Anda di halaman 1dari 17

LATAR BELAKANG A. Data Faktual Tangerang. Tawuran pelajar berujung maut terjadi di kota Tangerang.

Furqon (18), pelajar kelas tiga Otomotif I, SMK Otomotif Alhusna, Kota Tangerang, meregang nyawa setelah dikeroyok puluhan siswa SMK Voktek Tangerang. Informasi yang dihimpun detik.com, kejadian tersebut terjadi di Jl TMP Taruna, Kota Tangerang, sekitar pukul 13.00 WIB, Jumat (7/8/2009). Saat Furqon yang hendak pulang sedang menunggu angkot di Jalan Daan Mogot, tepatnya samping kantor Pemkot Tangerang lama, tiba-tiba datang puluhan pelajar SMK Voktek. Puluhan pelajar itu lansung menyerang Furqon dengan berbagai senjata tumpul. Serangan mendadak itu tak bisa dihindari Furqon. Remaja itu pun menjadi bulan bulanan hingga akhirnya jatuh terkapar di jalanan. Sadisnya, hal itu tak membuat para pelajar Voktek puas. Mereka menginjak nginjak tubuh Furqon yang sudah tidak berdaya sebelum meninggalkannya. Warga di sekitar lokasi berusaha menolong korban dengan

membawanya ke RSUD Tangerang. Namun sebelum sempat ditangani tim medis, Furqon menghembuskan nafasnya yang terakhir. Petugas Polsek Tangerang Kota, yang mendengar kejadin itu lansung melakukan pengejaan terhadap para pelaku. Puluhan siswa SMK Voktek yang belum jauh dari lokasi berhasil diciduk. "Sampai saat ini kami masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku pengeroyokan itu," kata Wakapolsek Tangerang, AKP Arif. (djo/djo)1

B. Data Jurnal Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia

Tawuran Pelajar di Tangerang, 1 Tewas. http://detiknews.com. Jumat, 07/08/2009, 14:13 WIB http://news.detik.com/read/2009/08/07/141358/1179285/10/tawuran-pelajar-ditangerang-1-tewas

sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita.Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut. Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah di Indonesia itu cukup berat. Akhirnya stress yang memuncak itu mereka tumpahkan dalam bentuk yang tidak terkendali yaitu tawuran. Dari aspek fisik, tawuran dapat menyababkan kematian dan luka berat bagi para siswa. Kerusakan yang parah pada kendaraan dan kaca gedung atau rumah yang terkena lemparan batu, sedangkan aspek mentalnya, tawuran dapat menyebabkan trauma pada para siswa yang menjadi korban, merusak mental para generasi muda, dan menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia. Setelah kita tahu akar permasalahannya, sekarang yang terpenting adalah bagaimana menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini. Dalam hal ini, seluruh lapisan masyarakat yaitu, orang tua, guru/sekolah dan pemerintah.Pendidikan yang paling dasar dimulai dari rumah. Orang tua sendiri harus aktif menjaga emosi anak. Pola mendidik juga

