Anda di halaman 1dari 14

MASA PEMERINTAHAN MANTAN PRESIDEN ALMARHUM SOEHARTO DI LIHAT DARI KACA MATA DIALEKTIKA HEGEL I. PENDAHULUAN I.

1 Latar Belakang Di dunia dan kehidupan sekarang ini banyak kita temukan hal-hal yang menarik untuk diperbincangkan. Banyak sekali fenomena-fenomena kehidupan yang kita temukan yang dapat dilihat dari berbagai bidang, misalnya ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, entertainment, kemanusiaan, dan lain sebagainya. Ke semua bidang ini sangatlah menarik untuk diperhatikan lebih lanjut. Tak hanya dari kaca mata linguistik, dari kaca mata filsafat pun semua ini bias di telaah dan di lihat lebih dalam. Akan halnya bidang politik, dalam bidang linguistik dapat diaplikasikan beberapa teori untuk melihat lebih dalam suatu permasalahan, begitupun bidang filsafat. Beberapa teori filsafat juga dapat diaplikasikan ke dalam beberapa fenomena-fenomena di atas yang telah disebutkan. Salah satunya teori dialektika yang dikemukakan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel, yaitu mengenai tesis, antithesis, dan sintesa. Teori ini akan diaplikasikan untuk melihat masa pemerintahan Alm. Presiden Soeharto yang masih menarik untuk diperbincangkan, karena Beliau termasuk salah satu Presiden yang berjasa dalam keutuhan bangsa dan berjasa bagi Negara Indonesia. I.2 Rumusan masalah Almarhum Presiden Soeharto adalah salah satu Presiden RI yang memerintah cukup lama di Negara kita Indonesia. Ada begitu banyak jasa beliau tetapi di samping itu juga banyak menimbulkan kontroversi selama masa Pemerintahan beliau. Maka, masalah yang akan diteliti di sini yaitu akan melihat bagaimana pemerintahan Alm. Presiden Soeharto di lihat dari kaca mata teori Dialektika Hegel.
1

I.3

Batasan masalah Masalah dalam makalah ini hanya akan di batasi pada masa-masa terakhir pemerintahan Almarhum Presiden Soeharto. Karena masa tersebut merupakan masa yang sangat penting bagi pemerintahan Indonesia. Dimana banyak seali terjadi demo, kerusuhan dimana-mana, demi menuntut keadilan yang di lakukan oleh beberapa pihak terkait. Adapun teori yang digunakan yaitu, teori dialektika yang dikemukakan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel, yang terdiri dari tesis, antithesis, sintesa.

I.4

Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk melihat mengaplikasikan sekaligus melihat bagaimana pemerintahan Almarhum Presiden Soeharto dari kaca mata teori dialektika Georg Wilhelm Friedrich Hegel.

I.5

Metode penelitian Dalam makalah ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. II. LANDASAN TEORI

II.1

Georg Wilhelm Friedrich Hegel Georg Wilhelm Friedrich Hegel (lahir 27 Agustus 1770 meninggal 14 November 1831 pada umur 61 tahun) adalah seorang filsuf idealis Jerman yang lahir di Stuttgart, Wrttemberg, kini di Jerman barat daya. Pengaruhnya sangat luas terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para pengagumnya (F. H. Bradley, Sartre, Hans Kng, Bruno Bauer, Max Stirner, Karl Marx), dan mereka yang menentangnya (Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche, Heidegger, Schelling). Beliau ini adalah salah satu filsuf Jerman yang paling masyhur dan menjadi banyak rujukan dari pemikiran Idealisme pada masa
2

sekarang ini. Idealisme yang dimaksud adalah salah satu jenis pemikiran yang mengutamakan ide atau gagasan sebagai sumber kebenaran. Biasanya, Idealisme dilawankan dengan Empirisisme atau jenis pemikiran yang mengutamakan pengalaman atas kenyataan sebagai sumber kebenarannya. Hegel belajar teologi di Universitas Tubingen hingga meraih doktor pada 1791. Ketika itu, karya tulisnya masih bertaut dengan agama Kristen, misalnya The Life of Jesus dan The Spirit of Chiristiany (Tafsir, 2004: 152). Hegel mulai menekuni filsafat ketika pada 1801 bertemu dengan Schelling di Universitas Jena, dan turut mengajar mata kuliah Filsafat di sana, hingga jerih payahnya membuahkan karya filsafat pertama berjudul The Difference Between Fichtes and Schellings Systems of Philosophy (http://plato.stanford.edu, 2008). Dalam hidupnya dia curahkan untuk mempelajari dan mengkaji filsafat secara mendalam,dengan banyak membaca artikel,buku-buku dari beberapa pemikir filsafat yang sempat pula mempengaruhinya seperti; Aristoteles, Descartes, dan Kant (yang juga sempat ia kritisi), hingga menelurkan beberapa karya yang cukup berpengaruh seperti; Phenomenology of Spirit (yang dlm bahasa Inggris diterjemahkan Phenomenology of Mind,bahasa Jerman Phnomenologie des Geistes),sekilas menggambarkan pemikiran Hegel yang idealisme monistik,atau menjelaskan tentang keyakinannya perihal satu pemikiran atau substansi,disini dia sependapat dengan pemikiran Baruch Spinoza,kemudian Science Of Logic, dan beberapa diktat kuliahnya sewaktu mengajar dibeberapa perguruan tinggi. II.2
II.2.1

Teori-Teori Hegel Metafisika dan Ruh absolute Filsafat Hegel sering disebut sebagai puncak idealisme Jerman. Filsafatnya banyak diinspirasikan oleh Imanuel Kant dengan filsafat ilmunya (filsafat dualisme), Kant melakukan pengkajian terhadap kebuntuan perseteruan antara Empirisme dan Rasionalisme, keduanya bagi Kant terlalu ekstrem dalam
3

mengklaim sumber pengetahuan. Revolusi Kantian kemudian berhasil menemukan jalan keluarnya. Hegel yang pada awalnya sangat terpengaruh oleh filsafat Kant tersebut kemudian menemukan jalan keluarnya melalui kontemplasi yang terus menerus. Ketertarikan Hegel sejak awal pada metafisika, meyakinkannya bahwa ada ketidak jelasan bagian dunia, bagi Bertrand Russell pemikirannya kemudian merupakan Intelektualisasi dari wawasan metafisika Dengan metafisika kemudian Hegel mencoba membangun suatu sistem pemikiran yang mencakup segalanya baik Ilmu Pengetahuan, Budaya, Agama, Konsep Kenegaraan, Etika, Sastra, dll. Hegel meletakkan ide atau ruh atau jiwa sebagai realitas utama, dengan ini ia akan menyibak kebenaran absolut dengan menembus batasan-batasan individual atau parsial. Kemandirian benda-benda yang terbatas bagi Hegel dipandang sebagai ilusi, tidak ada yang benar nyata kecuali keseluruhan (The Whole). Hegel memandang Realitas bukanlah suatu yang sederhana, melainkan suatu sistem yang rumit. Ia membangun filsafat melalui metafora pertumbuhan biologis dan perubahan perkembangan atau bisa disebut dengan organisme. Pengaruh konsep organisme pada diri Hegel, membuatnya memandang bahwa organisme merupakan model untuk memahami kepribadian manusia, masyarakat, institusi, filsafat dan sejarah. Dalam hal ini organisme dipandang sebagai suatu hirarki, kesatuan yang saling membutuhkan dan masing-masing bagian memiliki peran dalam mempertahankan suatu keseluruhan. Segala sesuatu yang nyata adalah rasional dan segala sesuatu yang rasional adalah nyata (all that is real is rational and all that is rational is real) adalah merupakan dalil yang menegaskan bahwa luasnya ide sama dengannya luasnya realitas. Dalil ini berbeda dengan yang dinyatakan oleh keum empiris tentang realitas, yang nyata bagi kaum empiris secara tegas ditolak oleh Hegel, sebab baginya itu tidaklah rasional, hal tersebut terlihat rasional karena merupakan bagian dari aspek keseluruhan.
4

Hegel meneruskan bahwa keseluruhan itu bersifat mutlak dan yang mutlak itu bersifat spiritual yang lambat laun menjadi sadar akan dirinya sendiri. Jadi realitas pada kesendiriannya bukanlah hal yang benar-benar nyata, tetapi yang nyata pada dirinya adalah partisipasinya pada keseluruhan. Dalam bukunya Phenomenologi of Mind (1807), Hegel menggambarkan tentang yang mutlak sebagai bentuk yang paling sempurna dari ide yang selanjutnya menjadi ide absolut. Ide absolut menurut Bertrand Russell adalah pemikiran murni, artinya adalah bahwa ide absolut merupakan kesempurnaan fikiran atau jiwa yang hanya dapat memikirkan dirinya sendiri. Pikirannya dipantulkan kedalam dirinya sendiri melalui kesadaran diri.
II.2.2

Dialektika Hegel (Tesis, antitesis, dan sintesis) Dialektika merupakan metode yang dipakai Hegel dalam memahami realitas sebagai perjalanan ide menuju pada kesempurnaan. Menelusuri meteri baginya adalah kesia-siaan sebab materi hanyalan manifestasi dari perjalanan ide tersebut. Dengan dialektika, memahami ide sebagai realitas menjadi dimungkinkan. Dialektika dapat dipahami sebagai The Theory of the Union of opposites (teori tentang persatuan hal-hal yang bertentangan). Terdapat tiga unsur atau konsep dalam memahami dialektika yaitu pertama, tesis, kedua sebagai lawan dari yang pertama disebut dengan antitesis. Dari pertarungan dua unsur ini lalu muncul unsur ketiga yang memperdamaikan keduanya yang disebut dengan sinthesis. Dengan demikian, dialektika dapat juga disebut sebagai proses berfikir secara totalitas yaitu setiap unsur saling bernegasi (mengingkari dan diingkari), saling berkontradiksi (melawan dan dilawan), serta saling bermediasi (memperantarai dan diperantarai). Untuk memahami proses triadic itu (thesis, Antitesis, dan sithesis), Hegel menggunakan kata dalam bahsa Jerman yaitu aufheben Kata ini memiliki makna menyangkal, menyimpan dan mengangkat. Jadi dialektika bagi
5

Hegel bukanlah penyelesaian kontradiksi dengan meniadakan salah satunya tetapi lebihdari itu. Proposi atau tesis dan lawannya antitesis memiliki kebenaran masing-masing yang kemudian diangkat menjadi kebenaran yang lebih tinggi. Tj. Lavine menerangkan proses ini sebagai berikut: (1). menunda klonflik antara tesis dan antithesis, (2). Menyimpan elemen kebenaran dari tesis dan antithesis, dan (3). Memgungguli perlawanan dan meninggikan konflik hingga mencapai kebenaran yang lebih tinggi. III. Pembahasan
III.1

Biografi Mantan Presiden Indonesia: Alm. Presiden Soeharto

( sumber di ambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto) Jend. Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto, (lahir di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, 1921 meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kedua (19671998), menggantikan Soekarno. Di dunia internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer "The Smiling General" (bahasa Indonesia: "Sang Jenderal yang Tersenyum") karena raut mukanya yang selalu tersenyum di muka pers dalam setiap acara resmi kenegaraan. Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa. Pada 1 Juni 1940, ia diterima sebagai siswa di sekolah militer di Gombong, Jawa Tengah. Setelah enam bulan menjalani latihan dasar, ia tamat sekolah militer sebagai lulusan terbaik dan menerima pangkat kopral. Ia terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong serta resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.

