Anda di halaman 1dari 25

METODE GEOFISIKA (GRAVITASI, SEISMIK,MAGNETIK,GEOLISTRIK,GEOTERMAL ) Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geofisika Dosen Pengampu : Daru Wahyuningsih,

S.Si, M.Pd

Disusun Oleh : DEWI PUSPITASARI

K2309013

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 METODE GEOFISIKA Geofisika adalah metoda yang mempelajari Bumi dan Batuan menggunakan pendekatanpendekatan Fisika dan Matematika. Ilmu Geofisika merupakan gabungan dari konsepkonsep Ilmu Geologi dan Fisika. Ilmu geofisika memiliki cakupan yang luas, dimul ai dari Fisika ujungnya pada Geologi Eksplorasi, malah mungkin masuk ke Domain T ambang dan Petroteur Engineer, Domain yang termasuk Pure Geophysics atau Theoritica l Geophysics, digeluti pada bidang Ilmu Fisika, Ilmu Geofisika yang mempelajari b umi secara umum juga disebut Global geophysics yang mengamati dan menganalisa bu mi, interior, gempa, dll, diketahui di bidang lain Solid Eart Geophysics. Aplikasi geofiisika unutk eksplorasi disebut Eksploration Geophysics, atau Geofisika eks plorasi atau Geofisika terapan. Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur re spons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radias i gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktivitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti tab el di bawah ini: METODE PARAMETER YANG DIUKUR SIFAT FISIKA YANG TERLIBAT Seismik Waktu tiba gelombang seismik pantul atau bias, amplitudo dan frekuensi gelombang seismik Densitas dan modulus elastisitas yang menentukan kecepatan rambat gelombang seis mik Gravitasi Variasi harga percepatan gravitasi bumi pada posisi yang berbeda Densitas Magnetik Variasi harga intensitas medan magnetik pada posisi yang berbeda Suseptibilitas atau remanen magnetik Resistivitas Harga resistansi dari bumi Konduktivitas listrik Polarisasi terinduksi Tegangan polarisasi atau resistivitas batuan sebagai fun gsi dari frekuensi Kapasitansi listrik Potensial diri Potensial listrik Konduktivitas listrik Elektromagnetik Respon terhadap radiasi elektromagnetik Konduktivitas atau Induk

tansi listrik Radar Waktu tiba perambatan gelombang radar

Konstanta dielektrik

Bumi sebagai tembat tinggal manusia secara alami menyediakan sumberdaya alam yan g berlimpa. Kekayaan sumberdaya alam Indonesia sangat melimpa. kita sebagai gene rasi penerus bangsa untuk harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumberdaya yan g ada untuk kesejahtraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya ala m tersebut menjadi kendala untuk melangkah lebih lanjut. Sehingga kita merasa pe rlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang ter dapat di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informas i tersebut dengan menggunakan metode survei geofisika. Metode tersebut merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari bidang bumi khususnya perut bumi berdasarkan konsep fisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini an tara lain Metode gravitasi (gayaberat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivi tas) dan geothermal (Energi Panas Bumi). 1. METODE GRAVITASI ( GAYA BERAT ) Metode gayaberat merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk meng etahui kondisi bawah permukaan bumi dengan cara mengamati variasi lateral dari s ifat fisik batuan (densitas). Adanya perbedaan densitas (massa jenis) batuan dar i suatu tempat dengan tempat lain ini menimbulkan perbedaan medan gravitasi yang relatif kecil (dalam order 10-8), oleh karena itu maka dalam pengukuran gayaber at ini diperlukan suatu alat yang memiliki kepekaan dan ketelitian yang cukup ti nggi. Penggunaan utama pada metode gayaberat ini banyak difokuskan pada survei awal da lam peninjauan ekplorasi minyak bumi, panas bumi, penelitian geologi regional, d an penelitian-penelitian geologi ekplorasi dalam lainnya. Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, o leh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar , struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff ter pendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau linta san penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilak ukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mga l), dengan demikian anomali kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, di kapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat m assa batuan di bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki ada lah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observas i lainnya. Teori Dasar Medan dan Potensial Gravitasi Hukum Gravitasi Newton menyatakan bahwa besarnya gaya tarik menarik antara dua p artikel yang massanya m1 dan m2, dengan jarak antara kedua titik pusat massanya r. dimana G adalah konstanta gravitasi 6,67 x 10-11 Nm2/kg2 adalah : Medan Gravitasi Gaya per satuan massa yang mempunyai jarak r dari m1 disebut medan gravitasi dar i massa m1 yang besarnya dimana adalah : Potensial Gravitasi Karena medan bersifat konservatif maka medan gravitasi dinyatakan sebagai dari s uatu fungsi potensial scalar U (r) sebagai berikut : Dimana merupakan potensial gravitasi dari massa m1. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). D isamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya

. Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permuka an dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting unt uk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun meneral lainnya. Alat yang digunakan dalam metode gravity Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfa atkan sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip e ksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurfac e. Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data di darat adalah: Gravimeter La Coste Romberg G-502 Piringan GPS Tali sebagai meteran jarak antar stasiun Peta Geologi dan peta Topografi Penunjuk Waktu Alat tulis Kamera Pelindung Gravitimeter Dan beberapa alat pendukung lainnya Alat yang digunakan dalam pengambilan data di laut : 1. Kapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi dengan peralatan pendukung lainnya 2. Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permuka an laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian. Seperti gambar diba wah ini. 3. Gravimeter La Coste Romberg G-502 4. GPS

Langkah-langkah dalam Melakukan Pengukuran Metode Gravity Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebag ai berikut : Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gr avitasi absolutnya, misalnya IGSN71. Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN71 terdekat yang t elah diketahui nilai ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping. Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan a kibat faktor yang lainnya. Setelah melakukan hal di atas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan. Pengukuran metoda gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titi k ikat dan pengukuran titik-titik gayaberat. Sebelum survei dilakukan perlu mene ntukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup sta bil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bisa lebih dari satu te rgantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan petunjuk ar ah. Base station yang baru akan diturunkan dari nilai gayaberat yang mengacu dan terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut pada dasarnya telah terikat dengan jaringan Gayaberat Internasional at au International Gravity Standardization Net, (IGSN 71). Base station berada di Ho tel Sari Bakung kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Bas e station diturunkan dari TTG.2327 yang berada di pertigaan jalan terminal Panar akan-Menggala-Panarakan depan kuburan, 800 m membesar dari km.121 TB;km.2 Mengga la; km.20 Panarakan. Penurunan tersebut dilakukan dengan metode kitaran/looping. Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu dan pembacaan barometer serta suhu. Pengukuran gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat gravity meter LaCoste & Romberg type G.525 berketelitian 0, 03 mGal/hari atau 0,1 mGal/bulan. Penentuan posisi dan waktu menggunakan Global

Positioning System (GPS) Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan Bar ometer Aneroid Precission dan termometer. Pengukuran pada titik-titik survei dil akukan dengan metode kitaran/looping dengan pola A-B-C-D-A, dengan A adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base station setempat. Jarak antar titik pe ngukuran pada keadaan normal 5 km, tergantung dari medan yang akan diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan (trend) geologi di daerah survei. Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh pergeseran pembacaan gravity meter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran akan mengalami guncangan, sehingga menyeb abkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut Pengolahan Data Gravity Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat , secara umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai pembacaan ala t di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Prose s tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi pembacaan gravity mete r ke nilai milligal, koreksi apungan (drift correction), koreksi pasang surut (t idal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi udara bebas (fr ee-air correction), koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anoma li Bouguer Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correcti on). Pemrosesan data tersebut menggunakan komputer dengan software MS. Excel. Pr oses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakan software Surfer 8 dan GRA V2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan data metoda gayaberat, dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Konversi Pembacaan Gravity Meter Pemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravity meter untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap titik amat, maka dilakukan konversi pembacaan gravity meter menjadi nilai gayaberat dalam satuan milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel konv ersi dari gravity meter tersebut. Setiap gravity meter dilengkapi dengan tabel k onversi. Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut: 1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bu lat sampai ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi (Tabel 3.1) nilai 1700 sama dengan 1730,844 mGal. 2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan den gan faktor interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga ha silnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal. 3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 + 14.614 45) x CCF = 1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste & Romberg type G.525 sebesar 1.000437 261. b. Posisi dan Ketinggian Penentuan posisi menggunakan GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan ba rometer aneroid dan termometer. Pengukuran ketinggian dilakukan secara diferensi al yaitu dengan menggunakan dua buah barometer dan termometer. Pengukuran terseb ut dilakukan dengan menempatkan satu alat di base station sedangkan alat yang la in dibawa untuk melakukan pengukuran pada setiap titik amat. Adapun pemrosesan data posisi dan ketinggian sebagai berikut. 1. Pemrosesan Data GPS Setiap kali pembacaan posisi titik amat langsung dapat diketahui dari bacaan ter sebut, yaitu berupa bujur (longitude) dan lintang (latitude). Posisi yang ditunj ukan GPS dalam satuan derajat, menit dan detik. Maka perlu melakukan konversi po sisi dari satuan waktu ke dalam satuan derajat. Posisi ini selanjutnya digunakan untuk menghitung koreksi lintang atau perhitungan normal. 2. Pemrosesan Data Barometer Barometer merupakan alat ukur tekanan udara yang secara tidak langsung digunakan untuk mengukur beda tinggi suatu tempat di permukaan bumi. Prinsip pengukuran k etinggian barometer didasarkan pada suatu hubungan antara tekanan udara disuatu

tempat dengan ketinggian tempat lainnya, yaitu dengan adanya tekanan udara suatu tempat dipermukaan bumi sebanding dengan berat kolom udara vertikal yang berada diatasnya (hingga batas atas atmosfer). Ketelitiaan pengukuran tinggi barometer sangat tergantung pada kondisi cuaca, sebab keadaan tersebut akan mempengaruhi tekanan udara di suatu tempat. Perbedaan temperatur udara dan kecepatan angin di suatu tempat akan menyebabkan tekanan udara naik turun (berfluktuasi), sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam beda tinggi antara dua tempat yang berbeda. Mak a perlu dilakukan pengukuran temperatur udara untuk menentukan koreksi temperatu r yang harus diperhitungkan dalam penentuan beda tinggi, sehingga akan memperkec il kesalahan (Subagio, 2002). Pengukuran ketinggiaan dengan menggunakan baromete r selain tergantung pada tekanan udara, dipengaruhi juga oleh beberapa parameter seperti temperatur udara, kelembaban udara, posisi lintang titik amat, serta ke tinggian titik ukur. Dalam pemrosesan data metoda gayaberat terdapat beberapa tahapan dengan koreksikoreksi diantaranya adalah : 1. Koreksi Apungan (Drift Correction) Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat (gravi ty meter) terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan muncul karena gravity meter selama digunakan untuk melakukan pengukuran akan mengalami goncangan, sehingga a kan menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan p embacaan ulang pada titik ikat (base station) dalam satu kali looping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui. 2. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction) Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat bulan dan matahari, sehingga di permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik turun. Hal ini akan menyebabkan perubahan nilai medan gravitasi di permukaan bumi secar a periodik. Koreksi pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan mataha ri terhadap bumi. Koreksi tersebut dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat dalam sebuah paket program komputer. Koreksi ini selalu ditam bahkan terhadap nilai pengukuran, dari koreksi akan diperoleh nilai medan gravit asi di permukaan topografi yang terkoreksi drift dan pasang surut, 3. Koreksi Lintang (Latitude Correction) Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang geografi s karena gayaberat tersebut berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifuga l dan bentuk ellipsoide. Dari koreksi ini akan diperoleh anomali medan gayaberat . Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gayaberat observasi deng an medan gayaberat teoritis (gayaberat normal). Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis y ang mengacu pada permukaan laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan meru pakan fungsi dari lintang geografi. Medan gayaberat teoritis diperoleh berdasark an rumusan-rumusan secara teoritis, maka untuk koreksi ini menggunakan rumusan m edan gayaberat teoris pada speroid referensi (z = 0) yang ditetapkan oleh The In ternational of Geodesy (IAG) yang diberi nama Geodetic Reference System 1967 (GR S 67) sebagai fungsi lintang (Burger, 1992), 4. Koreksi Ketinggian Koreksi ini digunakan untuk menghilang perbedaan gravitasi yang dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian dari setiap titik amat. Koreksi ketinggian terdiri dari du a macam yaitu a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction) Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h deng an mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid ref erensi. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan anomali medan gayaberat di topog rafi. Untuk mendapat anomali medan gayaberat di topografi maka medan gayaberat t eoritis dan medan gayaberat observasi harus sama-sama berada di topografi, sehin gga koreksi ini perlu dilakukan. Koreksi udara bebas dinyatakan secara metematis dengan rumus : FAC =0.3085h mGal dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid referen si (dalam meter).

Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara bebas di t opografi yang dapat dinyatakan dengan rumus : FAA =gobs-g(f) +FAC mGal dimana : FAA: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal) Gobs: medan gayaberat observasi di topografi (mGal) G(f): medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal) FAC : koreksi udara bebas (mGal) b) Koreksi Bouguer Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara referensi anta ra bidang referensi muka air laut samapi titik pengukuran sehingga nilai gobserv asi bertambah. Setelah dilakukan koreksi-koreksi terhadap data percepatan gravit asi hasil pengukuran (koreksi latitude, elevasi, dan topografi) maka diperoleh a nomali percepatan gravitasi (anomali gravitasi Bouguer lengkap) yaitu : gBL = gobs g( ) + gFAgB + gT dimana : gobs = medan gravitasi observasi yang sudah dikoreksi pasang surut g( ) = Koreksi latitude gFA = Koreksi udara bebas (Free Air Effect) gB = Koreksi Bouguer gT = Koreksi topografi (medan) Dengan memasukan harga-harga numerik yang sudah diketahui, gBL = gobs g( ) + 0.094h (0.01277h T) 5. Korek i Medan (Terrain Corection) Korek i medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek ma a di ekitar titik ob erva i. Adanya bukit dan lembah di ekitar titik amat akan mengurangi be arnya medan gayaberat yang ebenarnya. Karena efek ter ebut ifatnya mengurangi medan gayaberat yang ebenarnya di titik amat maka korek i medan haru ditambahkan te rhadap nilai medan gayaberat. c. Anomali Bouguer Nilai anomali Bouguer lengkap dapat diperoleh dari nilai anomali Bouguer ederha na yang telah terkorek i medan, Merupakan anomali yang dicari dengan cara meredu k i ha il pengukuran lapangan dengan korek i-korek i eperti yang telah diuraika n di ata . Dg = {Dgob DgF + (3,086 0,4191r) h + Tr} gu Contoh penentuan anomali dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut : 2. METODE SEISMIK Merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi sumber day a alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang sei smik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banya k dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan miny ak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya. Dalam metoda seismik peng ukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (ledakan, vibroseis dll). Set elah sumber diberikan maka akan terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah /batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pema ntulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada su atu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Ber dasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tana h (batuan). Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun refr aksi. Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai be rikut Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain : Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seism ik dengan kecepatan berbeda. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak. Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah : Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan setiap

lapisan bumi akan terditeksi. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum Snellius d an prinsip Huygens. Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan gelombang pada lapisan di bawahnya. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mall et, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. M allet mengukur waktu transmisi gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovici c menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemuk an keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut se bagai Moho. Hukum Fisika Gelombang Seismik Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk gel ombang seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain: 1. Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gel ombang ke segala arah dengan bentuk bola. 2. Prinsip Fermat Dalam penjalaran gelombang dari satu titik ke titik selanjunya yang melewati sua tu medium tertentu akan mencari suatu lintasan dengan waktu tempuh yang paling s edikit. 3. Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut aka n dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kriti snya. Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kri tisnya. Gelombang datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu b idang datar. Adapun dalam pembiasan maupun pemantulannya akan mengikuti persamaa n berikut : Sedangkan untuk sudut kritis (q2 = 900) maka persamaannya akan berubah menjadi : dikarenakan sin 900 = 1 Dalam penjalaran gelombang seismik gelombang yang datang pertama kali adalah gel ombang langsung (jaraknya paling kecil) setelah itu adalah gelombang bias dan ya ng paling terakhir ditangkapa adalah gelombang pantul (refleksi). Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu: a. Metode Seismik Bias (Refraksi) Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan da ri posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelo mbang yang terjadi setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga seb enarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) da n waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan te rsebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas batuan. b. Metode Seismik Pantul (Refleksi) Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang dit erima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah ge lombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitu do gelombang refleksi yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup komplek s, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu anal isis berdasar kontras parameter elastisitas medium. Tahapan Seismik Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika yang umumnya dipakai untuk pe

nyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan me tode geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namu n metode seismik refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling a kurat terhadap gambaran atau model geologi bawah permukaan dikarenakandata-data yang diperoleh labih akurat. Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu: 1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang be rkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail. 2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengol ah data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik mi grasi. 3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran hori son, pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajika n atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau mod el geologi bawah permukaan. Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismik dengan Metode Geofisika lainya seb agai berikut : KELEBIHAN KEKURANGAN Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yan g relevan, yaitu kecepatan seismik. Banyaknya data yang dikumpulkan dalam se buah survei akan sangat besar jika diinginkan data yang baik Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukaan Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan deng an metode geofisika lainnya. Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampaka n pengendapan. Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komp uter mahal dan ahli-ahli yang banyak. Respon pada penjalaran gelombang seismic bergantung dari densitas batuan dan kon stanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut (poros itas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik. Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dar i metode geofisika lainnya. Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.

Tabel Perbandingan Kelemahan dan Keunggulan Seismik Refraksi dan Seismik Refleks i sebegai berikut : Metode Seismik Refraksi (Bias) Metode Seismik Refleksi (Pantul) Keunggulan Kelemahan

Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang kecil, sehingga relatif murah dalam pengambilan datanya Karena lokasi sumber dan penerima yang c ukup lebar untuk memberikan citra bawah permukaan yang lebih baik, maka biaya ak uisisi menjadi lebih mahal. Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan kecuali proses filtering untuk mempe rkuat sinyal first berak yang dibaca. Prosesing seismik refleksi memerluakn ko mputer yang lebih mahal, dan sistem data base yang jauh lebih handal. Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil, maka pengembangan model unt uk interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti metode geofisika lainnya Karena banyaknya data yang direkam, pengetahuan terhadap database harus kuat, diperlukan juga beberapa asumsi tentang model yang kompleks dan interpreta si membutuhkan personal yang cukup ahli. Kelemahan Keunggulan Dalam pengukuran yang regional , Seismik refraksi membutuhkan offset yang lebih lebar. Pengukuran seismik pantul menggunakan offset yang lebih kecil

Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi ked alaman. Seismik pantul dapat bekerja bagaimanapun perubahan kecepatan sebagai fu ngsi kedalaman Seismik bias biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing-mas ing lapisan memiliki dip dan topografi Seismik pantul lebih mampu melihat struk tur yang lebih kompleks Seismik bias hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset) Seismik pantul merekan dan menggunakan semua medan gelombang yang tereka m. Model yang dibuat didesain untuk menghasilkan waktu jalar teramati. Bawah permukaan dapat tergambar secara langsung dari data terukur. 3. METODE GEOLISTRIK Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari bagaima na listrik bisa mengalir di dalam bumi, untuk diamati di permukaan. Sehingga dar i pengamatan di atas permukaan dapat mengetahui kondisi di dalam permukaan (di d alam bumi). Dalam metode geolistrik secara pokok yang diukur berupa beda potensial dari jeni s bebatuan yang berada di dalam bumi. Karena yang diukur pada metode geolistrik adalah beda potensial, maka tentu harus ada arus yang mengalir di dalam bumi. Selain itu ada juga yang dinamakan jarak antara elektroda yang diukur. Metode ge olistrik mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. sampai pada metode ini masi h terbagi lagi menjadi beberapa disiplin tersendiri yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. metode-metode tersebut meliputi: metode resistivitas, potensial diri, arus telluric, magnetotelurik, elektromagnetik, induksi terimba s (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis). Berdasarkan asal arus yang digunakan daam eksplorasi geolistrik, ada dua macam kelompok metode, yaitu metode yang menggunakan arus buatan dan yang memanfaatkan arus alamiah. Dari metode-metode yang telah disebutkan tadi, yang termasuk di d alam metode geolistrik dengan arus buatan (injeksi arus) adalah metode resistivi tas, metode induksi terimbas, dan metode electromagnetik. sedangkan metode yang termasuk dalam pemanfaatan arus alamiah adalah metode arus telurik, metode poten sial diri, dan metode magneto telurik. Metode geolistrik biasanya digunakan dalam eksplorasi geofisika yang bersifat da ngkal. aplikasinya bisa bermacam-macam, bisa untuk mencari air (tepatnya bukan a irnya yang dicari, tetapi adalah batuan yang diindikasikan membawa air), menentu kan keberadaan sumber air panas (geothermal), identifikasi mineral, dan lain seb againya. Metode Geolistrik Resistivitas Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak diguna kan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena resistivitas da ri batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya. Sebenarnya ide dasar dari m etode ini sangatlah sederhana, yaitu dengan menganggap bumi sebagai suatu resist or.

Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari kelompo k metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan den gan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bum i. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 5 00 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi mela lui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapa

t diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur. Metode kelistrikan resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listri k dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah p ermukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi ten tang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan meng anggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resisto r, dimana material-materialnya memiliki derajat yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik. Berdasarkan pada tujuan penyelidikan, metode resistivitas dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Mapping / Travershing Metode geolistrik resistivitas mapping merupakan metode resistivitas yang bertuj uan mempelajari variasi rasistivitas lapisan bawah permukaan secara horisontal. Oleh karena itu, pada metode ini digunakan jarak spasi elektrode yang tetap untu k semua titik datum di permukaan bumi. 2. Sounding Metode resistivitas sounding bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas la pisan bawah permukaan bumi secara vertikal. Pada metode ini pengukuran pada satu titik ukur dilakukan dengan cara mengubah-ubah jarak elektrode. Pengubahan jara k elektrode tidak dilakukan secara sembarang, tetapi mulai jarak elektrode kecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektrode ini sebanding dengan kedalama n lapisan yang terdeteksi. Travershing dan sounding biasanya dilakukan secara terpisah. Namun dengan menggu nakan konfigurasi dipol-dipol, dimungkinkan untuk melakukan traversing dan sound ing secara bersama-sama. Pasangan elektroda arus AB dan pasangan elektrode poten sial MN ( jarak AB = jarak MN) dipindahkan sbb: Mula-mula dengan pasangan electr ode arus AB yang tetap, pasangan elektroda potensial MN dipindahkan ke titik-tit ik dengan interval yang sama (sudah direncanakan). Pada setiap titik perpindahan akan diperoleh satu data pengukuran (resistivitas semu). Data ini adalah data r esistivitas disuatu titik pada kedalaman tertentu yang bila dibuat garis ke pusa t AB dan MN akan membentuk sudut 45 terhadap garis vertikal (lihat gambar). Setelah bentangan maksimum yang direncanakan dicapai, pasangan elektroda arus AB dipindahkan kekanan satu interval jarak, pasangan elektroda potensial ditempatk an di posisi semula (pertama), kemudian digeser ke titik-titik disebelah kananny a. Demikian seterusnya sehingga diperoleh harga resistivitas pada semua posisi d an kedalaman (sounding dan travershing), yang berupa penampang lintang yang dise but pseudo-depth apparent resistivity. Sounding and Traversing Arus listrik I yang melalui suatu bahan berbentuk silinder (lihat gambar) akan b erbanding langsung dengan luas penampang A, berbanding langsung dengan beda pote nsial antara ujung-ujungnya V, dan berbanding terbalik dengan panjangnya L.

A u li t ik yang menembu pe mukaan bola be ongga yang lua nya A, tebalnya d , dan beda poten ial dV anta a bagian lua dan dalam adalah: Ka ena lua pe mukaan bola A = 4r, maka relasi itu menjadi: Tanda negatif menunjukkan bahwa arus mengalir dari tem at ber otensial tinggi ke rendah. Potensial oleh elektroda arus tunggal di ermukaan medium setengah tak berhingga da at digambarkan sebagai berikut:

Arus listrik sederhana Dengan demikian dapat ditulis relasi I = A V/L , dengan adalah daya hantar jeni bahan yang ber angkutan. Kalau yang dipergunakan bukan daya hantar jeni , tetap i tahanan jeni bahan ( = 1/), maka pe amaan diata menjadi:

Karena luas setengah bola A = 2r, maka arus I menjadi: sehingga otensial disuatu titik sejauh r dari usat arus adalah:

Elektroda arus ganda Karena otensial adalah besaran skalar, maka otensial disebarang titik oleh ele ktroda arus ganda akan meru akan jumlahan otensial oleh 2 elektroda arus tungga l. Oleh karena itu, otensial di titik M oleh arus yang melewati elektroda A dan B adalah: Potensial di titik N adalah:

Untuk konfigurasi Wenner , r1 = r4 = a dan r2 = r3 = 2a, maka ersamaan menjad i: di eroleh

Bila b<<a (eksentrisitasnya kecil), maka ersamaan da at dituliskan sebagai: di eroleh Persamaan resistivitas untuk metode wenner dan schlumberger memberikan hubungan antara r dengan (V/I). Faktor yang menghubungkan antara keduanya mempunyai harga yang hanya tergantung dari konfigurasi atau geometri dari elektroda-elektroda ar us dan tegangan. Oleh karena itu faktor tersebut disebut faktor geometri (k). Faktor geometri untuk konfigurasi Wenner adalah: Faktor geometri untuk konfigurasi Schlumberger adalah: Persamaan diatas diturunkan berdasar hukum Ohm pada medium homogen setenga h tak berhingga yang secara fisis tidak ada asumsi lain yang berlaku. Dengan de mikian pengukuran dengan konfigurasi elektroda apapun (pada medium setengah tak hingga) harus memberikan harga resistivitas yang sama, yaitu resistivitas medium yang sebenarnya (true resistivity). Resistivitas Semu (Apparent Resistivity) Pada prinsipnya, pengukuran metode resistivitas dilakukan dengan mengalirkan aru s melalui elektrode C1 dan C2 dan pengukuran beda potensial pada P1 dan P2. Jika diasumsikan bahwa bumi homogen isotropis, maka tahanan jenis yang diperoleh ada lah tahanan jenis yang sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi elektrode. Nam un, pada kenyataannya bumi tersusun atas lapisan-lapisan dengan resistivitas yan g berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan pengaruh lapisan-lapis an tersebut. Harga resistivitas yang diukur seolah-olah merupakan harga resistiv itas untuk satu lapisan saja. Sehingga resistivitas yang terukur adalah resistiv itas semu yang besarnya ditentukan dengan dengan K adalah faktor geometri yang besarnya tergantung pada konfigurasi elektr

Untuk konfigurasi Schlumberger, r1 = s-b, r2 = s+b, r3 = s+b, dan r4 = s-b, samaan menjadi:

Dengan demikian beda

otensial antara titik M dan N adalah:

Potensial oleh elektroda arus ganda di a at digambarkan sebagai berikut:

ermukaan medium setengah tak berhingga d

Untuk ola arus se erti ada gambar di atas berlaku

ersamaan:

er

ode yang digunakan. Nili K sendiri bisa dihitung dengan persamaan Konfigurasi Elektrode Terdapat banyak aturan penempatan elektrode (konfigurasi elektrode) yang digunak an dalam metode resistivitas. Beberapa konfigurasi elektrode pada penerapan meto de resistivitas diantaranya adalah konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger dan konfigurasi Dipole-dipole. Konfigurasi Wenner Pada konfigurasi Wenner, elektrode arus dan elektrode potensial diletakkan seper ti pada gambar

Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial mempunyai jarak yang sama yaitu C1P1= P1P2 = P2C2 = a. Jadi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali ja rak antar elektrode potensial. Perlu diingat bahwa keempat elektrode dengan titi k datum harus membentuk satu garis. Pada resistivitas mapping, jarak spasi elektrode tidak berubah-ubah untuk setiap titik datum yang diamati (besarnya a tetap), sedang pada resistivitas sounding, jarak spasi elektrode diperbesar secara bertahap, mulai dari harga a kecil samp ai harga a besar, untuk satu titik sounding. Batas pembesaran spasi elektrode in i tergantung pada kemampuan alat yang dipakai. Makin sensitif dan makin besar ar us yang dihasilkan alat maka makin leluasa dalam memperbesar jarak spasi elektro de tersebut, sehingga makin dalam lapisan yang terdeteksi atau teramati. Dari gambar, dapat diperoleh besarnya Faktor Geometri untuk Konfigurasi Wenner a dalah sehingga pada konfigurasi Wenner berlaku hubungan Konfigurasi Wenner-Schlumberger Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schl umberger. Pada pengukuran dengan faktor spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlum berger sama dengan pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode = a ), namun pada pengukuran dengan n = 2 dan seterusnya, konfigurasi Wenner-Schlumb erger sama dengan konfigurasi Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elek trode potensial lebih besar daripada jarak antar elektrode potensial). Maka, berdasarkan gambar, faktor geometri pada konfigurasi Wenner-Schlumberger a dalah Sehingga berlaku hubungan Konfigurasi Dipole-dipole Selain konfigurasi Wenner dan Wenner-Schlumberger, konfigurasi yang dapat diguna kan adalah Pole-pole, Pole-dipole dan Dipole-dipole. Pada konfigurasi Pole-pole, hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan satu elektrode untuk potensial. S edangkan elektrode yang lain ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan j arak minimum 20 kali spasi terpanjang C1-P1 terhadap lintasan pengukuran. Sedang kan untuk konfigurasi Pole-dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrod e potensial. Untuk elektrode arus C2 ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi terpanjang C1-P1. Sehingga untuk penelitian sk ala laboratorium yang mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole. Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial d itempatkan terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a.

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang dengan elektrode arus tetap, kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n be rikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial sepanjang lintasan seterusn ya hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di lintasan itu.

Sehingga berdasarkan gambar, maka faktor geometri untuk konfigurasi Dipole-dipol e adalah Sehingga berlaku hubungan Metode potensial diri (Self Potential) Metode Self potential (SP) adalah metode pasif, karena pengukurannya dilakukan t anpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan potensial alam i tanah diukur melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang dapat diukur berkisar antar beberapa millivolt (mV) hingga 1 volt. Self potensial adalah pote nsial spontan yang ada di permukaan bumi yang diakibatkan oleh adanya proses mek anis ataupun oleh proses elektrokimia yang di kontrol oleh air tanah. Proses mek anis akan menghasilkan potensial elektrokinetik sedangkan proses kimia akan meni mbulkan potensial elektrokimia (potensial liquid-junction, potensial nernst) dan potensial mineralisasi. Komponen rekaman data potensial diri yang diperoleh dar i lapangan merupakan gabungan dari tiga komponen dengan panjang gelombang yang b erbeda, yaitu efek topografi (TE) ), SP noise (SPN ) dan SP sisa (SPR). Metode p otensial diri (SP) merupakan salah satu metode geofisika yang prinsip kerjanya a dalah mengukur tegangan statis alam (static natural voltage) yang berada di kelo mpok titik titik di permukaan tanah. Potensial diri umumnya berhubungan dengan p erlapisan tubuh mineral sulfide (weathering of sulphide mineral body), perubahan dalam sifat-sifat batuan (kandungan mineral) pada daerah kontak - kontak geolog i, aktifitas bioelektrik dari material organik, korosi, perbedaan suhu dan tekan an dalam fluida di bawah permukaan dan fenomena-fenomena alam lainnya. Prinsip d asar dari metode potensial diri adalah pengukuran tegangan statis alam (Static N atural Voltage) pada permukaan tanah. Orang yang pertama kali menggunakan metode ini adalah untuk menentukan daerah yang mengandung mineral logam. Metode Magnetotelurik Metode Magnetotelurik (MT) ini pertama kali dikembangkan oleh Tikhonov dan Cagni ard. Metode MT banyak digunakan untuk eksplorasi geofisika dalam mengetahui seba ran tahanan-jenis batuan di bawah permukaan. Proses penelusuran atau eksplorasi tersebut dengan memanfaatkan medan elektromag netik alam. Ketika melakukan sebuah survei, sifat fisik medium yang terkait yang merupakan target dalam eksplorasi adalah hantaran (conductivity) atau tahanan-j enis (resistivity) batuan. Metode MT sering digunakan untuk tujuan mencari respo n anomali benda berupa struktur geologi tertentu, misalnya patahan, zona kondukt if, zona mineralisasi, dan efek topografi. Medan MT yang terdeteksi dapat dihitung dengan cara melakukan pemodelan secara n umerik. menyinggung sedikit tentang pemodelan, ada yang dinamakan pemodelan ke d epan (forward) dan pemodelan terbalik (inversi). 4. METODE MAGNETIK Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisa si di bawah permukaan bumi(suseptibilitas). Variasi yang terukur (anomali) berad a dalam latar belakang medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnet ik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di b awah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yan

g mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga k eduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari s egi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Da lam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi. s edangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitas i. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks. Denga n demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Pe ngukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, pana s bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.

Medan Magnet Bumi Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut jug a elemen medan magnet bumi (gambar I), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi : Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur. Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal y ang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang hor izontal. Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total. Gambar I. Tiga Elemen medan magnet bumi Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nila i-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Ni lai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah lu asan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian : 1. Medan magnet utama (main field) Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km 2.. 2. Medan magnet luar (external field) Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Kare na sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lap isan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat. 3. Medan magnet anomali Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field). Med an magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet seperti magnetite ( ), titanomagnetite ( ) dan lain-lain yang berada di kerak bumi. Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah v ariasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan m agnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magn etisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan denga n peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali y ang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan in duksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, ef ek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 %

medan magnet utama bumi (Telford, 1976), sehingga dalam pengukuran medan magnet berlaku : dengan : medan magnet total bumi : medan magnet utama bumi : medan magnet luar : medan magnet anomali

Terbentuknya gejala magnetisme Ada beberapa sebab timbulnya gejala magnetisme. Pada tahun 1820, Orstead menemuk an bahwa arus di dalam sebuah kawat dapat menghasilkan efek-efek magnetik yaitu arus tersebut dapat mengubah arah sebuah jarum kompas (Resnick & Halliday, 1984) . Magnet permanen dan arus listrik dalam elektromagnet keduanya menciptakan meda n magnet (Young & Freedman, 2004). Momen magnet elektron bebas bila diteliti leb ih dalam maka gejala ini adalah akibat dari putaran spin, putaran lintasan orbit , putaran inti atom, dan pengaruh medan eksternal (Rachmantio, 2004). Suseptibilitas Magnetik Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh suseptibi litas kemagnetan (disimbolkan dengan k) yang ditulis sebagai: I = k H Besaran ini adalah parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik. Harg a k pada batuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak dijum pai mineral-mineral yang bersifat magnetik. Suseptibilitas magnetik batuan merup akan harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet yang erat kaitannya deng an kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetik d i dalam batuan, semakin besar harga suseptibilitasnya. Anomali Magnet Anomali medan magnet bumi adalah perbedaan nilai medan magnet antara hasil penga matan dan medan magnet teoritis (IGRF). Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat kemagnetan bahan pembentuk batuan, maka bentuk medan magnetik anomali yang ditimbulkan oleh benda penyebabnya tergantung pada: a. Inklinasi medan magnet bumi disekitar benda penyebab b. Geometri benda penyebab c. Kecenderungan arah dipol dipol magnet didalam benda penyebab d. Orientasi arah dipole dipole magnet benda penyebbab terhadap arah medan bumi. Volume suatu bahan magnetik dapat dianggap sebagai bagian dari sistem suatu dipo le. Sifatnya sangat bergantung pada peristiwa magnetisasi yang dialaminya dan ke adaan medan magnet disekitarnya. Penyebaran vektor pada bahan menghasilkan momen dipole per satuan volum atau yang dikenal dengan intensitas magnetisasi Pengolahan Data Magnetik Untuk memperoleh anomaly medan magnet yang diinginkan, maka harus dilakukan kore ksi data terhadap medan magnetic observasi hasil pengukuran pada setiap stasiun pengukuran yang mencakup koreksi harian dan koreksi IGRF. a. Koreksi Harian Koreksi harian merupakan penyimpangan nilai maden magnetic bumi akibat adanya pe rbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari. Waktu yang dimaksud dis ini adalah waktu yang mengacu atau sesuai dengan waktu pengambilan data di setia p stasiun pengukuran yang akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian negative maka koreksi harian dilakukan dengan cara menambahkan nilai variasi harian, seba liknya apabila variasi harian bernilai positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian. Dapat dituliskan dengan persamaan : T =Tobs Tharian b. Koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field) Pada dasarnya data hasil pengukuran medan magnet merupakan kontribusi dari tiga komponen dasar yaitu magnet utama bumi, medan magnet luar dan anomali medan magn et. Nilai medan magnet utama bumi adalah nilai IGRF terhadap nilai medan magneti c total yang telah terkoreksi oleh koreksi harian pada setiap titik pengukuran. Persamaan koreksinya setelah dilakukan : T =(Tobs Tharian) TIGRF

Dimana : T = anomali magnetik Tobs = medan magnetik pengukuran pada stasiun tertentu TIGRF = medan magnet teoritis berdasarkan IGRF pada stasiun Tobs Tharian = koreksi medan magnetik akibat variasi harian. c. Pemisahan Anomali Regional-Residual Pemisahan anomali regional dan residual merupakan tahapan yang sangat penting di lakukan pada data magnetic. Pemisahan anomali ini disebut juga koreksi efek regi onal. Besar anomali magnetik total hasil observasi terdiri atas 2 komponen yang saling bersuperposisi yaitu komponen anomali regional dan anomali residual. Data anomali medan magnet yang menjadi target survey selalu bersuperposisi dengan an omali magnet lain yang bersumber sangat dalam dan luas di bawah permukaan yang d isebut dengan anomali magnet regional (Breiner, 1973). Untuk menginterpretasikan anomali medan magnetic yang menjadi target survei (anomali residual), maka perl u dilakukan koreksi efek regional atau pemisahan antara anomaly magnet regional dan anomaly magnet residual yang menjadi target survey dengan tujuan untuk mengh ilangkan efek anomaly regional dari data anomaly magnet total. Dalam pemisahan a nomaly magnet regional dan residual digunakan beberapa metode antara lain graphi cal smoothing, polynomial fitting, moving averaging, upward continuation, wavele ngth filtering, second vertical derivative, dll. Intensitas Magnetisasi Gaya magnet (F) adalah gaya tarik menarik / tolak-menolak dari dua kutub magnet (m1,m2) yang berjarak r. Hukum Coloumb: F = m1.m2/( .r2) Dimana = konstanta permeabilitas magnet Suatu medan magnetik yang ditempatkan pada suatu medan magnet akan mengalami mag netisasi oleh imbas magnetik yang didefinisikan sebagai: I = M / V Dengan : M = momen magnetik dikutub (dipole) I = jarak antara kutub +m dan m V = volum benda Momen magnet (M) adalah besaran vektor yang memanjang dari kutub negatif ke kutu b positif. Intensitas magnetik (I) adalah momen magnet per satuan volume. Intens itas magnet ini sebanding dengan kuat medan magnet dan arahnya searah dengan med an magnet yang menginduksi. I = k. H I = intensitas magnetik H = kuat medan magnet Kemagnetan Batuan dan Mineral Setiap jenis batuan dan mineral di bumi memiliki sifat dan karakteristik tertent u. Sifat dan karakteristik dalam medan magnet dimanifestasikan dalam parameter s useptibilitas batuan atau mineral. Dengan adanya perbedaan dan sifat khusus inil ah yang menjadi prinsip dasar eksplorasi geomagnetic. Berdasarkan sifat-sifat ke magnetan batuan dan mineral dikelompokkan menjadi : a. Diamagnetik Diamagnetik merupakan salah satu bentuk maget yang cukup lemah. Suatu jenis baha n (batuan dan mineral) tergolong jenis diamagnetik jika memiliki nilai suseptibi litas magnetik negatif sehingga magnetisasi yang diimbas dalam bahan oleh medan magnet akan berlawan arah dengan medan magnetik. Pada dasarnya semua material ad alah diamagnetik karena adanya orbital elektron yang tidak seimbang yang menghas ilkan dipole magnetik dalam bahan yang akan berlawanan arah dengan medan magnet eksternal. Atom atom pembentuk batuan mempunyai kulit elektron berpasangan. Jik a mendapat medan magnet dari luar orbit, elektron tersebut akan berpresesi yang menghasilkan medan magnet lemah yang melawan medan magnet luar tadi. Mempunyai S usceptibilitas k negatif dan kecil serta tidak tergantung dari pada medan magnet luar. Banyak elemen dan senyawa yang menunjukkan sifat diamegnetik, contohnya : bismuth, grafit, gipsum, marmer, kuarsa, garam.

b. Paramagnetisme Bahan paramagnetik merupakan bahan yang memiliki medan magnet atomik masing-masi ng atom atau molekul tidak sama dengan nol tetapi resultan medan magnet atomik t otal seluruh atom atau molekul dalam bahan adalah nol (Halliday & Resnick, 1989) . Jika diberi medan magnet luar maka elektron-elektronnya akan berusaha sedemiki an sehingga resultan medan magnet atomiknya searah dengan medan magnet luar. Pad a bahan paramagnetic, efek diamagnetic dapat muncul tetapi pengaruhnya sangat ke cil. Bahan paramagnetic ini memiliki nilai suseptibilitas positif yang mempunyai kisaran suseptibilitaas antara 10-6 sampai 10-8 . efek kemagnetan dapat hilang bila medan magnet eksternal dihilangkan dan temperatur mempengaruhi efek parama gnetic (curie law). Terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh yakni ada elektron yang spinny a tidak berpasangan. Jika terdapat medan magnetik luar, spin tersebut berpresesi menghasilkan medan magnet yang mengarah searah dengan medan tersebut sehingga m emperkuatnya. Akan tetapi momen magnetik yang terbentuk terorientasi acak oleh a gitasi termal, sehingga Susceptibilitas k positif dan > 1 serta bergantung pa da temperatur. Contoh bahan yang memiliki sifat paramagnetic adalah piroksen, o livin, garnet, biotit, amfibolit dll. Dalam benda-benda magnetik, medan yang dihasilkan oleh momen-momen magnetik atom ik permanen, cenderung untuk membantu medan luar, sedangkan untuk dielektrik-die lektrik medan dari dipol-dipol selalu cenderung untuk melawan medan luar, apakah dielektrik mempunyai dipol-dipol yang terinduksi atau diorientasikan. c. Ferromagnetik Bahan ferromagnetik adalah bahan yang memiliki resultan medan atomic besar dan m emiliki nilai suseptibilitas positif dan sangat besar. Suseptibilitas yang besar untuk medan magnet luar menunjukkan bahwa bahan memiliki daya tarik yang kuat u ntuk medan magnet dan mampu mempertahankan sifat magnetic mereka setelah medan m agnetic eksternal dihilangkan. Hubungan antara magnetisasi dan magnet eksternal tidak linier. Pada bahan ferromagnetic banyak spin elektron yang tidak berpasang an, masing-masing spin elektron yang tidak berpasangan ini akan memberikan medan magnetic sehingga total medan magnetic yang dihasilkan oleh suatu atom semakin besar. Contoh bahan ferromagnetic misalnya : besi, nikel, kobalt, baja, silicon dll. Sifat kemagnetan bahan ferromagnetik akan hilangpada temperatur yang disebut tem peratur currie (temperatur currie untuk besi lemah adalah 770oC dan untuk baja a dalah 1043oC (Kraus.J.D,1970) d. Antiferromagnetik Antiferromagnetik merupakan tipe magnetik dimana dipole-dipole magnet akan beror ientasi dalam arah yang berlawanan dengan medan magnet luar sehingga tidak ada m omen magnetik total. Nilai suseptibilitasnya sangat kecil mendekati substansi pa ramagnetik. Material yang memiliki sifat kemagnetan seperti ini salah satunya ad alah hematite (Telford,1976). e. Ferrimagnetik Pada bahan yang memiliki sifat ferrimagnetik, dipole yang berdekatan memiliki ar ah yang berlawanan tetapi momen magnetiknya tidak sama besar. Bahan ferrimagneti k memiliki nilai suseptibilitas tinggi tetapi lebih rendah jika dibandingkan den gan bahan ferromagnetic. Beberapa contoh bahan ferrimagnetik adalah ferriete dan magnetit. Dalam aplikasi modern ferriete lebih banyak dimanfaatkan dibandingkan semua jenis bahan magnetik, karena selain daripada sifat magnetiknya juga karen a bahan ini merupakan isolator yang baik. (omar, 1993) Berdasarkan proses terjadinya maka ada dua macam magnet : 1. Magnet induksi ( bergantung pada suseptibilitasnya menyebabkan anomaly p ada medan magnet bumi ). 2. Magnet permanen : bergantung pada sejarah pembentukan batuan tadi. Berdasarkan nilai k, batuan dibagi menjadi: 1. Paramagnetik : Mempunyai nilai k yang bernilai positif. Contoh : olivine , biotit. 2. Feromagnetik : Mempunyai nilai k yang sangat besar dan positif. Contoh:

besi dan nikel. 3. Diamagnetik : Mempunyai nilai k yang negatif. Contoh: grafit, gysum, qua rtz Aplikasi Eksplorasi Metoda Magnetik 1. Eksplorasi Minyak Bumi dengan Metode Magnetik Metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan proper ti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan. Survei magnetik dan gravitasi bias anya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan (basin). Dalam eksplorasi migas metoda gravity dan magnetik memang hanya dipergunakan unt uk tahap awal , terutama guna tujuan regional untuk mengetahui konfigurasi base ment (batuan dasar). Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui ketebalan sedimen, makin tebal makin bagus dan potensial untuk source rock. Untuk penentuan strukt ur geologinya digunakan metoda seismik. 2. Eksplorasi Panas Bumi dengan Metode Magnetik Keadaan reservoir panas bumi dapat digambarkan menggunakan metode magnetik. Eksp lorasi panas bumi dengan metode magnetik dilakukan dengan menafsir secara kuanti tatif terhadap tubuh intrusi. Biasanya panasbumi terletak di daerah vulkanik. Ke rentanan magnet panas bumi sangat bergantung pada variasi batuan di lapangan yan g telah terpengaruh panas. Dengan mengetahui kerentanan (k) magnetik batuan, dap at dikettahui informasi tentang panasbumi. 3. Eksplorasi Bijih Besi dengan Metode Magnetik Studi ini menggambarkan kemampuan metoda magnetik dalam eksplorasi bijih besi (i ron ore) yang yang berasosiasi dengan granit. Besar anomali magnetik dipengaruhi sangat kuat oleh induksi ferromagnetik bijih besi yang terkandung pada granit. Berdasarkan pemodelan 2D dan inversi 3D dapat diduga bahwa granit pembawa bijih besi mengintrusi secara menjari (dike) dengan jenis mineral utama adalah magneti t. Batuan granit yang mengandung bijih besi (iron ore) berasosiasi dengan anomal i magnet besar (+). Metoda magnetik berguna untuk memetakan dan menghitung pote nsi bijih besi dibawah permukaan. Interpretasi kuantitatif dilakukan untuk mengg ambarkan bentuk tubuh iron ore di bawah permukaan berdasarkan anomali magnetik dan geologi. Interpretasi dilakukan dengan pemodelan ke depan (forward modeling) se cara 2D dan 3D 4. Eksplorasi Air Dengan Metode Magnetik Air tanah dapat menyebabkan suatu endapan yang menimbulkan arus lemah (battery a ction). Arus ini akan menghasilkan medan magnet. Pengukuran-pengukuran tegangan (voltase) secara sistematis di permukaan dapat memperlihatkan suatu perubahan ya ng signifikan jika terdapat mineralisasi di bawah permukaan. Metode magnetik mirip dengan metode gravitasi, karena sama-sama berdasarkan ke pada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempun yai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi b esar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifa t residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terh adap waktu jauh lebih besar. Kelebihan metode magnetik Kelebihan metode magnetik dibanding metode yang lain: 1. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical, umumnya digunakan untu k mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mine ral ferromagnetic, struktur geologi. Umumnya tubuh intrusi, urat hydrothermal ka ya akan mineral ferromagnetic(Fe3O4, Fe2O3) yang memberi kontras pada batuan sek elilingnya. 2. Mineral-mineral ferromagnetik akan kehilangan sifat kemagnetannya bila d ipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu efektif digunakan untuk mempe lajari daerah yang dicurigai mempunyai potensi Geothermal. 3. Data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak serumit metoda gaya

berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly berd asarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic yang ingin di selidiki. 5. METODE GEOTHERMAL ( ENERGI PANAS BUMI ) Energi panas Bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di da lam bumi. Energi panas Bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi ya ng terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas mataha ri yang diserap oleh permukaan Bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk memanas kan (ruangan ketika musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi, namun sekaran g lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangk it listrik tenaga panas Bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, da n menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia. Energi panas Bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik. Pangeran Piero Ginori Conti mencoba generator panas Bumi pertama pada 4 July 190 4 di area panas Bumi Larderello di Italia. Grup area sumber panas Bumi terbesar di dunia, disebut The Geyser, berada di California, Amerika Serikat. Pada tahun 2004, lima negara (El Salvador, Kenya, Filipina, Islandia, dan Kostarika) telah menggunakan panas Bumi untuk menghasilkan lebih dari 15% kebutuhan listriknya.

Daerah Berpanas bumi aktif di Selandia Baru

Project panas bumi di Kalifornia Energi panas Bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di da lam Bumi. Energi panas Bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam Bumi ya ng terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas mataha ri yang diserap oleh permukaan Bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk memanas kan (ruangan ketika musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi, namun sekaran g lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangk it listrik tenaga panas Bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, da n menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia. Energi panas Bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik. Pangeran Piero Ginori Conti mencoba generator panas Bumi pertama pada 4 July 190 4 di area panas Bumi Larderello di Italia. Grup area sumber panas Bumi terbesar di dunia, disebut The Geyser, berada di California, Amerika Serikat. Pada tahun 2004, lima negara (El Salvador, Kenya, Filipina, Islandia, dan Kostarika) telah menggunakan panas Bumi untuk menghasilkan lebih dari 15% kebutuhan listriknya.

Pembangkit listrik tenaga panas Bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tek tonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas Bumi tersedia di dekat permuka an. Pengembangan dan penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi tela h memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas Bumi dari lem peng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas Bu mi cenderung rendah karena fluida panas Bumi berada pada temperatur yang lebih r endah dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum termodinamika , rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam mengambil ener gi selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika bisa dimanfaat kan secara lokal dan langsung, misalnya untuk pemanas ruangan. Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya operasional seperti pembangkit listrik tenaga bahan baka r fosil. Menempatkan panas untuk bekerja Dimana sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara geotherm al digunakan untuk air panas, menghangatkan rumah, untuk menghangatkan rumah kac a dan bahkan mencairkan salju di jalan. Bahkan di tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses, pompa pemana s tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung. Cara ini beke rja dimana saja karena temparatur di bawah tanah tetap konstan selama tahunan. S istem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di musim dingin dan m endinginkan gedung di musim panas. Pembangkit listrik Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1 .5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Beberapa pembangkit listrik ini menggunakan panas dari cadangan untuk secara langsung me nggerakan turbin. Yang lainnya memompa air panas bertekanan tinggi ke dalam tang ki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan "kilatan panas" yang digunakan untuk m enjalankan generator turbin. Pembangkit listrik paling baru menggunakan air pana s dari tanah untuk memanaskan cairan lain, seperti isobutene, yang dipanaskan pa da temperatur rendah yang lebih rendah dari air. Ketika cairan ini menguap dan m engembang, maka cairan ini akan menggerakan turbin generator. Keuntungan Tenaga Panas Bumi Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 pe rsen pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Analisa Termal Sejumlah sifat-sifat termal polimer di bahas termasuk titik lebur kristal,suhu t ransisi gelas,daya nyala, dan stabilitas panas. Daya nyala dan stabilitas panas dikaitkan dengan perubahan-perubahan kimiawi, sedangkan suhu-suhu peleburan dan transisi gelas mewakili perubahan-perubahan morfologis. Suhu transisi gelas paling umum diukur dengan kalorimetri skan diferensial (DSC) , analisis termal diferensial (DTA), atau analisis termomekanik (TMA). Degradasi termal ditetapkan oleh analisis termogravimetri (TGA) dan kromatografi gas piro lis (PGC), yang terakhir ini sering dikombinasikan dengan spektometri massa. Unt uk mengukur daya nyala, digunakan berbagai prosedur yang terstandarisasi, dalam laboratorium berskala kecil sampai pengujian-pengujian ruangan berskala besar. Dalam metode DSC dan DTA, suatu sampel polimer dan referensi inert dipanaskan, b iasanya dalam atmosfer nitrogen, dan kemudian transisi-transisi termal dalam sam pel tersebut dideteksi dan diukur. Pemegang sampel yang paling umum dipakai adal ah cangkir alumanium sangat kecil (emas atau granit untuk analisis-analisis diat as 8000C., dan referensi kosongnya berupa cangkir kosong atau cangkir yang menga ndung bahan inert dalam daerah temperatur yang didinginkan, misalnya alumina beb as air. Suatu temogram DSC atau DTA yang diidealisasi untuk polimer terkristalis asi hipotesis. Tipe-tipe transisi yang memberikan daya tarik pada kimiawan polim er suatu termogram sesungguhnya. Transisi gelas menimbulkan suatu geseran endote rmik pada garis dasar (baseline) awal karena kapasitas panas sampel yqng naik. T ransisi-transisi endotermik terletak di bawah garis dasar pada termogram-termogr am ini, dan transisi-transisi endotermik terletak diatas, meskipun bervariasi de

ngan pembuatnya. Dalam melaporkan temperatur-temperatur transisi adalah, hal yan g penting untuk menunjukkan apakah suatu peak merujuk ke permukaan transisi atau ke titik infleksi atau maksimum peak. Analisis termal dalam pengertian luas adalah pengukuran sifat kimia fisika bahan sebagai fungsi suhu. Penetapan dengan metode ini dapat memberikan informasi pad a kesempurnaan kristal, polimorfisma, titik lebur, sublimasi, transisi kaca, ded rasi, penguapan, pirolisis, interaksi padat-padat dan kemurnian. Data semacam in i berguna untuk karakterisasi senyawa yang memandang kesesuaian, stabilitas, kem asan dan pengawasan kualitas. Pengukuran dalam analisis termal meliputi suhu tra nsisi, termogravimetri dan analisis cemaran. Teknik-teknik yang mencakup dalam metode analisis termal adalah: (Analisis termogravimetri termogravimetric analysis=TGA), yang didasari pada per ubahan berat akibat pemanasan. Analisis diferensial termal(diferential thermal a nalysis=DTA),di dasari pada perubahan kandungan panas akibat perubahan temperatu re dan titrasi termometrik. Suhu transisi meliputi DTA dan DSC. Dalam DTA (Differential Thermal Analysis),pa nas diserap atau diemisikan oleh sistem kimia bahan yang dilakukan dengan pemban ding yang inert (Alumina, Silikon, Karbit atau manik kaca) karena suhu keduanya ditambahkan dengan laju yang konstan. Dalam DSC (Differential Scanning Calorimet ry), sampel dan pembanding juga bergantung pada penambahan suhu secara terus-men erus, namun panas yang ditambahkan baik ke sampel atau ke pembanding dilakukan seperlunya, hal ini untu k mempertahankan agar suhu keduanya selalu sama. Penambahan panas dicatat pada r ecorder, panas ini digunakan untuk mengganti kekurangan atau kelebihan sebagai a kibat dari reaksi endoterm atau eksoterm yang terjadi dalam sampel. Data yang di peroleh dari masing-masing teknik tersebut digunakan untuk memplot secara kontiyu dalam bentuk kurva yang dapat disetarakan dengan suatu spectrum y ang dikenal dengan sebagai termogram. Sebagai contoh TGA, teknik mengukur perubahan berat suatu system bila temperatur nya berubah dengan laju tertentu. Sedangkan DTA, merupakan teknik analisis untuk mengukur perubahan kandungan panas sebagai fungsi perubahan temperatur. Data ya ng diperoleh DTA berupa perbedaan temperatur antara sampel (yang ditentukan) den gan suatu senyawa pembanding sebagai fungsi temperature sampel.Ini dilakukan den gan cara memanaskan kedua zat secara serentak dan mengukur perubahan temperaturn ya bila pemanasan dilakukan pada laju terentu. Analisis termometrik merupakan pengukuran perubahan temperatur sebagai fungsi pe manasan volume titran. Termogram adalah suatu alat bantu untuk mengikuti absorps i gas ataupun mengikuti proses reaksi gas dengan cara merekam secara kontiyu per ubahan volume gas yang di konsumir ataupunyang dibebaskan apabila materi tersebu t dinaikkan temperaturnya pada laju yang konstan a. Analisis termogravimetri(TGA) TGA dipakai terutama untuk menetapkan stabilitas panas polimer-polimer. Metode T GA yang paling banyak dipakai didasarkan pada pengukuran berat yang kontinyu ter hadap neraca sensitif disebut neraca panas. Ketika suhu sampel dinaikan dalam ud ara atau dalam suatu atmosfer yang inert. TGA ini dinyatakan sebagai TGA Nonisot erma. Data dicatat sebagai termogram berat versus temperature. Hilangnya berat b isa timbul dari evaporasi lembab yang tersisa atau pelarut, tetapi pada suhu-suh u yang lebih tinggi terjadi dari terurainya polimer. Selain memberikan informasi mengenai stabilitas panas, TGA bisa dipakai untuk mengkarakterisasi polimer mel alui hilangnya suatu entitas yang diketahui, sebagai HCL dari poli(vinil klorida ). Dengan demikian kehilangan berat bisa dikorelasikan dengan persen vinil klori da dalam suatu vinil klorida dalam suatu kopolimer. TGA juga bermanfaat untuk pe netapan volatilitas bahan pemlastik dan bahan bahan tambahan lainnya. Penelitianpenelitian stabilitas panas akan tetapi, merupakan aplikasi utama dari TGA. Suat alsiu temogram khas yang mengilustrasikan perbedaan stabilitas panas antara poli mer yang seluruhnya aromatik dan polimer alifatik sebagian yang berstruktur anal og. Berat yang tersisa seringkali merupakan refreksi yang akurat dari pembentuka n arang, yang merupakan parameter penting dalam pengujian daya nyala. Suatu variasi dari metode tersebut adalah mencatat kehilangan berat dengan waktu pada suhu konstan. Disebut TGA insotermal, TGA ini kurang umum dipakai daripada

TGA nonisotermal. Insturmen-insturmen TGA modern memungkinkan termogram-termogr am dicatat pada kuantitas mikrogram terhadap produk-produk degradasi yang terjad i.Analisis termogravimetri dilakukan baik secara dinamik maupun secara static. P ada termogravimetrik dinamik, sampel dinaikkan temperaturnya secara linier terha dap waktu. Pada cara static atau termogravimetri isothermal, sampel dipelihara t emperaturnya pada suatu periode waktu tertentu, selama waktu tersebut setiap per ubahan berat dicatat. Pada rangkaian peralatannya diperlukan paling tidak tiga komponen utama, yakni t imbangan berpresisi tinggi, tungku dan perekam. Kenaikan temperatur dalam tungku haruslah berfungsi linier terhadap waktu dan mampu digunakan baik dalam lingkun gan inert, oksidasi maupun reduksi.Perubahan temperatur dan berat direkam secara kontinyu sedemikian rupa Sehingga tidak ada termogram yang terlewati. Laju pemanasan sampel dan atmosfer sekeliling sampel dapat mempengaruhi bentuk t ermogram suatu senyawa tertentu. Metode analisis termal ini diantaranya berguna untuk mengetahui formula materi hasil dekomposisi termal. Ia berguna juga untuk mengetahui range temperatur. Ini dapat dilakukan dengan memfariasikan laju peman asan dan mencatat perubahan beratnya. Data termogravimetri dapat dimanfaatkan un tuk mengevaluasi parameter kinetik. Order reaksi(x) dengan energi aktivitasi(EA) dapat dihitung secara grafis dari hubungan: Dimana R= Tetapan gas universal, T= temperatur absolute, wr= wc-w), Berat yang h ilang pada saat t, wc = berat yang hilang setelah reaksi selesai, w = berat mula -mula. Dengan mengalurkan (memplot ) grafik terhadap , maka baik nilai EA maupun x dapat diperoleh. b. Analisis termal diferensial(DTA) Teknik ini dilakukan dengan cara merekam secara terus-menerus perbedaan temperat ure antara contoh yang diukur dengan materi pembanding yang inert sebagai fungsi dari temperatur tungku. DTA dan TGA masing-masing komplementer satu terhadap la innya, tetapi range pengukuran DTA jauh lebih besar. Komponen peralatan utama DT A terdiri atas pemegang sampel, tungku yang dilengkapi dengan termokopel, sistem pengendali aliran, sistem penguat sinyal, pengendali program tenaga tungku dan perekam. Untuk memperoleh data DTA, mula-mula kedalam tabung yang berisi sampel (diameter 2 mm, kapasitas 0,1-10 mg sampel) dimasukkan termokopel yang sangat ti pis. Hal yang sama juga terhadap tabung yang berisi pembanding seperti alumina, pasir kuarsa ataupun dibiarkan kosong. Pada metode dinamik, kedua tabung diletak kan bersisian pada blok tempat sampel, kemudian dipanaskan atau didinginkan deng an laju yang seragam. Agar memperoleh hasil yang reprodusibel semua langkahnya s ebaiknya mengikuti tata cara standar. Pertama materi sampel harus halus(100 mesh ). Hasil pengaluran antara T Sebagai fung i T me upakan indika i pe olehan ataupu n kehilangan ene gy da i ampel yang diteliti. Kalo imete be i tem canning dife en ial atau diffe ential canning colo imete ( SC)adalah uatu pe angkat pe alatan yang mampu me ekam pe bedaan tenaga li t ik yang dipe lukan untuk menjaga aga tempe atu uatu ampel dan mate i pemband ing tetap elama me eka dipana kan atau didinginkan pada laju ampai dengan 80 / menit. TA e ing dimanfaatkan dalam bidang lempung, ke amik, mine al, telahan p e ubahan lempung,telahan ke tabilan te mal uatu enyawa, identifika i enyawa b a u ha il pemana an, telahan eak i fa e padat, t a fo ma i fa e, kinetika eak i, telahan deg ada i padat, t an fo ma i fa e, kinetika eak i, telahan deg ada i te mal dan ok idatif. c. Tit a i Te momet ik Va iabel yang diuku pada tit a i dengan metode ini adalah pana eak inya. Temp e atu dialu kan te hadap volume tit an. Tit an ditete kan da i bu et te hadap uatu la utan yang te letak dalam uatu bejana yang te i ola i eca a te mal. Pe ubahan tempe atu pada etiap penambahan volume tit an di ekam eca a te u -mene u .Titik akhi ditandai dengan belokan yang tajam pada ku va tit a i pada media tidak be ai . Komponen utama dan metodologi dalam tit a i te momet ik angatlah ede hana. Ia te di i ata bu et dengan penete an otomati , kama tit a i adiabati , te mi to dan pe ekam. Pe ubahan tempe atu e di ekam ebagai fung i waktu. Ku va tit a i te momet ik menyatakan uku an pe ubahan etalpi total, te cakup didalamnnya pe ub ahan ent opi dan ene gi dalam. Metode ini digunakan untuk tit a i dan tit a i a

etat anhid ida dalam a am a etat e ta tudi a etila i. d. Metode te mal dalam anali i kuantitatif Pe anan metode anali i te mal, mi alnya dalam pemilihan tempe atu e yang e a i untuk menge ingkan endapan dalam anali i g avimet i ano ganik. Contohnya adala h pengendapan Mg ok inat yang dike ingkan pada 1100c. Pada tempe atu e ini dua m olekul ma ih te ikat dalam molekul Mg-ok inat,tetapi pada 2100c, molekul te ebu t te hid a i eca a total. Sebagai pe timbangan dapat ditinjau pengendapan kompl ek be i cupfe on menunjukkan bahwa kompo i i pa tinya pada etiap uhu tidak d apat ditentukan, untuk mengata i hal ini komplek dibaka ehingga be at mate i ebagai ok ida i pada kompo i i te ebut dapat diketahui. Pi anti utama untuk pe nge jaan ini adalah timbangan the mal. TMA mempe ke jakan p obe en itif dalam kontaknya dengan pe mukaan ampel dengan ampel polime . Ketika ampel dipana kan p obe te ebut me a akan adanya t an i i-t an i i the mal epe ti Tg atau Tm, dengan mendetek i pe ubahan volume (dila tomet i)ataupun pe ubahan modulu . alam ka u yang awal dipakai tip p obe yang data , dan pada yang te akhi dipakai tip yang uncing, untuk menembu pe mukaan . Ge akan p obe didetek i oleh pengubah uatu va iabel yang mencatat kelua an vo lta e p opo ional dengan pe gantian te ebut. TMA bia anya lebih en itif da ip ada SC atau TA untuk mendetek i t an i i-t an i i te mal. Metode mekanik lainnya yang ku ang umum dipakai adalah anali i anyaman to i (T BA, to ional b aid anali i ). alam TBA uatu anyaman atau benang gela diimp e gna i dengan ampel polime . Sampel ini kemudian dipana kan ketika anyaman atau benang te ebut di ubyek ikan ke o kila i-o kila i to i. Va ia i-va ia i dalam kelakuan o kila i be kaitan dengan t an i i-t an i i te momekanik. e. K omotog afi pi oli -ga (PGC) Pa a ilmuan telah meneliti pi oli i polime hampe epanjang me eka meneliti po lime -polime , tetepi hal itu tidak ampai tahun 1954, ebenta etelah teknik k omotog afi ga pe tama kali dilapo kan, ehingga p oduk-p oduk-p oduk pi oli p olime dipi ahkan oleh metode ini. Pada tahun 1959 muncul lapo an pe tama mengen ai pe paduan lang ung alat pi oli dengan inlet kolom uatu k omotog afi ga . Se jak itu kombina i pi oli dan k omotog afi ga telah te bukti menjadi alat yang be manfaat untuk ka akte i a i polime . Pi oli di ele aikan dengan alah atu dengan tiga ca a: Pi oli uang tungku, p i oli kilat, atau pi oli la e . Pada ma ing-ma ing ka u k omotog am da i p o duk-p oduk pi oli di ebut pi og am.Pada metode uang tungku, uatu uatu ampel polime yang be ada dalam pe ahu ampel dima ukan kedalam uang pi oli yang belu m dipana kan cepat da i uhu uang ke uhu pi oli . P oduk-p oduk pi oli te ben tuk ga diali kan lang ung kedalam k omotog af ga oleh ga pengangkut. Metode p i oli kilat mempeke jakan uatu koil atau filamel yang mempunyai e i ten i tin ggi yang dilapi i dengan ampel polime dan dipa ang lang ung ke inlet ampel k omotog af te ebut.Koil kemudian dipana kan oleh pene apan a u li t ik. Bebe ap a alat pi oli kilat menggunakn filament-filamen fe omagnetik yang dipana kan ol eh induk i f ekuen i tinggi ke titik cu ie, yang cepat membawa ampel ke uatu uhu yang kon tan dan bi a te buktikan ulang. Pi oli kilat memiliki bebe apa keku angan di bandingkan dengan pi oli uang tu ngku: Koil logam mungkin memiliki uatu efek katalitik te hadap deg ada i, koil mungkin menjadi koto dengan p oduk-p oduk a ang, yang dengan demikian menimbulk an fluktua i-fluktua i uhu pi oli , dan anali -anali i kuantitatif jauh lebih ulit ka ena ampel tidak bi a di timbang dengan aku at. alam metode pi oli la e , pi oli di ele aikan dengan uatu be ka la e yang te foku . Pi og am-pi og am yang dipe oleh bia anya jauh lebih ede hana da ipad a yang dipe oleh dengan dua metode lainnya.Ka ena tidak emua polime menye ap ina la e , hitam ka bon e ing dicampu dengan ampel untuk mempe mudah pi oli . PGC polime -polime be manfaat untuk anali i kualitatif dan kuantitatif. eng an anali i kualitatif, polime -polime e ingkali bi a diindentifika i da i pol a peak-peak ( idik ja i) dalam p og am. Bahkan homopolime -homopolime dengan ta kti ita be beda, atau kopolime -kopolime acak,blok,dan cangkok yang dip epa a i dengan monome -monome ama elalu mempe lihatkan p og am-pi og am ka akte i t ik. Satu contoh da i anali i kuantitatif adalah penetapan vinil a etat dalam po li [etilena-co-(vinil a etat)] dengan menguku a am a etat yang kelua elama pi

oli . PGC juga be manfaat dalam menjela kan langkag-langkah deg ada i te mal. Sebagai contoh, p og am polietina te di i da i t iplet-t iplet be ja ak te atu e uai d engan Alkana, alkena, dan , lk dien (m sing-m sing deng n juml h k rbon y ng s m ), y ng menunjukk n b hw degr d si terj di mel lui penggunting n c k r ngk polimer . K ren terj diny degr d si lebih l njut produk-produk pirolis y ng mu l -mul terbentuk, beber p polimer seperti polistiren d n poli (met l met kril t) memperlih tk n pe k-pe k monomer y ng bes r d l m pirogr mny y ng timbul d ri re ksi-re ksi depolimeris si. Spektrometri m ss t u kombin si GC d n spekto metri m ss jug dip k i untuk mengidentifik si produk-produk pirolis. f. Uji d y ny l D y ny l merup k n h l y ng sulit untuk diukur deng n su tu c r y ng ber rti k ren uji-uji l bor turium bersk l kecil p d umumny tid k mencermink n kel k u n pemb k r n d l m kondisi pemb k r n y ng sesungguhny . Mis lny , polimer sep erti poliuret n y ng b ny k dip k i untuk k in pel pis k rpet d n furnitur, tid k terb k r deng run b ik jik di p k i korek pi untuk memb k r s mpel uji y ng kecil : tet pi d l m su tu ru ng n pemb k r n di m n suhuny j uh lebih tinggi d n g s-g s y ng mud h terb k r ter kumul si, s mpel y ng s m bis terb k r de ng n d sy t. Penguji n-penguji n bersk l deng n ru ng n tel h membuktik n b hw ketik g s-g s y ng mud h terb k r terb k r ter kumul si menc p i suhu tertentu , m k terb k r spont n su tu fenomen y ng disebut fl sh over d n pi menyeb r h mpir d l m sekej p ke semu objek l inny d l m ru ng n y ng mud h terb k r. O leh k ren ny tid k neh jik tel h di kemb ngk n sejuml h bes r penguji n. Uji sk l kecil y ng p ling serb gun d l m penggun n l bor torium y ng terseb r lu s d l h uji indeks oksigen pemb t s (LOI). LOI d l h persent se minimum o ksigen d l m c mpur n oksigengnitrogen y ng k n memul i d n mendukung sel m ti g menit pemb k r n su tu s mpel polimer y ng menyerup i ny l lilin, y kni: Pro sedur ini melib tk n pengempit n s mpel uji deng n dimensi-dimensi y ng terspesi fik si d l m su ti silinder pyrex,. Su tu c mpur n O2 d n N2 terukur di m sukk n ke d l m d s r instrumen, d n s mpel di b k r deng n ny l g s. Nil i-nil i LOI represent tif untuk beber p polimer umum. Y ng merup k n c t t n berh rg y it u perbed n nt r poli (etilen oksid ) isomerik d n poli (vinil lcohol) mengh s ilk n pendingin n zon pirolis deng n penurun n d y ny l seb g i kib t khirn y . Sif t-sif t t h n ny l d ri h logen jug muncul. Prosedur penguji n l inny y ng b ny k di p k i d l h mengepit s mpel sec r ho rizont l d l m ud r d n mengen k n ny l pi ke s l h s tu ujungny sel m 30 d etik. Jik , setel h ny l di hentik n, s mpel g g l terb k r hingg 4 inci d ri titik peny l n, m k di sebut pem d m n dini.


DAFTAR PUSTAKA http://geoful.wordpress.com/metode-geofisik /, Di kses p d t ngg l 10 April 201 2, pkl 20.18 WIB http://geofisik -ceri .blogspot.com/2010/12/metode-metode-geofisik .html, Di kse s p d t ngg l 10 April 2012, pkl 20.18 WIB http://seor ngminer.wordpress.com/2012/03/24/metode-gr vity-geofisik /, Di kses p d t ngg l 10 April 2012, pkl 20.18 WIB http://www.scribd.com/dienzow/d/77081838-METODE-GEOFISIKA, Di kses p d t ngg l

10 April 2012, pkl 20.18 WIB http://g nes k r.multiply.com/journ l/item/7/Metode-Metode_D l m_Geofisik , Di k ses p d t ngg l 10 April 2012, pkl 20.18 WIB http://ikoenk13.blogspot.com/2011/02/metode-geolistrik.html, Di kses p d t ngg l 10 April 2012, pkl 20.18 WIB http://ikoenk13.blogspot.com/2011/03/metode-potensi l-diri-self-potenti l.html, Di kses p d t ngg l 10 April 2012, pkl 20.18 WIB http://ikoenk13.blogspot.com/2011/03/metode-m gnetotelurik.html, Di kses p d t ngg l 10 April 2012, pkl 20.18 WIB http://trisus ntoseti w n.wordpress.com/2011/01/04/metode-geolistrik-resistivit s/, Di kses p d t ngg l 10 April 2012, pkl 20.18 WIB http://b nemo.wordpress.com/2009/12/27/metode- n lisis-therm l/, Di kses p d t ngg l 10 April 2012, pkl 20.18 WIB http://id.wikipedi .org/wiki/Energi_p n s_bumi, Di kses p d t ngg l 10 April 20 12, pkl 20.18 WIB http://www.greenpe ce.org/se si /id/c mp igns/perub h n-iklim-glob l/Energi-Bers ih/geotherm l/, Di kses p d t ngg l 10 April 2012, pkl 20.18 WIB

Anda mungkin juga menyukai