barangkali perlu dirubah. Orang tua seharusnya tidak mendikte anak, tetapi memberi keteladanan. Tidak mengekang anak dalam beraktifitas yang positif. Menghindari kekerasan dalam rumah tangga sehingga tercipta suasana rumah yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang si anak Menanamkan dasar dasar agama pada proses pendidikan. Tidak kalah penting adalah membatasi anak melihat kekerasan yang ditayangkan Televisi. Media ini memang paling jitu dalam proses pendidikan. Orang tua harus pandai-pandai memilih tontonan yang positif sehingga bisa menjadi tuntunan buat anak. Untuk membatasi tantonan untuk usia remaja memang lumayan sulit bagi orang tua. Karena internetpun dapat diakses secara bebas dan orang tua tidak bisa membendung perkembangan sebuah teknologi Filter yang baik buat anak adalah agama dengan agama si anak bisa membentengi dirinya sendiri dari pengaruh buruk apapun dan dari manapun. Dan pendidikan anak tidak seharusnya diserahkan seratus persen pada sekolah. Peranan sekolah juga sangat penting dalam penyelesaian masalah ini. Untuk meminimalkan tawuran antar pelajar, sekolah harus menerapkan aturan tata tertib yang lebih ketat, agar siswa/i tidak seenaknya keluyuran pada jam jam pelajaran di luar sekolah. Yang kedua peran BK ( Bimbingan Konseling harus diaktifkan dalam rangka pembinaan mental siswa, Membatu menemukan solusi bagi siswa yang mempunyai masalah sehingga persoalan-persoalan siswa yang tadinya dapat jadi pemicu sebuah tawuran dapat dicegah. Yang ketiga mengkondisikan suasana sekolah yang ramah dan penuh kasih sayang . Peran guru disekolah semestinya tidak hanya mengajar tetapi menggatikan peran orang tua mereka. Yakni mendidik.Yang keempat penyediaan fasilitas untuk menyalurkan energi siswa. Contohnya menyediakan program ektra kurikuler bagi siswa.Pada usia remaja energi mereka tinggi, sehingga perlu disalurkan lewat kegiatan yang positif sehingga tidak berubah menjadi agresivitas yang merugikan.Dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler Ini sekolah membutuhkan prasarana dan sarana, seperti arena olahraga dan perlengkapan kesenian, yang sejauh ini di banyak sekolah belum memadai, malah cenderung kurang. Oleh karenanya, pemerintah perlu mensubsidi lebih

banyak lagi fasilitas olahraga dan seni. Dari segi hukum demikian juga.Pemerintah harus tegas dalam menerapkan sanksii hukum Berilah efek jerah pada siswa yang melakukan tawuran sehingga mereka akan berpikir seratus kali jika akan melakukan tawuran lagi.Karena bagaimanapun mereka adalah aset bangsa yang berharga dan harus terus dijaga untuk membangun bangsa ini.Perubahan sosial yang diakibatkan karena sering terjadinya tawuran, mengakibatkan norma-norma menjadi terabaikan. Selain

itu,menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek hubungan social masyarakatnya..Dalam bukunya yang berjudul Dinamika Masyarakat Indonesia, Prof. Dr. Awan Mutakin, dkk berpendapat bahwa sistem sosial yang stabil ( equilibrium ) dan berkesinambungan ( kontinuitas ) senantiasa terpelihara apabila terdapat adanya pengawasan melalui dua macam mekanisme sosial dalam bentuk sosialisasi dan pengawasan sosial (kontrol sosial). 1. Sosialisasi maksudnya adalah suatu proses dimana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri kepada adapt istiadat ( norma ) suatu kelompok yang ada dalam sistem social , sehingga lambat laun yang bersangkutan akan merasa menjadi bagian dari kelompok yang bersangkutan. 2. Pengawasan sosial adalah, proses yang direncanakan atau tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak, mendidik atau bahkan memaksa warga masyarakat, agar mematuhi norma dan nilai. Pengertian tersebut dipertegas menjadi suatu pengendalian atau pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggotanya. (Soekanto,1985:113).2

Fenomena Tawuran Antar Pelajar. http:// http://blog.elearning.unesa.ac.id. Jumat, 19 Agustus 2011. 01:50 AM http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/fenomena-tawuran-antar-pelajar

KAJIAN TEORI

A. Menurut teori Abraham Maslow Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan manusia, Menurut Abraham Harold Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan, yaitu : 1. Kebutuhan fisiologis/ biologis Merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu oksigen, air, cairan elektrolit, makanan dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan fisiologis. 2. Kebutuhan rasa aman, Dalam tingkat kebutuhan ini manusia memiliki keinginan untuk merasa aman baik secara fisik maupun psikis . Kebutuhan ini mengutamakan keteraturan, bebas dari bahaya dan ancaman kerugian, misalnya : a. Rasa aman terhindar dari pencurian, perampokan, oerampasan dan kejahatan lainnya. b. Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan, dan lain-lain. 3. Kebutuhan dicintai dan mencintai, yaitu suatu kebutuhan yang mengedepankan emosi dan perasaan.
a. Mendambakan kasih sayang / cinta kasih orang lain baik dari orang

tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain.


