Anda di halaman 1dari 9

Psikologi Pendidikan

RINA RIFAYANTI, M.Psi

Classical Conditioning

A. Sejarah Conditioning Classic


Pada
saat pergantian abad, Ivan Pavlov (1849 - 1936)

melalui percobaannya terhadap anjing, dimana stimulus yang semula netral memperoleh kemampuan untuk

menghasilkan sebuah respon melalui asosiasi


dengan stimulus yang telah menghasilkan respon yang mirip atau berhubungan.

Lanjut
Reflek pada Classical Konditioning, terdiri :

Stimulus tak Terkondisi


Respon tak Terkondisi Stimulus Terkondisi Respon tak Terkondisi

B. Prinsip Classical Konditioning, meliputi :


1. Extinction Melemah atau menghilangnya respon yang telah dipelajari dalam kondisioning klasik, terjadi ketika stimulus terkondisi tidak dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi.

2. Spontaneous Recovery Munculnya kembali respon yang telah

dipelajari setelah setelah tampak hilang


atau mengalami extinction 3. Kondisioning Tingkat-Tinggi Sebuah kondisi dimana stimulus netral menjadi

stimulus terkondisi melalui asosiasi dengan


stimulus terkondisi lebih dulu terbentuk

4. Generalisasi Stimulus Stimulus-stimulus lain yang serupa dapat

menghasilkan reaksi yang sama.

5. Dikriminasi Stimulus Stimulus yang serupa dengan stimulus

terkondisi gagal memicu respon terkondisi.

C. Penerapan pengajaran Classical Conditioning di kelas


Menjadikan lingkungan belajar yang nyaman & hangat Guru berusaha agar siswa merespek satu sama lain pada prioritas tinggi di kelas guru berusaha membuat siswa berada dalam situasi yang nyaman dengan memberikan hasil (positif outcome,masukan positif)

Apa yang Sebenarnya dipelajari dalam Classical Konditioning ?


Agar Kondisioning klasik menjadi efektif, stimulus yang akan terkondisi sebaiknya dan mendahului terjadi

stimulus

yang

terkondisi

bukan

setelahnya atau pada saat bersamaan. Stimulus yang terkondisi merupakan sebuah sinyal stimulus yang tak terkondisi.

Sekian
Terima kasih atas Perhatiannya!!
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai