Anda di halaman 1dari 7

6.

PENGANTAR Ketika radiasi gelombang elektromagnetik digunakan untuk membentuk variabel dinamik, transduser tidak memberikan efek pada sistem. Pengukuran dari sistem disebut nonlocal dan noncontact karena ridak ada kontak fisik yang dibuat variable dengan lingkungannya. Karakteristik pengukuran noncontact biasanya dapat dibuat dari jaraknya. Dalam proses kontrol, radiasi gelombang elektromagnetik yang tampak ataupun cahaya infra red digunakan untuk pengukuran. Teknik yang digunakan dalam aplikasi tersebut dinamakan optical. 6.2 DASAR DARI RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNATIK Bagian ini akan dijelaskan tentang metode karakteristik gelombang elektromagnetik.

6.2.1 Sifat Gelombang Elektromagnetik Kita mulai dengan catatan bahwa radiasi gelombang elektromagnetik merupakan salah satu bentuk energi. Sebuah objek yang melepaskan pancaran adalah kehilangan energi. Jika menyerap berarti memperkuat energinya. FREKUENSI DAN PANJANG GELOMBANG Dari kedua hal tersebut radiasi gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan. Ditemukan bahwa propagansi radiasi melalui udara sama seperti propagansi di air dari beberapa gangguan. Frekuensi merupakan osilasi per detik ketika radiasi dikeluarkan dari suatu titik ke udara. Panjang gelombang adalah jarak ruang antara minimum dan maksimum dari gelombang dalam arah propagansi. Kecepatan propagansi Dirumuskan : c = f (6-1) dimana : c = 2,998 x 108 m/ss 3 x 108 m/s = kecepatan gelombang elektromagnetik dalam vakum = panjang gelombang (m) f = frekuensi (Hz) atau cycle per secon (s-1) Ketika radiasi bergerak melalu ruang yang tidak vakum, kecepatan propagansi akan kurang dari c. Secara umum, kecepatan radiasi yang baru di indikasikan oleh index bias dari mediumnya, dirumuskan : (6-2) SATUAN PANJANG GELOMBANG Satuan panjang gelombang yang lain adalah Angstrom
10

, sebesar 10-10 m, atau 10.

m/

. Jadi, cahaya merah tadi mempunyai panjang gelombang 7000

SPECTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya, akan dijelaskan spektrumnya. Gambar 6.1 menunjukkan range dari gelombang elektromagnetik mulai dari fekuensi sangat rendah sampai frekuensi sangat tinggi. Catatan bahwa spektrum ini merupakan range energi dari sinyal radio dan cahaya tampak sinar X dan penetrasi sinar kosmok dan semua frekuensi yang dilalui. Dalam proses kontrol instrumen, akan dijelaskan 2 macam yaitu sinar infra merah dan cahaya tampak.

CAHAYA TAMPAK Mempunyai band antara 400 nm 760 nm, gambar (6.1). Band radiasi ini melingkup panjang gelombang itu dimana mata kita sensitip. SINAR INFRA MERAH Mempunyai panjang gelombang antara 0,76 m 100 m. Dalam beberapa kasus, panjang gelombangnya bisa mencapai 3 m 100 m yang disebut far-infrared. KARAKTERISTIK CAHAYA FOTON Energi foton dapat ditemukan dalam gelombang elektromagnetik pada frekuensi partikular dalam kuantisasi diskrit energi. Jika beberapa sumber mengeluarkan energi dari satu frekuensi , maka dinamakan quanta. Inilah yang dinamakan foton. Dirumuskan: (6-3) dimana Wp = energi foton (J) h = konstanta Plack (6,63 x 10-34 J-s) f = frekuensi (s-1) = panjang gelombang (m) :

energi suatu foton sangat kecil jika dibandingkan dengan energi listrik. Gambar 6.2 menunjukkan energi yang dibawa satu foton dalam beberapa panjang gelombang. Energi ini ditunjukkan dalam electron volt dimana 1 eV=1,62 10-19. DAYA Karena radiasi gelombang elektromagnetik bergerak maka dia mempunyai daya dalam joule per detik atau watt. Jika sumber mengeluarkan 10 watt berarti 10 joule dari energi cahaya dikeluarkan tiap detiknya. INTENSIITY Agar lebih jelas mengenai radiasi, akan dijelaskan ttg intensitas. 10 watt sumber dipancarkan ke daeraah dengan luas 0,2 m2, kita dapat mencari intensitasnyaa (watt per luas area), sehingga (10W)/(0,2 m2) di dapat 50 W/m2. (6-4) dimana I = intensitas (W/m2) P = daya (W) A = luas daerah (m2) :

DIVERGENSI Karena radiasi merambat dalam garis lurus, ini ada kemungkinan bahwa intensitas dari cahaya akan berubah meslipun dayanya konstan. Hal ini bisa dilihat pada gambar 6.3. Di sini kita mempunya 10 W dalam area A1. Selama sifat dari sumber dan cahaya merambat lurusss, kita dapat lihat bahwa beberapa jarak sama 10 W dibagikan lebih dari area A 2, dan intensitas dikurangi. Penyebaran radiasi disebut divergensi, terdapat yang diukur dari tepi cahaya sampai pusat arahan.

Suatu tingkat energi cahaya melalui suatu daerah dapat dijelaskan dengan komplit jika meliputi daya yang dibawa, cross sectional area dan divergensi

Bila suatu sumber memancarkan daya sebesar P seperti terlihat pada gambar 6.5. Intensitas pada jarak R ditemukan dengan membagi daya total dengan luas daerah permukaan bola dengan radius R dari sumber cahaya. I = P/ A dalam W/m2 Sekarang luas permukaan bola dengan radius R diberikan oleh A = 4R 2, sehingga untuk permukaan disekitar sumber titik I = P/ 4R2 dalam W/m2 Persamaan ini menunjukkan bahwa intensitas dari suatu sumber titik berkurang sebanding dengan kuadrat kebalikan dari jarak. KOHERN Karakteristik radiasi yang kurang terlihat adalah kohernsinya. Kita telah mengetahui bahwa cahaya diuraikan melaui listrik dan medan magnet yang berosilasi pada kawasan waktu dan ruang. Secara umum, sumber-sumber cahaya konvensional seperti bola lampu pijar dan flouresen menghasilkan sinar tanpa kohern.

Gambar 6.5 Intensitas cahaya dari sumber titik tergantung pada jarak dari sumber R dan daerah yang diperhatikan A

6.2.3 Prinsip Energi Cahaya Dikarenakan pentingnya cahaya tampak bagi kehidupan manusia, suatu bahasan tertentu sering digunakan untuk menjelaskan baik tingkat energi maupun sifat kromatik dari radiasi medan elektromagnetik. Bahasan ini menyumbangkan berbagai aplikasi dari bidang keteknikan secara prinsipil yang dapat dirasakan oleh manusia, dikarenakan susunan energinya terdiri atas radiasi ME ( medan elektromegnetik ) yang sensitif terhadap band frekuensi yang diterima mata.

SUMBER STANDAR Untuk mendefinisikan satuan photometrik, suatu sumber standar dari radiasi EM digunkan untuk mewakili gabungan dari daya dan khomatik. Sumber standar terdiri atas segelas kimia platinum leleh pada suhu 2046 Kelvin seperti yang digambarkan pada gambar 6.6.

Gambar 6.6 Gambar yang sangat sederhana berikut menunjukkan fitur-fitur penting yang dimiliki suatu sumber standar yang dipergunakan untuk mendefinisikan satuan luminous ( keterangan )

INTENSITAS KETERANGAN SI mendefinisikan satuan dari intensitas keterangan dengan satuan candela ( cd ). Suatu sumber standar dikatakan mengemisikan 1 candela dari suatu daerah seluas seperenambelas cm persegi dari permukaannya. Satuan ini menunjukkan jumlah besar radiasi yang diberikan oada segala arah dengan semua panjang gelombang dari bagian permukaan tersebut. Seringkali, sumber diterangkan dengan penerangan, Luminance, ( L ) yang menyatakan besar pengukuran lainnya dari intensitas keterangan yang tidak menunjukkan pada suatu satuan luas tertentu. Oleh karena itu, suatu sumber standar mempunyai luminance sebesar 60 cd/cm2, dengan satuan pengukuran dalam cd/cm2. FLUX KETERANGAN Jumlah radiasi EM yang melalui suatu daerah perdetik relatif terhadap suatu sumber standar didefinisikan sebagai flux keterangan ( luminous flux ). Satuan pengukuran disebut lumen (lm) yang didefinisikan sebagai suatu sumber yang memancarkan 1 cd ke sudut ruang sebesar 1 steradian ( 1 lumen = 1 cd/sr ). Sementara sudut ruang diberikan sebagai ratio dari luas permukaan bola dengan besar radiusnya. Satuan SI sudut ruang adalah steradian (sr) yang didefinisikan sebeasar 4 sr untuk seluruh permukaan bola. Al ini diperoleh sebelumnya bahwa bola dengan jari-jari R memiliki luas permukaan sebesar 4 R2 sehingga Sudut ruang bola : Luas / R2 = 4 R2 / R2 = 4 sr gambar 6.7 menjelaskan dengan jelas bahwa suatu daerah dengan luas A pada bola dengan jari-jari R. Sudut ruang yang dibentuk, , diberikan oleh = A / R2 Pada kasus ini, 1 sr diberikan saat luas permukaan pada persamaan 6-7 sama dengan R2 Sehingga sekarang luminous flux dapat didefinisikan sebagai =I/ (6-8)

Gambar 6.7. Sudut ruang didefinisikan sebagai perbandingan dari area yang dimaksud pada bola dengan jari-jari kuadrat.

PENERANGAN ( ILLUMINATION ) Besaran ini dinyatakan dengan satuan lux (lm) yaitu sebesar 1 lumen per-meter kuadrat (lm/m2). E= /A (6-9) Dimana = Luminous flux (lm) A = Luas daerah (m2) E = illumnasi (lm/m2)

HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN. Untuk meningkatkan pemahaman dari besaran-besaran tersebut , tabel 6.1 menunjukkan daftar beberapa karakteristik dari lampu pijar maupun lampu flouresen beserta satuannya. Tabel 6.2 menunjukkan bahwa illuminais dihasilkan oleh beberapa sumber yang familiar dengan lingkungan kita. Tabel 6.1 Karakteristik Lampu Tipe dan ukuran Lampu ( input watt listrik ) Pijar, 10 W Pijar, 40 W Pijar, 60 W Pijar, 200 W Flouresen, 8 W Flouresen, 40 W Flouresen, 100 W

Luminous Flux (Lumens) 78 465 835 3650 490 232. 4400

Effikasi (Lumens/Watt) 7.8 11.7 13.9 18.3 35.0 58.0 44.0

Anda mungkin juga menyukai