Dia bergabung dengan pasukan kolonial Belanda, KNIL. Saat Perang Dunia II berkecamuk pada 1942, ia dikirim ke Bandung untuk menjadi tentara cadangan di Markas Besar Angkatan Darat selama seminggu. Setelah berpangkat sersan tentara KNIL, dia kemudian menjadi komandan peleton, komandan kompi di dalam militer yang disponsori Jepang yang dikenal sebagai tentara PETA, komandan resimen dengan pangkat mayor, dan komandan batalyon berpangkat letnan kolonel. Tepatnya, 2 Januari 1962, Brigadir Jenderal Soeharto diangkat sebagai Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Mayor Jenderal Soeharto dilantik sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat dan segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ormas-ormasnya. Setelah diangkat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) pada 1 Mei 1963, ia membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) untuk mengimbangi G-30-S yang berkecamuk pada 1 Oktober 1965. Dua hari kemudian, tepatnya 3 Oktober 1965, Mayjen Soeharto diangkat sebagai Panglima Kopkamtib. Jabatan ini memberikan wewenang besar untuk melakukan pembersihan terhadap orang-orang yang dituduh sebagai pelaku G-30-S/PKI. Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS pada Maret 1967, Soeharto yang telah menerima kenaikan pangkat sebagai jenderal bintang empat pada 1 Juli 1966 ditunjuk sebagai pejabat presiden berdasarkan Tap MPRS No XXXIII/1967 pada 22 Februari 1967. Selaku pemegang Ketetapan MPRS No XXX/1967, Soeharto kemudian menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno. Melalui Sidang Istimewa MPRS, pada 7 Maret 1967, Soeharto ditunjuk sebagai pejabat presiden sampai terpilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan umum. Soeharto yang mengawali kekuasaannya sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967 dan menjadi presiden pada 27 Maret 1968 terus menggenggam jabatan itu selama 31 tahun. Semula ada yang memperkirakan bahwa Soeharto akan menolak pencalonannya kembali sebagai presiden untuk periode yang keenam pada tahun 1998 setelah istrinya meninggal dunia pada 28 April 1996. Perkiraan itu
7

ternyata keliru. Ketika usianya mencapai 75 tahun, ia bukan saja bersedia untuk dicalonkan kembali tetapi menerima untuk diangkat kembali sebagai presiden untuk periode 1998-2003. Ia menerima penganugerahan Bintang Lima atau Pangkat Jenderal Besar saat berusia 76 tahun (39 September 1997). Pada 1997, menurut Bank Dunia, 20 sampai 30% dari dana pengembangan Indonesia telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. Krisis finansial Asia di tahun yang sama tidak membawa hal bagus bagi pemerintahan Presiden Soeharto ketika ia dipaksa untuk meminta pinjaman, yang juga berarti pemeriksaan menyeluruh dan mendetail dari IMF. Meskipun sempat menyatakan untuk tidak dicalonkan kembali sebagai Presiden pada periode 1998-2003, terutama pada acara Golongan Karya, Soeharto tetap memastikan ia terpilih kembali oleh parlemen untuk ketujuh kalinya di Maret 1998. Setelah beberapa demonstrasi, kerusuhan, tekanan politik dan militer, serta berpuncak pada pendudukan gedung DPR/MPR RI, Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 untuk menghindari perpecahan dan meletusnya ketidakstabilan di Indonesia. Pemerintahan dilanjutkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie. Di tengah upaya membela diri berkaitan dengan kasus penyalahgunaan kekuasaan, Soeharto terkena serangan stroke ringan dan dirawat selama sepuluh hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta pada 20 Juni 1999. Pada 14 Agustus 1999, Soeharto dirawat untuk kedua kalinya di RSPP selama lima hari, karena pendarahan pasa usus. Pada 7 Mei 2006, Soeharto kembali masuk RSPP dan menjalani operasi pembedahan untuk menghentikan pendarahan pada saluran cerna oleh tim dokter terpadu. Soeharto kembali dirawat di RSPP karena kadar hemoglobin rendah, tekanan darah turun, dan ada penimbunan cairan sehingga tubuhnya membengkak. Setelah dirawat 245 hari sejak 4 Januari 2008, Soeharto meninggal dunia pada 27 Januari 2008 akibat kegagalan multi-organ.
III.2

Masa Pemerintahan Mantan Presiden Almarhum Soeharto di lihat Kaca Mata Dialektika Hegel (Sumber dikutip dari:
8

dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Trisakti,http://id.wikipedia.org/wiki/Soeha rto) III.2.1 Tesis Tesis merupakan perwujudan atas pandangan tertentu. Maka dalam hal ini kita mengaplikasikan teori tesis ke dalam pandangan masyarakat terhadap zaman atau masa pemerintahan Almarhum Presiden Soeharto. Selama Beliau memerintah, kurang lebih selama 32 tahun, begitu banyak pro kontra yang terjadi, ada yang diketahui ada juga yang tidak, yang biasa yang dikenal dengan rahasia negara. Selama masa pemerintahannya almarhum Presiden Soeharto begitu banyak memberikan kontrsibusi atau jerih payahnya dalam membangun Negara Indonesia. Beberapa jasanya dapat dilihat dalam bidang politik, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Namun, di balik kemajuan hal-hal tersebut, kebebasan berpendapat masih sangat minim, atau kebebasan berpendapat pada masa ini ditekan, tidak diizinkan, tidak seperti masa pemerintahan sekarang. Mahasiswa pun dilarang berdemo. Pada 1978 untuk mengeliminir gerakan mahasiswa maka segera diberlakukannya NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan). Kebijakan ini ditentang keras oleh banyak organisasi mahasiswa. Hubungan kegiatan mahasiswa dengan pihak kampus hanyalah kepada mereka yang diperbolehkan pemerintah lewat mekanisme kontrol dekanat dan rektorat. Malah, ada beberapa surat kabar yang ditutup karena menyuarakan aspirasi rakyat. Beberapa surat kabar yang ditutup yaitu: Kompas, Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi, dan Pos Sore. Mulut pers pun dibungkam dengan lahirnya UU Pokok Pers No. 12 tahun 1982. UU ini mengisyaratkan adanya restriksi atau peringatan mengenai isi pemberitaan ataupun siaran. Organisasi massa yang terbentuk harus memperoleh izin pemerintah dengan hanya satu organisasi profesi buatan

pemerintah yang diperbolehkan berdiri. Sehingga organisasi massa tak lebih dari wayang-wayang Orde Baru. Memang dalam Pemerintahan Almarhum, Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat dan masyarakat juga merasakan dampaknya. Pada masa pemerintahannya pula Indonesia makin gencar melakukan hubungan dengan Negara-negara lain yang tergabung ke dalam ASEAN dan menciptakan perdamaian dunia. III.2.2 Antitesis Antithesis menempatkan dirinya sebagai opisisi. Untuk lebih jelas maka hal ini dapat kita aplikasikan pada masa-masa terakhir pemerintahan Almarhum Presiden Soeharto. Pada awal masa pemerintahannya memang tak ada yang berani menyuarakan pendapat dan semua terkendali dan terkontrol di bawah tangan Presiden Soeharto. Namun, lama-kelamaan maka muncullah beberapa gerakan yang mulai menentang cara pemerintahan Soeharto, yang dinilai kurang tepat dalam beberapa hal. Gerakan ini dipimpin oleh beberapa orang yang merasa Pemerintahan Soeharto kurang pantas atau menyalahi aturan yang ada, maka di akhir-akhir masa pemerintahannya banyak terjadi peristiwa-peristiwa dan kekacauan di Indonesia yang cukup memprihatinkan. Hingga puncaknya pada tahun 1998, yang bias dijadikan sebagi gambaran antithesis sebagai oposisi tesis yang menggambarkan masa pemerintaha Soeharto, maka di sini digambarkan oposisi yang menentang pemerintahannya. Tragedy 1998 berhubungan dengan kerusuhan akibat demo yang dilakukan oleh para mahasiswa dan aktivis-aktivis lain yang ingin menyuarakan pendapat mereka, hingga terjadilah peristiwa penembakan beberapa orang mahasiswa Universitas Trisakti yang dikenal dengan Tragedi Trisakti. Tragedi ini juga terjadi akibat adanya demo terhadap Soeharto yang dituntut untuk turun jabatan karena krisis yang melanda Bangsa Indonesia.
10

Akibat dari tragedy Trisakti, masyarakat, serta mahasiswa yang meradang karena peristiwa tersebut semakin menjalankan aksinya untuk menuntut agar Almarhum Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Mereka berdemo dan partisipannya tersebar dari beberapa daerah di Indonesia. Setelah peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998, seluruh lapisan masyarakat Indonesia berduka dan marah. Akibatnya, tragedi ini diikuti dengan peristiwa anarkis di Ibukota dan di beberapa kota lainnya pada tanggal 1314 Mei 1998, yang menimbulkan banyak korban baik jiwa maupun material. Proses pendudukan gedung DPR/MPR RI dimulai dengan komitmen dari kontingen para ketua lembaga formal kemahasiswaan Jakarta yang tergabung di Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) untuk bermalam di gedung DPR/MPR RI sampai pimpinan dewan memastikan pengunduran diri Soeharto dari kursi kepresidenan RI. III.2.3 Sintesis Sintesis merupakan hasil rekonsiliasi atas pertentangan sebelumnya yang kemudian akan menjadi sebuah tesis baru. Dalam hal ini maka pengaplikasiannya dapat dilihat dari dampak dari pertentangan antara tesis dan antithesis yang menimbulkan sintesa yang dalam hal ini dapat dilihat dari kemuduran Soeharto dari jabatannya dan digantikan sementara oleh wakil Presiden yaitu B.J. Habibie. Meskipun sempat menyatakan untuk tidak dicalonkan kembali sebagai Presiden pada periode 1998-2003, terutama pada acara Golongan Karya, Soeharto tetap memastikan ia terpilih kembali oleh parlemen untuk ketujuh kalinya di Maret 1998. Setelah beberapa demonstrasi, kerusuhan, tekanan politik dan militer, serta berpuncak pada pendudukan gedung DPR/MPR RI, Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 untuk menghindari

11

perpecahan dan meletusnya ketidakstabilan di Indonesia. Pemerintahan dilanjutkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie. Dalam pemerintahannya yang berlangsung selama 32 tahun lamanya, telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan termasuk korupsi dan pelanggaran HAM. Hal ini merupakan salah satu faktor berakhirnya era Soeharto.

IV. PENUTUP IV.1 Kesimpulan Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dialektika Hegel bias diaplikasikan pada fenomena-fenomena apa saja yang ada di kehidupan kita, ataupun dalam bidang-bidang seperti politik, ekonomi, sosial, buday, pendidikan dan lain sebagainya. Sebagai kesimpulan, maka didapatkan penjelesan bahwa
1. Tesis adalah bagaimana pandangan terhadap sesuatu hal. Dalam hal ini yang

dilihat adalah pandangan terhadap zaman atau masa pemerintahan soeharto, dimana di awal pemerintahannya banyak menimbulkan keberhasialn terhadap bangsa Indonesia dan kemajuan dalam beberapa bidang. 2. Antithesis adalah lawan dari tesis yang melihatnya sebagai oposisi. Maka daalm hal ini dapat dilihat dari beberapa tindakan dari beberapa pihak yang ingin menetang Soeharto yang menganggap ada beberapa hal yang tidak sesuai, hingga terjadilah kerusuhan dan demo-demo yang mengakibatkan kematian beberapa orang yang malah menimbulkan kerusuhan yang semakin besar. 3. Sintesis adalah penengah terhadap tesis dan antithesis. Maka sintesis dalam hal ini dapat dilihat dari pengunduran diri Almarhum Presiden Soeharto yang

12

setelah 32 tahun memerintah Negara Indonesia dan akhirnya menyerahkan tampuk pemerintahan di bawah tangan Wakil Presiden B.J. Habibie. IV.2 Saran Penelitian dalam makalah ini bukanlah penelitian dalam hal yang luas, tetapi masih dalam ruang lingkup yang sangat kecil dan masih banyak kekurangan. Jika pada masa yang akan datang ada penelitian yang lebih luas, alangkah bagusnya. Karena Teori Dialektika ini sangat menarik karena sadar atau tidak yang kita lakukan sehari-hari pun bias menimbulkan sebuah proses Dialektika. DAFTAR PUSTAKA Lubis, Akhyar Yusuf. 2011. Materi Kuliah Filsafat Ilmu dan Metodologi: Teori dan Konsep-Konsep Penting Filsafat Ilmu dan Metodologi Ilmu Pengetahuan Sosial Budaya Kontemporer. http://haqiqie.wordpress.com/2007/06/09/dialektika-hegel-thesis-antithesis-sintesisritme-tiga-hentakan-proses-sosial-yang-cukup-melenakan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Georg_Wilhelm_Friedrich_Hegel http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto http://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Trisakti http://www.belajar-filsafat.com/2010/03/logika-6.html http://simpangtigofilsafat.blogspot.com/2008/06/peta-pemikiran-hegel-2.html
13

http://suficinta.wordpress.com/2007/10/27/dialektika-hegel-atas-perkembanganfilsafat-sejarah/

14

Anda mungkin juga menyukai