Anda di halaman 1dari 6

RADIOAKTIVITAS

Pribadi Mumpuni Adhi, Aryandi M. W, Petrus Fajar Subekti, Almas Hilman Muhtadi, Gilang Mardian Kartiwa 10207069, 10208002,10208009, 10208068, 10208070 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email : cometmetalics@gmail.com Asisten : (Lorentia Agustin Atika Susilo/10207020) Tanggal Praktikum : (28-02-2011) Abstrak Detektor Geiger- Mller (GM) adalah salah satu jenis detektor tabung ionisasi yang bekerja pada tegangan plateau. Pada praktikum ini, dengan menggunakan detektor GM maka kita dapat menentukkan tegangan kerjanya yang didapatkan pada tegangan 424 Volt. Kemudian kita mengetahui bahwa sumber-sumber yang digunakan masing-masing memancarkan sinar-sinar radioaktivitas ,, dan . Jenis-jenis sumber sinar radioaktivitas dapat ditentukan dengan melihat banyaknya cacahan yang dapat dibaca oleh detektor GM setelah hasil radiasi dari sumber mengenai absorber. Absorber yang digunakan ada dua jenis yaitu aluminium dan timbale dengan ketebalan yang berbeda. Karena diketahui bahwa sinar memiliki daya tembus yang paling rendah karena memiliki daya ionisasi yang paling besar dan sinar memiliki daya tembus yang paling rendah, maka jenis-jenis sumber sinar radiasi dapat ditentukan. Perubahan jarak terhadap intensitas radiasi berbanding terbalik dengan jarak kuadrat antara sumber radiasi dengan detektor Kata Kunci : Geiger- Mller,Intensitas Radiasi, Tegangan Plateau Radioaktivitas I. Pendahuluan Tujuan praktikum kali ini adalah menggunakan detector Geiger Mller, untuk dapat : 1. Menentukkan tegangan kerja detektor Geiger Mller 2. Menentukkan jenis partikel yang dipancarkan dari sumber radiasi 3. Menentukkan hubungan antara jarak sumber radiasi dengan detector terhadap intensitas radiasi. Peluruhan akan terjadi jika ada suatu inti atom yang tidak stabil dan berubah inti atom lain yang lebih stabil dengan memancarkan partikel-partikel radioktif seperti partikel , partikel , sinar yang dinamakan dengan gejala radioaktivitas. Partikel ini dipancarkan secara acak, yang mana kita tidak dapat menentukan inti mana yang dipancarkan terlebih dahulu karena tidak semua inti meluruh pada saat yang sama. Karakteristik Sinar Radioaktif dapat dikelompokkan sebagai berikut [1] 1. Sinar alfa ( ) Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinarsinar radioaktif. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium . Nilai potensial ionisasi pertama (1st ionization potential) dalam eV untuk Helium diketahui 24,5 [2] 2. Sinar beta ( ) Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan

berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan -1e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi . Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit. 3. Sinar gamma ( ) Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi . Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik Karakteristik dari masing-masing sinar radioaktof dapat dimasukkan dalam tabel 1 seperti di bawah ini :

Gambar 1. Daya tembus sinar radiasi Sumber radiasi bisa berasal dari mana-mana [2], karena sumber radiasi tersebar di mana saja di alam semesta, baik yang terjadi secara alami (sumber radiasi alam) maupun yang terjadi karena aktivitas manusia (sumber radiasi buatan). Sumber radiasi alam sudah ada sejak alam semesta terbentuk, dan radiasi yang dipancarkan oleh sumber alam ini disebut radiasi latar belakang. Sedangkan sumber radiasi buatan baru diproduksi di abad 20, tetapi telah memberikan paparan secara signifikan kepada manusia. Sumber radiasi dibagi dua [3]: Yang pertama adalah radiasi alam contohnya sumber radiasi kosmik, sumber radiasi terestrial (primordial), sumber radiasi dari dalam tubuh manusia. Yang berikutnya adalah radiasi buatan seperti radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir, akselerator Berdasarkan tegangan kerjanya, kita dapat mendeteksi partikel radiasi yang dipancarkan unsur radiaktif dengan menggunakan detektor yang terdiri dari ionization chamber, proportional counter, dan Geiger Mller counter. Pada percobaan kali ini kita akan menggunakan detektor Geiger Mller. Detektor ini bekerja pada daerah tegangan plateau. Tabung Geiger-Mller merupakan jenis gas ionisasi detektor yang dioperasikan dengan tegangan di Geiger Plateau. Geiger Plateau adalah tegangan dalam rentang dimana pencacah Geiger beroperasi. Di daerah ini, potensi perbedaan di pencacahan cukup kuat untuk mengionisasi semua gas dalam tabung (tergantung pemicu radiasi yang masuk). Tabung GM diisi oleh gas yang bersifat konduktor. Kemudian sinyal akan dibesarkan dan ditampilkan pada indikatornya[4]. Kurva kerja tegangan pada GM dapat dilihat pada gambar 2. Menurut referensi [4], tegangan plateau dari detector GM untuk tipe DT 116 keluaran Fourier adalah 450 V (berbeda dengan

Tabel 1. Karakteristik sinar radioaktif [1] Untuk daya tembus dapat diilustrasikan dalam gambar 1

tipe yang digunakan pada praktikum di lab Fisika Lanjut).

dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap sumber. Yang terakhir adalah menentukkan jarak terhadap intensitas radiasi. Salah satu absorber dipilih, kemudian set jarak mulai dari 5 cm sampai 15 cm dengan penambahan jarak sebesar 1 cm. Setelah itu absorber dilepas, kali ini dilakukan langkah sebaliknya yaitu mengukur dari jarak 15 cm sampai 1 cm. III. Data dan Pengolahan 1. Menentukkan Mueller Tegangan Kerja Geiger-

Gambar 2. Daerah kerja detector GM[5]

II. Metode Percobaan Sesuai dengan tujuan praktikum maka ada tiga percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini. Yang pertama adalah Menentukkan tegangan kerja detector GM. Tegangan pada detector GM pada mulanya diset pada tegangan 300V dan waktu cacahan 10 detik. Nilai banyaknya cacahan (n) dicatat dalam setiap waktu cacahan. Setelah itu tegangan dinaikkan 25 V dan langkah yang sama dilakukan untuk setiap perubahan tegangan sampai tegangan mencapai 550 V. Setelah itu dicari daerah plateau seperti yang dapat dilihat pada gambar 1, sehingga tegangan plateau dapat ditentukan. Berikutnya adalah menentukkan jenis sumber radioaktif dari masing-masing sumber yang ada (sumber A, B, dan C). Ada lima jenis absorber, masing-masing absorber dipakai untuk setiap jenis sumber. Pencacahan 2. Menentukkan Jenis Sumber Radioaktif Tebal Absorber (mm) V Al-1 0.5 Al-2 2 Al-3 2.95 Pb-1 1.05 Pb-2 2.02 Al-1 0.5 Al-2 2 Al-3 2.95 Pb-1 1.05 Pb-2 2.02

Grafik 1. Hubungan antara tegangan dengan banyaknya cacahan Dari grafik tersebut didapatkan daerah plateau berada antara tegangan 373-475 Volt, sehingga tegangan kerja dari (V) detektor GM ditentukkan dengan

Sumber

n1 425 52 41 42 10 10 553 557 502 479 429

n2 48 31 45 9 9 514 516 518 481 430

n3 59 36 46 13 6 567 548 507 492 457

424

n ratarata 53.00 36.00 44.33 10.67 8.33 544.67 540.33 509.00 484.00 438.67

Al-1 0.5 425 732 756 726 738.00 Al-2 2 68 62 56 62.00 C Al-3 2.95 11 10 9 10.00 Pb-1 1.05 15 9 12 12.00 Pb-2 2.02 8 15 5 9.33 Tabel 2. Hubungan Jenis absorber dengan banyaknya cacahan yang dideteksi oleh detector GM

3. Menentukkan Hubungan antara Cacahan dengan Jarak Digunakan Absorber Pb1 dengan tebal 1,05 mm sebagai absorber. Jarak (cm) n

Jarak (cm)

5 209 6 158 7 141 8 108 9 80 10 76 11 66 12 55 13 54 14 50 15 52 Tabel 3. Jarak terhadap cacahan dengan menggunakan absorber Pb1 Sehingga dapat dibuat fitting kurva seperti pada grafik 2 dengan nilai R2 = 0,9831. Persamaan garis yang didapat adalah , dengan a = 4686 c = 28.55

Count 5 223 6 186 7 164 8 128 9 112 10 80 11 72 12 71 13 56 14 50 15 58 Tabel 4. Jarak terhadap Cacahan tanpa menggunakan absorber

Sehingga dapat dibuat fitting kurva seperti pada grafik 2 dengan nilai R2 = 0,9547. Persamaan garis yang didapat adalah , dengan a= 5168 c= 35.4

Grafik 3. Banyak cacahan terhadap jarak tanpa absorber IV. Analisis Bila dilihat dari tegangan plateau yang didapat yaitu sebesar 424 Volt, bila dibandingkan dengan referensi [5] yang besarnya 450 Volt tentu tidak sesuai. Hal ini karena alat yang digunakan tidak sama. Tetapi bila kita generalisir bahwa semua detektor GM

Grafik 2. Banyak cacahan terhadap jarak dengan absorber Pb1 Untuk Percobaan tanpa menggunakan absorber

memiliki tegangan plateau pada 450 Volt, maka perbedaan yang ditimbulkan bisa disebabkan oleh banyaknya cacahan yang teramati. Nilai daerah plateau ditentukkan oleh perubahan cacahan terhadap tegangan, dimana diambil suatu daerah dimana pada grafik kurvanya memiliki gradien yang kecil. Seperti yang sudah diketahui dari percobaan radioaktivitas pada semester I, bahwa distribusi radioaktivitas adalah diskrit, sehingga ketika diukur pada waktu yang berlainan maka nilainya akan berbeda. Hasil yang kami peroleh masih dalam batas toleransi, karena tegangan plateaunya (yang kami dapatkan) masih di dalam daerah plateau. Jika dilihat dari tabel 2, dapat ditarik kesimpulan (paling dominan) bahwa sumber A memancarkan sinar , sumber B memancarkan sinar , dan sumber C memancarkan sinar . Mengapa bisa ditarik kesimpulan seperti itu, karena sinar merupakan sinar yang memiliki daya tembus yang paling rendah karena daya ionisasinya paling besar sehingga sinar akan semakin mudah untuk mengion ketika menumbuk suatu material. Dilihat pada tabel 2, untuk sumber C terjadi penurunan sangat drastis dari absorber Al1 ke Al2. Sinar pada dasarnya tidak mampu menembus kertas (lihat gambar 1), sehingga untuk material seperti Aluminium daya tembusnya pasti sangat kecil sekali. Karena sinar yang dominan, maka setelah menembus material pertama intensitasnya akan sangat menurun. Sumber B (paling dominan) adalah sinar , karena sinar secara teoritis yang paling memiliki daya tembus yang paling besar. Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa intensitas tidak banyak berkurang walaupun absorbernya ketebalannya berubah dan jenisnya juga berubah. Karena sinar dan sudah ditentukkan maka sinar pun dapat ditentukkan. Absorber berpengaruh terhadap kemampuan daya tembus dari masing-masing sinar radioaktif. Semaki tebal maka intensitas yang ditangkap oleh detektor GM pun semakin kecil. Selain itu absorber juga dipengaruhi oleh jenis bahan. Semakin besar nomor atom dari absorber yang digunakan maka intensitasnya akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan adanya atenuasi yang dipengaruhi oleh nomor atom.

Bila dilihat dari referensi [6], maka intensitas akan sebanding dengan 1/r2. Atau secara matematis dapat dituliskan , dimana N0/t adalah banyaknya partikel per detik, sedangkan 4r2 adalah luas yang dilingkupi. Oleh karena itulah grafik 2 dan 3 diplot dengan persamaan garis . Bila dilihat dari 2 nilai R yang dihasilkan, maka grafik yang dihasilkan cukup bagus, karena nilai R2 mendekati 1. Untuk penentuan grafik yang nilai R2-nya paling mendekati 1 adalah apabila didekati dengan polynomial derajat Sembilan. Sedangkan apabila dilakukan dengan fitting pangkat secara manual (ditentukan oleh komputer) didapatkan nilai pangkatnya adalah 1,5 untuk absorber dan -0,9 tanpa absorber dan nilai R2 nya pun lebih baik dibandingkan dengan kita memplot terhadap pangkat r-2. Tetapi apa gunanya nilai R2 yang sangat baik apabila tidak mempunyai arti fisis. Oleh karena itu yang diambil adalah yang terhadap r-2

V. Simpulan Didapatkan dari praktikum 1. Tegangan plateau untuk detektor GM adalah 424 volt. 2. Sumber A adalah sinar , sumber B adalah sinar , dan sumber C adalah sinar . 3. Intensitas memiliki hubungan Pustaka [1]http://fisika.name/siap/Radioaktivitas/materi 4.html (tanggal akses 3 Maret 2011) [2] Zaki Suud. Detektor Nuklir. Slide Fisika Inti [3]http://www.batan.go.id/FAQ/faq_radiasi.php (tanggal akses 3 Maret 2011) [4]http://www.practicalphysics.org/go/Experim ent_532.html (tanggal akses 1 Oktober 2010) [5] http:// www.fouriersys.com/pdfs/sensors/Geiger_Muller_Counter_ DT116.pdf (tanggal akses 3 Maret 2011) [6] http:// http://www.capphysics.ca/PhysLab/Phys114115 /exp_7%20%20radioactivity/Print%20Radioactivity.htm (tanggal akses 3 Maret 2011)

Anda mungkin juga menyukai