Anda di halaman 1dari 9

Daya Hantar Listrik

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan si daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi seperti baterai. Daya listrik memiliki bermacam definisi yaitu 1. Laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik, 2. Besar gaya yang dapat dilakukan pada setiap satuan waktu., 3. Energi yang diberikan pada elektron tiap satuan waktu. pengertian daya listrik sangat penting untuk dipahami karena pada pemakaian alat-alat listrik di rumah tangga harus sesuai dengan batas daya tersedia yang di batasi sekring. Pemakaian listrik di rumah kita di batasi besarnya oleh pemutus daya yang di pangas di depan rumah kita bersama dengan kwh meter yang mengukur pemakian energi listrik. Jika total daya melebihi kapasitasnya maka pada kumparan pemutus daya akan mengalir arus lebih. Yang secara otomatis akan menjatuhkan saklar sehingga memutuskan arus dalam rangkean. Saklar pemutus daya juga otomatis jatuh jika terjadi hubungan singkat (konsleting lstrik). Simbol daya adalah p, dansatuan si daya adalah watt dan diukur dalam satuan detik). Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya.selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya. Arah arus listrik searah dengan arah pergerakkan muatan positif atau berlawanan arah dengan arah pergerakkan muatan negatif (elektron). Arus terjadi dapat diakibatkan oleh hal-hal di bawah ini, yaitu : 1. Karena ada muatan yang bergerak, 2. Adanya kecepatan dalam muatan, 3. Adanya percepatan yang dialami muatan, 4. Terjadi gaya, 5. Terjadi beda potensial, 6. Terjadi beda muatan, 7. Pemisahan muatan positif dengan muatan negatif, 8. Adanya kerja yang memisahkan muatan. Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah tertentu. Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi

ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron).Kuat arus listrik (i) adalah jumlah muatan listrik yang menembus penampang konduktor tiap satuan waktu. (rumus 1 terlampir I = q/t = n e v a). Dimana dengan keterangan : Q adalah muatan listrik, n adalah jumlah elektron atau volume, v adalah kecepatan elektron. Sedangkan rapat arus (j) adalah kuat arus per satuan luas penampang. (rumus 2 terlampir J = i/a = n e v). Dimana dengan keterangan e adalah muatan 1 elektron adalah 1,6x10e-19, a adalah luas penampang yang dilalui arus, n adalah jumlah elektron atau volume dan v adalah kecepatan elektron. Senyawa-senyawa ionik dalam bentuk padat merupakan konduktor listrik dan panas yang buruk tetapi lelehan dan larutannya dalam pelarut polar merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Sedangkan pada senyawa kovalen baik dalam bentuk padat maupun lelehannya merupakan konduktor listrik dan panas yang jelek. Hal ini disebabkan senyawa ionik pada keadaan padat gaya ikat yang terbentuk antara ion positif dan ion negatif (kisi kristal) sangat kuat sehingga tidak memungkinkan terjadinya mobilisasi ion-ion. Tetapi senyawa ionik dapat menghantarkan arus listrik bila dileburkan atau dilalarutkan dalam pelarut polar, hal ini disebabkan ion-ion yang terikat pada kisi kristal telah terlepas sehingga ion-ion ini dapat bebas bergerak ke segala arah. Sedangkan untuk senyawa kovalen baik dalam bentuk padat maupun lelehan tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena tidak terdapat ion yang bergerak bebas. Senyawa kovalen walaupun berupa konduktor listrik dan panas yang buruk, tetapi senyawa kovalen polar mampu menjadi konduktor listrik baik apabila dilarutkan dalam pelarut-pelarut tertentu. Misalnya bila HCl yang dilarutkan dalam pelarut air dan benzena. HCl yang larut dalam air merupakan konduktor listrik yang baik, tetapi berupa konduktor listrik yang jelek dalam pelarut benzena. Hal ini terjadi karena HCl di dalam air mampu membentuk ion-ion sedangkan pada benzena HCl tidak mampu membentuk ion-ion. Ion yang terbentuk dalam air merupakan reaksi yang terjadi antara molekul terjadi: hidrogen klorida dengan molekul air. Berikut rekasi yang HCl + H2O H3O+ + Cl Perlu dikatahui bahwa senyawa-senyawa yang dalam air dapat menghantarkan arus listrik baik senyawa ionik maupun senyawa kovalen polar, air hanya sebagai medium agar ion-ion bebas bergerak.Air sendiri merupakan senyawa kovalen polar dan merupakan konduktor listrik yang jelek. Daya hantar listrik air hanya dapat dideteksi dengan peralatan yang benar-benar peka.

Apabila di dalam larutan elektrolit diberikan 2 batang elektroda inert dan diberikan tegangan listrik diantaranya, maka anion-anion akan bergerak kea rah elektroda positif (anoda) dan sebaliknya kation-kation akan bergerak ke arah elektroda negative (katoda). Proses ini merupakan fenomena transport seperti halnya yang terjadi pada transport molekul gas. Perbedaan yang nyata dari fenomena transport yang terjadi dalam molekul gas adalah adanya pengaruh medan listrik dan molekul pelarut. Gerakan rata-rata ion dapat dipelajari secara sederhana. Namun pengaruh dari pelarut dan interaksi listrik antar ion merupakan fenomena kompleks yang masih perlu dipelajari lebih lanjut. Hingga sekarang fenomena ini masih merupakan topic riset yang menarik.

Konduktansi dan Konduktivitas. DHL atau konduktansi adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Konduktansi merupakan kebalikan dari hambatan listrik atau tahanan (R), dimana makin rendah tahanan larutan, maka makin besar konduktansinya. Menghitung konduktivitas secara langsung dari tahanan suatu sample dan dimensi sel L dan A adalah tidak dapat diandalkan karena distribusi arus sangat rumit. Dalam kenyataannya, sel dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan yang telah diketahui konduktivitasnya (K*). Konduktivitas Molar (m). Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas suatu larutan. Oleh karena itu, ukuran konduktivitas sendiri tidak dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan. Untuk itu digunakan ukuran yang lebih spesifik, yaitu konduktivitas molar suatu larutan apabila konsentrasi suatu larutan sebesar 1 molar. Secara matematis dinyatakan :m Kadang-kadang juga digunakan konduktivitas ekuivalen, yaitu dengan mempertimbangkan muatan yang dibawa oleh suatu ion dalam larutan, sehingga konduktivitas ekuivalen adalah konduktivitas molar per muatan. Menurut teori tersebut semestinya besarnya konduktivitas molar tidak dipengaruhi oleh konsentrasi larutan namun kenyataannya konduktivitas molar tidak berbanding lurus dengan konsentrasi. Tentu saja keadaan (kondisi gaya yang diterima masing-masing ion) dalam konsentrasi 1 molar berbeda dengan konsentrasi yang lebih kecil maupun yang lebih besar lagi. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan konduktivitas molar. Pengukuran ketergantungan konduktivitas molar pada konsentrasi, menunjukkan adanya 2 golongan elektrolit. Sifat umum elektrolit kuat adalah bila konduktivitas molarnya hanya sedikit berkurang dengan bertambahnya

konsentrasi. Sedangkan sifat umum elektrolit lemah adalah bila konduktivitas molarnya normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun dengan tajam hingga nilai rendah saat konsentrasi bertambah. Namun penggolongan ini bergantung juga pada zat terlarut maupun pelarut yang digunakan, dimana sebagai contohnya adalah lithium klorida yang merupakan elektrolit kuat dalam air tetapi di dalam propanon merupakan elektrolit lemah.

Senyawa ionik. Menurut IUPAC , nama umum senyawa ionik ditulis menggunakan dua kata. Nama kation yang lebih dulu (bila menggunakan nomenklatur saham dengan bilangan oksidasi ditulis dalam tanda kurung, diikuti oleh nama anion. [1] Sebagai contoh, Fe 2 (SO 4) 3 disebut sebagai besi (III) sulfat. Jika sistem penamaan Klasik yang digunakan, beberapa senyawa ionik memiliki khusus "lama" nama, seperti besi (besi (III)), besi (besi (II)), tembaga (tembaga (II)), dan tembaga (tembaga ( I)). Dalam kimia , senyawa ionik adalah senyawa kimia dimana ion diselenggarakan bersama dalam struktur kisi oleh ikatan ion . Biasanya, bagian bermuatan positif terdiri dari logam kation dan bagian yang bermuatan negatif adalah anion atau ion poliatomik. Ion dalam senyawa ionik yang diselenggarakan bersama oleh gaya elektrostatik antara tubuh malah dibebankan. Senyawa ionik memiliki titik leleh dan titik didih, dan mereka sulit dan sangat rapuh. Ion dapat menjadi atom tunggal, seperti natrium dan klorin dalam garam meja biasa natrium klorida , atau kelompok yang lebih kompleks

seperti karbonat dalam kalsium karbonat . Tapi harus dipertimbangkan ion, mereka harus membawa muatan positif atau negatif. Dengan demikian, dalam ikatan ion, seseorang bonder 'harus memiliki muatan positif dan yang lainnya yang negatif. Dengan menempel satu sama lain, mereka menyelesaikan, atau sebagian menyelesaikan, ketidakseimbangan terpisah mereka biaya. Positif ke positif dan negatif untuk obligasi ion negatif tidak terjadi. (Untuk analogi mudah terlihat, eksperimen dengan sepasang bar magnet .) Senyawa kimia tidak pernah ketat ion. Bahkan fluorida menunjukkan yang tingkat

paling elektronegatif / elektropositif seperti sesium

Kovalensi. Demikian pula, senyawa kovalen sering menunjukkan pemisahan biaya. Lihat juga teori HSAB . Senyawa ionik memiliki ikatan elektrostatik kuat antara partikel. Akibatnya, mereka umumnya memiliki titik leleh sangat tinggi dan titik didih. Mereka juga memiliki konduktivitas listrik yang baik ketika cair atau dalam larutan air . Sementara ion senyawa

anorganik adalah padatan pada suhu kamar dan biasanya membentuk kristal, organik cairan ionik adalah peningkatan kepentingan. Ion-ion yang dihasilkan oleh transfer elektron menarik satu sama lain dengan daya tarik elektrostatik dan ini menciptakan ikatan ion. Setelah pepatah, "ingin larut seperti", senyawa ion larut dalam pelarut polar , terutama yang mengionisasi, seperti air dan cairan ion . Mereka biasanya lumayan larut dalam pelarut polar lainnya seperti alkohol , aseton dan dimetil sulfoksida juga. Senyawa ionik cenderung tidak larut dalam pelarut nonpolar seperti dietil eter atau bensin . Ketika ion malah dibebankan dalam kisi ionik padat dikelilingi oleh kutub yang berlawanan dari molekul polar, ion padat dikeluarkan dari kisi dan ke dalam cairan. Ketika gaya ini lebih dari daya tarik elektrostatik kisi, ion menjadi terlarut dalam cairan. konduktivitas listrik. Senyawa ion padat tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak ada ion mobile atau elektron hadir dalam kisi. Ketika senyawa ion dilarutkan dalam cairan atau cair, mereka dapat menghantarkan listrik dengan ion ponsel yang memungkinkan listrik melewatinya. 1. LARUTAN Larutan adalah campuran yang bersifat homogen atau sama. Jika anda melarutkan 2 sendok makan gula putih (pasir) ke dalam segelas air, maka Anda telah mendapatkan larutan gula. Terdapat 2 larutan yaitu; larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit. 1.1 Larutan Elektrolit. Larutan elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat elektrolit. Sedangkan zat elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air terurai membentuk ion-ionnya. Zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam air disebut Elektrolit Kuat dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Kuat. Zat elektrolit yang hanya terurai sebagian membentuk ion-ionnya di dalam air disebut Elektrolit Lemah dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Lemah. 1.2 1.2 Larutan Non-Elektrolit. Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit. Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler. 1.3 Membedakan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit Larutan elektolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu penghantaran Listrik. a). Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik.

Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius(1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan

terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif. Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, dan lain-lain. Contoh larutan elektrolit lemah :CH3COOH, Al(OH)3 dan Na2CO3

b). Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen.

