Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENGOBATAN MANDIRI

Diare

Disusun oleh :

Christina Putranti Wiria Sende P. Primaboti N. Adityawarman Eureka Gracia L.

(088114011) (088114025) (088114040) (088114041) (088114044)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

DIARE

1. Definisi Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Diare merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang merugikan atau racun dari dalam tubuh. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa.

2. Gejala Diare dibedakan menjadi tiga, yaitu diare akut, diare persisten, dan diare kronik. Diare Akut gejalanya sebagai berikut: Tinja Cair Biasanya terjadi Mendadak Disertai rasa lemas, kadang-kadang demam atau muntah Biasanya berhenti/ berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Diare persisten gejalanya adalah diare yang berlangsung selama 14 hari sampai 4 minggu. Diare Kronik gejalanya sebagai berikut: Diare yang menetap atau berulang Umumnya berlangsung lebih dari dua minggu atau bahkan satu bulan

3. Penyebab Kondisi diare dapat disebabkan oleh perubahan diet, intoleransi makanan seperti laktosa, gangguan inflamasi pada usus karena mengkonsumsi obat-obatan seperti antibiotik, kandungan magnesium di dalam antasid, infeksi bakteri, infeksi virus, dan suatu makanan tertentu atau suatu penyakit seperti HIV. Penyebab terjadinya diare: Ansietas/cemas (misal saat ujian, berpergian) Keracunan makanan

Infeksi berbagai macam virus Alergi terhadap makanan tertentu, terutama makanan yang mengandung susu Peradangan usus, misalnya kholera, disentri, bakteri lain, virus Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor Kekurangan gizi misalnya kelaparan, kekurangan zat putih telur.

4. Hal yang dapat dilakukan Selama masih diare utamakan makanan lunak dan tidak merangsang asam lambung (pedas dan asam); buah yang dianjurkan antara lain pisang, apel, dan makan ekstra setelah diare. Hindari soda dan minuman kadar glukosa tinggi, karena gula dapat menarik cairan dalam usus dan memperburuk kondisi diare. Pada anak-anak hanya memberikan cairan, seperti air tajin dan pemberian ASI.

Jangan mengonsumsi makanan dan minuman dari tempat yang kurang terjamin kebersihannya. Mencegah penularan bakteri penyebab diare dengan mencuci tangan setelah BAB, sebelum makan, atau saat menyiapkan makan. - Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi. - Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain). - Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septic. Anak-anak mungkin mengalami intoleransi laktosa (tidak dapat mencerna laktosa dengan baik) maka pemberian susu dilakukan bertahap. Jika diare menetap lebih dari 48 jam segera ke dokter.

5. Obat yang dapat digunakan Oralit Oralit merupakan obat yang dianjurkan untuk mengatasi diare karena kehilangan cairan tubuh (pengganti elektrolit) .

Komposisi Oralit 200 Glukosa anhidrat Natrium klorida Natrium sitrat dihidrat Kalium klorida 4,00 g 0,70 g 0,58 g 0,30 g

Serbuk (25 bungkus @5,6 g) dilarutkan dalam 200 ml atau 1 gelas air matang hangat.

Cairan (botol plastik @200 ml) Takaran pemakaian Umur Terapi A: Mencegah dehidrasi Dengan dihidarasi Terapi B 300 ml (1,5 gelas) Mengatasi dehidrasi 100 ml (0,5 gelas) < 11 bulan 1-4 tahun > 5 tahun 200 ml (1 gelas) Dewasa 300 ml (1,5 gelas) 400 ml (2 gelas) Tidak ada dehidrasi 100 ml (0,5gelas) Setiap kali BAB beri oralit

3 jam pertama beri oralit 600 ml (3 gelas) 1,2 liter (6 gelas) 2,4 liter (12 gelas)

Selanjutnya setiap BAB beri oralit 200 ml (1 gelas) 300 ml (1,5 gelas) 400 ml (2 gelas)

Efek samping : tidak memiliki efek samping Nama Generik : Oralit Nama Dagang : Aqualyte, Aqualyte rasa orange (paraf), Bioralit (Indofarma), Cupalyte (Guardia Pharmatam), Cymatrolit (Imedco), Disalt (Dexa Medica), Eltolit, Eltolit M (Prafa), Garam Muntaber (Yekatria Farma), Interolit (New Interbat), Ipirat (I.P.I), Oramex (Konimex), Ottolit (Otto). Adsorben dan Obat pembentuk Massa

Yang termaksud dalam kelompok ini adalah norit (karbon adsorben), kombinasi KaolinPektin dan attapulgit.

Kegunaan obat Mengurangi frekuensi buang air besar Memadatkan tinja

Menyerap racun pada penderita diare

Hal yang harus diperhatikan - Obat bukan sebagai pengganti oralit - Penderita harus minum oralit - Tidak boleh diberikan pada anak dibawah 6 tahun Bentuk Sedian Tablet Norit 125 mg, 250 mg Kombinasi Kaolin-Pektin Nama dagang : Karbo Adsorben (Kimia Farma), Norit (Eagle Indo Pharma) Nama dagang : Neo Diaform (Corsa), Kaopectate (Upjohn Indonesia), Kaolimec (Mecosin), Neo Kaolana (Sanbe), Neo Entrostop (Kalbe Farma) Attapulgit Nama dagang : Biodivar (Novartis Indonesia), Neo Koniform (Konimex), Tapulrae (Lapi) Aturan pakai: Tablet Norit 250 mg Kombinasi Kaolin-Pektin : 2 tablet setiap habis buang air besar, maksimal 12 tablet selama 24 jam Anak-anak 6-12 tahun Attapulgit : 2 tablet setiap habis buang air besar, maksimal 12 tablet selama 24 jam Anak-anak 6-12 tahun : 1 tablet setiap habis buang air besar maksimal 6 tablet selama 24 jam. : 1 tablet setiap habis buang air besar maksimal 6 tablet selama 24 jam. (Setiap tablet mengandung 600 mg atapulgit) Dewasa dan anak > 12 tahun Dewasa 3-4 tablet ( 750-1000 mg), 3 kali sehari (setiap 8 jam) (Setiap tablet mengandung attalpugit 650 mg dan pektin 50 mg) Dewasa dan anak > 12 tahun

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011, Diare, http://www.esp.or.id/handwashing/media/diare.pdf, diakses tanggal 29 Maret 2011 Anonim, 2011, Tatalaksana Penderita Diare, http://dinkesdiakses sulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20tatalaksana%20diare.pdf, tanggal 29 Maret 2011 Anonim, 2009, MIMS Indonesia : Petunjuk Konsultasi, edisi 9, A40, 23-26, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta Berardi, R.R., et all, 2006, Handbook of Nonprescription Drugs, 15th edition, 327-349, American Pharmacists Association, Washington DC Sukandar, E.Y., dkk., 2009, ISO Farmakoterapi, 349-353, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai