Anda di halaman 1dari 29

Ir.

Rozanna Sri Irianti,MSi

Apakah sistem partikel ???

Sistem partikel (zarah) merupakan kumpulan banyak partikel yang dinyatakan menjadi kelompok,misalnya 12 pensil ( = 12 partikel ) dalam 1 bungkus disebut 1Dosen (= 1 kelompok dari 12 partikel). Partikel merupakan benda bermassa tetapi tidak bervolume. Partikel juga biasa disebut sebagai benda titik atau titik massa.

Partikel digambarkan sebagai bulatan-bulatan kecil sehingga bisa di hitung satu persatu. Jumlah partikel selalu bulat sehingga partikel disebut tercatu. Contoh partikel,molekul gas di dalam wadah.

Posisi dan Kecepatan Pusat Massa


Dikenal istilah vektor posisi pusat massa sistem partikel yang berlambang rpm. Vektor posisi pusat massa (pm) adalah posisi resultan dari semua partikel penyusun sistem itu. Ini berarti posisi sistem dapat diwakili sebuah titik. Titik itu disebut pusat massa. Adapun massanya senilai dengan jumlah massa semua penyusun sistem partikel.

Hal ini diperlihatkan dalam gambar berikut :

Jika i ( i =1,2,3,.....,N ) adalah posisi i dan bermassa mi maka dalam hal ini vektor posisi pusat massa dari N buah partikel itu (pm ) adalah :
pm =
M I I + m 2 2 + .......+ m N N .......................( 1.a ) M I + m 2 + .......+ m N

Yang dapat ditulis pula dalam bentuk :


N

pm =

mi i
...............................( 1.b )
mi

i= I N

i=I

Selain pm dikenal pula istilah vektor posisi pusat berat (pb). Pusat berat (pb) merupakan titik bekerjanya gaya resultan pada sistem partikel. Ini berarti kalau pembobot pusat massa adalah massa dari seluruh partikel yang terlibat maka pembobot pusat berat adalah berat setiap partikel penyusun sistem partikel. Untuk partikel ( i = 1,2,3,......,N ) bermassa mi di posisi i dan tempat itu bercepatan gravitasi bumi gi maka beratnya wi = mgi .

Titik dimana pusat berat berada disebut pusat berat. Posisi pusat berat itu dinyatakan sebagai :
pb =
I W W i i i=I
N N

.......................... ( 1.2 )

Dimana w = W i =
i=I

mi gi adalah
i=!

berat keseluruhan

dari sistem partikel.

Di dekat permukaan bumi pm = pb sehingga titik pusat massa berimpit dengan pusat beratnya.

Berikutnya diperkenalkan pengertian kecepatan gerak pusat massa sistem partikel relatif terhadap titik asal dan hal itu bisa disebut kecepatan pusat massa (V pm). Kecepatan ini merupakan kecepatan resultan dari seluruh partikel penyusun sistem partikel terhadap titik asal.

Mengingat kecepatan sesaat adalah laju perubahan posisi ( V = dr ) maka vpm dt dapat ditentukan dari turunan langsung rpm terhadap selang waktunya ( dt ) sehingga :
m ivi pm = drpm = i = I
N

...........................................

( 1.3 )

dt

N
m i

i=I

Lambang Vi adalah kecepatan partikel i yang bermassa mi terhadap titik asal. Mengingat massa keseluruhan dari N partikel N adalah M ( = mi ) maka momentum linear pusat massa sistem partikel ( ppm ) dapat ditulis : N N ppm = MVpm = mi = ............................. (1.4) vi pi
i=I i=I

Lambang pi bermakna sebagai momentum linier partikel i terhadap titik asal. Persamaan (1.4) bermakna: Momentum linier sistem partikel adalah sama dengan jumlah momentum linier setiap partikel penyusunnya.

Contoh: Tiga buah partikel masing-masing bermassa 2 kg. Sistem itu pada saat t (sekon) berada di posisi i (dlm meter), i =1,2,3. 1 = 2t + (1- t ) + 2 = t2 + 2t 3t 3 = + + 2t2 (a) Tentukan posisi pusat massa sistem 3 partikel itu pada saat awal (t=0) (b) Hitunglah kecepatan pusat massa dan momentum linier pusat massa sistem itu pada saat t= 1s

Penyelesaian:
Massa keseluruhan sistem 3 partikel itu adalah M = m1 + m2 + m3 = 6 kg

(a) Posisi pusat massa rpm =

1 6

mi ri =

1 3

ri

i=I

i=I

Saat awal (t= 0), posisi setiap partikel adalah ri ( t=0) = ri (0) = ( + ); r2 (0) = ( + )

Selanjutnya posisi pusat massa saat awal dinyatakan rpm (0) = 1 ( + 2 + )meter.
3

Ini berarti jarak antara pusat massa terhadap titik asal ( pada saat awal ) adalah : |rpm (0) | =

meter

(b) Kecepatan pusat massa pada t = 1s ( Vpm (1) ) dinyatakan :

mengingat

sehingga saat t = 1:

Selanjutnya dapat dihitung kecepatan pusat massa dan momentum linear pusat massa pada saat t = 1s, berturut-turut

Mengacu gambar 1.2, hubungan antara posisi pusat massa ( ) dengan posisi setiap partikel mi relatif terhadap pusat massanya ( ) ditampilkan oleh persamaan :

Gambar 1.2 Hubungan antara posisi partikel dengan posisi pusat massa pada sisitem partikel.

Turunan ke waktu t ( ) adalah kecepatan mi. Diperoleh hubungan antara kecepatan pusat massa ( ) dengan kecepatan setiap partikel terhadap titik asal ( ) dan kecepatan setiap partikel terhadap pusat massanya ( ). Hal ini dinyatakan : ,atau .............................. (1.6)

TENAGA GERAK
Tenaga gerak (energi kinetik) sistem partikel (k) tersusun oleh tenaga gerak pusat massa terhadap titik asal (kpm ) dan jumlah tenaga gerak dari setiap partikel terhadap pusat massanya (kI). Keterangan : kpm = Tenaga gerak pusat massa kI = Tenaga gerak internal K = Tenaga gerak sistem partikel

Hubungan antara K dengan kpm dan kI :

Tenaga gerak partikel i terhadap titik asal adalah Tenaga gerak dari N buah partikel terhadap titik asal ditulis :

Faktor bermakna sebagai kecepatan pusat massa sistem partikel relatif terhadap
pusat massanya

Selanjutnya diperoleh hubungan : K = Kpm + KI ................................(1.7) Dimana

MOMENTUM SUDUT
Selain tenaga gerak pada sistem partikel juga dapat diperoleh informasi besaran momentum sudut, baik momentum sudut pusat massa terhadap titik asal ( pm),partikel i terhadap titik asal ( i), i=1, 2, 3, .......,N ataupun momentum sudut mi terhadap pusat massanya ( i). Keterangan : pm = Momentum sudut pusat massa i = Momentum sudut internal = Momentum sudut sistem partikel

Ditinjau partikel i, bersama mi, di posisi

ri

dan bergerak pada kecepatan (terhadap titik asal ) sehingga momentum sudut partikel i adalah : ......................... (1.8)
Momentum sudut oleh sistem partikel yang melibatkan N buah partikel dinamakan momentum sudut sistem partikel (i),dinyatakan : .....................(1.9)

Selanjutnya L dapat dijabarkan dari hasil perkalian vektor antara dengan , kemudian dieliminasi pada 2 suku yang bernilai nol dan akhirnya diperoleh kaitan : Momentum sudut pusat massa sistem Partikel dinyatakan :

Adapun momentum sudut dari semua Partikel terhadap pusat massanya, atau disebut momentum sudut internal, dinyatakan : ......................(1.12)

Gambar 1.4 ilustrasi momentum sudut

Terlihat bahwa gerak rotasi menyumbang nilai tenaga gerak dan juga momentum sudut walaupun umumnya dalam persentase lebih kecil dibanding komponen gerak translasi.

Anda mungkin juga menyukai