Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini berisi daftar yang lebih baik ditulis dalam bentuk prosa. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengubah artikel ini ke dalam bentuk prosa, jika sesuai. Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.[tampilkan] Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.[rujukan?] Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode.[rujukan?] Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. [1] Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.[rujukan?] Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. [2] Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.[rujukan?]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Prinsip metodologi o 1.1 A. Rene Descartes o 1.2 B. Alfred Julesayer o 1.3 C. Karl Raimund Popper 2 Karakteristik penelitian 3 Proses penelitian 4 Paradigma penelitian o 4.1 Paradigma kuantitatif o 4.2 Paradigma kualitatif o 4.3 Perbedaan paradigma kuantitatif dengan paradigma kualitatif 5 Metode ilmiah 6 Karakteristik ilmu 7 Jenis-jenis penelitian ilmiah 8 Kriteria penelitian ilmiah
9 Penelitian bisnis 10 Klasifikasi penelitian bisnis o 10.1 Berdasarkan tujuan penelitian o 10.2 Berdasarkan karakteristik masalah o 10.3 Berdasarkan jenis data 11 Referensi
3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai berikut[rujukan?]: (a) Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak. (b) Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan. (c) Berusaha lebih mengubah diri sendiri dari pada merombak tatanan dunia. 4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera.[rujukan?] Kita memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain.[rujukan?] Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.[rujukan?] 5. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas).[rujukan?] Tubuh (ResExtensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. [rujukan?] Atas ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani.[rujukan?] Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh.[rujukan?] Jiwa manusia itu abadi.[3]
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat. 2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi) secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum. K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris. 3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahankesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin diperkokoh (CORROBORATI[5]ON).
tunggal, bebeas nilai.[rujukan?] Sebaliknya menurut asumsi paradigma kualitatif, penelitian berinteraksi dengan fakta yang diteliti sehingga lebih bersifat subyektif, tidak bebeas nilai, 2 Proses penelitian paradigma kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif, sedangkan pada penelitian paradigma kualitatif menggunakan pendekatan induktif.[rujukan?] 3. Paradigma kuantitatif menekankan pengujian teori dengan analisis kuantitatif dibandingkan pendekatan kualitatif yang memberikan tekanan pada penyusunan teori melalui pengungkapan fakta dengan analisis kualitatif. [7]
(6) Taraf Penelitian; (7) Teknik yang digunakan; (8) Keilmiahan; (9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan.
Langkah pertama hingga ketiga merupakan alur berfikir deduktif, sedangkan langkah keempat adalah alur berfikir induktif. Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian kuantitatif merujuk pada rentetan penyelesaian masalah menggunakan pendekatan ilmiah (SPSA = scientific problem solving approach).
Merujuk pada gambar tersebut maka terdapat komponen-komponen penting didalam penelitian kuantitatif, meliputi sebagai berikut: 1) Obyek terteliti, yaitu sesuatu (bisa berupa individu, keluarga, organisasi, institusi dan lain sebagainya) dimana permasalahan penelitian melekat padanya. Misal pada topik penelitian: Kenakalan remaja di Pedesaan, maka yang menjadi subyek penelitian adalah remaja 2) Variabel penelitian, yaitu karakteristik dari subyek penelitian yang relevan dengan permasalahan, dimana data akan diukur padanya. Untuk topik tersebut, variabel penelitian antara lain: pendidikan, pekerjaan, kebiasaan, etika, dll. 3) Unit sampel, yaitu satuan yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan sampel. Dalam topik tersebut, unit sampel adalah remaja, bukan rumah tangga dan juga bukan RT (rukun tetangga). Bilamana besar sampel adalah n = 100, maka sampel dalam penelitian tersebut adalah 100 remaja. 4) Unit analisis, yaitu satuan yang akan digunakan sebagai dasar proses perhitungan atau analisis statistika, di dalam program SPSS disebut case. 5) Responden (unit observasi), yaitu seseorang yang dapat memberikan jawaban pada proses pengukuran variabel. Pada topik tersebut respondennya adalah remaja, orang tua, teman, dll. Secara umum, berdasarkan permasalahannya, terdapat tiga tipe dalam penelitian sosial, yaitu: penelitian eksploratif (Explorative research), penelitian deskriptif (descriptive research), dan penelitian eksplanatori (explanatory research). Penelitian eksploratif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk melakukan eksplorasi (penggalian) informasi (ilmiah). Penelitian diskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendiskripsikan (menggambarkan secara jelas dan terinci) mengenai aspek-aspek yang relevan dari fenomena yang menjadi ketertarikan peneliti. Pada tipe
penelitian eksploratif dan deskriptif, secara umum tidak diperlukan rumusan hipotesis, hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa pada kedua tipe penelitian tersebut jawaban terhadap permasalahan hanya bisa diperoleh melalui data empiris dari lapangan. Penelitian eksplanatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan penjelasan mengenai hubungan (kausalitas) antar variabel; melalui pengujian hipotesis (salah satunya menggunakan statistik inferensial). Pada penelitian eksplanatif, rumusan masalah secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu permasalahan komparatif dan asosiatif. Khusus yang bersifat asosiatif dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a) Simetri, dimana sifat hubungan antar variabel tidak ada yang saling mempengaruhi (nonkausalitas), (b) Asimetri, dimana hubungan antar variabel yang terjadi adalah bersifat yang satu mempengaruhi (independen) lainnya (dependen), dengan demikian bersifat kausalitas satu arah, dan (c) Resiprokal, yaitu hubungan antar variabel yang terjadi bersifat saling mempengaruhi (kusalitas bolak-balik).