Anda di halaman 1dari 38

B1m4_wjs@yahoo.

com
WINAYA JAYA SAKTI
MOTIVATION BOOK
JOU RNEY OF HOPE1





































DI SUSUN OLEH
BAYU IMAN NURCAHYO
DEWAN AMBALAN ARH AIS 2008 2009
GERAKAN PRAMUKA SMAN 1 PANDEGLANG
TAHUN 2011


B1m4_wjs@yahoo.com














DI DEDI K ASI K AN :
+ ^e ee` 4- ^ +4
+ ^e ee` 4- `e`- +4
+ ^e ee` 4- e4 `--
























~Selamat membaca~
~Semoga menjadi Inspirasi~


B1m4_wjs@yahoo.com
1001 Burung Kertas

Reo dan July adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal
dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga July berasal dari keluarga
kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Reo hanyalah keluarga seorang
petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.
Dalam kehidupan mereka berdua, Reo sangat mencintai July. Reo telah melipat
1000 buah burung kertas untuk July dan July kemudian menggantungkan burung-burung
kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Reo telah menuliskan
harapannya kepada July. Banyak sekali harapan yang telah Reo ungkapkan kepada July.
Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain,Semoga Tuhan melindungi July
dari bahaya,Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia,dsb. Semua harapan
itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada July.
Suatu hari Reo melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan
kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang
lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Reo berkata kepada July: July, ini
burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya
kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita
akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan
sampai Tuhan memanggil kita berdua ! Saat mendengar Reo berkata demikian,
menangislah July. Ia berkata kepada Reo : Reo, senang sekali aku mendengar semua itu,
tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh
uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku! Saat mendengar itu Reo pun bak disambar
geledek. Ia kemudian mulai marah kepada July. Ia mengatai July matre, orang tak
berperasaan, kejam, dan sebagainya. Akhirnya Reo meninggalkan July menangis seorang
diri.
Reo mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus
sukses dan hidup berhasil. Sikap July dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam
Sebulan usaha Reo menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia
bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan
yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu.
Sekarang tak seorangpun tak kenal Reo, ia adalah bintang kesuksesan. Suatu hari Reo
pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua
tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak
terawat. Reo pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia
mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua July. Reo mulai berpikir untuk memberi
pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Reo
membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua July. Reo sangat
terkejut ketika didapati orang tua July memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan
burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto July dalam makam itu.
Reo pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam July untuk menemui
orang tua July.
Orang tua July pun berkata kepada Reo :Reo, sekarang kami jatuh miskin. Harta
kami habis untuk biaya pengobatan July yang terkena kanker rahim ganas. July
menitipkan sebuahsuratkepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu
denganmu. Orang tua July menyerahkan sepucuksuratkumal kepada Reo. Reo

B1m4_wjs@yahoo.com
membacasuratitu. Reo, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena
kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal
ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan
sentimentil yang penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran.
Aku tahu semua tabiatmu Reo, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu
Reo................................July Setelah membacasuratitu, menangislah Reo. Ia telah
berprasangka terhadap July begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati July
teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia
merasakan betapa July kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut
menjemputnya, betapa July mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan
itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap July sebagai orang matre tak
berperasan.July telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan
kehancuran.
Cinta bukanlah sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk
orang yang sangat berarti bagi kita

Air Mendidih
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan
mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya
dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah
selesai, timbul masalah baru. Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi
3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut
mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia
menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.
Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang
dikerjakan sang ayah.
Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan
menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain,
dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang
kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat
dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu
terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah
membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya
memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya
yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya
menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi
masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus,
wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya
melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk
kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika
kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur
atau kopi?"
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras,
tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan

B1m4_wjs@yahoo.com
kehilangan kekuatanmu. Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut?
Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau
pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu
menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku? Ataukah kamu adalah bubuk
kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk
mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai
suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan
menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di
sekitarmu juga membaik.

Belajar Mencintai Dari Cicak
Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan
tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat
dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap
diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuahsurat. Dia merasa kasihan
sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengeceksuratitu, ternyatasurattersebut telah
ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun. Apa yang terjadi?
Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun???
Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang
mustahil dan tidak masuk akan. Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat
bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat
pada surat itu!
Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu, apa yang
dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu
darimana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya....AHHHH!
Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu
memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah
cinta...cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua
ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban.
Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan
pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat
memiliki karunia yang begitu menganggumkan. Saya tersentuh ketika mendengar cerita
ini. Lalu saya mulai berpikir tentang hubungan yang terjalin antara keluarga, teman,
kekasih, saudara lelaki, saudara perempuan..... Seiring dengan berkembangnya teknologi,
akses kita untuk mendapatkan informasi berkembang sangat cepat. Tapi tak peduli sejauh
apa jarak diantara kita, berusahalah semampumu untuk tetap dekat dengan orang-orang
yang kita kasihi. JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA
KASIHI!!!

Kisah ini berasal dari Jepang.
Bintang Laut
Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai
sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya
seorang anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air.

B1m4_wjs@yahoo.com
Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran; 'Mengapa engkau
mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam air?'. Tanyanya.
'Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang
terdampar itu akan segera mati kekeringan.' Jawab si kecil itu. 'Tapi pantai ini luas dan
bermil-mil panjangnya.' Kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai
keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. 'Lagi pula ada jutaan bintang laut yang
terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh mempunyai arti yang besar.' Lanjutnya
penuh ragu.
Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata
sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan
hidup. 'Saya yakin usahaku sungguh memiliki arti yang besar sekurang-kurangnya bagi
yang satu ini.' Kata si kecil itu.
-------------
Kita sering mendambakan untuk melakukan sesuatu yang besar, namun sering kali kita
lupa bahwa yang besar itu sering dimulai dengan sesuatu yang kecil.

Kisah Biola dan Segala Sesuatu Yang Tak Dapat Diubah
Niccolo Paganini, seorang pemain biola yang terkenal di abad 19, memainkan
konser untuk para pemujanya yang memenuhi ruangan. Dia bermain biola dengan diiringi
orkestra penuh. Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin mulai
membasahi dahinya tapi dia meneruskan memainkan lagunya. Kejadian yang sangat
mengejutkan senar
biolanya yang lain pun putus satu persatu hanya meninggalkan satu senar, tetapi dia
tetap main. Ketika para penonton melihat dia hanya memiliki satu senar dan tetap
bermain,mereka berdiri dan berteriak, "Hebat, hebat."
Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh mereka untuk duduk.
Mereka menyadari tidak mungkin dia dapat bermain dengan satu senar. Paganini
memberi hormat pada para penonton dan memberi isyarat pada dirigen orkestra untuk
meneruskan bagian akhir dari lagunya itu. Dengan mata berbinar dia berteriak,
"Peganini dengan satu senar." Dia menaruh biolanya di dagunya dan memulai
memainkan bagian akhir dari lagunya tersebut dengan indahnya. Penonton sangat
terkejut dan kagum pada kejadian ini.
MAKNA: Hidup kita dipenuhi oleh persoalan, kekuatiran, kekecewaan dan semua hal
yang tidak baik. Secara jujur, kita seringkali mencurahkan terlalu banyak waktu
mengkonsentrasikan pada senar kita yang putus dan segala sesuatu yang kita tidak
dapat ubah.
Apakah anda masih memikirkan senar-senar Anda yang putus dalam hidup Anda?
Apakah senar terakhir nadanya tidak indah lagi? Jika demikian, saya ingin
menganjurkan jangan melihat ke belakang, majulah terus, mainkan senar satu-satunya
itu. Mungkinkanlah itu dengan indahnya. Tuhan akan menolong Anda.

Garam & Telaga
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang
anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka
yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang
waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya

B1m4_wjs@yahoo.com
mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta
tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu
diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua
itu.
"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu,
sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam
hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya
sampailah mereka ke tepi telagayang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan
segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang
mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.
"Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air
itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".
"Segar.", sahut tamunya.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi.
"Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda,
dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak
kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. "Tapi,
kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu
semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan
kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah
dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan
itu." Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu
meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si
orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain,
yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa

Hadiah Cinta Seorang Ibu
"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh
kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut
yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter
yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi
itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga! Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi
yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya
penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas
pulang ke Rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia
tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-
isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai
teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya dibidang musik dan
menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,"Bukankah nantinya

B1m4_wjs@yahoo.com
kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?"
Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya. Suatu hari ayah anak lelaki itu
bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya
percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang
yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu
mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya,
"Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu.
Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua
ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya
yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari
sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang
diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia
mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama
sekali belum membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang
yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai
dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia
ini." Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia.
Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu
ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal.
Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku
itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah .... bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik
sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit
kecantikannya bukan?"
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun didalam hati.
Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang
tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan
diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

Hadiah yang Lebih Berharga
Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda
berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia
membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri
lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. Kemudian ia
duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada
tungkainya.
Setahun sudah lewat sejak Susan, tiga puluh empat, menjadi buta. Gara-gara salah
diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh
amarah, frustasi, dan rasa kasihan pada diri sendiri. Sebagai wanita yang sangat
independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan
kemampuan, merasa tak berdaya, dan menjadi beban bagi semua orang di sekelilingnya.
"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku ?" dia bertanya-tanya, hatinya
mengeras karena marah. Tetapi, betapa pun seringnya ia menangis atau menggerutu atau

B1m4_wjs@yahoo.com
berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu -- penglihatannya takkan pernah
pulih lagi.
Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu
seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya
frustasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira
Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus. Ketika istrinya baru kehilangan
penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputus asaan. Mark
bertekat untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang
dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi.
Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai
situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah
dihadapinya. Akhirnya, Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa
sampai ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi
kekota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun
tempat kerja mereka terletak di pinggir kota yang berseberangan.
Mula-mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa
melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling
sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru --
membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark
menyimpulkan dalam hati. Tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada
Susan telah membuatnya merasa tidak enak. Susan masih sangat rapuh, masih sangat
marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar
gagasan untuk naik bus lagi. "Aku buta !" tukasnya dengan pahit. "Bagaimana aku bisa
tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku" Mark sedih mendengar
kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi
dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan,sampai Susan hafal
dan bisa pergi sendiri.
Dan itulah yang terjadi. Selama dua minggu penuh Mark, menggunakan seragam
militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari
Susan bagaimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama
pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi
dengan lingkungan yang baru. Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan
sopir-sopir bus dan menyisakan satu kursi kosong untuknya.
Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu
menyenangkan ketika Susan tersandung waktu turun dari bus, atau menjatuhkan tasnya
yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu
Mark akan naik taksi ke kantornya.
Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang
pertama,Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa
dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum
wanita itu kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut menghadapi
tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah. Akhirnya, Susan memutuskan bahwa
dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri.
Tibalah hari Senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah
menjadi kawannya satu bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh
air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat

B1m4_wjs@yahoo.com
berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi ke arah yang berlawanan. Senin, Selasa,
Rabu, Kamis...Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah Susan merasa
sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal. Pada hari Jum'at
pagi,seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar ongkos bus
sebelum turun, sopir bus itu berkata : "Wah,aku iri padamu". Susan tidak yakin apakah
sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita
buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untuk menjalani hidup?
Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir itu, "Kenapa kau bilang kau iri
kepadaku?" Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti
itu" Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya, "Apa maksudmu
?" Kau tahu, minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer
berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan
bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau
masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer,
lalu pergi. Kau wanita yang beruntung",kata sopir itu.
Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak
dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat
beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada
penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk menyakinkan diri
-- hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

Meja Kayu
Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu,
tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini
begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara
berjalannya pun ringkih.
Keluarga itu biasa makan bersama diruang makan. Namun, sang orangtua yang
pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun,
membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah.
Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan
menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus
lakukan sesuatu," ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak
tua ini." Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan.
Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap
makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk
kayu untuk si kakek. Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka,
terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat
keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak
menjatuhkan makanan lagi.
Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam. Suatu
malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan
mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?".
Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan
saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan."
Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban itu membuat kedua
orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu,

B1m4_wjs@yahoo.com
airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap,
kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki.
Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di
meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang
tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja
utama.
Author Unknown
Teman, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga
mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang
kita lakukan. Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain
dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua
yang bijak, akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa" yang disusun, adalah pondasi
yang kekal buat masa depan anak-anak. Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk
anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk mereka lah kita
akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan
tabungan masa depan.

Memperbaiki Boneka
Liping, gadis kecil disuruh ibunya ke toko 7 Evelen dekat rumahnya untuk
membeli sesuatu, dengan pesanan untuk segera kembali ke rumah setelah membeli
barang yang dimaksud. Namun sejam...dua jam kini telah berlalu. Liping belum juga
kembali dan hal ini membuat ibunya penasaran dan cemas.
"Ke mana saja engkau pergi?" Tanya ibunya dengan teriakan keras ketika Liping
akhirnya muncul di depan pintu. "Mami...maafkan Liping. Aku tahu kalau aku terlambat
pulang." Kata Liping penuh penyesalan. "Tapi...tadi boneka Lingling, teman Liping,
rusak. Aku harus membantunya memperbaiki boneka itu." Lanjut Liping menjelaskan.
"Engkau membantu Lingling memperbaiki bonekanya? Bagaimana caranya
engkau memperbaikinya?" Lanjut ibunya dengan penuh rasa heran. "Jujur bu...,saya tak
mampu perbaiki bonekanya...saya hanya duduk di samping Lingling dan menangis
bersamanya." Lanjut Liping.
-. Tertawalah bersama mereka yang tertawa dan menangislah bersama mereka yang
menangis.
-. Sahabat adalah ia yang senantiasa berada di sampingku, bahkan juga di saat ketika
dunia seakan mati.
Tarsis Sigho - Taipei
Email:tarsis@svdchina.org

Mengasah kapak
Disuatu waktu, adalah seorang pemotong kayu yang sangat kuat. Dia melamar
sebuah pekerjaan ke seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi
kerja yang diterimanya sangat bagus. Karenanya sang pemotong kayu memutuskan untuk
bekerja sebaik mungkin.
Sang majikan memberinya sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya. Hari
pertama sang pemotong kayu berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan
sangat terkesan dan berkata, "Selamat, kerjakanlah seperti itu!" Sangat termotivasi
oleh pujian majikannya, keesokan harinya sang pemotong kayu bekerja lebih keras

B1m4_wjs@yahoo.com
lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon. Hari ketiga dia bekerja
lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon.
Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit. "Aku
mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir pemotong kayu itu. Dia menemui
majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti apa yang terjadi.
"Kapan saat terakhir anda mengasah kapak?" sang majikan bertanya. "Mengasah? Saya
tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk mengapak pohon."
Catatan:
Kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi
mempunyai waktu untuk mengasah kapak. "Pada istilah sekarang, setiap orang lebih
sibuk dari sebelumnya, tetapi lebih tidak berbahagia dari sebelumnya. Mengapa?
Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam? Tidaklah salah dengan
aktivitas dan kerja keras. Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga
mengabaikan hal2 yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan
pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dlsb. Kita semua membutuhkan waktu
untuk relaks, untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan bertumbuh. Bila kita tidak
mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan kehilangan efektifitas.
Jadi mulailah dari sekarang, memikirkan cara bekerja lebih efektif dan menambahkan
banyak nilai kedalamnya.
Disadur secara bebas dari: Sharpen The Axe

Menundukkan Kepala
Seorang petinggi pemerintah. Demi meningkatkan pamor pribadinya ia datang
mengunjungi seorang guru yang terkenal di daerah itu. Namun malangnya. Ketika ia
hendak masuk ke pondok sang guru, kepalanya terbentur menabrak palang pintu yang
memang begitu rendah. Kepalanya mengucurkan butir darah dan ia nampak amat
kesakitan sambil berteriak-teriak.
Sang guru setelah memperhatikan petinggi pemerintah tersebut, lalu berseru;
Nampaknya engkau amat kesakitan! Saya pikir ini merupakan hadiah terbesar yang
kamu peroleh hari ini. Proficiat!!
Apa katamu?? Hadiah terbesar? Tidakkah engkau lihat bahwa darah sedang
mengucur turun dari dahiku? Ujar sang petinggi pemerintah tersebut dengan nada suara
yang membumbung tinggi.
Benar!!! Jawab sang Guru. Ketika engkau telah mencapai puncak bukit,
engkau harus berusah untuk turun lagi ke kaki gunung tersebut. Kata sang guru sambil
memandang tamu agungnya. Dan....engkau harus belajar menundukan kepala agar agar
dahimu tidak tersobek oleh palang pintu lagi.
------------------------
-.) Yang meninggikan dirinya, ia akan direndahkan. Sebaliknya, yang merendahkan
dirinya ia akan ditinggikan.

Mimi: Sang Tikus
Ada seekor tikus kecil bernama Mimi. Suatu hari ketika pergi ke sekolah, teman-
teman kelasnya berteriak mengganggu dan mengolok-oloknya dengan berkata: Hei tikus
gembrot. Tentu saja Mimi mencucurkan air mata kesedihan karena ia tak tahan
menerima perlakuan tak bersahabat dari teman-temanya itu. Namun ia tak pernah

B1m4_wjs@yahoo.com
membalas dendam. Ia cuman membalas olokan tersebut dengan senyuman khasnya.
Setelah lewat beberapa waktu, keajaiban terjadi. Teman-temannya berhenti
mengoloknya. Dengan rasa agak malu Mimi bertanya mengapa mereka tidak lagi
mengoloknya.
Mereka menjawab: 'Kami menemukan bahwa engaku adalah orang yang ramah
dan tetap bermurah hati walaupun diperolok oleh orang lain. Pada hal teman kelas kita
yang lain sudah naik pitam dan marah-marah ketika kami mengolok mereka dengan
olokan yang sama.' Teman-temannya itu dengan nada penyesalan serta dengan agak
cemas bertanya: 'Bolehkah kita tetap menjadi teman yang baik?' Sambil melonjat gembira
Mimi menjawab: 'Tentu saja!!!' Sejak itu Mimi bersama teman-teman yang suka
mengoloknya itu menjadi teman yang sangat akrab.
-------------------------
-.) Jangan pernah menilai orang lain dengan bertolak dari penampakan lahiriahnya.
-.) Bila anda dihina janganlah anda membalasnya dengan hinaan, karena besi bila
bertemu besi akan mendatangkan api.

Minum Teh
Sekelompok orang tua yang beradab yang hidup sebelum revolusi budaya di Cina.
Mereka membentuk sebuah kelompok di mana mereka akan ada bersama-sama saling
tukar-menukar kebijaksanaan tua yang diturun- temurunkan sejakKongfucius,MoTze
dan Chuang Tze. Di samping itu mereka akan bersama-sama menikmati minuman teh.
Secara bergilir mereka berperan menjadi tuan rumah dan masing-masingnya
berusaha menghidangkan teh terbaik atau termahal untuk menyenangkan tamu- tamunya,
serta untuk mendapatkan pujian dari mereka.Suatu saat mereka berkumpul bersama di
rumah dari seorang yang paling dihormatidalam kelompok tersebut. Ia menghidangkan
tehnya dengan cara serta ritus istimewa. Ia mengukur daun teh dengan menggunakan
senduk yang terbuat dari emas. Tamu tamu yang hadir tak ada yang berkata-kata karena
mereka tahu kalau teh yang dihidangkan itu adalah teh yang termahal yang belum pernah
dihidangkan sebelumnya.
Semua merasa puas setelah mencicipi teh istimewa yang disuguhkan itu. Sambil
memperhatikan para tamunya yang sedang menikmati minuman istimewa itu, sang tuan
rumah berkata; Teh istimewa yang kamu minum ini sesungguhnya dibeli dipasar malam
yang dijual oleh para petani sederhana. Ia sama dengan yang diminum oleh para petani
kecil. Hendaknya kita belajar bahwa segala sesuatu yang baik tidak tergantung pada
mahalnya harga dari barang tersebut, tetapi tergantung pada berapa besar penghargaan
dan apresiasi yang kita berikan terhadap barang tersebut.

Mungkin Ya, Mungkin Tidak
Pada jaman dahulu, ada sebuah desa di mana tinggal seorang tua yang sangat
bijaksana. Penduduk desa percaya bahwa orang tua itu selalu dapat menjawab pertanyaan
mereka atau memecahkan persoalan mereka. Suatu hari, seorang petani di desa itu datang
menemui orang tua yang bijak ini dan berkata dengan putus asa, Pak Tua yang
bijaksana, tolonglah saya. Saya sedang mendapat musibah. Kerbau saya mati dan saya
tak punya binatang lain yang dapat membajak sawah! Bukankah ini musibah paling
buruk yang menimpa saya? Orang tua yang bijak tersebut menjawab, Mungkin ya,
mungkin tidak. Petani itu bergegas kembali ke desa dan menceritakan kepada tetangga-

B1m4_wjs@yahoo.com
tetangganya bahwa orang tua yang bijak itu kini sudah menjadi gila. Tentu saja inilah
musibah terburuk yang dialaminya. Mengapa orang tua itu tidak melihatnya?
Namun, keesokan harinya tiba-tiba muncul seekor kuda yang masih muda dan
kuat di dekat tanah milik petani itu. Karena tak punya kerbau lagi untuk membajak
sawahnya, petani itu berpikir untuk menangkap kuda itu sebagai ganti kerbaunya. Dan
akhirnya ditangkapnyalah kuda itu. Betapa gembiranya si petani. Membajak sawah tak
pernah semudah ini rasanya. Ia datang kembali ke orang tua yang bijak itu dan meminta
maaf, Pak Tua yang bijaksana, Anda memang benar. Kehilangan kerbau bukanlah
musibah yang paling buruk yang menimpa diri saya. Inilah rahmat terselubung bagi saya!
Saya tak akan pernah bisa memiliki kuda baru seandainya kerbau saya tidak hilang. Anda
pasti setuju bahwa inilah hal terbaik yang pernah saya dapatkan. Orang tua itu
menjawabnya sekali lagi, Mungkin ya, mungkin tidak. Lagi-lagi begini, pikir si petani.
Pastilah orang tua yang bijak itu sudah benar-benar gila sekarang.!
Tetapi sekali lagi si petani tidak mengetahui apa yang terjadi. Beberapa hari
kemudian anak laki-laki si petani jatuh dari kuda yag sedang dinaikinya. Kakinya patah
dan tak bisa lagi membantu ayahnya bertani. Tidak, pikir si petani. Sekarang kami akan
mati kelaparan. Sekali lagi si petani datang menemui orang tua yang bijak itu. Kali ini ia
berkata, Bagaimana Anda bisa tahu bahwa mendapatkan kuda bukanlah sesuatu yang
baik bagi saya? Lagi-lagi anda benar. Anak saya terluka dan tak bisa lagi membantu saya
bertani. Kali ini saya benar-benar yakin bahwa inilah hal terburuk yang pernah menimpa
saya. Sekarang pasti Anda setuju. Tetapi seperti yang terjadi sebelumnya, orang tua
yang bijak itu dengan tenang menatap si petani dan dengan suaranya yang sejuk berkata
sekali lagi, Mungkin ya, mungkin tidak. Marah karena merasa orang tua yang bijak
tersebut menjadi begitu bodoh, si petani langsung pulang ke desanya
Keesokan harinya, datanglah tentara yang bertugas mengumpulkan semua
pemuda yang bertubuh sehat untuk dijadikan prajurit dalam perang yang baru saja
meletus. Anak laki-laki si petani adalah satu-satunya pemuda di desa itu yang tidak
diikutsertakan. Ia tetap hidup, sementara pemuda lainnya kemungkinan besar akan
mati dalam peperangan.

Musuh Dalam Mimpi
Ada seorang lelaki. Suatu malam ia bermimpi buruk. Dalam mimpinya ia melihat
seorang serdadu bertopi putih, bersepatu putih. Di pinggangnya terselip sebilah pedang
yang bersarung hitam. Ketika kedua mata mereka berpapasan, serdadu tersebut dengan
serta-merta mengeluarkan kata-kata cacian, kata-kata jahat yang sungguh pedas yang
ditujukan padanya. Serdadu tersebut juga secara kejam meludahi wajahnya. Sungguh
suatu penghinaan yang teramat besar. Selama hidupnya belum pernah ia dihina seperti
ini.
Ketika bangun pagi, dipenuhi dengan perasaan yang kurang enak ia menceritakan
kisah hina yang menimpa dirinya dalam mimpi semalam. 'Sejak kecil hingga kini saya
belum pernah dihina oleh orang lain. Tapi malam tadi, saya bukan saja dihina, bahkan
wajahkupun diludahi. Aku sungguh tidak bisa terima diperlakukan secara demikian. Aku
harus menemukan orang ini dan memberikan imbalan yang setimpal.' Kata lelaki itu
penuh rasa benci sambil menggertakan giginya.

B1m4_wjs@yahoo.com
Sejak itu, setiap hari setelah bangun tidur ia akan berdiri di persimpangan jalan
yang ramai dilewati orang, dengan harapan suatu saat bisa menemukan musuh yang
dilihatnya dalam mimpi itu. Seminggu, sebulan, setahun kini berlalu. Orang yang dicari
itu tak pernah menunjukkan batang hidungnya. Lelaki tersebut telah menghabiskan
separuh dari waktu hidupnya hanya demi sesuatu yang tidak nyata. Ia meracuni
hatinya sendiri dengan rasa benci hasil ciptaannya sendiri.
---------------------
- Sering kita menciptakan musuh yang tidak real, dan memupuk kebencian dalam hati
yang pada baliknya merupakan racun yang menghancurkan diri sendiri.
- Apakah andapun memupuki kebencian dalam hati anda?
- Ketahuilah: Ketika anda membenci, anda sendirilah yang menjadi korban kebencian
anda.

Secangkir Kopi
Setiap hari setelah bangun tidur dan sebelum memulai kegiatan sehari, aku pasti
menyiapkan secangkir kopi. Secangkir kopi yang kental dan pahit. Ketika
kerongkonganku dibangkitkan oleh pahitnya kopi kental, isi kepalakupun seakan terlonjat
bangun. Tanpa kopi hidupku serasa mati.
Ketika minum kopi aku berpikir; 'Hidupku pun kadang butuh secangkir kopi. 'Ia
butuh pengalaman pahit. Ia harus melewati kegetiran hidup, agar aku bisa
mempertimbangkannya secara lebih matang dan mendalam, agar aku bisa
mengambil langkah baru dan memberi nilai baru. Hanya dengan itu aku bisa menjadi
lebih gigih
dan kuat.
Karena itu temanku... janganlah mengeluh saat menghadapi berbagai jenis
kepahitan. Jadikanlah itu tepung kopi unggul, yang dimasak oleh pikiran yang matang
untuk menghasilkan secangkir kopi kental. Pahit tapi ahh.... enaknya...
---------------
Hemmm....sambil menikmati kopiku, kunikmati pula hidup ini.

Segelas Susu
Suatu hari seorang bocah miskin sedang berjualan dari rumah ke rumah demi
membiayai sekolahnya. Ia merasa lapar dan haus, tapi sayangnya ia hanya mempunyai
sedikit sekali uang. Anak itu memutuskan untuk meminta makanan dari rumah terdekat.
Tetapi, saat seorang gadis muda membukakan pintu, ia kehilangan keberaniannya.
Akhirnya ia hanya meminta segelas air putih untuk menawarkan dahaga. Gadis muda itu
berpikir pastilah anak ini merasa lapar, maka dibawakannyalah segelas besar susu untuk
anak tersebut.
Ia meminumnya perlahan, kemudian bertanya, "Berapa saya berhutang kepada
anda ?" "Kamu tidak berhutang apapun kepada saya," jawabnya. "Ibuku mengajarkan
untuk tidak menerima bayaran untuk perbuatan baik yang kami lakukan." Anak itu
menjawab, "Kalau begitu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dari lubuk hati
saya yang terdalam."
Saat Howard Kelly - anak kecil yang miskin itu - meninggalkan rumah tersebut,
dia bukan hanya merasa badannya lebih segar, tetapi keyakinannya pada Tuhan dan

B1m4_wjs@yahoo.com
sesama manusia menjadi lebih kuat. Sebelumnya dia sudah merasa putus asa dan hampir
menyerah.
Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari wanita muda tersebut mengalami sakit parah.
Dokter yang menanganinya merasa bingung dan akhirnya mengirim wanita itu ke kota
besar untuk mendapatkan pertolongan spesialis. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk
berkonsultasi.
Ketika ia mendengar namakotatempat asal si pasien, ia segera pergi ke kamar
tempat dimana wanita tersebut dirawat. Ia langsung mengenali dan memutuskan untuk
melakukan hal terbaik yang bisa ia usahakan untuk menolongnya. Sejak hari itu, ia
memberikan perhatian khusus pada kasus ini. Setelah melewati perjuangan panjang,
peperanganpun dapat dimenangkan. Dr. Kelly dipanggil oleh pihak administrasi untuk
menandatangani biaya yang harus dibayarkan oleh si wanita kepadanya. Ia melihat
kepada kuitansi tersebut, dan kemudian menuliskan sesuatu. Kuintansi tersebut lalu di
kirim ke kamar perawatan si wanita. Wanita tersebut merasa takut untuk membukanya,
karena ia merasa yakin bahwa ia tidak akan mampu membayarnya. Akhirnya dengan
menguatkan hati, ia melihat ke kuintansi tersebut. Sebuah tulisan pada kuitansi telah
menarik perhatiannya.
Ia membaca tulisan itu : "TELAH DI BAYAR PENUH DENGAN SATU GELAS
SUSU."Tertanda, Dr. Howard Kelly. Air mata mengalir dari matanya saat hatinya yang
bahagia mengucapkan doa dan pujian : "Terima kasih Tuhan, kasihMu telah memancar
melalui hati dan tangan manusia."

Tukang Kayu
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik
perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya,
tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa
hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya. Pemilik perusahaan
merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang
kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan
itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak
sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia Cuma
menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya
dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang
melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang
kayu. "Ini adalah rumahmu, " katanya, "hadiah dari kami."
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya
saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia
tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di
sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang
membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala
kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting
dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.

B1m4_wjs@yahoo.com
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan
menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara
yang jauh berbeda. Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang
sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan
dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaikbaiknya seolah-olah
hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu
hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan.
Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan
pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita,
karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
(adapted from "The Builder", Unknown, thanks to Cecilia Attal) "Hidup adalah proyek
yang kau kerjakan sendiri".

Sebuah kisah teladan dari negeri China
Aku mau mama pulang
Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki yang luar biasa, sebut saja
namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang
menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati
membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu,
pantas disebut anak yang luar biasa.
Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika
Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka
merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi
kepadanya. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah
melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya
27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan
secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh)
orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.
Pada tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan
hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu
Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja tidak bisa berjalan, dan
sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap
10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus
mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-
obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar
biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang
susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima
kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah
bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan
memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian
ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang
dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah
sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke

B1m4_wjs@yahoo.com
sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang
juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-
coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana
yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia
bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan
memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk
membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima
tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.
ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.
Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia
menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia
membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan
dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya
sehari-hari.
Zhang Da menyuntik sendiri papanya.
Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk
menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai
belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya
luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan ijeksi/suntikan kepada
pasiennya.
Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya
sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa.
Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang
sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang
dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita
bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas
yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan
kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih
kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.
Aku Mau Mama Kembali
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam
acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa
Acara (MC) bertanya kepadanya, Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana,
dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu
butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja.
Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat,
pengusaha, orang terkenal yang hadir.
Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar
televisi, mereka bisa membantumu! Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa.
MC pun berkata lagi kepadanya, Sebut saja, mereka bisa membantumu Beberapa menit
Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, Aku Mau Mama
Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan
sendiri, Mama Kembalilah! demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan
penuh harap.
Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun
tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan

B1m4_wjs@yahoo.com
untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk
meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta
rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu
kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang
dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya
tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama
Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat
mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan
hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg
istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada
jalan keluarnyaditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan
kesulitan diluar kemampuan umat-Nya.
Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang
beruntung, sedang mengalami kekalahan.bangkitlah! karena sesungguhnya
kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.

Mawar di hati kita
Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia
ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil
telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh
berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup
mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.
Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak
lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari
kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu.
Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda
ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.
Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula
duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri
tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri
itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.
Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, Mengapa dari bunga seindah ini,
tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk
merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada
ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak
akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.
Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar
miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang.
Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya
yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap
tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna,
bunga itu pun meranggas dan layu.
=====
Sahabat, kisah tadi memang sudah selesai. Tapi, ada ada satu pesan moral yang
bisa kita raih didalamnya. Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap

B1m4_wjs@yahoo.com
jiwa, selalu ada mawar yang tertanam. Allah lah yang meletakkan kemuliaan itu di
setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita,
juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
Namun sayang, ada sebagian dari kita yang hanya melihat duri yang tumbuh.
Merasakan hanya kelemahan yang ada pada dirinya. Merasa hanya menjadi beban bagi
orang lain. Banyak dari saudara kita yang hanya melihat sisi buruk, sehingga dalam
menjalani kehidupan ini dipenuhi dengan kepesimisan seolah menolak keberadaan
mereka sendiri. Saudara kita itu sering kecewa dengan dirinya dan tidak mau
menerimanya. Mereka berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh
dari nya. Sehingga menolak untuk menyirami hal-hal baik yang sebenarnya telah
adadan tak pernah memahami potensi yang dimilikinya.
Mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak
orang yang tak menyadari, adanya mawar itu. Sahabat, jika kita bisa menemukan
mawar-mawar indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-
duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk membuatnya merekah, dan terus merekah
hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah
tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman
jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan pada
mereka akan keberadaan mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang muncul.
Semerbak harumn mawar pada hati mereka akan menghiasi hari-hari kita. Aroma
keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang
menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan mawar-mawar ketenangan,
kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita, dan kembali kita bagikan pada mereka
yang merasa tersisih dan tersingkir. Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga berjumpa
dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-
tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa.
Kebahagiaan kita adalah saat kita menemukan mereka, jiwa-jiwa yang tersisih, jiwa-jiwa
yang pesimis, tersenyum bahagia, seolah menemukan udara disaat mereka akan
kehabisan oksigen
Selamat berkebun!!

Cangkir yang cantik
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari
hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang
cantik. Lihat cangkir itu, kata si nenek kepada suaminya. Kau benar, inilah cangkir
tercantik yang pernah aku lihat, ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara
Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik.
Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak
berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke
sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing.
Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata belum ! lalu ia mulai
menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini
masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia
memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop !
Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata belum !

B1m4_wjs@yahoo.com
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku
diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya
begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.
Wanita itu berkata belum ! Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan
ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong !
Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang
ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas menyiksaku
kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan
menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir
tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua
kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
***
Sahabat, dalam kehidupan ini adakalanya kita seperti disuruh berlari, ada kalanya kita
seperti digencet permasalahan kehidupan. Tapi sadarlah bahwa lakon-lakon itu
merupakan cara Tuhan untuk membuat kita kuat. Hingga cita-cita kita tercapai. Memang
pada saat itu tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata.
Tetapi inilah satu-satunya cara untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan
memancarkan kemuliaan.
Sahabat, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai
pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan
biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna
dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena akhir dari apa
yang sedang anda hadapi adalah kenyataan bahwa anda lebih baik, dan makin cantik
dalam kehidupan ini.

Cinta seorang ayah
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan
yang sedang bekerja diperantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar
kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari
kedua orang tuanya..akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya. Lalu bagaimana
dengan Ayah?
Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap
hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk
menelponmu? Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu
bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan
wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau
lakukan seharian? Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil Ayah
biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa,
Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu Kemudian Ibu bilang : Jangan dulu
Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya , Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu
terluka. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu,
menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri
kecilnya PASTI BISA.

B1m4_wjs@yahoo.com
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu
menatapmu iba.. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : Boleh, kita beli nanti,
tapi tidak sekarang Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu
menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi? Saat kamu
sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata
: Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!. Berbeda dengan Ibu yang
memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar
mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja. Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk
dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: Tidak boleh!.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu
adalah sesuatu yang sangat sangat luar biasa berharga.. Setelah itu kamu marah pada
Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu Dan yang datang mengetok pintu
dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu. Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah
memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Ayah sangat ingin
mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu? Ketika saat seorang
cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,
Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia. :) Ayah sesekali menguping atau
mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati
Ayah merasa cemburu? Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan
sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar
jam malamnya. Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan
menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir Dan setelah perasaan khawatir
itu berlarut larut Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan
mengeras dan Ayah memarahimu.. . Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat
ditakuti Ayah akan segera datang? Bahwa putri kecilnya akan segera pergi
meninggalkan Ayah Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi
seorang Sarjana.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata mata hanya
karena memikirkan masa depanmu nanti Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan
mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah.. Ketika kamu
menjadi gadis dewasa..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain Ayah harus
melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk
memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini itu, dan menyuruhmu
untuk berhati-hati. . Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu
erat-erat. Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan
menepuk pundakmu berkata Jaga dirimu baik-baik ya sayang. Ayah melakukan itu
semua agar kamu KUATkuat untuk pergi dan menjadi dewasa. Disaat kamu butuh
uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang
mengerutkan kening adalah Ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya
bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi
sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu
inginkan. Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : Tidak.. Tidak bisa!
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan Iya sayang, nanti Ayah belikan
untukmu.

B1m4_wjs@yahoo.com
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya
tersenyum? Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama
yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga
dan puas melihat putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah
menjadi seseorang Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta
izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan
izin.. Karena Ayah tahu Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya
nanti. Dan akhirnya. Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama
seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum
bahagia.. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang
panggung sebentar, dan menangis? Ayah menangis karena papa sangat berbahagia,
kemudian Ayah berdoa.. Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata:
Ya Allah, ya Tuhanku ..Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi
wanita dewasa yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya
yang sesekali datang untuk menjenguk Ayah telah menyelesaikan tugasnya
menjagamu ..
Ayah, Bapak, atau Abah kitaAdalah sosok yang harus selalu terlihat kuat
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis Dia harus terlihat tegas bahkan saat
dia ingin memanjakanmu. . Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa
KAMU BISA dalam segala hal..

Gartis sepanjang masa
Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas
yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek. Ia pun
membaca tulisan itu dan inilah isinya:
Untuk memotong rumput Rp. 5000
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
Untuk membuang sampah Rp. 1000
Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000
Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000
Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam
benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia
tuliskan:
Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan
kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Anakku dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, Akan kau dapati bahwa harga
cinta ibu adalah GRATIS

B1m4_wjs@yahoo.com
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan
menatap wajah ibunya, dan berkata: Bu, aku sayang sekali sama ibu ia kemudian
mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.Ibupun
sayang kamu nak kata sang ibu.
Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf
besar sambil diperhatikan sang ibu: LUNAS
sahabat, seberapapun jasa yang tlah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang
kita dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapapun liter keringat kerja yang kita
kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu.Kasih ibu
sepanjang masa. dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi? menukar
dengan bilangan angka?atau menukar dengan rangkaian kata terima kasih sepanjang
Salatiga Roma? Tidak sahabat, sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya sahabatqu,
Berbuat baiklah kepadanya, sayangilah beliau, cintailah beliau, dan doakanlah beliau.
Sahabat, kita beruntung masih diberi kesempatan untuk mencium tangannya, mencium
pipinya, memijit kakinya, membuatkan minuman untuknya dan menunjukkan sayang kita
kepadanya. semoga kita dapat terus melayani beliau, di dunia ini, maupun di surga
nanti. amin

Maafkan salahku Ibu
Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apa pun yang
kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi
positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula
bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan
berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman
pribadi yang terjadi pada 2003.
Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah
sakit di Jakarta . Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang
diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan
isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang
tersambung ke sebuah layar monitor.
Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata,
"Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu". Saya pun menjawab "Mengapa
dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di
apotek dokter tidak meminta izin saya"
Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil."
"Memang harganya berapa dok?" Tanya saya.
Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik."
"Haahh 12 juta rupiah Dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok?"
Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil."
Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga puluh enam
juta, Dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya
berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya
akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan."
"Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta
bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara
tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8

B1m4_wjs@yahoo.com
bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus
mengganti obatnya, Ppak." jawab dokter.
Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU.
Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya Tuhanku... aku mengerti
bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba- Mu, akupun mengerti bahwa setiap
kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap
keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan
keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku
yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah.
Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui
setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu.
Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah
menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."
Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian
puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah
tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya
saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu,
Rp 75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan. Ketika ibu
saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang
ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan
digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak
berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu.
Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan
Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh
keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya
pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu."
Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya
ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi
anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya "Bu, apakah ibu ingat ketika
ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang
lalu?"
"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat
ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega- teganya ada yang ngambil," jawab ibu
saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air
mata mengalir di pipi.
Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang itu saya,
bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat nanti ketemu saya akan
sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak
berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan,
pernyataanku aku cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata
yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin dan doakan saja
isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya,
maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya.
Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil
mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat pak, penyakit isteri bapak
sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah

B1m4_wjs@yahoo.com
ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya
merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima
kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter."
Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri
sendiri "Ibu, I miss you so much."
Dikutip dari Jamil Azzaini, Senior Trainer dan penulis buku Kubik
Leadership: Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.

Kisah cinta seorang anak
Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya
lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric.
Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya
berniat memberikannya kepada orang lain saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya
juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak
perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi
Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel
pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih
penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2
tahun, Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami
menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi
meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap
saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami
laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu
sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan
kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula
pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan
penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama
putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.
Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang
diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya
dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan
menjemputmu Eric. Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk,
dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. Mary, apa yang
sebenarnya terjadi? Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan
hal yang telah saya lakukan dulu. aku menceritakannya juga dengan terisak-isak.
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik
dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad
dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan
lamanya dan Eric.. Eric Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya.

B1m4_wjs@yahoo.com
Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan
kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. Saya
sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu
yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget
manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
Heii! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, Ibu, apa ibu kenal dengan
seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini? Ia menjawab, Kalau kamu
ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu
meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, Mommy,
mommy! Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya
tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung
sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama
bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu Saya pun membaca tulisan di
kertas itu
Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy
tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom
Saya menjerit histeris membaca surat itu. Bu, tolong katakan katakan di mana
ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan
meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!! Brad memeluk tubuh saya yang bergetar
keras.
Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah
meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat
lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani
masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi
bila melihatnya ada di dalam sana Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus
bersikeras menunggu Nyonya di sana.

Kelingking
Alkisah tentang seorang raja perkasa yang hobi berburu. Selagi berburu, kudanya
meringkik sembari mengangkat kaki ke atas. Raja kaget, lalu terpelanting. Kelingkingnya
putus. Raja marah. ''Sudahlah Paduka. Kalau kena musibah, mbok bersyukur saja,'' ujar
seorang penasihatnya.
Raja bukannya luluh malah tambah murka. Dengan lantang berteriak : 'Penjarakan
penasihat goblok ini!' Para pengawal yang selalu sendiko dawuh, tabu untuk membantah,
melaksanakan perintah itu. Sang penasihat pun dijebloskan ke bui.
Lima tahun kemudian, kala berburu, raja ini ditangkap suku primitif. Pria gagah
berkulit putih mulus ini akan dipersembahkan pada dewa. Hanya saja, setelah diteliti, lho,
kelingkingnya terpotong. Cacat. Terpaksa diafkir. Sebagai pengganti, pengawalnya yang
tidak cacat dijadikan korban. Pengawal itu dieksekusi, dan rajanya dipulangkan.
Setelah itu raja menyadari kekhilafannya. Penasihat yang dulu dibui itu pun
dilepaskan. ''Ananda memang harus bersyukur tidak memiliki kelingking,'' kata Raja,

B1m4_wjs@yahoo.com
mengakui kesalahannya. Ternyata, sang penasihat pun bersyukur, ''Kalau saja saya tidak
dipenjarakan oleh Paduka, mungkin, hamba sudah menggantikan Paduka sebagai
tumbal.''

Kenapa Wanita Menangis???
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu,
mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab Ibu adalah seorang wanita, Nak."
"Aku tak mengerti." kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.
"Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya, "Ayah, mengapa Ibu menangis?
Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" Sang ayah menjawab, "Semua
wanita memang menangis tanpa ada alasan." Hanya itu jawaban yang bisa diberikan
ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya,
mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Allah, mengapa
wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan
wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya yang kuat, agar
mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya... walaupun juga, bahu itu harus cukup
nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari
rahimnya, walau... seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cercaan dari anaknya
itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang
menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya... walau letih,
walau sakit, walau lelah... tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua
anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walaupun tak jarang anak-
anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan
memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah
yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa
sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi
setiap hati dan jantung agar tak terkoyak? Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan
kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik
adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan
menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling
melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah
yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.
Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah
air mata kehidupan".
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup.




B1m4_wjs@yahoo.com
Peta Impian
Impian akan mengarahkan kita kemana akan melangkah, bagaimana akan berbuat
dan bersikap. Dengan impian kita akan tau dimana titik akhir dari perjuangan. Dan segera
setelah mencapai impian itu, kita dapat menggantikannya dengan impian lain yang belum
tercapai.
Sahabat, dalam meraih impian, kita perlu strategi dan peta. Sehingga saat berjalan
dan bertemu dengan hambatan, kita dapat memilih untuk melompatinya ataukah
memutarinya dan mengambil jalan lain. Tanpa mengubah impian, hanya mengubah arah
jalan saja.
Bayangkan anda berada di tengah samudera di atas sebuah speedboat. Lima puluh
kilometer di depan anda adalah sebuah pulau, dan di pulau itu terdapat semua yang anda
inginkan dan cita-citakan. Semua impian anda. Dan satu-satunya cara untuk mendapatkan
itu semua adalah sampai ke pulau tersebut. Pulau itu ada di belakang cakrawala. Tapi
cakrawala yang mana? Masalahnya adalah anda tidak punya kompas, peta, radio,
telepon, dan anda tidak tahu mana arah ke pulau tersebut. Arah yang salah
akan membuat anda melenceng jauh sekali dari pulau impian, sementara di sekeliling
anda yang terlihat cuma laut dan langit. Dalam dua jam, anda bisa saja telah sampai di
pulau impian. Tetapi bila anda salah arah anda bisa kehabisan bahan bakar
sebelum bisa mencapai pulau impian. Hidup tanpa tujuan yang jelas, tanpa mengetahui
dan mengerti kegunaan hidup anda adalah sama dengan dilema pulau impian.
Semua impian anda sebenarnya bisa tercapai, namun untuk mencapainya anda harus
mengetahui peta impian. Yaitu apa, di mana, dan bagaimana mencapainya. Anda mutlak
mengetahui arah untuk mencapainya. Tentukan peta anda sekarang untuk dapat
mencapai impian anda. Buat seteliti dan seakurat mungkin dan selanjutnya anda tinggal
mengarahkan speedboat anda ke pulau impian Untuk selanjutnya, Anda meraihnya,
merengkuhnya, dan tersenyum dengan bangga, Inilah impianku, dan aku telah
mendapatkannya.
==========
Sahabat, berhentilah sejenak dan mari kita saling mendoakan,doa untuk sahabat
kita, orang tua kita, orang yang kita cintai, serta tak lupa admin web ini . Semoga peta
menuju impian hidup yang kita rancang, diridhoi Allah SWT. Kita sadari tubuh kita,
nyawa kita dan nafas kita, sepenuhnya adalah miliknya. Tiada satupun peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan kita, tanpa ridhoNya. Selamat berjuang sahabat Impian itu,
sudah rindu untuk kita rengkuh, dan kita peluk.

Aqu kangen ayah!!!
Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di
Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra
pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya
sudah menunggu cukup lama. Kok, belum tidur? sapa Rudi sambil mencium anaknya.
Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan
berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga,
Imron menjawab, Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji
Ayah?
Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?
Ah, enggak. Pengen tahu aja.

B1m4_wjs@yahoo.com
Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp
400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu
bulan berapa, hayo?
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara
ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar
untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.
Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah
digaji Rp 40.000,- dong, katanya.
Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok, perintah Rudi. Tetapi
Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali
bertanya, Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak? Sudah, nggak usah macam-
macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi
dulu. Tidurlah. Tapi, Ayah Kesabaran Rudi habis.
Ayah bilang tidur! hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik
menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok
Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang
terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring
dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang
sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan,
besok kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih.
Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah
menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini. Iya,iya, tapi buat apa? tanya Rudi
lembut. Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga
puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau
beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu
jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku
kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah, kata Imron polos.
Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.

Setan atau Malaikat?
Mahluk yang paling menakjubkan adalah manusia, karena dia bisa memilih untuk
menjadi setan atau malaikat.
John Scheffer-
Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itu
mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya. Tangannya
yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya. Dada saya
berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan
anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah,
tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Mau merampok? Bukankah
sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang
lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia
punya masalah dengan Yudi, anak saya?
Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan
remaja meninggal. Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat
peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di
rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, saya hanya seorang diri. Kang Yayan, suami

B1m4_wjs@yahoo.com
saya, ke kantor. Yudi sekolah, Yuni yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Nia sudah
seminggu tidak masuk.
Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, saya bisa
apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk. Tapi mengapa anak
muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang
memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon. Saya
punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya,
adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Saya memang
tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi dizaman ini, dengan peristiwa-peristiwa
buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada
lengah?
Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, di samping
kaca nako. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masih melihat ke rumah.
Apa maksudnya? Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia ini yang tidak ada
jawabannya.
Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadi ramai.
Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anak itu ditanya-
tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul.
Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah.
Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung.
Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisa melangkah.
Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernah melihatnya dan punya
pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lama di teras rumah. Dia hanya
memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu dan bergegas pergi. Saya masih belum bisa
mengambil benda itu karena kaki saya masih lemas.
Saya pernah melihat anak muda yang gelisah itu di jembatan penyeberangan,
entah seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktu itu.
Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, saya hampir jatuh. Si
penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah dan mondar-mandir di depan
rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya. Saya jengkel, apalagi begitu
sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan di kantong plastik, disatukan dengan
bumbu kue, telah raib.
Dan hari ini, lelaki yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu,
mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uang tiga
ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bila bepergian, dan surat-
surat penting, tidak ada yang berkurang.
Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang
anak muda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasi
perekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telah
digenggamnya. Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memang tak
lebih dari sebuah dongengan?
Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukan
surat yang dilipat tidak rapi. Saya baca surat yang berhari-hari kemudian tidak lepas dari
pikiran dan hati saya itu. Isinya seperti ini:


B1m4_wjs@yahoo.com
Ibu yang baik, maafkan saya telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya mau
mengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk mengadu, maka
saya tulis surat ini, semoga Ibu mau membacanya.
Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak mampu
membayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli alat-alat sekolah dan
memberi ongkos. Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikir tidak apa-
apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat saya sakit hati, Bapak
kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredar sembunyi-sembunyi itu. Adik saya
yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan goreng-gorengan yang
dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya
berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.
Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Saya mau
melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran, saya juga
membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) saya ngamen. Tapi
uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dan saya maklum), masih
juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap. Bilangnya nanti juga diganti
kalau angka tebakannya tepat. Selama ini belum pernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula
Emak yang taat beribadah itu tidak akan mau menerima uang dari hasil judi, saya yakin
itu. Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambil marah-
marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir Bapak. Dan begitu
Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. Emak memarahi saya
sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. Mesti bagaimana saya?
Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit hati
saya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh siapa. Hanya untuk
membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. Bapak yang semakin sering tidur
entah di mana, tidak perduli. Hampir saya memukulnya lagi.
Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang besar tapi
tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa ke dokter. Tapi orang lain
bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan saya, sesekali bertelepon
dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, di warung jajan bertingkat, orang-orang
mengeluarkan ratusan ribu untuk sekali makan.
Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak cukup,
saya merencanakan untuk mencopet. Berhari-hari saya mengikuti bus kota, tapi saya
tidak pernah berani menggerayangi saku orang. Keringat dingin malah membasahi baju.
Saya gagal jadi pencopet.
Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibu
memasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas jembatan
penyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil dompet. Saya
gembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih.
Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter. Tapi Ibu, Emak
malah menatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya dapat uang. Saya
sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, atau meminjam dari teman. Tapi
saya tidak bisa berbohong. Saya mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan
pandangannya begitu saya selesai bercerita.
Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. Ibu, tidak pernah
saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin berteriak. Sekeras-kerasnya. Sepuas-

B1m4_wjs@yahoo.com
puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih sebenarnya saya bisa makan-makan, mabuk, hura-
hura. Tidak apa saya jadi pencuri. Tidak perduli dengan Ibu, dengan orang-orang yang
kehilangan. Karena orang-orang pun tidak perduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa
melakukannya. Saya harus mengembalikan dompet Ibu. Maaf.

Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari saya mencari-
cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempat puluhan anak-anak
berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus kota. Di taman-taman. Tapi anak muda itu
tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan, tidak mengenal anak muda
itu ketika saya menanyakannya.
Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi surat
dari pencopet itu. Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang. Ada sesuatu yang
mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengan segala
kemewahan. Ketika Kang Yayan membawa hadiah-hadiah istimewa sepulang
kunjungannya ke luar kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkan
oleh-oleh yang biasa saja.
Kang Yayan dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhir
ini. Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidak ada lagi
keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribu sekali makan,
baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya.
Saya menolaknya meski Kang Yayan bilang tidak apa sekali-sekali. Saat saya
ulang tahun, Kang Yayan menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi saya ingin
memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri. Dan siangnya,
dengan dibantu Bi Nia, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. Diantar Kang Yayan dan
kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada para pengemis, para pedagang
asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan.
Di stopan terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Yayan dan kedua
anak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir dimata saya. Yuni
menghampiri saya dan bilang, Mama, saya bangga jadi anak Mama. Dan saya ingin
menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya.

Your best life part 5
Kita harus mengerti, saat belas kasihan Tuhan muncul dalam diri kita dan kita
merasakan kasih yang khusus kepada seseorang, kasih itu ada untuk maksud khusus.
Tuhan tidak menggugah belas kasihan Anda untuk orang itu hanya karena Ia bosan dan
tidak mempunyai hal lain untuk dilakukan. Tuhan menaruh kepedulian itu dalam hati dan
pikiran Anda untuk suatu maksud. Sekarang Anda perlu menanggapinya.
Alasan yang membuat banyak orang tidak bertumbuh adalah karena mereka tidak
sedang menabur. Beberapa orang berkata, Aku mempunyai banyak masalah. Aku tidak
peduli tentang menabur benih. Aku ingin tahu bagiaman aku dapat keluar dari kekacauan
ini. Inilah caranya Anda keluar dari kekacauan Anda. Jika Anda ingin Tuhan
menyelesaikan masalah-masalah Anda, tolonglah menyelesaikan masalah orang lain.
Masukkanlah sebuah benih ke tanah!
Kita perlu lebih berpusat pada benih dibanding pada kebutuhan. Dalam masa
kebutuhan Anda, jangan duduk-duduk saja sambil memikirkan apa yang Anda tidak
miliki. Pikirkanlah tentang jenis benih apa yang Anda dapat tabor untuk melepaskan diri

B1m4_wjs@yahoo.com
Anda dari kebutuhan itu. Tuhan akan mendatangkan seseorang ke dalam kehidupan
Anda. Saat Anda membuat orang lain bahagia, Tuhan akan memastikan bahwa kehidupan
Anda penuh dengan sukacita.
Dalam masa sukar Anda, jangan hanya duduk-duduk sambil merasa kasihan pada
diri sendiri, pergilah, taburlah sebutir benih. Anda tidak perlu menunggu sampai Anda
mempunyai suatu masalah sebelum Anda mulai menabur. Kita seharusnya terus menerus
mencari cara agar kita dapat menjadi suatu berkat, bukan hanya saat kita membutuhkan.
Kita seharusnya bangun setiap pagi dengan mencari cara untuk menolong orang lain. Jika
Anda mau melakukannya, Tuhan berkata bahwa berkat-berkat Tuhan akan mengejar dan
memenuhi Anda.
Saya telah mengambil keputusan. Saya akan menjadi seorang pemberi dalam
kehidupan. Saya akan melakukan sesuatu yang baik. Saya akan mencari kesempatan
untuk menabur beberapa benih. Mengapa? Saya hanya belajar bahwa menabur itu
menghasilkan. Dan saya ingin memastikan bahwa penuaian secara melimpah akan saya
alami dalam suatu cara yang besar.
Jika Anda tidak puas dengan tempat Anda berada dalam kehidupan, tingkatkanlah
jumlah benih yang Anda tabor. Ukuran panen Anda tergantung pada jumlah benih Anda.
Beberapa orang hidup dari penghasilan yang terbatas. Diperlukan segala sesuatu yang
mereka punyai untuk membiayai hidup mereka setiap bulan. Tetapi kita tahu bahwa
prinsip Tuhan benar. Dan kita tahu bahwa penting bagi orang-orang yang kebutuhannya
paling besar untuk terus menabur.
Barangkali tidak ada hal baik yang gratis. Sesuatu yang bernilai sering kali
menuntut pengorbanan untuk mendapatkannya- dan itu layak dibayar! Kehidupan
bukanlah pengecualian. Ujian yang Anda hadapi hari demi hari mungkin membuat
frustasi, tetapi upahnya besar pada akhirnya. Masalahnya Anda tidak dapat melihat
akhirnya, sehingga Anda tidak selalu yakin ke mana Tuhan sedang membawa Anda. Di
sanalah kasih karunia dan kasih-Nya memainkan peran sementara Ia menuntun Anda dan
meminta Anda untuk mempercayai-Nya. Siapakah yang Anda percaya selain Tuhan? Ia
mengetahui ke mana perjalanan Anda dan kemana Anda seharusnya pergi. Jadi
dengarkanlah Dia dan percayalah pada rencana dan tujuan Tuhan.
Tuhan mengetahui bahwa kita mempunyai masa-masa sukar, pergumulan-
pergumulan, dan tantangan-tantangan. Tetapi Ia tidak pernah memaksudkan supaya kita
hiudp satu hari di khayangan, dan hari berikutnya jatuh di tempat sampah, kalah dan
depresi karena kita mempunyai masalah. Tuhan ingin kita menikmati setiap saat dalam
kehidupan kita. Untuk melakukannya, Anda seharusnya tidak khawatir tentang masa
depan.
Biasanya bukan hal-hal besar dalam kehidupan yang membuat kita menjadi
marah; sering kali, hal-hal kecillah yang paling mengganggu kita. Tetapi jika kita tidak
belajar bagaimana menangani hal-hal kecil ini, semua itu akhirnya akan berubah menjadi
hal-hal besar. Tuhan memberikan kepada kita damai sejahtera-Nya dalam diri kita, tetapi
terserah pada kita untuk menggunakan damai sejahtera itu.
Saya hanya menunggu Tuhan untuk mengubah keadaan saya, saya mendengar
seseorang berkata. Itu mungkin terdengar baik, tetapi sebenarnya, Tuhan sedang
menunggu Anda. Sesuatu akan selalu tidak benar dalam kehidupan Anda. Anda akan
selalu menemukan alasan untuk tidak bahagia. Tidak ada orang lain yang akhirnya dapat

B1m4_wjs@yahoo.com
membuat Anda bahagia. Anda harus belajar bagaimana menjadi bahagia dalam diri Anda
sendiri.
Suatu hari saya sedang berjalan di sebuah padang rumput yang luas dan terbuka
yang dipenuhi rumput ilalang tinggi, buruk, cokelat dan kering. Tetapi saat saya berjalan
sedikit lebih jauh lagi sepanjang jalan kecil itu, saya memperhatikan setangkai bunga
yang indah berdiri di tengah-tengah rumput ilalang itu. Bunga itu begitu berwarna-warni,
begitu terang warnanya dan, luar biasanya, telah berkembang di tengah-tengah rumput
ilalang yang membosankan dan suram itu. Saya berpikir, itulah tepatnya apa yang Tuhan
inginkan kita lakukan, berkembang di mana pun kita ditempatkan.
Jagalah sikap yang baik dan tetaplah berkembang di mana pun Anda berada. Jika
Anda mau membuat keputusan untuk tetap setia dan merasa puas, pada saat yang tepat
Tuhan akan mengubah keadaan-keadaan Anda. Ia akan mengeluarkan Anda dari rumput-
rumput ilalang tua dan menaruh Anda di tempat yang lebih baik. Ia akan memindahkan
Anda dan menaruh Anda di tanah yang baru supaya Anda dapat menghasilkan, bahkan
lebih banyak buah lagi. Tetapi jika Anda tidak bahagia di mana Anda berada, Anda tidak
akan pernah sampai ke tempat yang Anda inginkan.
Mungkin Anda telah mengizinkan diri Anda terbiasa menunggu segala sesuatu
untuk tengan, sepi, dan stabil sebelum Anda bergembira, dan memberikan izin kepada
diri sendiri untuk menikmati kehidupan. Anda sedang menunggu masalah-masalah Anda
terselesaikan. Anda sedang menunggu pasangan hidup Anda menjadi lebih rohani. Anda
sedang menunggu anak Anda berubah, bisnis Anda bertumbuh, atau utang Anda di
pegadaian lunas. Mengapa tidak berbahagia sekarang jua?
Tuhan rindu memberkati Anda terus menerus, bahkan saat Anda tidur! Banyak
orang terjaga atau hanya sedikit tidur karena terus menerus memusatkan perhatian
mereka pada masalah dan khawatir tentang hari esok. Itu bukanlah rencana Tuhan bagi
Anda! Ia ingin Anda menikmati tidur Anda sebagai saat yang memberkati dan
menyegarkan. Tuhan emnumpangkan tangan-Nya atas kehidupan Anda bahkan saat
tengah malam. Saat Anda menyerahkan kepedulian Anda kepada-Nya dan mempercayai-
Nya untuk mengerjakan setiap rinci dari kehidupan Anda, Anda akan dapat menikmati
tidur manis yang Ia janjikan. Nikmatilah berkat Tuhan sementara Anda tidur malam.
Panjatkanlah doa sebelum Anda tidur dan serahkanlah kepedulian Anda kepada-Nya.
Setiap orang mempunyai masalah; tidak terkecuali Anda. Kita melalui segala
sesuatu yang kita tidak mengerti. Kehiudpan Anda dibandingkan dengan kehidupan
orang lain adalah nyaman. Jangan pernah menganggap remeh apa yang Tuhan telah
lakukan bagi Anda. Anda mungkin mengalami beberapa halangan hari ini, tetapi
mungkin dua puluh tahun dari sekarang Anda akan melihat ke belakang dan berkata, Itu
adalah masa yang luar biasa dalam kehidupanku!
Kita harus bersukacita dan berbahagia sepanjang waktu. Dalam kesukaran-
kesukaran Anda, saat segala sesuatu tidka sesuai dengan keinginan Anda, daripada
mengasihani diri sendiri dan berpikir tentang betapa tidak adilnya kehidupan
meperlakukan Anda, buatlah sebuah keputusan untuk bersukacita di dalam Tuhan.
Pilihlah untuk berbahagia! Pilihlah untuk tetap penuh sukacita.
Bila Anda tetap penuh sukacita, sistem kekebalan Anda berfungsi pada tingkat
puncaknya, tepat seperti yang dimaksudkan Tuhan. Hati yang gembira adalah obat.
Satu terjemahan mengatakan, Pikiran yang gembira bekerja menyembuhkan. Dan

B1m4_wjs@yahoo.com
firman Tuhan itu menegaskan ilmu pengetahuan modern. Salah satu hal tersehat yang
Anda dapat lakukan adalah tersenyum lebih sering.
Belajarlah untuk tertawa. Berhentilah bersikap tegang dan tertekan. Sikap yang
santai tidak hanya akan memperpanjang usia Anda, tetapi juga membuat kehidupan lebih
mudah dinikmati. Itu adalah sebuah alasan yang cukup untuk berhenti mengeluh dan
mulai bersukacita. Semakin sering Anda bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Anda
miliki, semakin sering Ia akan memberikan kepada Anda apa yang Anda tidak miliki.
Bersikap puas berarti Anda tidak mengizinkan keadaan-keadaan mencuri sukacita
Anda dan mencegah Anda berbahagia. Anda dapat memilih tetap berbahagia dan puas,
tidak peduli apa pun yang menentang Anda. Anda memutuskan untuk tidak membiarkan
hal-hal kecil merampas yang terbaik dari Anda. Jika Anda selalu tidak puas, berarti ada
sesuatu yang salah dengan Anda.
Anda berkata, Aku mempunyai banyak masalah. Aku sangat tidak nyaman di
tempat ini. Ini tidak mungkin rencana Tuhan bagiku. Tuhan Menaruh Anda di sana
untuk suatu maksud. Anda mungkin tidak memahaminya. Ia mungkin sedang berusaha
melakukan suatu pekerjaan dalam diri Anda. Ia mungkin sedang berusaha mengajar
Anda, mendorong Anda, meregangkan Anda, melihat bagaimana Anda akan menanggapi
kesukaran.
Apakah Anda membutuhkan kesembuhan bagi tubuh Anda secara jasmani, rohani
dan emosional? Perkataan Anda dapat mendatangkan kesembuhan. Mulailah
mengucapkan kata-kata yang menyenangkan perkataan kehidupan, dorongan, dan ucapan
syukur. Jagalah hati Anda dengan memastikan Anda hanya mendengarkan perkataan
yang menyenangkan, yang memberi kehidupan. Pilihlah untuk merenungkan firman
Tuhan, hidup dan aktif dan penuh dengan perkataan yang menyenangkan. Sementara
Anda memilih kehidupan dengan memilih perkataan yang memberi kehidupan, Anda
akan melihat kesembuhan Allah bekerja dalam kehidupan Anda. Anda akan merasa kuat
dan damai dalam jiwa Anda.
Banyak orang tiba di tempat kerja lima belas menit terlambat, kemudian mereka
mondar-mandir di kantor, pergi mengambil kopi, dan akhirnya duduk di meja atau tempat
kerja mereka tiga puluh menit terlambat. Mereka menghabiskan setengah hari dengan
berbicara di telepon, dengan bermain game, atau mengirimkan gurauan di internet,
kemudian mereka bertanya-tanya, Tuhan, mengapa Engkau tidak memberkati aku?
Mengapa aku tidak pernah mendapatkan promosi? Tuhan tidak memberkati keadaan
biasa-biasa saja Tuhan memberkati keunggulan.
Hari ini Anda mungkin ada dalam suatu keadaan di mana semua orang di sekitar
Anda mengkompromikan integritas mereka atau mengambil jalan pintas yang mudah.
Jangan biarkan itu mengganggu Anda. Jadilah orang yang mempunyai roh yang unggul
dan menonjol di antara banyak orang. Anda diciptakan sesuai gambaran Tuhan Yang
Mahakuasa, dan bagaimana Anda memperlihatkan diri sendiri dalam penampilan pribadi
Anda, bukan hanya sebuah cermin tentang bagaimana Anda menganggap diri sendiri,
melainkan juga merupakan cermin langsung Tuhan.
Orang-orang yang berintegritas berlaku sama, entah ada orang yang melihat atau
tidak. Mereka tidak memperlakukan sahabat-sahabat dan rekan-rekan kerja mereka
dengan ramah dan kemudian pulang ke rumah dan meperlakukan keluarga mereka
dengan kasar atau tidak hormat. Tidak, jika Anda mempunyai integritas, Anda akan
melakukan apa yang benar, entah ada orang yang melihat atau tidak.

B1m4_wjs@yahoo.com
Beberapa orang berkata, Sedikit bohong putih tidak akan menyakiti siapa pun.
Tidak, kebohongan tidak diberi kode dengan warna. Dalam pandangan Tuhan, tidak ada
bohong putih, kelabu, atau hitam. Sebuah kebohongan adalah kebohongan. Jika Anda
tidak sedang mengatakan kebenaran, itu adalah sikap yang tidak jujur. Cepat atau lambat,
itu akan mengejar Anda. Apa yang Anda tabor akhirnya akan Anda tuai.
Kita semua ingin makmur dalam kehidupan. Tetapi pertanyaan yang nyata adalah
: Apakah kita mau membayar harga untuk melakukan hal yang benar? Itu tidak selalu
mudah. Apakah kita sedang membayar utang-utang kita dengan jujur? Apakah kita tulus
dalam keputusan-keputusan bisnis kita? Apakah kita memperlakukan orang lain dengan
penghargaan dan penghormatan? Apakah kita menepati kata-kata kita? Integritas dan
kemakmuran adalah dua hal yang sama. Anda tidak dapat mempunyai yang satu tanpa
yang lainnya.
Saya berjanji kepada Anda : Jika Anda mau membuat suatu komitmen untuk
integritas, dalam jangka panjang Anda akan berjalan lebih jauh lagi, Anda akan lebih
bahagia, Anda akan lebih puas. Tuhan akan mempromosikan Anda. Ia menyimpan
kemenangan bagi Anda jika Anda hidup dengan jujur. Jika Anda menolak untuk
berkompromi, Ia akan menjaga jalan Anda. Jika Anda hanya tenggelam ke tingkat
mereka, Anda mungkin mengira bahwa Anda mendapatkan untung, tetapi akhirnya Anda
akan menjadi orang yang harus menderita. Akhirnya Anda akan menjadi orang yang
kalah.
Apakah Anda tahu bahwa ada kekuatan hidup dalam perdamaian? Itulah sebabnya
Tuhan memerintahkan agar kita hidup dalam perdamaian dengan orang-orang di sekitar
kita. Saat terjadi perselisihan dan pertikaian, musuh akan masuk untuk bekerja dalam
kehidupan Anda. Saat Anda berdamai, kita pada posisi yang kuat. Berdamai dengan
orang-orang disekeliling Anda tidak berarti harus setuju dengan setiap orang. Anda hanya
sedang berjalan dalam kasih. Itu berarti Anda sabar dan ramah, tidak iri, tidak sombong,
penuh perhatian, ramah dan murah hati. Jika Anda membutuhkan damai sejahtera,
mintalah Tuhan memenuhi hati Anda supaya Anda dapat membagikan damai itu kepada
orang-orang di sekeliling Anda.
Tuhan mempunyai hal-hal yang luar biasa bagi Anda. Inilah saatnya untuk
menyalakan kembali api Anda; mendapatkan kembali dan mengadopsi kembali sikap
yang baru, positif, dan bahagia. Anda berkata, Ya, tetapi aku telah mengalami tahun
yang sukar. Aku telah melewati begitu banyak kekecewaan. Aku telah kehilangan banyak
hal baik. Mungkin begitu, tetapi pernahkah Anda mempertimbangkan hal ini? Jika
bukan karena kebaikan Tuhan, Anda mungkin telah kehilangan segalanya. Anda mungkin
bahkan tidak ada di sini hari ini. Mengapa tidak bersyukur atas apa yang Anda miliki?
Tanyalah diri Anda, Apakah cara hidupku menarik dan berpengaruh? Akankah
sikapku, perkataanku, ekspresiku, caraku menangani tantangan dan kemunduran,
membuat orang menginginkan apa yang kumiliki? Dengan kata lain, apakah Anda
sedang menarik orang kepada Tuhan, karena sukacita Anda, sikpa bersahabat Anda,
antusiasme Anda, atau sikap iman Anda? Atau apakah Anda mengasingkan orang,
menjauhkan mereka karena Anda selamanya bersikap negatif, putus asa, kasar, atau
sinis? Tak seorang pun nyaman berada di sekitar orang seperti itu.
Anda akan heran melihat bagaimana Tuhan mencurahkan kemurahan-Nya, dan
bagaimana istirahat itu akan mulai datang kearah Anda, saat Anda mulai hidup
dengan antusiasme. Para majikan memilih pegawai yang bersemangat bekerja di

B1m4_wjs@yahoo.com
perusahaan mereka. Atasan Anda lebih mungkin memberikan kepada Anda kenaikan gaji
atau promosi jika Anda mempunyai sikap yang baik. Penelitian memperlihatkan bahwa
orang-orang yang antusias sering dipromosikan lebih dahulu dari para pegawai yang
sebenarnya lebih berkualifikasi.
Tuhan ingin memulihkan pernikahan, keluarga, dan karier Anda. Ia ingin
memulihkan impian-impian yang hancur itu. Ia ingin mengembalikan sukacita Anda dan
memberikan kepada Anda damai sejahtera dan kebahagiaan yang Anda tidak pernah
kenal sebelumnya. Tuhan mempunyai sebuah visi tentang kemenangan penuh bagi
kehidupan Anda! Berpeganglah pada visi kemenangan baru yang telah Tuhan berikan
kepada Anda.

Source :
Notes Facebook : Mas Bayu Eindstein (udah gak LoNa Agy) dan Nurwita RenZetha
D'Young Gunners
www.pramukanet.org
www.resensinet.org
www.themotivato80.blogspot.com
www.pondokrenungan.com

Anda mungkin juga menyukai