Anda di halaman 1dari 13

1.

Merasapi Dzikir
Ibadah dzikir cukup simpel dan mudah dilakukan. Tidak harus dengan persiapan khusus, tempat khusus dan waktu khusus. Dalam kondisi apapun diperbolehkan, asal tidak pada tempat-tempat yang kotor dan menjijikkan. Seorang Muslim bisa memanfaatkan waktu yang senggang dan kosong untuk berdzikir. Berdzikir bisa dilakukan pada waktu menunggu antrian, waktu menunggu lampu merah, dan seterusanya. Mengisi waktu kosong dengan dzikrullah, bisa membantu seseorang terhindar dari perbuatan sia-sia dan dosa. Karena waktu dan kesempatan yang kosong berpeluang dua hal; kebaikan atau keburukan, positif atau sebaliknya. Adapun dzikir muthlak (bebas ) boleh dilakukan dalam jumlah yang tidak terbatas. Dan adanya pembagian kepada dzikir muthlak (bebas ) ini memberikan peluang bagi Muslim untuk sering melakukan dzikrullah. Sebagaimana Allah SWT memotivasi hal tersebut seraya mengisyaratkan bahwa sering berdzikir adalah kebiasaan atau tradisi orang-orang yang cerdas. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (cerdas). Yaitu orang-orang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kondisi berdiri, duduk dan berbaring. (Ali Imran: 190-191). Selain manfaat yang bersifat bathini (non-fisik atau kejiwaan), di zaman modern ini banyak penelitian juga penemuan yang menjelaskan manfaat-manfaat dzikir secara fisik (kesehatan badan). Berbagai penemuan dan penelitian di Negara Muslim atau bahkan di Negara minoritas Muslim seperti di Amerika dan Inggris menjelaskan fakta tersebut.

Dalam suatu konfrensi kedokteran di Kairo beberapa waktu yang lalu, Doktor Ahmad Al Qodli, ahli penyakit jantung dan direktur lembaga pendidikan dan penelitian kedokteran Islam di Amerika, menyatakan bahwa mendengarkan atau membaca Al- Quran sebagai bentuk dzikir yang paling utama (afdhal) mampu menimbulkan ketenangan jiwa yang menyebabkan peningkatan daya imunitas tubuh melawan serangan penyakit. Kesimpulan tersebut disampaikan dalam konferensi tersebut setelah mengadakan riset lapangan terhadap 210 pasien sukarela selama 48 kali pengobatan yang dibarengi dengan membaca Al-Quran atau memperdengarkannya. Ternyata 77% dari sampel acak yang terdiri dari muslim dan non muslim tersebut, menampakan adanya gejala pengenduran syaraf yang tegang dan selanjutnya menimbulkan ketenangan jiwa. Semua gejala tadi direkam dengan alat pendeteksi elektronik yang dilengkapi dengan komputer untuk mengukur setiap perubahan yang terjadi dalam tubuh selama pengobatan. Menurut Al Qodli, berkurangnya ketegangan saraf ini mampu mengaktifkan dan meningkatkan daya imunitas tubuh dan memperoleh proses kesembuhan pasien.

2. Menghayati Al-Quran
Nabi Muhammad SAW berserta para sahabatnya memang orang-orang yang sangat menghayati dan menjiwai Al Quran.Untuk dapat menghayati Al Quran dengan maksimal dibutuhkan tiga perkara yaitu : 1.Sungguh-sungguh memahami makna dari apa yang mereka baca.Baik ketika Allah SWT menceritakan tentang surga,neraka ataupun janji-janji Allah SWT lainnya. 2.Membaca dengan khusuk atau merasa sedang diawasi Allah SWT ketika membaca kitabNya. 3.Harapan yang sangat besar agar mendapat pahala yang berlimpah ruah yang Allah SWT janjikan bagi orang-orang yang membaca Al Quran dengan baik.

3. Menikmati Ishtigfar
Keutamaan Istighfar Sesungguhnya istighfar merupakan manifestasi dari ketaatan kepada Allah azza wa jalla. Istighfar menjadi sebab diampuninya dosa-dosa, firman Allah taala (artinya) : Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" (QS. Nuuh :10) Turunnya hujan. Firman Allah (artinya) : Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. (QS. Nuuh :11) Memperbanyak harta dan anak. Firman Allah (artinya) : Dan membanyakkan harta dan anakanakmu. (QS. Nuuh :12) Memasukkan ke surga. Firman Allah (artinya) : Dan mengadakan untukmu surga-surga. (QS. Nuuh :12) Menambah kekuatan dalam segala segi. Firman Allah (artinya) : Dan Allah akan menambah kekuatan dari kekuatan yang telah ada. Perhiasan yang baik. Firman Allah (artinya) : Dia memberi perhiasan kepada kalian dengan perhiasan yang baik. Menolak bala (musibah). Firman Allah (artinya) : Dan tidaklah Allah menimpakan adzab kepada mereka sedang mereka meminta ampunan. istighfar merupakan suatu sebab untuk memberikan keutamaan bagi orang yang berhak menerimanya. Dalilnya : Dan Dia memberi setiap orang yang memiliki keutamaan dengan keutamaannya. Seorang hamba membutuhkan istighfar, karena mereka telah melakukan kesalahan/ dosa di malam maupun siang hari. Apabila mereka meminta ampun kepada Allah maka Allah akan memberi ampunan kepada mereka.

Istighfar merupakan sebab turunnya rahmah. Firman Allah (artinya) :Kalau saja mereka meminta ampunan kepada Allah, sehingga dengan itu kalian termasuk orang-orang yang mendapatkan rahmah. Istighfar merupakan pelebur kesalahan saat bermajlis. Istighfar merupakan bentuk perbuatan untuk mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau meminta ampun kepada Allah dalam sebuah majlis sebanyak 71 kali, dalam riwayat disebutkan 100 kali. Bentuk-bentuk Istighfar Sayyidul istighfar sebagai istighfar yang paling utama, yakni ucapan seorang hamba (artinya): Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Engkau adalah Dzat yang menciptakanku dan aku berada diatas janji dan ancaman-Mu sebatas apa yang aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelakan perbuatanku. Aku mengenal-Mu melalui pemberian nikmatMu kepadaku. Sesungguhnya aku adalah orang yang berdosa, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada Dzat yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau. Astaghfirullah (aku meminta ampun kepada Allah). Rabbighfirli (Wahai Rabb ampunilah aku) Ya Allah sesungguhnya aku mendzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada Dzat yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau. Ya Rabb, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang menerima taubat dan Maha mengampuni, atau (riwayat lain,) Dzat yang Maha menerima taubat lagi maha Penyanyang. "Ya Allah, sesungguhnya aku ini mendzalimi diriku sendiri dengan banyak kedzaliman. Tidak ada Dzat yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Allah, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu. Kasihinilah aku sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Penyanyang.

4. Menengadahkan Doa
Salah satu ulama Al Azhar, Al Muhaddits Syeikh Ahmad bin Shiddiq Al Ghumari Al Maghribi (1380 H) telah menyebutkan alasan kenapa disyariatkan menengadahkan tangan ke langit saat berdoa. Dalam beliau, Al Manhu Al Mathlubah fi Istihbabi Rafi Al Yadaini fi Ad Dua` bada As Shalawati Al Maktubah (hal.61), beliau mengatakan,Jika ada yang mengatakan,kalau Allah Taala terbebas dari arah, lantas kenapa menengadahkan tangan ke langit saat berdoa? Beliau menjawab pertanyaan itu dengan jawaban Imam At Thurthusi (529 H), ulama Malikiyah dari Iskandariyah, yang termaktub dalam Ithaf As Sadah Al Muttaqin, syarah Ihya Ulum Ad Din (5/34,35). Dalam jawaban itu, At Thurthusi memberikan dua jawaban: Pertama: Hal itu berkenaan dengan masalah ubudiyah, seperti menghadap kiblat saat melaksanakan shalat, dan meletakkan kening ke bumi saat sujud, yang juga mensucikan Allah dari tempat, baik itu Kabah maupun tempat sujud. Sehingga, seakan-akan langit merupakan kiblat saat berdoa. Kedua : Karena langit adalah tempat turunnya rizki, rahmat dan keberkahan, sebagaimana hujan turun dari langit ke bumi. Demikian pula, langit merupakan tempat para malaikat, dimana Allah memutuskan maka perintah itu tertuju kepada mereka, hingga mereka menurunkannya ke penduduk bumi. Ringkasnya, langit adalah tempat pelaksanaan keputusan, maka doa ditujukan ke langit. Jawaban At Thurtusi di atas sejatinya merujuk kepada jawaban Al Qadhi Ibnu Quraiah (367 H), saat ditanya oleh Al Wazir Al Muhallabi (352 H), seorang menteri Baghdad yang amat dekat dengan para ulama. Dimana suatu saat Al Muhallabi menanyakan,Saya melihatmu menengadahkan tangan ke langit dan merendahkan kening ke bumi, di mana sebenarnya Dia (Allah Taala)? Ibnu Quraiah menjawab,Sesungguhnya kami menengadahkan tangan ke tempat-tempat turunnya rizki. Dan merendahkan kening-kening kami ke tempat berakhirnya jasad-jasad kami. Yang pertama untuk meminta rizki, yang ke dua untuk menghindari keburukan tempat kematian. Tidakkah engkau mendengar firman Allah Taala (yang maknanya),Dan di langit rizki kalian dan apa-apa yang dijanjikan. (Ad Dzariayat: 22). Dan Allah Taala berfirman (yang maknya),Darinya Kami ciptakan kalian, dan padanya Kami kembalikan kalian. (Thaha: 55).

5. Menghanturkan Shalawat
Di antara sisi lainnya adalah bahwa Allah taala memerintahkan dan mendorong kita bershalawat dalam rangka memuliakan, menghormati, dan mengutamakan Nabi sSAW., dan Dia menjanjikan orang yang berupaya mengamalkannya hajat kebutuhan yang baik dan keberuntungan meraih pahala yang besar. Shalawat merupakan amal yang paling berhasil, ucapan yang paling unggul, kondisi yang paling bersih, pendekatan yang paling tepat, dan keberkahan yang paling merata. Dengannya seseorang bisa sampai kepada keridlaan Dzat Yang Maha Pengasih, diraih kebahagiaan dan keridlaan. Dengan shalawat pula keberkahan akan tampak, doa-doa dikabulkan, dan derajat tinggi bisa didaki, serta retaknya hati bisa ditutup dan dosa-dosa besar dimaafkan. Allah taala memberikan wahyu kepada Musa (semoga shalawat dan salam terhatur kepada Nabi kita dan kepadanya): Ya Musa, apakah kamu ingin aku lebih dekat kepadamu daripada ucapanmu kepada lidahmu, daripada suara desah hatimu kepada hatimu, daripada ruhmu kepada badanmu, dan daripada cahaya penglihatanmu kepada penglihatanmu?! Iya, ya Rabb, jawab Musa. Firman Allah, Perbanyaklah shalawat kepada Muhammad saw. Sisi lainnya adalah bahwa Nabi saw. dicintai oleh Allah azza wa jalla, kedudukannya agung di sisiNya, sedang Dia dan para malaikat-Nya telah bershalawat kepadanya, sekaligus memerintahkan orang-orang beriman bershalawat dan salam kepadanya, maka seharusnyalah mencintai kekasih dan mendektkan diri kepada Allah taala dengan mencintai dan mengagungkan beliau, bershalawat kepadanya, dan menteladani shalawat Allah taala dan shalawat para malaikat-Nya kepadanya. Di antara sisi pentingnya juga adalah keutamaan dan janji berupa pahala yang besar, dzkir yang agung, dan kebahagiaan orang yang melakukannya meraih ridla Allah taala dan dipenuhinya kebutuhan akhirat dan dunianya. Sisi lainnya, di dalam shalawat terdapat aspek mensyukuri wasitah (perantara) di dalam nikmatnikmat Allah yang dianugerahkan pada kita, yang kita diperintahkan mensyukurinya. Maka tidak ada satu nikmat yang terdahulu maupun akan datang berupa penciptaan dan pemanjangan di dunia dan akhirat, melainkan beliaulah penyebab sampai dan berjalannya nikmat-nikmat itu kepada kita. Nikmat beliau atas kita adalah mengikuti pada nikmat-nikmat Allah taala, sedang nikmat-nikmat Allah tidak bisa dibatasi hitungan, sebagaimana firman-Nya, Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. (Q.S. an-Nahl: 18) Maka wajilah atas kita memenuhi hak beliau. Kita wajib juga di dalam mensyukuri nikmatnya jangan sampai kendor (putus) bershalawat kepadanya di setiap masuk dan keluarnya nafas. Sisi penting shalawat juga adalah pengaruh dan kegunaannya yang telah teruji di dalam mencerahkan dan meningkatkan semangat, sehingga dikatakan bahwa shalawat itu cukup menjadi sebagai guru dalam tarekat dan bisa menempati kedudukan guru dalam tarekat itu. Sisi lainnya juga adalah bahwa di dalam shalawat ada rahasia kelurusan yang menghimpun kesempurnaan hamba dan menyempurnakannya. Di dalam shalawat atas Rasulullah saw. terdapat mengingat Allah dan Rasul-Nya. Dan tidaklah begitu kebalikannya. Kemudian berkata,

Dan di dalam kitabnya Ibnu Farhun al-Qurthubi disebutkan: Ketahuilah bahwa di salam shalawat ke atas Nabi saw. terdapat 10 kemuliaan, Shalawatnya Dzat Yang Maha Raja lagi Maha Perkasa. Syafaatnya Nabi yang terpilih. Mentauladani para malaikat yang mulia-mulia. Berbeda dengan kaum munafik dan kaum kuffar. Dihapusnya dosa dan kesalahan. Sebagai penolong dipenuhinya hajat kebutuhan. Sicerahkannya aspek lahir dan batin. Selamat dari rumah kebinasaan (jahannam). Masuk negeri kekekalan. mendaptkan salam Dzat Yang Penyayang lagi Maha Pengampun. Dan di dalam kitab Hadaiqul Anwaar fish Shalah was Salam alan Nabi al-Mukhtar (taman-taman cahaya di dalam bershalawat dan salam kepada Nabi terpilih) disebutkan: Taman kelima mengenai buah-buah yang bisa dipetik seorang hamba terkait dengan shalawat kepada Rasulullah saw. berikut faedah-faedah yang bisa diraih, Melaksanakan perintah Allah swt. berupa bershalawat kepada beliau. Bersesuaian dan mencocoki Allah swt. di dalam bershalawat kepada Nabi saw. Bersesuaian dan mencocoki para malaikat di dalam bershalawat kepada Nabi saw. Bershalawat kepada Nabi sekali mendapatkan balasan sepuluh shalawat (rahmat) dari Allah swt. Diangkat sepuluh derajat. Dicatat sepuluh kebaikan. Dihapus sepuluh kesalahan. Doa seseorang mudah dikabulkan. Shalawat menjadi sebab (perantara) mendapatkan syafaat Rasulullah saw. Shalawat menjadi sebab dosa-dosa diampuni aib-aib ditutupi. Shalawat menjadi sebab seorang hamba dicukupi segala kesusahannya. Shalawat menjadi sebab seorang hamba dapat dekat dengan Rasulullah saw. Shalawat bisa bernilai laksana sedekah. Shalawat menjadi sebab berbagai kebutuhan terpenuhi. Shalawat menjadi sebab orang yang mengucapkannya mendapatkan shalawat dari Allah swt. dan para malaikat-Nya. Shalawat dapat menjadi zakat (pembersih, pemberkah, dan penyubur) jiwa. Shalawat menjadi sebab seorang hamba mendapatkan berita gembira berupa surga sebelum dia meninggal dunia. Shalawat menjadi sebab selamat dari malapetaka hari kiamat. Shalawat menjadi sebab orang yang mengucapkannya mendapatkan jawaban dan sambutan (respon) dari Rasulullah saw. Shalawat menjadi sebab seorang hamba mengingat hal yang dia lupakan. Shalawat menjadi sebab harumnya majelis, dan majelis yang diselenggarakan tidak akan menjadi kekecewaan pada hari kiamat. Shalawat menjadi sebab ditiadakannya kefakiran. Jika seorang hamba bershalawat usai nama beliau disebut, ia telah dinafikan dari predikat kikir dan pelit.

Shalawat menyelamatkan seseorang dari predikat rendah dan hina, yakni manakala nama Rasulullah saw. disebut dan dia enggan bershalawat. Shalawat menempatkan seseorang pada titian jalan ke surga, dan bisa menyesatkan orang yang enggan shalawat jauh dari jalan surga. Shalawat menyelamatkan suatu majelis dari bau busuk manakala di dalam majelis itu tidak disebut asma Allah swt. dan Rasulullah saw. Shalawat menyebabkan kesempurnaan suatu ucapanyang dimulai dengan memuji Allah swt. dan bershalawat kepada Rasulullah saw. Shalawat menjadi sebab kesuksesan hamba melewati shirath (titian jalan menuju surga yang dipasang di atas neraka). Shalawat mengeluarkan seorang hamba dari gelar kaku dan keras kepala (al-jafa). Shalawat menjadi sebab seseorang mendapatkan buah tutur yang baik dari Allah swt. di (kalangan penduduk) langit dan bumi. Shalawat menjadi sebab seseorang meraih rahmat Allah swt. Shalawat menjadi penyebab keberkahan. Shalawat menjadi penyebab langgeng, meningkat, dan berlipat gandanya kecintaan beliau. Dan itu termasuk simpul-simpul keimanan yang hanya bisa sempurna dengannya. Shalawat menjadi sebab kecintaan Rasulullah saw. kepadanya. Shalawat menjadi sebab seorang hamba mendapatkan hidayah dan hidup hatinya. Shalawat menjadi sebab nama seseorang dipaparkan dan disebut di sisi beliau. Shalawat menjadi sebab telapak kaki tegak dan kokoh di atas shirath. Shalawat berarti memenuhi sedikit hak Rasulullah saw. dan ungkapan terima kasih (balas jasa) kepada beliau atas berbagai nikmat yang diberikan Allah taala melalui beliau. Shalawat mengandung dzikir kepada Allah swt. dan syukur kepada-Nya serta mengenal kebaikan-Nya. Shalawat kepada Nabi saw. dari seorang hamba adalah doa dan permohonan kepada Tuhannya azza wa jalla. Berarti ia satu kali berdoa untuk Nabi saw., dan pada kali lain untuk dirinya sendiri. Dan tidak diragukan bahwa di dalam hal ini terdapat kelebihan bagi seorang hamba. Buah dan faedah terbesar yang diraih dengan bershalawat kepada beliau adalah tercetaknya (terpatrinya) rupa beliau yang mulia di dalam jiwa. Memperbanyak shalawat kepada beliau menduduki kedudukan guru murabbi.

6. Mendirikan Sholat
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (menyembah) kepada-Ku. (QS. Adz-Dzaariyaat (51): 56) Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah (2): 21) Sesungguhnya, ayat di atas telah dengan gamblang menjelaskan kepada manusia perihal tugas, alasan dan tujuan penciptaan mereka. Tidaklah segala sesuatu yang dikerjakan di dunia ini melainkan hanya berpangkal dan berujung pada perintah dan larangan Allah swt semata. Telah jelas perintah Allah pada ayat di atas, yaitu agar umat manusia hanya beribadah kepadanya saja,

mengabdikan hidup hanya pada segala sesuatu yang bernilai ibadah kepada Allah. Ingatlah, bahwa Allah-lah yang telah memberikan kehidupan ini kepada seluruh makhluk di langit dan bumi, serta yang berada di antara keduanya. Maka tidaklah patut lagi bagi manusia untuk melupakan apa yang telah menjadi kewajiban baginya. Mendirikan sholat adalah salah satu ibadah yang paling utama bagi umat islam. Ibadah sholat ini akan menjadi amal yang pertama kali dipertanyakan di sisi Allah swt kelak. Jika sholat-nya baik maka insya Allah baik pula amalan-amalannya yang lain. Namun, jika sholatnya buruk maka buruk pulalah amalan-amalannya yang lain. Mendirikan sholat merupakan tiangnya agama islam. Perintah mendirikan sholat merupakan poin ke dua dari rukun islam setelah membaca dua kalimat syahadat. Maknanya adalah, setelah seseorang masuk islam dengan mengucap syahadat, maka ia wajib untuk mendirikan sholat yang lima waktu. Jika ia belum mendirikannya, maka islamnya belum berdiri dengan tegak. Dan iapun dapat digolongkan dalam golongan orang-orang kafir. Masalah perintah mendirikan sholat ini pernah ditanyakan oleh kaum Yahudi kepada Rasulullah saw dalam sebuah riwayat yang cukup panjang. Selain mengenai keutamaan mendirikan sholat, dalam riwayat tersebut juga terjadi tanya jawab mengenai waktu-waktu sholat dan juga puasa Ramadhan. Berikut ini adalah kisah tersebut: Ali bin Abi Talib ra berkata, Sewaktu Rasullullah saw duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Anshar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa as yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab. Kemudian Rasullullah saw bersabda, Silahkan bertanya. Lalu berkatalah orang Yahudi tersebut, Coba terangkan kepada kami mengenai lima waktu yang diwajibkan oleh Allah kepada umatmu. Sabda Rasullullah saw, Mendirikan Sholat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Mendirikan Sholat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam as memakan buah khuldi. Mendirikan Sholat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam as Maka setiap mukmin yang mendirikan sholat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Mendirikan Sholat Isya ialah sholat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Mendirikan Sholat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.

Mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu orang Yahudi itu berkata, Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh oleh orang yang mendirikan sholat. Rasullullah saw menjawab, Jagalah waktu-waktu sholat terutama sholat yang pertengahan. Sholat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mendirikan sholat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat. Rasulullah saw pun kembali bersabda, Manakala sholat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam as memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mendirikan sholat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir. Kemudian Rasullullah saw membaca ayat yang artinya, Jagalah waktu-waktu sholat terutama sekali sholat yang pertengahan. Sholat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam as diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mendirikan sholat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan. Sabda Rasullullah saw, Sholat Isya (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk mendirikan sholat Isya berjamaah, Allah swt mengharamkan dirinya dari terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath. Sabda Rasulullah saw lagi, Sholat Subuh pula, seseorang mukmin yang mendirikan sholat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah swt dua kebebasan yaitu: dibebaskan daripada api neraka, dan dibebaskan dari nifaq. Setelah mendengar penjelasan daripada Rasullullah saw, maka orang-orang Yahudi itu berkata, Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (saw). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah swt mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu? Rasullullah saw menjawab dengan sabdanya, Ketika Nabi Adam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam as selama 30 hari. Kemudian Allah swt mewajibkan ke atas keturunan Adam as berlapar selama 30 hari. Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah swt kepada makhluk-Nya. Orang Yahudi itu berkata lagi, Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang diperolehi daripada berpuasa itu. Sabda Rasullullah saw, Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah swt, maka dia akan diberikan oleh Allah swt tujuh perkara:

Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada makanan yang haram). Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan). Diberikan cahaya oleh Allah swt pada hari Kiamat untuk menyeberang jembatan Sirath. Allah swtakan memberinya kemudian di surga. Orang Yahudi itu kembali berkata, Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para nabi. Rasullullah saw bersabda, Seorang nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat). Kata orang Yahudi, Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau utusan Allah). Betapa besar keutamaan mendirikan sholat lima waktu seperti yang telah dipaparkan oleh Rasulullah saw dalam kisah di atas. Jika kisah ini masih juga belum bisa membukakan hati kita, menyadarkan kita untuk mengabdikan hidup kita hanya untuk beribadah kepada Allah swt, lalu pengertian dalam bentuk apa lagi yang kita cari? Kalau dengan ini belum bisa menjadikan kita sebagai umat muslim yang senantiasa istiqomah untuk mendirikan sholat fardhu tepat pada waktunya. 7. Meresapi Asmaul Husna Walillaahil asmaa-ul husnaa faduuHu biHaa. Bagi Allah lah Nama-nama yang baik, Maka berdoalah dengannya Apa yang terbersit di pikiran Anda jika disebutkan Asmaul Husna? Mungkin di pikiran Anda terbayang 99 nama-nama indah/baik untuk Allah. Hafalkah ke 99 nama-nama indah Allah Swt. itu? Atau mungkin Anda tak banyak mengenal, kecuali beberapa nama Allah yang sering kita baca dan dengar, seperti Arrahman, Arrahim, Al kudus, dan sebagainya. Sebenarnya semua itu bergantung seberapa jauh kita mengenal Allah Swt. dengan Asmaul Husnanya. Sebagai muslim sejati kita diwajibkan untuk mengakui hanya ada satu ilah yaitu ALLAH dan tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya seluruh kuasa jagad alam dan segala isinya, termasuk kita manusia. Di dalamnya pula kita diwajibkan untuk mengabdi/menghambaNya dengan sebenar-benar penghambaan. Lalu, bagaimana cara kita bisa untuk menghamba dengan sebenar-benar penghambaan? Jawabannya tentu kita harus mengenal dulu siapa yang kita sembah/hambakan. Mendekatkan terhadap pengenalan kepada Allah yang bersumber dari Al-Quran melalui wasilah junjungan kita Nabi Muhammad Saw., telah mendeskripsikan diri-Nya melalui nama-nama yang indah.

Lantas harus diapakan Asmaul Husna? Perintah Allah jelas berdoalah dengannya. Artinya Allah Swt. sangat menyenangi jika hamba-hambanya berdoa dengan kalimah Asmaul Husna. Pada saat apa kita berdoa? Ya, Allah Swt. selalu memberikan cobaan bagi orang-orang yang bertakwa untuk menguji keimanan mereka. Pada saat kita menerima cobaan berdoa dengan Asmaul Husna sangat dianjurkan. Misalnya, saat hati sedang gundah, kesulitan ekonomi, kesulitan jodoh, dan sebagainya. Hati kita diharapkan selalu dekat dengan-Nya. Tak ayal orang-orang sholeh selalu melantunkan Asmaul Husna dalam setiap doa-doanya. Itulah Mukjizat Asmaul Husna mampu mengantarkan manusia kepada kejernihan hati dan pikiran. 8. Berwasilah Ngga ada Penjelasannya. 9. Membiasakan Sedekah Berinfaq adalah satu amalan yang sangat besar balasannya dan ganjarannya. Allah SWT berfirman : "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS.AlBaqarah:261) "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya".(QS.Ali Imran:92) "Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)".(QS.Al anfaal:60) "Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (QS.Saba':39) Rasul SAW bersabda : 1. "Sedekah itu petunjuk (cermin)" maksudnya sedekah itu menunjukkan (mencerminkan) bahwa pelakunya memiliki keimanan yang baik dan percaya dengan hari pembalasan (qiyamat) karena ia pasti melakukannya dengan mengharapkan pahala dan pahala adanya di akhirat. Sebagian ulama berpendapat 'dihari kiamat nanti orang yang bersedekah memiliki tanda yang khusus'. 2. "Musnahkan segala kesumpekkan hidup kalian dengan bersedekah niscaya Allah SWT akan melapangkan kesempitan-kesempitan kalian dan menolong kalian kalian dari musuh-musuh kalian".

3. "Bersedekahlah,karena didalamnya terdapat 6 manfaat yaitu 3 didunia dan 3 di akhirat,adapun 3 didunia diantaranya : a.menambah (keberkah) rezeki b.memperbanyak harta. c.memakmurkan (melapangkan) rumah. Adapun 3 diakhirat yaitu : a.menutupi aib (kejelekan waktu didunia) b.menjadi naungan atas kepala. c.menjauhi dari api neraka. 4."Sesungguhnya sedekah seorang muslim itu menambah keberkahan umur dan menghindarkan mati konyol (su'ul khatimah)dan Allah SWT menghilangkan dari dirinya sifat sombong,kefaqiran dan keangkuhan". 5."Bersedekah dapat memadamkan (panasnya) dosa". 6."Sesungguhnya setiap terbit matahari ada dua malaikat yang berdoa,salah satunya berdoa 'wahai Allah,gantilah harta orang yang bersedekah' dan yang lainnya berdoa 'wahai Allah,hancurkanlah harta orang yang tidak bersedekah' ". 7."Bersedekah akan membendung 70 pintu bencana (malapetaka)". 8."Lakukanlah sedekah dipagi hari karena musibah tidak akan menimpa pelakunya (dirinya,keluarganya dan hartanya)". 9. "Sesungguhnya sedekah itu akan memadamkan panasnya alam (siksa) kubur untuk pelakunya". Jadi sedekah bermanfaat untuk 3 alam yaitu : 1.alam dunia 2.alam barzah 3.alam akhirat. 10. "Tidaklah berkurang harta yang disedekahkan melainkan bertambah,bertambah dan bertambah". ulama mengatakan bahwa 3 hal yang digemari blis dan tentaranya yaitu : 1.Mukmin yang membunuh mukmin lainnya. 2.Orang yang mati kafir (su'ul khatimah). 3.Orang yang takut susah/fakir (sehingga menghalanginya dari bersedekah). Janganlah kita sampai kalah dengan orang kafir,mereka giat dan antusias berinfaq untuk kepentingan agama mereka,bahkan mungkin jumlah harta yang mereka sedekahkan jauh lebih besar dari sebagian umat Islam sedekahkan. Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan". (QS.Al Anfaal:36)

10.

Memungut makna Taqwa

Nabi pernah bersabda, At Taqwa ha huna , ( taqwa itu di sinisambil menunjuk dada beliau ). beliau mengisyaratkan bahwa letak dari sebuah ketaqwaan adalah di dalam hati. hati yang oleh al Ghozali di ibaratkan sebagai seorang raja yang menguasai seluruh anggota badan. Bila raja itu baik maka baiklah semua pengikutnya, begitupun sebaliknya. ketaqwaan seseorang bukanlah diukur dari ibadah-ibadah lahiriyyah yang dilakukan oleh seseorang, akan tetapi lebih kepada seberapa berhasil ia memformat hatinya sehingga mampu menampung cahaya keagungan Alloh, dan mendepak segala jenis penyakit hati yang bersarang dan anak pinak dihatinya. Dalam Minhajul abidin Al Ghazali membagi definisi taqwa menjadi tiga : Pertama, taqwa yang berarti takut, Alloh berfirman :( dan hanya kepadakulah kalian harus takut ). Kedua, taqwa bermakna taat, sesuai dengan firman Alloh Ittaqulloh Haqqo tuqootih, Ibnu Abbas menafsirkannya dengan athiulloha haqqo thooatih. Ketiga, taqwa yang berarti tanziihul qulub anidz dzunuub ( membersihkan hati dari segala dosa ), makna taqwa yang ketiga inilah yang sejalan dengan sabda Nabi bahwa taqwa itu letaknya dihati. Indikasi nabi tersebut menunjukkan bahwa orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu membersihkan hatinya dari noktahnoktah dosa. Pengosongan hati dari sifat tercela seperti Itbaaulhawa (mengikuti hawa nafsu ), Ujub (membanggakan diri), Riyaa ( pamer dlm ibadah ), sumah ( mendengar2kan amalannya ), takabbur (sombong ), Thoma ( rakus ), hasud ( dengki ), hiqdu ( dendam ) dan hubbuddunya ( cinta dunia berlebihan ). kemudian menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji semacam syukur, ridho, sabar, qonaah (merasa cukup dg pemberian Alloh ), zuhud, tawakkal,dan ikhlas merupakan manifestasi dari ketakwaan yang sebenarnya yang nantinya akan terpancar keluar lewat sikap dan perilaku lahiriyyahnya. Berkutat pada dimensi furuiyyah dan terjebak pada dikotomi halal dan haram, sah dan bathil, sunnah dan bidah tanpa sedikitpun menengok pada perawatan hati yang optimal akan menghasilkan pribadi-pribadi dengan hati yang keras, kaku, mau menang sendiri dan kosong tanpa rasa.hati yang diliputi sifat mahmudah akan mampu membimbing pemiliknya untuk dapat mengamalkan ibadah yang sesuai tuntunan syariat karena ia secara langsung akan mendapat pencerahan dari cahaya Alloh yang memenuhinya.

Anda mungkin juga menyukai