Anda di halaman 1dari 20

OTONOMI DAERAH DAN NASIONALISME

Nama Anggota kelompok :


Ari Susanti (2310100069) Pratiwi Putri Pranowo (2310100013) Priya Agung Parsha Utama (2310100156) Muhyiddin Azmi

Pengertian Otonomi Daerah


Otonomi berasal dari bahasa Yunani Auto yang berarti sendiri dan nomos yang berarti hukum. Menurut UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari bahasa inggris yaitu nation yang berarti bangsa. Nasionalisme memiliki banyak arti. Namun, nasionalisme dapat diartikan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan mewujudkan satu konsep identitas (agama, suku, gender dll) bersama bagi sekelompok

Dasar Hukum Otonomi Daerah


UU no 32/2004
Psl 1 (5) hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom utk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundangundangan Psl 1 (6) Daerah otonom: kesatuan masy hukum yg mempunyai batas2 wilayah yg berwenang mengaur & mengurus urusan pemerintahan & kepentingan masy setempat menurut prakarsa sendiri

Pasal 18 ayat (2) menyebutkan, Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Selanjutnya, pada ayat (5) tertulis, Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Dan ayat (6) pasal yang sama menyatakan, Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk

TAP MPR RI No XV.MOR/1998 tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah: pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan kekurangan pusat dan daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia

Undang-undang no 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah daerah mengatur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang lebih mengutamakan pelaksanaan asas desentralisasi. Namun, karena dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah, maka di bentuk aturan baru pada 15 Oktober 2004 yang di sah kan oleh Presiden

Wewenang pemerintah daerah dalam pelaksanaan Otonomi Daerah

Hak PEMDA ( pasal 21 )


Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya Memilih pimpinan daerah Mengelola aparatur daerah Mengelola kekayaan daerah Memungut pajak dan retribusi daerah Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan SDA dan sumber daya lainnya yang berada di daerah Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam epraturan perundang-undangan

Kewajiban PEMDA ( pasal 21 )


Melindungi masyarakat, menajga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Mengembangkan kehidupan demokrasi Mewujudkan keadilan dan pemerataan

Dampak Positif Otonomi Daerah


pemerintah daerah akan mudah untuk mengelola sumber daya alam yang dimilikinya, apabila sumber daya alam yang dimiliki telah dikelola secara maximal, maka pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat akan meningkat memperkuat ikatan social budaya pada suatu daerah dan mudah mengembangkan

bisa meredam daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia setiap daerah diberi kebebasan dalam menyusun program dan mengajukannya ke pemerintahan pusat sehingga bisa memajukan daerah apabila orang/badan yang menyusun memiliki kemampuan yang baik dalam merencanakan suatu program

Dampak Negatif Otonomi Daerah


hal ini tentunya membuka peluang bagi pejabat daerah untuk KKN adanya konflik antar daerah akan terjadi apabila orang/badan yang menyusun program kurang memahami mengenai bagaimana cara menyusun perencanaan yang baik

Hubungan Otonomi Daerah dengan Nasionalisme

Pemerintah daerah cenderung sibuk mengembangkan potensi di daerahnya dengan seluas-luasnya, dan seolaholah sudah memposisikan diri sebagai raja-raja kecil yang berkuasa secara mutlak tanpa adanya kontrol dari pemerintah pusat. Ditambah lagi dengan keadaan masyarakat yang menunjukkan perubahan yang signifikan tentang rasa nasionalisme, sehingga korelasinya terhadap otonomi daerah sendiri dapat

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai