Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN TELEPON TRIASE, SEBUAH PELUANG DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN Oleh : Wayunah (0906575644)

Abstrak Teknologi informasi dimanfaatkan dunia kesehatan untuk memberikan pelayanan yang cepat, efisien dan efektif. Telenursing merupakan wujud aplikasi penggunaan media komunikasi. Salah satu bentuk telenursing adalah keperawatan telepon triase. Telepon triase adalah suatu media pelayanan kesehatan pasien dengan memberikan informasi dan konseling melalui media telepon sehingga dapat mengatur kunjungan pasien dan mengurangi kedatangan pasien di rumah sakit. Umumnya dilakukan oleh organisasi tertentu baik swasta maupun pemerintah. Prosedur pelaksanaannya meliputi 6 tahap sama seperti proses keperawatan: pengkajian, diagnosa, perencanaan, intervensi, evaluasi, dan dokumentasi. Karena komunikasi melalui telepon, membutuhkan kemampuan mendengar yang baik, intuisi, dan keterampilan berpikir kritis. Untuk itu pelaksana perawat telepon triase harus dilakukan oleh perawat teregistrasi dengan tambahan pengetahuan, pengalaman, berfikir kritis, serta kemampuan komunikasi yang baik. Perangkat software komputer yang digunakan dapat berupa program algoritma triase atau system tertentu. Di Indonesia, teknologi ini masih belum berkembang, tetapi bisa menjadi peluang dalam pelayanan keperawatan professional di masa yang akan datang.

I.

Latar belakang Teknologi informasi dewasa ini terus meningkatkan. Bahkan telah merambah dunia kesehatan. Kebutuhan akan layanan kesehatan termasuk keperawatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat modern saat ini. Dengan berkembangnya teknologi informasi, masyarakat menjadi semakin familier dengan dunia cyber atau media internet untuk mendapatkan informasi kesehatan. Selanjutnya keinginan berkembang menjadi harapan akan layanan kesehatan melalui media informasi canggih seperti teleconference, videoconference, call center yang memudahkan masyarakat untuk medapatkan layanan kesehatan tanpa harus meninggalkan rumah. (Hutcherson M C. dari http://www.Nursing World.org/ Ojin 2001) Perkembangan teknologi komunikasi tersebut telah dimanfaatkan oleh keperawatan yang menjadi dijadikan peluang baru, sekaligus tanggung jawab. Keperawatan telenursing adalah salah satu perkembangan tehnologi bidang keperawatan yang paling spesial. Telenursing

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 1

adalah pengiriman semua jenis perawatan dan jasa melalui salah satu tehnologi komunikasi yang tersedia, yaitu : telepon, E-mail, FAX, Internet chat, video monitoring, dan video conference. Aplikasi telenursing dapat juga di kembangkan dalam model hotline/callcentre yang dikelola organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien dengan memberikan informasi dan konseling dalam mengatur kunjungan pasien dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. (wikipedia, 2006). Telenursing juga dapat dilakukan untuk pendidikan pasien, konsultasi jarak jauh, pemeriksaan uji laboratorium dan uji diagnostik serta dapat membantu dokter dalam implementasi protocol penanganan medis. Telenursing sudah diterapkan di berbagai negara seperti di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark, Belanda, Norwegia, Jordania, India dan bahkan Malaysia. Organisasi perawat Amerika pada tahun 1999 telah merekomendasikan pengembangan analisa komprehensif penggunaan telenursing. Di Amerika Serikat, 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang dapat ditanggulangi dengan telenursing dan di negara lainpun dilaporkan telah menggunakan pelayanan telekomunikasi di rumah untuk perawatan home care dengan telenursing. Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan. Saat ini penggunaan telenursing dengan call centrenya melalui telepon dan home care berkembang sangat pesat. Perawat dapat memantau kondisi klien seperti tekanan darah, kadar glukosa darah dan berat badan melalui internet. Dua hal yang paling aktif dalam keperawatan telenursing adalah telepon triase keperawatan dan manajemen penyakit. Telepon triase keperawatan merupakan bagian pokok dalam hal ini, tetapi laporan singkat tentang deskripsi manajemen penyakit memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 2

II. Tinjauan Teori 1. Pengertian Telepon Triase Definisi triase sangat bervariasi. Semua interaksi yang menggunakan telepon antara pasien dengan petugas kesehatan dianggap triase. Transmisi informasi dari pasien ke provider dimana provider dapat membuat keputusan tentang perawatan pasien serta tidak menutup kemungkinan memberikan informasi yang terkait dengan kesehatan pasien. Telepon triase sebenarnya sudah ada sejak diciptakannya telepon. Bahkan, Johnson, Johnson (1990) dalam Grossman, Valerie (2009) diceritakan bahwa Alexander Graham Bell menggunakan telepon untuk meminta bantuan ketika dia menumpahkan asam pada dirinya sendiri. Sedangkan organisasi Pemeliharaan Kesehatan (HMOs) mulai mendirikan gatekekeper atau pelayanan perijinan telepon pada tahun 1970-an. Pada tahun 1980-an, program terisolasi dikembangkan di seluruh negara, untuk melayani setiap panggilan yang berkaitan dengan perawatan kesehatan. (Wheeler, Windt, 1993). Pada tahun 1997, sebanyak 35 juta orang Amerika memiliki akses ke telepon triase yang ditetapkan. Sekarang telepon triase keperawatan telah berkembang dengan luas dibawah naungan telehealth keperawatan. Keperawatan telehealth mencakup pengiriman, manajemen, dan koordinasi pelayanan keperawatan melalui salah satu dari berbagai bentuk telekomunikasi, termasuk telepon, video conference, chatting, E-mail, FAX, dan lain-lain. Tujuannya adalah menghilangkan hambatan waktu dan jarak antara penyedia layanan dengan pasien. 2. Penyelenggara Program Telepon Triase Program telepon triase diselenggarakan oleh organisasi keperawatan secara sistematik dan terstruktur yang memanfaatkan Perawat terregistrasi (RNs) yang memiliki keterampilan tinggi, percaya diri dan konsisten dalam merespon kebutuhan klien. Perawat tersebut akan membantu klien dalam memberikan informasi mengenai keputusan perawatan kesehatan, sekaligus memperkuat persepsi klien terhadap pemberi pelayanan, system pelayanan kesehatan, dan manajemen perawatan kesehatan mereka. Menurut Grossman (2009) program telepon triase dapat berupa :

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 3

a. Departemen Emergensi Saluran telepon triase sering dikelola dan dijalankan oleh anggota Emengency Departements (DE), dan berdasarkan lokasi terletak atau dekat dengan ED. Perawat gawat darurat memiliki basis pengetahuan yang luas, terampil dalam penilaian pasien secara cepat. Dalam telepon triase, perawat ED membutuhkan rotasi untuk mempertahankan keterampilan klinis mereka. b. Organisasi Pemeliharaan Kesehatan Telepon triase merupakan bagian integral dari banyak organisasi pemeliharaan kesehatan yang menyediakan layanan penting kepada klien melalui system ini. Tingkat pemanggilan yang sering tinggi, membutuhkan keterampilan organisasi dan komunikasi yang optimal dari staff keperawatannya. c. Kantor Swasta Telepon triase dikembangkan ditempat praktek dokter, sebagai upaya untuk mengurangi kunjungan pasien yang tidak terlalu penting. Pasien lebih sering menelpon primary care provider (PCP) yang menanganinya untuk memberikan saran atau konseling sebelum meminta dibuatkan janji. Perawat triase harus

berpengetahuan luas, memiliki keterampilan wawancara yang baik, dan menguasai keterampilan pengkajian melalui teleponn dengan baik. d. Perusahaan Independen Independent dan/atau program berbasis masyarakat yang diselenggarakan oleh dokter dan pasiennya. Program ini dikelola oleh RNS terampil yang mengikuti protocol untuk menilai kondisi pasien dan membuat rekomendasi ke pemanggil. Dalam hal ini peran perawat otonom yang memungkinkan RN menaseh,ati pasien tentang berbagai masalah kesehatan, dari mencari perawatan emergensi sampai pendidikan kesehatan yang diperlukan dirumah.

3. Manfaat Telepon Triase Manfaat dari pelayanan kesehatan melalui telepon sangat banyak. Pemberi pelayanan kesehatan professional memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan pasien, baik individu, komuniatas dan lain-lain.

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 4

Akan selalu ada situasi dimana seseorang membutuhkan nasehat medis, tetapi tidak bisa mendatangi tempat layanan kesehatan diman dokter berada. Hal ini mungkin disebabkan karena tinggal di daerah terpencil yang sulit dijangkau, tidak memiliki kendaraan, hidup tanpa asuransi, atau masalah muncul pada tengah malam. Dengan pelayanan telepon triase, orang bisa mendapatkan jawaban atau saran untuk masalah kesehatan, seberapa seius atau seberapa kecil masalah yang dihadapinya. Hal ini jug adapt mengurangi frekuensi kunjungan ke tempay layanan kesehatan yang tentunya dapat menghemat pengeluaran.

4. Risiko Telepon Triase Terdapat risiko yang terkait denga telepon triase. Kualitas perawatan kesehatan selalu menjadi hasil akhir dari proses yang terlibat. Kegagalan dalam setiap langkah akan menimbulkan peningkatan risiko terhadap kualitas perawatan yang diberikan dan perawatan yang diterima pasien.

5. Proses Telepon Triase Menurut Grossman (2009) Ada 6 langkah proses telepon triase, yaitu: a. Memperkenalkan diri dan menjalin hubungan b. Melakukan wawancara/interview c. Menyusun penetapan keputusan yang berdasarkan protocol d. Memberikan saran yang telah ditentukan e. Menyimpilkan panggilan tersebut serta tindak lanjut yang diperlukan f. Dokumentasi panggilan

Sedangkan menurut Rutenberg (2009), proses mengikuti langkah-langkah proses keperawatan yaitu tahap pengkajian, penetapan diagnose, perencanaan, intervensi, dan evaluasi. a. Pengkajian Ketika komunikasi dilakukan melalui telepon, perawat hanya mengandalkan pendengaran, intuisi, dan pengetahuan keperawatan. Perawat telepon triase mendengarkan apa yang dikatakan pasien, apa yang tidak dikatakan pemanggil, dan

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 5

mewaspadai isyarat oral. Riwayat penyakit yang diberikan oleh penelepon sebagai informasi subjektif. Tujuan informasi dapat dikumpulkan dengan mendengarkan nafas pasien, kejelasan berbicara, dan kesesuaian wacana. Temuan seperti mengi, takipnea, batuk produktif (kering), bicara cadel, kebingungan, dan disorientasi adalah contoh data objektif yang dapat langsung dinilai melalui telepon. Informasi tambahan lain dapat diperoleh dengan pengamatan langsung oleh pasien/penelepon. Caranya dengan memberikan instrument khusus (misalnya untuk pasien penyakit kronis yang membutuhkan pemantauan di rumah) sehingga pasien dapat memberikan pengukuran objektif seperti suhu, tekanan darah, berat badan, gula darah, dan sirkulasi darah. Disamping informasi yang dapat diukur secara langsung, penelepon juga dapat membuat berbagai pengamatan kunci, yang sebelumnya telah dilatih oleh perawat. Contohnya dalam penilaian luka gores. Jika ditanya, pemanggil akan menggambarkan lokasi, ukuran, penampilan, adanya materi asing, dan apakah ada atau tidak adanya perdarahan. Contoh lain mungkin jumlah, karakter, dan bau muntahan. Meskipun pengamatan ini tidak terlalu tepat, tetapi paling tidak mereka dapat melaporkan apakah itu banyak atau hanya sedikit, apakan isi lambung jelas, kuning/hijau, ada darah, atau seperti ampas kopi, dan apakah ada bau feses. Aturan praktis yang baik untuk diingat adalah bahwa perawatan apapun dapat dilakukan dengan mata, tangan, atau hidung dengan arahan yang cukup dari perawat (Rutenberg, 2009). b. Diagnosa Dalam telepon triase, diagnose dinyatakan sebagai ukuran yang mendesak. Apakan masalah termasuk kedalam kondisi emergensi (mengancam kehidupan, anggota badan, atau kecacatan), Urgen (mengancam kehidupan, anggota badan, atau kecacatan), atau rutin atau non-urgen. Diagnosa juga meliputi penentuan kebutuhan pasien untuk perawatan seperti dukungan, bimbingan, jaminan, pendidikan, pelatihan, dan perawatan lainnya yang memfasilitasi kemampuan pasien untuk mencari perawatan atau cukup perawatan diri. c. Perencanaan Dalam telepon triase, rencana harus bersifat kolaboratif. Perawat harus dengan seksama menyelidiki keadaan yang berlaku dengan pasien, mengidentifikasi factorfaktor kunci yang penting, dan mengembangkan rencana perawatan yang diterima

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 6

pasien. Hal ini sering membutuhkan proses negosiasi, didukung dengan pendidikan pasien. Adalah tugas perawat untk bertindak berdasarkan kepentingan terbaik pasien dan kemungkinan pasien dapat mengikuti. Kolaborasi juga mungkin perlu dengan anggota tim kesehatan lain juga. d. Intervensi Dalam analisis akhir, bisa memungkinkan bahwa perawat tidak dapat melakukan apaapa untuk pasien. Oleh karena itu harus ada pendukung lain yang tersedia, misalnya dokter untuk menentukan tindakan yang diinginkan. Dalam hal ini, mungkin perawat perlu melakukan rujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan lain. Untuk itu, perawat triase harus mengidentifikasi sumber daya untuk mengangkut pasien dengan tepat. Jika pasien yang dirujuk untuk perawatan, maka perawat menyarankan tim perawatan kesehatan rujukan dan memberikan informasi yang relevan kepada personil yang tepat. Oleh karena itu perawat telepon triase juga memiliki peran penting dalam kesinambungan perawatan pasien Protocol triase atau pedoman tindakan juga dapat dipilih. Protokol ini memastikan bahwa saran yang diberikan ke pemanggil konsisten dan tepat. Protokol dapat diperoleh dari system berbasis computer berupa program khusus atau system manual teks-teks referensi dan kertas laporan. e. Evaluasi Langkah terakhir dalam proses keperawatan adalah evaluasi. Ada banyak cara yang bagus untuk mengevaluasi panggilan telepon. Kita dapat mengukur kepuasan pasien, sesuai dengan pedoman, rencana keperawatan, atau indicator kualitas organisasi lainnya. Namun, dalam konteks organisasi keperawatan, evaluasi adalah ukuran dari apakah tindakan yang diambil tersebut efektif atau tidak. Jika pasien tidak membaik, perawat memiliki anggung jawab untuk menilai kembali pasien, mengkonfirmasikan diagnose urgen, merevisi rencana perawatan jika diperlukan, merencanakan rencana itu, dan kemudian mengevaluasi kembali. Pertemuan ini bukan yang terakhir, sampai perawat memiliki keyakinan memadai bahwa pasien akan menelepon kembali atau mencari perawatan yang tepat jika kondisi mereka memburuk atau gagal untuk meningkatkan seperti yang diharapkan.

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 7

Sebagai catatan akhir, adalah penting bahwa perawat telepon triase harus bertindak hati-hati, karena semua penilaian pasien melalui telepon, yang mungkin saja mengabaikan parameter penilaian utama. Jika ada keraguan tentang disposis yang suda dibuat, maka perawat telepon triase harus selalu bersandar pada arah keselamatan pasien. Dan dokumentasi seluruh panggilan, termasuk hal yang positif dan negative relevan serta pemahaman pasien, niat untuk mematuhi, dan kenyamanan dengan rencana perawatan adalah elemen penting dari total pertemuan.

Jadi menurut American Academy of Ambulatory Care Nursing (AAACN) dapat disimpulkan bahwa kegiatan dalam telepon triase meliputi : a. Memberikan penilaian keperawatan b. Memberikan perawatan c. Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling d. Memberikan rujukan ke sumber daya kesehatan lain e. Mengimplementasikan protocol khusus berdasarkan kondisi pasien f. Mengevaluasi tindakan

6. Seleksi Perawat Telepon Triase Pengkajian pasien dalam setting call centre yang formal harus dilakukan oleh seorang perawat yang terregistrasi (RN), menggunakan pendukung perangkat lunak dalam pengambilan keputusan canggih. Meskipun penggunaan panduan komputerisasi ini merupakan standar keperawatan, tetapi penting bahwa perawat juga memiliki kemampuan berfikir kritis dan latihan penilaian klinis dalam memberikan perawatan pada pasien. Jika perawat tergantung pada alat pendukung pedoman dan keputusan, berpotensi untuk mengabaikan unsur-unsur penting dalam mengatasi masalah pasien. Ada persyaratan khusus yang dibutuhkan untuk perawat dibalik telepon dalam layanan telepon triase. Semua tingkat pendidikan dapat mesuk ke dalam tim perawat telepon triase. Tetapi pengalaman adalah kebutuhan utama, walaupun tersedia kelas untuk mengikuti pelatihan/pendidikan. Banyak vendor yang menyediakan program

terkomputerisasi untuk fasilitas pendidikan yang memiliki penawaran untuk membantu perawat yang ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini.

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 8

Tenaga professional yang menjadi perawat telepon triase telah bertahun-tahun melakukan pelatihan, pendidikan, dan tentunya memiliki pengalaman yang kuat. Untuk memastikan bahwa setiap perawat dapat melakukan pekerjaan dan memberikan pelayanan kepada pasien yang memanggil harus ditunjang dengan dukungan terbaik serta protokol khusus, diikuti software yang digunakan. Selain itu seorang perawat triase juga harus mengusai teknologi komputer Selain itu, syarat yang lain adalah perawat harus memiliki keahlian komunikasi yang baik, kemampuan berfikir kritis, kemampuan menangani situasi stress, kemampuan untuk berfunsi secara independen, memiliki berbagai pengalaman klinis, dan kemampuan untuk mendokumentasikan riwayat penyakit (Sara, 2005)

7. Sistem Telephone Triase Teknologi yang digunakan oleh perawat telepon triase sangat menakjubkan. Biasanya call centre memiliki system perangkat lunak atau platform yang dirancang untuk mendukung tidak hanya triase, tetapi juga informasi yang berkaitan dengan kesehatan pada umumnya. Biasanyan seorang perawat triase akan menggunakan platform computer yang memiliki backend database. Hal ini menjamin kehandalan dan akurasi, serta kemudahan penggunaan. Salah satu jenis teknologi yang masuk ke dalam system ini termasuk VOIP atau voice over internet, yeng merupakan teknologi yang banyak digunakan. Emergency nurse telah meluncurkan perangkat system telepon triase untuk mengurangi Ambulance call-out. Perangkat ini disebut NHS Pathways, suatu software pengkajian klinik. Alat ini membantu operator telepon triase emergensi dapat mengecek gejala pemanggil. (Gillen, 2010) Komputer yang digunakan oleh perawat telepon triase dilengkapi dengan program algoritma triase atau algoritma yang mungkin dalam bentuk manual. Algoritma adalah program yang memberikan petunjuk pada perawat untuk membantu perawat menilai klien tanpa melompat dari masalah utama dari gejala penyakit tertentu.

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 9

III. Pembahasan Telepon triase merupakan hasil perkembangan teknologi yang bisa di jadikan peluang baru yang dapat dilakukan oleh tenaga perawat dalam memberikan layanan asuhan keperawatan pada pasien. Perawat telepon triase tidak hanya menjawab pertanyaan kesehatan melalui telepon , tetapi juga harus menilai kesehatan klien seperti halnya ketika bertemu bertatap muka. Fungsi perawat telepon triase adalah menentukan tngkat keparahan pemanggil

dengan menggunakan serangkaian algoritma tertentu. Penggunaan telepon trise di Negara-negara maji sudah dilakukan sejak lama, bahkan dumulai sejak munculnya teknologi komunikasi. Aplikasi praktek perawata telepon triase umumnya digunakan untuk menmonitor pasien-pasien dengan penyakit kronis,seperti pasien Ca colorectal, CHF, tindakan pembedahan, perawatan pediatric, dan masalah kesehatan mental yang membutuhkan follow up. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Lucia et all (2007) yang meneliti tentang kontak antara perawat triase dengan penderita kanker, mengatakan bahwa telepon adalah sama pentingnya seperti sebuah stetoskop. Hal ini menunjukkan bahwa follow up melalui telepon pada penderita kanker sangat penting, dan ini merupakan bagian integral dari proses praktek komunitas onkologi. Dalam hal ini pasien dapat melaporkan berbagai hal mengenai kesehatannya, seperti keluhan, gejala klinik, hasil laboratorium maupun hasil pemeriksaan lainnya.

Berdasarkan beberapa penelitian disimpulkan adanya peningkatan penggunaan jasa penggunaan telepon triase. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Stapless & Earle (2007) yang meneliti tentang Intervensi keperawatan yang diberikan melalui telepon pada pasien yang menderita CHF di klinik Heart Failure di Souttheastern Ontario selama tahun 2007. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ombinasi antara perawat prktisis dan perawat teregistrasi dengan arahan medis dapat mengatasi masalah yang biasa timbul pada pasien CHF melalui pelayanan dengan media telepon.

Praktek keperawatan di Indonesia yang berbasis multi media dan media komunikasi belum berkembang seperti halnya di Negara-negara maju, seperti Australia dan Amerika. Penggunaann di Indosesia masih terbatas pada area pendidikan dan kosultasi kesehatan.

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 10

Meskipun sekarang banyak rumah sakit yang sudah menyediakan layanan konsultasi melalui telepon, tetapi hanya rumah sakit yang berada di kota-kota besar saja, sedangkan di daerah masih sangat jauh untuk dikembangkan system seperti ini karena belum di dukung oleh sarana dan fasilitas yang mumpuni.

Dimasa yang akan dating sebenarnya praktek keperawatan telepon triase dapat menjadi peluang untuk memasyarakatkan pelayanan keperawatan, karena dengan metoda ini akan lebih menjangkau seluruh masyarakat. Dalam asuhan keperawatan telepon triase diperlukan integrasi kebijakan umum dengan kesehatan yang mengatur praktik keperawatan, SOP (Standar operasional Procedur), etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi. Kegiatan

keperawatan telepon triase harus terintegrasi dengan strategi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan asuhan keperawatan dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan dengan menggunakan model informasi berbasis internet.

IV. Kesimpulan 1. Telepon triase adalah system yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menggunakan media telepon. 2. Penggunaan telepon triase di Negara maju sudah banyak, sedangkan di Negara berkembang masih membutuhkan perbaikan sarana dan prasarana 3. Penggunaan telepon triase banyak digunakan dalam perawatan penyakit kronis 4. Perawat yang melaksanakan telepon triase harus perawat yang professional dengan berbagai kemampuan yang harus dimiliki.

V. Rekomendasi 1. Sosialisasi kepada masyarakat tentang apa itu keperawatan telepon triase 2. Diperlukan software yang mendukung penerapan telepon triase. 3. Diperlukan persiapan sumber daya manusia dan sumber daya pendukung dalam pelaksanaan telepon triase dalam aplikasi tindakan keperawatan

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 11

VI. Daftar Pustaka Barnet, Tony, Henderson, Susan. (2009). Nurse-led telephone triage in australian rural mental health service. International Journal of Nursing Practice. diakses tanggal 26 Oktober 2010 melalui http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewe Gillen, Sally. (2010), Telephone triage system launced to reduce ambulance call-out. Emergency Nurse, 18 (3) : 7. Diakses melalui http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewe Grossman, Valerie. (2009). Telephon triage. Pediatric Emergency Departement Nurse diakses pada tanggal 26 Oktober 2010 melalui http://web.ebscohost.com/ehost/pdf Hutcherson M C.(2001). Legal Considerations for nurses practicing in a telehealth setting. http: //www.Nursing World.org/Ojin. pada tanggal 29 Oktober 2010 Lucia, Victoria C, Decker, Veronica B, Israel, Cynthia E, and Decker, David A. (2007). Telephone contack between triage nurses and cancer patients: an integral part of a community oncology practice. Community Oncology. diakses tanggal 29 Oktober 2010 melalui www.CommunityOncology.net Martono, N (2006). Telenursing (Pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelangg Indonesia Sehat 2010 Diambil dari : http://www.inna.ppni.org pada tanggal 13 Oktober 2010 National Council (1997). The National Council of Boards of Nursing Position Paper on Telenursing : A Challenge to Regulation diambil dari http://www.en.wikipedia.org.wiki pada tanggal 13 Oktober 2010 ________, Telenursing. diambil dari http://www.en.wikipedia.the free ensiclopedia pada tanggal 13 Oktober 2010 Rutenberg, Carol. (2009). Telephone triage: Timelly tips. American Academy of Ambulatory Clinical Nursing (AAACN). diakses tanggal 26 Oktober 2010 melalui http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewe Sara, Courson. (2005) What is telephone nurse triage? Conection Magazine, diakses tanggal 31 Oktober 2010 melalui http://www.connectionsmagazine.com/articles/5/090.html, Staples, Patti, and Early, Wendy. (2007). The nature of telephone nursing interventions in a heart failure clinical setting. Canadian Journal of Cardiovascular Nursing. diakses tanggal 26 Oktober 2010 melalui http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewe Wheeler, S., Windt, J. (1993). Telephone triage : Theory, practice, and protocol development. Albany, NY : Delmar Publisher. diakses tgl 26 Oktober 2010 melalui http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewe

Tugas UTS SIM, November 2010

Page 12

Anda mungkin juga menyukai