Contoh larutan non elektrolit : Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain Reaksi umum ionisasi dapat dituliskan sebagai berikut : AxBy (s) x Ay+ (aq) + yB x- (aq) Reaksi ini tidak dapat terjadi pada non elektrolit, di mana proses pelarutan pada non elektrolit hanya proses pelarutan biasa, yang tidak disertai proses ionisasi.Misalnya : C6H12O6 (s) C6H12O6
(aq)

Semakin besar kemampuan elektrolit terionisasi, semakin

banyak jumlah ion yang dihasilkan dari reaksi ionisasi, maka akan semakin kuat daya hantar listrik yang dihasilkan. Elektrolit yang terionisasi sempurna atau mendekati sempurna dan memiliki daya hantar listrik kuat disebut elektrolit kuat, sedangkan elektrolit yang hanya terionisasi sebagian dan memilliki daya hantar lemah disebut elektrolit lemah. Untuk membedakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit, dilakukan uji elektrolit yaitu dengan mengalirkan arus listrik ke dalam larutan. Perbedaan dapat dilihat dari menyala tidaknya lampu pada alat uji atau ada tidaknya gas pada kedua elektroda yang digunakan. Larutan elektrolit kuat menghasilkan gas pada kedua elektrodanya, dan dapat menyalakan lampu. Larutan elektrolit lemah tidak dapat

menyalakan lampu, tetapi menghasilkan gas pada kedua elektrodanya. Larutan non elektrolit tidak dapat menyalakan lampu atau menghasilkan gas pada elektroda. 1.4 Kekuatan Elektrolit. Kekuatan suatu elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat ionisasi ().Keterangan : Elektrolit kuat memiliki harga = 1, sebab semua zat yang dilarutkan terurai menjadi ion. Elektrolit lemah memiliki harga <1, sebab hanya sebagian yang terurai menjadi ion. Adapun non elektrolit memiliki harga = 0, sebab tidak ada yang terurai menjadi ion. Elektrolit kuat : = 1(terionisasi sempurna) Elektrolit lemah : 0 < < 1 (terionisasi sebagian) Non Elektrolit : = 0 (tidak terionisasi) 1.5 Reaksi Ionisasi. Elektrolit Kuat = 1 (terurai senyawa), pada persamaan reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.Larutan yang dapat memberikan lampu terang, gelembung gasnya banyak, maka laurtan ini merupakan elektrolit kuat. Umumnya elektrolit kuat adalah larutan garam. Dalam proses ionisasinya, elektrolit kuat menghasilkan banyak ion maka 1.6 Reaksi Ionisasi Elektrolit Lemah Larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya maka larutan ini merupakan elekrtolit lemah. Daya hantarnya buruh dan memiliki (derajat ionisasi) kecil, karena sedikit larutan yang terurai (terionisasi). Makin sedikit yang terionisasi, makin lemah elektrolit tersebut. Dalam persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna)Contoh: 2. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik melalui larutan. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas

dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut. HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq) Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- H2(g) Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2eLarutan elektrolit terdiri dari larutan elektrolit kuat contohnya HCl, H2SO4, dan larutan elektrolit lemah contohnya CH3COOH, NH3, H2S. Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar). Zat elektrolit yang terurai dalam air menjadi ion-ion : HaCl (s) Na+ (aq) + Cl- (aq) HCl (g) H+ (aq) + Cl- (aq) H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO4 2- (aq) HaOH (s) Na+ (aq) + OH- (aq) CH3COOH (l) CH3COO- (aq) + H+ (aq)

Zat non elektrolit yang tidak terurai menjadi ion-ion, tapi tetap berupa molekul C2H5OH (l) C2H5OH (aq) CO(NH2)2 (s) CO(NH2)2 (aq) Reaksi peruraian disebut elektrolisis. Reaksi reduksi : pada katode, electron ditangkap oleh ion Reaksi oksidasi : pada anode, ion akan melepaskan electron Berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen. 3. Hubungan Keelektrolitan dengan ikatan kimia 3.1 Senyawa Ion Sebagai contoh dari kegiatan percobaan yang tergolong larutan elektrolit yang berikatan ion adalah garam dapur. Membedakan daya hantar listrik untuk garam pada saat kristal, lelehan dan larutan? Cobalah perhatikan uraian berikut. NaCl adalah senyawa ion, jika dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat, sehingga tidak bebas bergerak. Jadi dalam keadaan kristal (padatan) senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi jika garam yang berikatan ion tersebut dalam keadaan

lelehan atau larutan, maka ion-ionnya akan bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan listrik. Pada saat senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menyusup di sela-sela butir-butir ion tersebut (proses hidasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan. Yang termasuk ke dalam senyawa ion adalah senyawa basa dan garam.

Anda mungkin juga menyukai