b. Ingin dicintai dan mencintai orang lain. c. Ingin diterima oleh kelompok dimana ia berada.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EG

4. Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan dimana seseorang akan lebih percaya diri dan kreatif, pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol, misalnya : a. Ingin dihargai dan menghargai orang lain. b. Adanya respek dan perhatian dari orang lain. c. Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan. 5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan yang merupakn puncaknya kebutuhan manusia. Dimana pada tingkat seseorang dapat

mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. a. Ingin dipuja dan disanjung oleh orang lain

b. Ingin sukses dan berhasil dalam mencapai cita-cita. c. Ingin meninjol dan lebih dari orang lain. Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.(6) Tingkat dan jenis kebutuhan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena merupakan satu kesatuan dan rangkaian walaupun pada hakikatnya kebutuhan . fisiologis merupakan faktor yang dominan untuk kelangsungan hidup manusia.
http://yuliacenonk.blogspot.com/2012/03/12.html, tanggal akses : 22 Mei 2012.
6 9

http://d1maz.blogspot.com/2009/12/v-behaviorurldefaultvml-o.html Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC

B. Teori sigmund Freud Menurut Freud, menyatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif. 1) Id Id adalah sistem kepribadian yang asli dibawa sejak lahir. Dan dari id akan muncul ego dan super ego. Id berisi semua aspek psikologis yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah tak sadar (unconscious). Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure prinsiple) yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. 2) Ego Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama; Pertama, memilih stimulasi mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. Dengan kata lain, ego sebagai eksekutif kepribadian berusaha memenuhi kebutuhan id sekaligus juga memenuhi kebutuhan moral dan kebutuhan berkembang mencapai kesempurnaan dari super ego, ego sebenarnya bekerja untuk memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki energi sendiri akan memperoleh energi dari id. 3) Super Ego Super ego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik (idealistic principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik dari ego. Super ego berkembang dari ego,.

http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/teori-kepribadian-sigmund-freud.html. Diakses pada 19

Mei 2012

dan seperti ego dia tidak memiliki energi sendiri. Sama dengan ego, super ego beroperasi di tiga daerah kesadaran .Namun berbeda dengan ego, dia tidak mempunyai kontak dengan dunia luar (sama dengan id) sehingga kebutuhan kesempurnaan yang diperjuangkan tidak realistis (id tidak realistis dalam memperjuangkan kenikmatan.

C. Teori carl Rogers Rogers menganggap bahwa pada dasarnya manusia baik dan sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan mental seseorang sebagai proses perkembangan hidup alamiah sementara, kejahatan dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah. Teori Rogers di dasarkan pada suatu daya hidup yang disebut kecenderungan aktualisasi.(3) Roger memberikan dua tipe belajar yakni: 1. Kognitif 2. Experiental Asumsi dan Prinsip Dasar Teori Rogers 1. Kecenderungan formatif : Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil. 2. Kecenderungan aktualisasi: Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.

http://www.belajarkonseling.com/berita-143-teori-self-rogers.html. Diakses pada 19 Mei 2012.

http://sichesse.blogspot.com/2012/04/teori-humanistik.htm. Diakses pada 22 Mei 2012.

Ide pokok dari teori-teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. (Schultz 1991). D. Teori perkembangan remaja Piaget Teori Piaget adalah teori perkembangan remaja yang paling dikenal dan paling banyak dibicarakan. Menurut teori Piaget remaja didorong untuk memahami dunianya karena tindakannya itu merupakan penyesuaian diri biologis. Dalam pandangan Piaget remaja membangun kognitifnya sendiri.(9) Menurut Piaget remaja menyesuaikan diri dengan dua cara, yaitu: a. Asimilasi, adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru pengertian orang itu berkembang.terjadi ketika seseorang menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan yang sudah dimilikinya.

Santrock, John, W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Edisi 6. Jakarta : Erlangga.

b. Akomodasi, Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi tejadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah

ketidakseimbangan (disequilibrium). Akibat ketidakseimbangan itu maka terjadilah akomodasi dan struktur kognitif yang ada akan mengalami perubahan atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Menurut Piaget, seseorang berkembang melalui empat tahap utama perkembangan kognitif, yaitu : sensorimotor, praoperasional,

operasional konkret, dan operasional formal. E. Teori Dinamika Kelompok Menurut teori ini, kekerasan timbul karena adanya devripasi relatif ( kehilangan rasa memiliki ) yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat.

Maryati, Kur, & Syryati Juju. 2001. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta : Esis.

10

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi demikian cepat dalam sebuah masyarakat tidak mampu ditanggap dengan seimbang oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya.perkembangan pengaruh peubahan itu

berlangsung sangat cepat dan tidak seiring dengan perubahan dan perkembangan masyarakat.

11

PEMBAHASAN

Kasus tawuran sudah menjadi kebiasaan bangsa Indonesia bahkan bisa dikatakan sudah menjadi budaya bangsa Indonesia karena hampir setiap minggu kasus ini di muat dalam media massa. Kejadian ini sangat merugikan baik pada diri sendiri maupun bagi orang lain, buktinya kejadian di Tangerang, Tawuran pelajar berujung maut terjadi di kota Tangerang. Furqon (18), pelajar kelas tiga Otomotif I, SMK Otomotif Alhusna, Kota Tangerang, meregang nyawa setelah dikeroyok puluhan siswa SMK Voktek Tangerang. Informasi yang dihimpun detik.com, kejadian tersebut terjadi di Jl TMP Taruna, Kota Tangerang, sekitar pukul 13.00 WIB, Jumat (7/8/2009). Umumnya yang melakukan kasus tawuran ini adalah kaum remaja. Apabila mengkaji masalah tawuran pelajar di Tangerang tersebut lebih mendalam, apa yang sebenarnya terjadi di Tangerang maka tidak bisa menyalahkan begitu saja apa yang terjadi terhadap para pelajar. Pertanyaan yang akan timbul adalah sudahkah masyarakat memperhatikan apa sebenarnya keinginan mereka sehingga mereka mencari pelampiasanpelamapiasan yang berujung tindakan anarki? Apa penyebab mendasar yang menyebabkan mereka menjadi manusia kasar dan tak bernurani? Mengapa bisa terjadi demikian? Siapa yang harus disalahkan? Untuk megetahui hal-hal di atas kita dapat mengkajinya melalui pendekatan-pendekatan teori psikologi tentang kepribadian. 1. Tawuran menurut Abraham Maslow Dalam teori Abraham Maslow dinyatakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkatan yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri.
Tawuran Pelajar di Tangerang, 1 Tewas. http://detiknews.com. Jumat, 07/08/2009, 14:13 WIB http://news.detik.com/read/2009/08/07/141358/1179285/10/tawuran-pelajar-di-tangerang-1-tewas

12

Menurut

teori

ini

manusia

termotivasi

untuk

memenuhi

kebutuhannya yang dimulai dari tingkatan awal yaitu fisiologis. Jadi kami berpendapat bahwa kasus tawuran ini terjadi karena para pelaku termotivasi dan ingin memenuhi kebutuhannya bisa berupa kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman. Para pelaku tidak terpenuhi kebutuhan tersebut. Dalam teori Abraham Maslow juga dijelaskan tentang kebutuhan kasih sayang, Jadi jika dikaitkan dengan kasus tawuran ini kami berpendapat bahwa pelaku melakukan tindakan ini karena ketidak harmonisan hubungan dalam keluarganya, mereka tidak mendapatkan kasih sayang sehingga mereka mencari pelampiasan-pelampiasan. Dan mereka pikir jalan yang terbaik adalah dengan perkelahian. 2. Tawuran menurut teori sigmund freud Menurut Freud tujuan semua kehidupan adalah kematian, dorongan agresi (aggressive drive) adalah derivatif insting mati yang terpenting. Insting mati mendorong seseorang untuk merusak dirinya sendiri dan dorongan agresif merupakan bentuk penyaluran agar orang tidak membunuh dirinya sendiri (suicide). Dalam teori sigmund freud dinyatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif. Menurut hasil pemahaman kami bahwa Pelaku tawuran melakukan tindakan tersebut karena dilandasi oleh sifat agresi, amarah. Pelaku ini memiliki rasa dendam terhadap furqan sehingga dia mengeroyok anak tersebut sampai jatuh terkapar. Warga sudah berusaha nembantu dan membawanya ke rumah sakit tetapi tidak sampai rumah sakit dia meninggal. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan ini dilandasi oleh agresi.

http://d1maz.blogspot.com/2009/12/v-behaviorurldefaultvml-o.html http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/teori-kepribadian-sigmund-freud.html. Diakses pada 19 Mei 2012

13

Berdasarkan teori sigmund freud terdapat superego kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik dimana dia tidak mempunyai kontak dengan dunia luar (sama dengan id) sehingga kebutuhan kesempurnaan yang diperjuangkan tidak realistis (id tidak realistis dalam memperjuangkan kenikmatan).(4)

3. Tawuran berdasarkan teori perkembangan kognitif remaja Menurut teori Piaget remaja didorong untuk memahami dunianya karena tindakannya itu merupakan penyesuaian diri biologis.(9) Remaja akan mengembangkan kognitifnya sendiri dan menyesuaikan diri dengan dunianya. Pada masa remja merupakan proses pencarian jati diri sehingga mudah terpengaruh oleh orang lain dan emosinya masih labil. Jika dikaitkan dengan kasus tawuran pada remaja kami berpendapat bahwa para pelaku melakukan tindakan ini karena labilnya emosi dan karena pada usia tersebut remaja memiliki banyak pilihan hidup yang ditawarkan, sehingga mereka mudah terpengaruh oleh orang lain kebingungan untuk memutuskan sesuatu. karena mengalami

10

Santrock, John, W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Edisi 6. Jakarta :

Erlangga.

14

PENUTUP A. Kesimpulan Dalam hidup ini kita sebenarnya belajar apalagi pada masa remaja, masa remaja adalah usia yang paling rawan terkena masalah baik fisik maupun psikologi. Dalam kasus tawuran remaja ini banyak faktor yang dapat mempengaruhi sehingga tindakan ini bisa terjadi baik dari faktor internal maupun eksternal. Tapi faktor yang paling dominan adalah faktor lingkungan dan keluarga.

B. Saran o Sebaiknya kita lebih bijaksana dalam mengambil berbagai materi pembelajaran yang kita terima dalam hidup, agar tidak terjerumus ke arah yang salah. o Sebaiknya kita memilih lingkugan pergaulan yang baik. o Sebaiknya dilakukan pengawasan terhadapa lingkungan pergaulan anak. o Komunikasi yang baik sangat dibutuhkan dalam lingkungan individu.

15

DAFTAR PUSTAKA Fenomena Tawuran Antar Pelajar. http:// http://blog.elearning.unesa.ac.id. Jumat, 19 Agustus 2011. 01:50 AM.

http://yuliacenonk.blogspot.com/2012/03/12.html, tanggal akses : 22 Mei 2012. http://sichesse.blogspot.com/2012/04/teori-humanistik.htm. Diakses pada 22 Mei 2012. http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/teori-kepribadian-sigmundfreud.html. Diakses pada 19 Mei 2012 http://www.belajarkonseling.com/berita-143-teori-self-rogers.html. Diakses pada 19 Mei 2012. http://d1maz.blogspot.com/2009/12/v-behaviorurldefaultvml-o.html

http://news.detik.com/read/2009/08/07/141358/1179285/10/tawuran-pelajardi-tangerang-tewas Maryati, Kur, & Syryati Juju. 2001. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta : Esis. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC. Santrock, John, W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Edisi 6. Jakarta : Erlangga.

Tawuran Pelajar di Tangerang, 1 Tewas. http://detiknews.com. Jumat, 07/08/2009, 14:13 WIB.

16

17

Anda mungkin juga menyukai