tidak merasa cemas melalui asuhan keperawatan komprehensif secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

3.

Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien di

Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar tingkat kecemasan responden adalah dalam kategori cemas sedang, yaitu sebanyak 65 orang (65%) diikuti cemas ringan sebanyak 33 orang (33%), sedangkan

47 yang tidak cemas sebanyak 2 orang (2%). Hal ini didukung karena pasien yang mengalami kecemasan merasa penderitaannya bertambah dengan adanya efek samping obat dan rasa tertekan karena adanya perasaan

menambah beban keluarga dalam hal biaya dan waktu. Hasil wawancara menunjukkan kecemasan pasien juga bertambah, ketika pasien bertanya mengapa obat kemoterapi belum diberikan. Kecemasan pasien juga diperburuk dengan lingkungan Rumah Sakit atau tempat pelayanan kesehatan yang tidak kondusif serta perasaan tidak berdaya.

4.

Hubungan

Antara

Dukungan

Keluarga

dengan Tingkat Kecemasan Pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP Dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji statistic korelasi Range Spearmans didapatkan nilai korelasi sebesar -0,815 dengan nilai

probabilitas sebesar 0,000 (<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga, maka akan semakin rendah tingkat kecemasn pasien, begitu pula sebaliknya, semakin rendah dukungan keluarga, maka akan semakin tinggi tingkat kecemasan pasien .

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wulandari (2011) tentang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien kanker Servix yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dokter Kariadi

48 Semarang. Penelitian menggunakan metode diskripstif korelasional, dengan jumlah sampel 58. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga (suami) dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi. Didapatkan nilai korelasi (r) sebesar 0,311 menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan yang sedang dan p value 0,018, arah hubungan ini terbalik sehingga dapat

disimpulkan semakin baik dukungan keluarga semakin rendah tingkat kecemasan pada pasien kanker cerviks yang menjalani kemoterapi.

Hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa pasien yang mendapat dukungan keluarga akan merasa aman, nyaman, perasaan dihargai, diperhatikan dan dicintai sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kecemasan (Smeltzer & Bare, 2002).

5.

Hubungan

Antara

Dukungan

Perawat

dengan Tingkat Kecemasan Pasien di Ruang Kemoterapi Day Surgery RSUP Dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji statistic korelasi Range Spearmans didapatkan nilai korelasi sebesar -0,694 dengan nilai

probabilitas sebesar 0,000 (<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan pasien. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan perawat, maka akan semakin rendah tingkat kecemasan pasien, begitu pula

49 sebaliknya, semakin rendah dukungan perawat, maka akan semakin tinggi tingkat kecemasan pasien .

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suwanti (2010), Hasil yang didapat dari penelitian ini :(1) terdapat hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan di RSU Sidoarjo dengan nilai p = 0,018 < 0,05 (2) terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan di RSU Sidoarjo dengan nilai p = 0,016 < 0,05 (3) terdapat hubungan antara dukungan perawat dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat menjalani perawatan di RSU Sidoarjo dengan nilai F hitung > F tabel (4,356 > 4,21) atau nilai p = 0,023 < 0,05.

Hasil tersebut sesuai dengan Perry & Potter (2005), bahwa peran perawat dalam upaya penyembuhan klien menjadi sangat penting, peran perawat juga diperlukan dalam penanggulangan kecemasan dan berupaya agar pasien tidak merasa cemas melalui asuhan keperawatan komprehensif. Perawat memiliki berbagai peran sebagai pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan pendidik.

C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini hanya mencari hubungan antara faktor eksternal dari variabel dukungan perawat dan keluarga, sedangkan faktor internal pada variabel yang mempengaruhi kecemasan (Umur, lingkungan,

50 tipe kepribadian, pendidikan, status ekonomi, maturitas, keadaan fisik, jenis kelamin, status pekerjaan, dan potensi stressor/ stadium kanker) belum dilakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan tersebut.

D. Implikasi Keperawatan Untuk profesi perawat disarankan agar melakukan pendidikan kesehatan secara adekuat dan komprehensif, serta memberikan motivasi kepada keluarga dalam memberikan dukungan pada pasien pre kemoterapi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien. Selain itu para perawat dapat juga mengajarkan teknik distraksi, relaksasi, maupun hypnotherapy untuk mengurangi tingkat kecemasan tersebut, baik kepada pasien maupun kekeluarga pasien.

51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Beradasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sebagian besar tingkat kecemasan pasien dalam kategori sedang,

yaitu sebanyak 65 orang (65%), sedangkan yang cemas ringan sebanyak 33 (33%), dan yang tidak cemas sebanyak 2 orang (2%). 2. Sebagian besar dukungan keluarga terhadap pasien kemoterapi di

Ruang One Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) adalah baik, yaitu sebanyak 56%. 3. Sebagian besar dukungan perawat terhadap pasien kemoterapi di

Ruang One Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) juga baik, yaitu sebanyak 52%. 4. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

tingkat kecemasan pasien di Ruang One Day Surgery RSUP dr. Kariadi Semarang Februari Maret 2012 (n=100) ( = 0,000 / < 0,05, maka terima Ha) 5. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan perawat dengan

tingkat kecemasan pasien di Ruang One Day Surgery RSUP dr. Kariadi

51

52 Semarang Februari Maret 2012 (n=100) ( = 0,000 / < 0,05, maka terima Ha) B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kelemahan yang ada dalam penelitian, peneliti memberikan saran : 1. Keluarga Pasien

Selalu memberikan dukungan kepada pasien, untuk mengurangi tingkat kecemasan selama masa pengobatan baik berupa materi, dukungan psikis maupun spiritual. 2. Rumah Sakit

Menyediakan sarana dan prasarana, maupun lingkungan yang aman dan nyaman untuk mendukung proses pengobatan pasien, sehingga banyak sedikitnya dapat memberikan kenyamanan pada pasien, serta secara tidak langsung ikut mengurangi kecemasan pasien. 3. Tenaga kesehatan

Diharapkan kepada setiap tenaga kesehatan, khususnya perawat agar lebih empati kepada pasien serta memberikan dukungannya, baik berupa dukungan instrumental, informasional, emosional, dan dukungan harga diri. 4. Penelitian lebih lanjut

Bagi penelitian lebih lanjut, sebagai acuan dalam penelitian mengenai dukungan keluarga dan dukungan perawat yang dihubungkan dengan tingkat tingkat kecemasan pasien kemoterapi, serta variable-variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai