Anda di halaman 1dari 24

Makalah

Disusun Oleh : ASTI MULIYATI NIM. 201103122

AKBID GRAHA ANANDA PALU TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca umumnya dan bagi Penulis khususnya.

Yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca Penulis, menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahberperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga TuhanYang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Penyusun

DAFTAR ISI Halaman Judul ........................................................................................ Kata Pengantar ....................................................................................... Daftar Isi .................................................................................................. Bab 1 Pendahuluan .......................................................................... A. Latar Belakang ................................................... ............... B. Tujuan ................................................................ ............... Bab 2 Pembahasan .......................................................................... 2.1. Konsepsi ....................................................................... Ovum dan Sperma, Implantasi, Fertilisasi ................. 2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio................. 2.3. Struktur dan Fungsi Amnion....................................... 2.4. Struktur dan Fungsi Sirkulasi Tali Pusat ................... 2.5. Stuktur dan Fungsi Sirkulasi Plasenta ....................... 2.6. Struktur dan Fungsi Darah Fetus / janin .................... 2.7. Menentukan Usia Kehamilan dan Menentukan Periode Kehamilan........................................................

Bab 3

Penutup .................................................................................. 3.1. Saran ..............................................................................

Daftar Pustaka ........................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Investasi fisiologi yang terjadi pada wanita, termasuk semua organismebetina dalam mencapai kehamilan, merupakan kejadian yang luar biasamenakjubkan. Kehamilan terjadi bersamaan dengan ovulasi pada masa remajadini; dan setelah kelahiran, anovulasi dan amenorrhoe menetap selama laktasi,dan menyusui dilanjutkan sampai dengan 2-3 tahun. Kemudian kehamilanterjadi lagi dan begitu seterusnya. Ketika sudah 10 atau 11 episodekehamilan-laktasi tersebut selesai, fungsi ovarium dan ovulasi berhenti yaitumenopause. Sebuah analisis yang merangsang pemikiran tentang evolution of human reproductiontelah disajikan oleh Roger Short (1976).Menstruasi dipandang dalam arti fisiologi, sebagai hasil akhir darikegagalan fertilitas. Tidak diragukan lagi bahwa animus fisiologi siklusovarium, dan akomodasi-akomodasi saluran reproduktif morfologis yangmenyertainya adalah ovulasi, fertilisasi, dan implantasi. Ada sistem gagalamanyang bekerja kalau ada dan kegagalan peristiwa fertilisasi ini ovum atau pada

kegagalanimplantasi

blastokista,

berpuncak

menstruasi.Fertilisasi merupakan suatu proses awal terbentuknya suatu kehamilan.Proses ini berlanjut dengan pembelahan sampai terjadinya implantasi.Sesorang dapat dinyatakan hamil apabila hasil konsepsi tertanam di dalamrahim ibu, yang biasa disebut dengan kehamilan intra uterin. Jika hasilkonsepsi tertanam di luar rahim, hal itu disebut kehamilan ekstra uterin.Apabila fertilisasi, proses pembelahan dan implantasi tidak berlangsung baik,hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya abortus ataupun kelainan padabayi. Sehingga fertilisasi merupakan tonggak awal penciptaan seorang manusia.

B. Tujuan 1. Mahasiswa mengerjakan tugas dari Dosen. 2. Mahasiswa mampu memahami materi yang bersangkutan.

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1. Konsepsi

Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma. Peristiwa konsepsi terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovulasi adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi. Pada saat coitus, 3-5 cc semen yang ditumpahkan ke dalam forniks posterior, dengan jumlah spermatozoon sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks terus melintasi uterus menuju tuba falopi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi bakal janin (embrio). Gerakan sperma di dalam rongga uterus dan tuba disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut. Spermatozoa yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke dalam vitellus pada saat fertilisasi hanya satu. Pada keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah kromosom, masing-masing ovum dan sperma memiliki 23 kromosom terdiri dari 22 kromosom tubuh (autosom) dan 1 kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga ovum memiliki 46 kromosom, bersatunya sel sperma dan sel telur membentuk zigote. Zigot akan mengalami pembelahan sekitar 30 jam pasca konsepsi. Proses pembelahan menjadi 2 sel disebut blastomer. Blastomer akan berjalan menuju uterus dan terus melakukan pembelahan menjadi 4 sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel dan akhirnya zigot menjadi 12-16 blastomer yang menyerupai buah murbai yang disebut morula. Perjalanan zigot hingga memasuki kavum uteri memerlukan waktu sekitar 3 hari.

2.1. Ovum dan Sperma, Implantasi, Fertilisasi 1.Ovum (sel telur) Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah. Kadar esterogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba uterina, sehingga silia tuba tersebut dapat, menangkap ovum dan menggerakkannya sepanjang tuba menunggu rongga rahim. Ovum tidak dapat berjalan sendiri. Ada dua lapisan jaringan pelindung yang mengelilingi ovum. Lapisan pertama berupa membran tebal tidak berbentuk, yang disebut zona pelusida. Lingkaran luar yang disebut korona radiata, terdiri dari sel-sel oval yang dipersatukan oleh asam hialuronat. Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila tidak difertilisasi oleh sperma, ovum bergenerasi dan direabrsorbsi. Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis): 1. 2. 3. 4. 5. Oogonia Oosit pertama (primary oocyte) Primary ovarian follicle Liquor folliculi Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum

Gambar Ovum dan Sperma

2. Sperma (sel mani) - Bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala: berbentuk lonjong agak gepeng seperti inti (nukleus): leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira 10 kali bagian kepala. - Ejakulasi pada hubungan seksual dalam kondisi normal mengakibatkan pengeluaran semen yang mengandung 200 sampai 500 juta sperma ke dalam vagina. - Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ovum adalah 4 sampai 6 jam. Sperma akan tetap hidup dalam sistem reproduksi wanita selama 2 sampai 3 hari. Kebanyakan sperma akan hilang di vagina, di dalam lendir serviks, di endometrium, sperma memasuki saluran yang tidak memiliki ovum. Sewaktu sperma berjalan melalui tuba uterina, enzim-enzim yang dihasilkan di sana akan membantu kapasitasi sperma. Kapasitasi ialah perubahan fisiologi yang membuat lapisan pelindung lepas dari kepala sperma. sehingga terbentuk lubang kecil di akrosom, yang memungkinkan enzim (seperti hialuronidase) keluar. Enzim-enzim ini dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan pelindung ovum fertilisasi. 3. Fertilisasi Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di tuba falopii. Konsepsi: Konsepsi merupakan suatu penyatuan satu telur dan sperma untuk menentukan awalnya kehamilan. Tetapi kejadian ini tidak terjadi hanya dengan sendirinya. Rangkaian kejadian sebenarnya terjadi didalamnya termasuk pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (lepasnya telur), penyatuan gamet dan implantasi embrio pada uterus. Hanya setelah seluruh kejadian ini berhasil maka proses perkembangan embrio dan fetal dimulai. - Proses Fertilisasi a. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontaksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama.

b. Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5 10 m, yang disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya. c. Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi, karena sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zone reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma. - Pembelahan Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer. Sesudah 3 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi). Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta). Kira kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass disebut trofoblas.

4.Implantasi Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus ( terjadi implantasi).

2.3. Pertumbuhan Dan Perkembangan Embrio Hasil pembuahan antara sel sperma dan sel telur menghasilkan zigot yang terus membelah hingga mencapai stadium tiga puluh dua sel (morula). Morula tersebut akan memasuki endometrium (implantasi) kira-kira hari ke-6 setelah pembuahan. Pada saat itu sel-sel pada morula membentuk rongga blastokel, massa sel dalam (embrioblas) yang akan berkembang menjadi embrio dan massa sel luar (trofoblas) yang akan membentuk plasenta. Pada hari ke-8 sampai hari ke-9, massa sel dalam (embrioblas) akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas (cakram mudigah bilaminer). Epiblas akan membentuk rongga amnion, sedangkan hipoblas akan membentuk rongga eksoselom (kantung kuning telur primitif). Dan pada hari ke-16, terjadi peristiwa gastrulasi, di mana epiblas berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

2.4. Struktur Dan Fungsi Amnion Amnion adalah selaput yg membatasi rongga amnion yg berisi cairan jernih seperti air yang sebagian dihasilkan oleh sel2 amnion. Membran amnion berasal dari ektoderm yang melapisi cavites amniotica.karena fetus yang sedang berkembang bertambah besar,maka cavitas amniontica

didorong

ke

luar

terus-menerus

sampai

cavitas

uteri

terisi.

Dengan

demikian,pada tahap ini uterus dilapisi dengan carion dan amnion yang membentuk caccus fetalis terletak di dalam membrane corion dan menutupi funiculus umbilicalis atau body stalk, yang menghubungkan vetus dengan plasenta yang sedang berkembang Amnion aterm berupa membrane yang tipis dan transparan(bening),tapi sangat kuat yang dapat dikupas dari korion sampai darah insersi kuniculus unmbiliclis.membran amnion tersebut melanjutkan diri untuk menutupi

vumniculus umbilicalis sampai seluruh panjangnya dan kemudian melanjutkan diri dengan kulit petus pada umbilicus Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan : Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum) sementara Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion laeve. Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional : - desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis - desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua kapsularis. - desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.

Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic membrane). Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis. Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai RONGGA AMNION. Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii).

C. FUNGSI AMNION Untuk proteksi janin Mencegah pelekatan janin dengan amnion Agar janin dapat bergerak bebas Regulasi terhadap panas & perubahan suhu Meratakan tekanan intra uterin & membersihkan jalan lahir ketika ketuban pecah Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dengan perputaran cepat kira2 350-500 cc Memberikan ruang gerak pada janin Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus sehingga serviks membuka Mencegah timbulnya iritasi pada rahim

Cairan amnion (Liquor amnii) 1. Proteksi 2. Mobilisasi : melindungi janin terhadap trauma dari luar : memungkinkan ruang gerak bagi janin

3. Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin. 4. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan

intrauterin (terutama pada persalinan). 5. Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.

2.5.

Struktur dan Fungsi Sirkulasi Tali Pusat Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada

perbatasan tersebut. Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di bagian tengah plasenta.

Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral.

2.2 Stuktur Tali Pusat Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.

Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak.

2.3 Fungsi Tali Pusat Fungsi tali pusat yaitu : Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.

2.4 Sirkulasi Tali Pusat Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai

dua keperluan yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan nutrien serta penyingkiran bahan kumuh yang dihasilkan oleh sel-selnya. Jika keperluan ini tidak dapat dipenuhi, fetus akan menghadapi masalah dan mungkin maut. Struktur yang bertanggung jawab untuk memenuhi keperluan fetus ialah plasenta. Plasenta yang terdiri daripada tisu fetus dan tisu ibu terbentuk dengan lengkapnya pada ujung minggu yang ke-16 kehamilan. Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti Jari atau vilus tumbuh dari membran yang menyelimuti fetus dan menembusi dinding uterus, yaitu endometrium. Endometrium pada uterus adalah kaya dengan aliran darah ibu. Di dalarn vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Darah yang kaya dengan oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena umbilicalis yang terdapat di dalam tali pusat ke fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea. Bahan kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah ibu yang terdapat di sekeliling vilus. Pertukaran oksigen, nutrien, dan bahan kumuh lazimnya berlaku melalui proses resapan. Dengan cara ini, keperluan bayi dapat dipenuhi.

2.6.

Struktur dan Fungsi Sirkulasi Plasenta

1. STRUKTUR PLASENTA Pada minggu-minggu pertama perkembangan, jonjot-jonjot meliputi seluruh permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, jonjot pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas membentuk korion frondosum (korion berjonjot lebat seperti semak-semak). Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi dan menjelang bulan ketiga sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion leave. Perbedaan pada kutub embrional dan abembrional korion juga dicerminkan pada susunan desidua. Desidua di atas korion frondosum,

desidua basalis, sedangkan desidua diatas yang meliputi kutub abembrional disebut desidua kapsularis. Dengan bertambahnya besar gelembung korion, lapisan ini menjadi regang dan berdegenerasi. Selanjutnya, korion leave bersentuhan dengan dinding rahim pada sisi rahim yang lain dan keduanya bersatu. SUSUNAN PLASENTA Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen : a) b) Bagian janin dibentuk oleh korion frondosum dan vili Bagian ibu dibentuk oleh desidua basalis.

2. FUNGSI PLASENTA Nutrisasi Plasenta sebagai alat nutritif. Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan : Difusi Sistem enzimatik. Pinositosis. Ekskresi Respirasi Produksi a.Korionik gonadotropin b. Korionik somato-mammotropin

c. Estrogen Plasenta d. Progesteron Imunisasi Barrier

3. SIRKULASI PLASENTA Darah janin, mengandung sedikit oksigen. Dipompa oleh jantung janin menuju ke plasenta melalui arteri umbilikus dan diangkut sepanjang cabang

ke pembuluh darah kapiler vili korionik. Setelah membuang karbondioksida dan menyerap oksigen, darah kembali ke janin melalui vena umbilikus. Darah maternal diangkut ke dasar plasenta dalam desidua oleh arteri spiralis dan mengalir ke dalam ruang darah di sekitar vili. Sirkulasi retroplasentaer terjadi karena aliran darah arteri spiralis dengan tekanan 70 mmHg sampai 80 mmHg sedangkan tekanan darah pada vena di dasar desidua basalis 20mmHg sampai 30mmHg. Diyakini bahwa arah aliran mirip mata air ; darah mengalir ke atas dan membasahi vilus saat disirkulasikan di sekelilingnya dan mengalir kembali ke dalam cabang-cabang vena uterin. Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.

Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi, trasnpor aktif dan pinositosis. Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin. Obat-obatan, alkohol, polutan lingkungan, virus dan agens penyebab penyakit lainnya masuk dengan bebas dari suirkulasi maternal ke sirkulasi janin.sebagian zat ini disebut teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.

2.7.

Struktur Sirkulasi Darah Fetus / Janin

Sirkulasi

darah

janin dalam rahim tidak

sama

dengansirkulasi

darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-parutidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukarangas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplaiembrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu. Darah mengalir terdapat dalam tali dari plasenta ke janin melalui venaumbilikalis pusat. Jumlah darah yang mengalir yang

melalui tali

pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit. Melalui vena umbilikalis dalam vena cafa inferior, dan duktus venosus, darah mengalir kembali dari ke bagian

bercampur darah yang

bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana alirandarah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh. Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian

melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui

aorta,arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melaluiparu-paru.

Gambar: Sirkulasi Darah janin

2.8. Menentukan Usia Kehamilan dan Periode Kehamilan Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat ditentukan dengan: 1. Rumus Naegle 2. Gerakan pertama fetus 3. Palpasi abdomen 4. Perkiraan tinggi fundus uteri 5. Ultrasonografi Rumus Naegle Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus

28

hari

sehingga

ovulasi

terjadi

pada

hari

ke

14.

Rumus

Naegle

memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu). Gerakan Pertama Fetus Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu. Palpasi Abdomen Palpasi abdomen dapat menggunakan : 1. Rumus Bartholomew 2. Rumus Mc Donald 3. Palpasi Leopold Rumus Bartholomew Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama, maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8). Rumus Mc Donald Fundus uteri diukur dengan pita. tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.

Palpasi Leopold Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen. Palpasi leopold terdiri dari 4 langkah yaitu: 1. Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri 2. Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal 3. Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin dan sudah masuk dalam pintu panggul 4. Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul Memberikan informasi tentang bagian presentasi: bokong atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi)

Gambar 1. Palpasi leopold Taksiran berat janin Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala. Rumusnya adalah sebagai berikut: Tinggi fundus uteri (dalam cm-n) x 155 = berat (gram) Bila kepala belum masuk panggul maka n-12, jika kepala sudah masuk panggul maka n-11.

Perkiraan Tinggi Fundus Uteri Cara menentukan kehamilan dengan perkiraan tinggi fundus uteri: 1. Mempergunakan tinggi fundus uteri 2. Menggunakan alat ukur caliper 3. Menggunakan pita ukur 4. Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda Mempergunakan tinggi fundus uteri Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkan dengan patokan. Umur Kehamilan 12 minggu 16 minggu 20 minggu 24 minggu 28 minggu 34 minggu 36 minggu 40 minggu 1/3 di atas simpisis simpisis-pusat 2/3 di atas simpisis Setinggi pusat 1/3 di atas pusat pusat-prosessus xifoideus Setinggi prosessus xifoideus 2 jari di bawah prosessus xifoideus Menggunakan alat ukur caliper Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu. Tinggi Fundus Uteri

Menggunakan pita ukur Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan. Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus. Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai berikut:

Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.

Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.

Gambar 2. Pengukuran TFU dengan metlin Ultrasonografi Tujuan ultrasonografi adalah: 1. Konfirmasi kehamilan 2. Mengetahui usia kehamilan Konfirmasi kehamilan Embrio dalam kantung kehamilan tampak pada awal kehamilan 5,5 minggu dan detak jantung janin tampak jelas dalam usia 7 minggu. Mengetahui usia kehamilan Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu: 1. Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada kehamilan 6-12 minggu 2. Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada kehamilan 714 minggu 3. Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu

Istilah kehamilan adalah

gravid,

sehingga wanita

hamildisebut

sebagai gravida. Istilah-istilah lain yang berkaitan dengan kehamilan adalah sebagai berikut: Paritas (para): menunjukkan jumlah kelahiran hidup sebelumnya 1. Nuligravida: seorang wanita yang belum pernah hamil 2. Primigravida: seorang wanita yang sedang hamil untuk pertama kalinya 3. Multigravida/multipara: seorang wanita yang hamil pada sesudahnya 4. Embrio/mudigah: digunakan sampai usia kehamilan 11 minggu 5. Janin/fetus: digunakan setelah usia kehamilan 11 minggu

Masa kehamilan dibagi dalam tiga bulanan (trimester). Trimester pertama merupakanperkembangan dan pembentukan organ. Trimester kedua merupakan tahap perkembangan danpertumbuhan lanjutan. Trimester ketiga merupakan tahap akselerasi tumbuh kembang dan persiapan kelahiran.

Periode kehamilan Istilah-istilah yang berkaitan dengan periode kehamilan adalah: 1. Aterm: janin dikatakan cukup bulan apabila usia kehamilannya mencapai 38-42 minggu 2. Prematur/preterm: janin dengan minggu 3. Postmatur/postterm: janin dengan minggu 4. Perinatal: periode dimulai pada usia kehamilan 22 minggu dengan berat janin 500 gram hingga 7 hari setelah bayi dilahirkan 5. Masa nifas: periode segera setelah kelahiran bayi hingga 40 hari (6 minggu) dimana tubuh ibu kembali ke kondisi sebelum hamil usia kehamilan lebih dari 42 usia kehamilan kurang dari 38

BAB 4 PENUTUP

3.1 Saran Bagi para pembaca penulis minta maaf jika pada materi ini masih kurang lengkap. Dan penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat membangun agar makalah berikutnya bisa menjadi lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Verralls Sylvia, Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3, buku kedokteran EGC, Jakarta 1996. C. Pearce Evelyn, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, PT Gramedia, Jakarta 2009.

bidanshop.blogspot.com/2010/04/menentukan-usia-kehamilan.html unduh 25 maret 2011, 01:26 PM Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta. Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat. Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC. scribd.com/doc/48399043/MENENTUKAN-USIA-KEHAMILAN unduh 25 maret 2011, 01:30 PM Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai