Anda di halaman 1dari 6

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PROSES DAN PESANAN

Ada dua sistem perhitungan biaya yang digunakan oleh perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa. Kedua sistem tersebut adalah perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) dan perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job-order costing). Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan dalam perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dalam jumlah besar dan jangka waktu panjang. Contoh perusahaan yang menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah perusahaan baja, perusahaan baja cenderung memproduksi barang yang homogen dalam jumlah yang besar dan waktu yang lama. Prinsip dasar dari perhitungan biaya berdasarkan proses adalah mengakumulasikan biaya dari operasi atau departemen tertentu selama satu periode penuh, kemudian membaginya dengan jumlah unit yang diproduksi selama periode tersebut. Sedangkan perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) digunakan untuk perusahaan yang memproduksi berbagai produk selama periode tertentu. Misal perusahaan garmen yang memproduksi kemeja untuk laki laki dan perempuan. Jika perusahaan tersebut menerima pesanaan sebanyak 1000 unit dengan model xx9, pesanan 1000 unit ini disebut dengan satu batch atau satu pekerjaan atau satu job. Biaya kemudian ditelusuri dan dialokasikan ke pekerjaan dan biaya untuk menyelesaiakan pekerjaan tersebut dibagi dengan jumlah unit untuk mengetahui harga rata rata per unit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan juga digunakan dalam perusahaan jasa.

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN

Sistim biaya pesanan memperlakuakn biaya kerja langsung dengan metode yang sama seperti biaya bahan langsung. Tenaga kerja langsung merupakan pembebanan tenaga kerja yang dapat dengan mudah ditelusuri kepekerjaan tertentu. Tenaga yang tidak dapat ditelusuri secara langsung diperlakukan sebagai overhead pabrik. Biaya overhead pabrik diperhitungkan sebagai salah satu unsur biaya produksi. Untuk menghitung biaya produksi didapatkan dari jumlah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Cara membebankan overhead ke produk adalah dengan

menggunakan proses alokasi. Basis alokasi adalah suatu ukuran seperi jam tenaga kerja langsung, yang digunakan untuk membebankan biaya overhead. Perhitungan biaya dengan sistim pesanan harus mampu mengidentifikasi kuantitas bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang digunakan pada setiap pekerjaan. Untuk kepentingan

identifikasi ini dibutuhkan beberapa dokumen pendukung, yaitu: daftar penggunaan bahan baku, time sheet untuk mencatat tenaga kerja, dan dokumen identifikasi aktivitas.

Aliran Biaya Akuntansi untuk Bahan Baku Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku Bahan Baku Utang dagang/Kas Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku Barang Dalam Proses Bahan Baku Akuntansi untuk biaya tenaga kerja Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung Barang dalam proses Gaji dan Upah Akuntansi untuk overhead Biaya overhead metode perhitungan biaya pesanan dibebankan kepada setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Biaya overhead yang sesungguhnya dikeluarkan kemudian dibandingkan dengan biaya overhead yang sudah dibebankan pada periode yang sama. Jurnal untuk mencatat biaya overhead yang dibebankan Barang dalam proses Biaya overhead pabrik yang dibebankan xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Diakhir periode akan dibuat jurnal penutup untuk membandingkan biaya overhead yang dibebankan dengan biaya overhead yang sesungguhnya Biaya overhead yang dibebankan Biaya overhead yang sesungguhnya xxx xxx

Misalnya pencatatan biaya overhead yang sesungguhnya yang terdiri dari persedian bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung, maka jurnal nya akan menjadi: Biaya overhead yang dibebankan Persedian bahan penolong Gaji dan upah xxx xxx xxx

Jika terdapat selisih antara biaya overhead yang dibebankan dengan biaya overhead yang sesungguhnya, maka diakhir periode akan dilakukan salah satu dari dua pilihan metode seperti berikut ini: 1. Selisih tersebut ditutup ke harga pokok penjualan Menutup saldo dalam akun overhead lebih sederhana dibandingkan dengan metode alokasi. Jurnal nya adalah: Harga pokok penjuaalan Biaya overhead yang dibebankan xxx xxx

2. Dialokasikan antara barang dalam proses, persedian barang jadi dan harga pokok penjualan dalam proporsi overhead yang dibebankan selama periode yang bersangkutan. Jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan metode ini, pertama-tama perusahaan perlu menetapkan proporsi overhead yang akan dibebanlan dalam periode tertentu. Jurnalnya adalah: Barang dalam proses Barang jadi Harga pokok penjualan Biaya overhead yang dibebankan xxx xxx xxx xxx

Akuntansi untuk barang jadi Jurnal untuk mencatat barang yang sudah selesai diproduksi Barang jadi Barang dalam proses biaya bahan baku Barang dalam proses Biaya tenaga kerja langsung Barang dalam proses biaya overhead pabrik Akuntansi untuk kos barang terjual Jurnal untuk mencatat kos barang terjual adalah: Harga pokok penjualan Barang jadi Kas/Piutang Penjualan xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PROSES

Perhitungan biaya berdasarkan proses diterapkan pada perusahaan yang memproduksi barang yang cenderung homogen, berkelanjutan dan dalam jumlah yang besar. Karena produksi dilakukan secara berkelanjutan dan jenis produk yang sama, pencatatan biaya dari seriap batch produk secara terpisah tidak lagi diperlukan. Biaya diakumulasikan perdepartemen dan biaya tersebut kemudian dibebankan secara merata keseluruh unit yang diproduksi selama satu periode. Perhitungan biaya berdasarkan proses juga dikatakan lebih sederhana karena ditelusur ke departemen bukan ke produk seperti pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan.

Aliran Biaya Akuntansi untuk bahan baku Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku Barang Dalam Proses Departemen A Bahan Baku Akuntansi untuk biaya tenaga kerja Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung Barang dalam proses Departemen A Gaji dan Upah Akuntansi untuk overhead Jurnal untuk mencatat biaya overhead yang dibebankan Barang dalam proses Departemen A Biaya overhead pabrik yang dibebankan Penyelesaian Aliran Biaya Jika departemen A telah menyelesaikan produksinya kemudian ditransfer ke departemen B yang seletah produksi di departemen B, barang tersebut menjadi barang jadi. Maka jurnal untuk mencatat aliran biaya tersebut adalah: Jurnal dari Departemen A ke Departemen B Barang dalam proses Departemen B Barang dalam proses Departemen A Jurnal dari departemen B ke barang jadi Barang jadi Barang dalam proses Departemen B xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Jurnal Penjualan

Harga pokok penjualan Barang jadi Unit Ekuivalen Produksi

xxx xxx

Salah satu kesulitan dari penentuan biaya berdasarkan proses adalah perhitungan barang dalam proses produksi. Barang dalam proses tersebut tentu saja tidak bisa perlakukan sama dengan barang yang telah selasai produksi pada departemen yang bersangkutan. Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, perhitungannya adalah sebagai berikut: Unit Ekuivalen = jumlah barang dalam proses x presentase penyelesaian

Metode Rata-rata terimbang Metode rata rata terimbang menggabungkan pekerjaan yang dilakukan pada periode sebelumnya dengan pekerjaan yang dilakukan pada periode sekarang. Dengan metode rata-rata tertimbang, unit ekuivalen dihitung dengan cara: Unit ekuivalen = Barang Jadi + Unit ekuivalen barang dalam proses

Laporan Produksi Metode Rata-rata Tertimbang

Tujuan laporan produksi adalah untuk meringkas semua aktivitas yang dilakukan dan akhirnya dimasukkan dalam Barang dalam Proses setiap departemen untuk periode tertentu. Setiap departemen diharuskan membuat laporan produksi sendiri. Untuk membuat laporan produksi dengan metode rata-rata tertimbang, ada 3 tahap yang harus dilakukan, yaitu; 1. Skedul kuantitas yang menunjukkan aliran unit melalui departemen dan perhitungan unit ekuivalen 2. Perhitungan biaya per unit ekuivalen 3. Rekonsiliasi seluruh biaya yang masuk dan keluar dari departemen selama periode tertentu. Tahap 1: Skedul Kuantitas dan Menghitung Unit Ekuivalen Skedul kuantitas memungkinkan manajer untuk melihat berapa unit yang diproses melalui suatu departemen selama satu periode dan melihat tingkat penyelesaian unit yang masih dalam proses.

Tahap 2: Menghitung biaya per unit ekuivalen Tahap ini menghitung rata-rata unit dan biaya dari periode sebelumnya dengan periode yang sekarang dengan menambahkan biaya persediaan awal barang dalam proses ke biaya yang terjadi pada periode sekarang. Biaya per unit ekuivalen akan digunakan untuk membebankan biaya ke unit yang ditransfer ke departemen berikutnya dan akan digunakan untuk menghitung biaya yang dibebankan ke persediaan barang dalam proses. Tahap 3: Menyiapkan Rekonsiliasi Biaya Tujuan rekonsiliasi biaya adalah menunjukkan bagaimana biaya yang dibebankan ke departemen selama satu periode. Biaya tersebut dibebankan denagn menghitung: biaya yang ditransfer

kedepartemen berikutnya dan biaya yang masih ada didalam oerseduaan akhir barang dalam proses. Pada saat rekonsiliasi dibuat, perhitungan biaya direkonsiliasi dengan jumlah biaya yang ditransfer kedepartemen berikutnya selama satu periode ditambah dengan biaya yang ada dalam persediaan akhir barang dalam proses.

Referensi: Ray. H. Garrison, Eric W. Norren, Peter C. Brewer. Managerial Accounting, 11th Edition. MacGraw Hill. Don. R. Hansen, Maryanne M. Mowen, Liming Guan. Cost Management: Accounting and Control, 6th Edition. SouthWestern Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai