Anda di halaman 1dari 12

METODE KANGURU UNTUK MERAWAT BAYI PREMATUR Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun

1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah. Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehinggga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar.

KEUNTUNGAN YANG DI DAPAT DARI METODE KANGURU BAGI PERAWATAN BAYI : -Meningkatkan hubungan emosi ibu anak -Menstabilkan suhu tubuh , denyut jantung , dan pernafasan bayi -Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik -Mengurangi strea pada ibu dan bayi -Mengurangi lama menangis pada bayi -Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi -Meningkatkan produksi asi -Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit -Mempersingkat masa rawat di rumah sakit APA SAJA KRITERIA BAYI UNTUK METODE KANGURU: -Bayi dengan berat badan 2000 g -Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai -Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik -Perkembangan selama di inkubator baik -Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan. CARA MELAKUKAN METODE KANGURU: -Beri bayi pakaian, topi , popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu -Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak. -Dapat pula memeakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu , dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.

-Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi , dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. -Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur , posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu. -Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau orang lain. -Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi , pemantauan bayi , cara pamberian asi , dan kebersihan ibu dan bayi.

METODE KANGURU UNTUK MERAWAT BAYI PREMATUR


Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah. Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia, melainkan dikembangkan di Kolombia. Nama kanguru digunakan karena metode penanganan bayi prematur atau bayi berat lahir rendah (BBLR)-yaitu kurang dari 2.500 gram-ini meniru perilaku binatang asal Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi. Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehinggga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar. Menurut dr Imral Chair SpA(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Ketua I Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) dalam seminar Orientasi Metode Kanguru yang diselenggarakan Forum Promosi Kesehatan Indonesia, Rabu (23/5), bayi premature maupun bayi cukup bulan yang lahir dengan berat badan rendah, terutama di bawah 2.000 gram, terancam kematian akibat hipotermia-yaitu penurunan suhu badan di bawah 36,5 derajat Celcius-di samping asfiksia (kesulitan bernapas) dan infeksi.

Hipotermia terjadi karena evaporasi atau menguapnya cairan (air ketuban/air) dari kulit bayi yang basah, radiasi, atau kehilangan panas karena udara ruangan lebih dingin dibanding tubuh bayi, konduksi atau kehilangan panas karena bayi bersentuhan dengan benda yang lebih dingin (alas tidur dingin atau popok basah), serta konveksi jika bayi telanjang terkena aliran udara dingin. Suhu tubuh ideal bayi adalah 36,5-37 derajat Celcius. Bayi akan kedinginan dan stress kalau suhu tubuhnya di bawah 36,5 derajat Celcius. Jika suhunya di bawah 32 derajat Celcius, bayi akan mengalami cold injury yang ditandai dengan muka, ujung tangan, dan ujung kaki berwarna merah terang, bagian tubuh lain pucat, kadang-kadang terjadi pengerasan kulit yang kemerahan, serta pembengkakan terutama di punggung. Faktor risiko hipotermia, antara lain bayi lahir tidak segera dikeringkan, terlalu cepat dimandikan, setelah dikeringkan tidak segera diberi pakaian, tutup kepala dan dibungkus, tidak segera didekapkan pada tubuh ibu, bayi baru lahir dipisah dari ibunya, tidak segera disusui ibunya, bayi berat lahir rendah, dan bayi sakit. Perawatan bayi dengan metode kanguru bisa digunakan sebagai pengganti perawatan dengan inkubator. Caranya, dengan mengenakan popok dan tutup kepala pada bayi yang baru lahir. Kemudian, bayi dile-takkan di antara payudara ibu dan ditutupi baju ibu yang berfungsi sebagai kantung kanguru. Posisi bayi tegak ketika ibu berdiri atau duduk, dan tengkurap atau miring ketika ibu berbaring. Hal ini dilakukan sepanjang hari oleh ibu atau pengganti ibu (ayah atau anggota keluarga lain). Suhu optimal didapat lewat kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin contact). Suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah. Kontak erat dan interaksi ibu-bayi akan membuat bayi merasa nyaman dan aman, serta meningkatkan perkembangan psikomotor bayi sebagai reaksi rangsangan sensoris dari ibu ke bayi.

Sejak akhir tahun 1980-an metode kanguru dikembangkan oleh Colombian Departement of Social Security dan World Laboratory-sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) berbasis di Swiss. Negara-negara berkembang sangat dianjurkan mengadopsi metode ini, mengingat terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan, terutama di daerah pedesaan. Tentu saja pelaksanaannya disupervisi oleh tenaga kesehatan. Dengan bantuan Unicef, cara perawatan ini dikenalkan ke pelbagai negara berkembang. Bahkan, negara maju termasuk Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Swedia, dan Belanda menggunakan metode ini sebagai alternatif penggunaan inkubator dan humanisasi proses persalinan dalam konteks prematuritas. Di Indonesia, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (Depkes dan Kesos) telah mengembangkan kebijakan Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Metode kanguru digunakan sebagai salah satu cara pencegahan hipotermia dalam Perawatan Neonatal Dasar. Saat ini juga telah tersedia video dan peraga lembar balik metode kanguru untuk keperluan sosialisasi kepada tenaga kesehatan, terutama bidan di desa serta masyarakat. MENGAPA metode kanguru perlu diadopsi Indonesia? Menurut Hadi, berdasarkan perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1995 hampir semua (98 persen) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini. Umumnya karena berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Menurut WHO, 17 persen dari 25 juta persalinan per tahun adalah BBLR dan hampir semua terjadi di negara berkembang. Di Negara-negara maju kasus BBLR masih menjadi masalah, seperti di Amerika Serikat prevalensi BBLR sekitar 7,3%, di inggris 6% dan di Afrika 12%

Di masyarakat tradisional Indonesia, kematian neonatal tidak dianggap suatu masalah. Bila bayi meninggal sebelum berusia 40 hari, orangtua atau keluarga menerima hal ini dan segera melupakan. Diperkirakan, kejadian BBLR di Indonesia sebesar 14 persen. Angka kematian bayi (AKB) Indonesia memang makin menurun, tetapi masih cukup tinggi, yaitu 52 per 1.000 kelahiran hidup (data Survei Demografi tahun 1997). Angka itu jauh lebih tinggi dibanding AKB

sesama negara ASEAN (Singapura empat per 1.000 kelahiran hidup, Malaysia 12 per 1.000, dan Thailand 32 per 1.000). Perawatan BBLR yang berkualitas baik bisa menurunkan kematian neonatal, seperti inkubator dan perlengkapannya pada Neonatal Intensive Care Unit. Namun, teknologi ini relatif mahal. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dihadapkan pada masalah kekurangan tenaga terampil, biaya pemeliharaan alat, serta logistik. Selain itu, penggunaan inkubator dinilai menghambat kontak dini ibu-bayi dan pemberian air susu ibu (ASI), serta berakibat ibu kurang percaya diri dan tidak terampil merawat bayi BBLR. Sebuah studi penerapan metode kanguru di rumah sakit yang tidak memiliki inkubator dan peralatan lain untuk perawatan BBLR di lakukan di Manama Mission Hospital, Zimbabwe. Hasilnya menunjukkan, terjadi peningkatan survival bayi berat lahir kurang dari 1.500 gram dari 10 persen menjadi 50 persen dan bayi berat lahir 1.500-1.999 gram meningkat dari 70 persen menjadi 90 persen. Studi multisenter oleh WHO Collaborating Center for Perinatal Care dilakukan selama setahun pada rumah sakit di Addis Ababa (Ethiopia), Yogyakarta (Indonesia), dan Merida (Meksi-ko). Tujuannya, menilai kelayakan, penerimaan, efektivitas, dan biaya metode kanguru dibandingkan cara konvensional (ruang hangat dan inkubator).

Hasilnya, kejadian hipotermia pada metode kanguru secara signifikan lebih rendah dibandingkan cara konvensional. Kelompok bayi yang dirawat dengan metode kanguru juga mendapat ASI lebih baik, pertambahan berat badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek. Metode kanguru terbukti lebih hemat dari segi perawatan alat dibanding cara konvensional. Baik ibu maupun petugas kesehatan lebih menyukai metode kanguru, karena lebih menyenangkan dan aman. KEUNTUNGAN YANG DI DAPAT DARI METODE KANGURU BAGI PERAWATAN BAYI : -Meningkatkan hubungan emosi ibu anak -Menstabilkan suhu tubuh , denyut jantung , dan pernafasan bayi -Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik

-Mengurangi strea pada ibu dan bayi -Mengurangi lama menangis pada bayi -Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi -Meningkatkan produksi asi -Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit -Mempersingkat masa rawat di rumah sakit APA SAJA KRITERIA BAYI UNTUK METODE KANGURU: -Bayi dengan berat badan 2000 g -Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai -Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik -Perkembangan selama di inkubator baik -Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan. CARA MELAKUKAN METODE KANGURU: -Beri bayi pakaian, topi , popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu -Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak. -Dapat pula memeakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu , dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh. -Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi , dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. -Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur , posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu. -Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau orang lain. -Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi , pemantauan bayi , cara pamberian asi , dan kebersihan ibu dan bayi. (sumber:http://agustinayanto.wordpress.com/2008/06/27/metode-kanguru-untuk-merawat-bayiprematur/)

Perawatan Bayi Prematur dengan Metode Kangguru


05-09-2011 diposkan oleh melindacare
Sebagian dari Anda mungkin belum mengenal metode yang disebut juga Perawatan bayi lekat ini. Metode kangguru ditemukan sejak tahun 1983 dan bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah, baik itu selama perawatan di rumah sakit maupun di rumah.
Metode kangguru mampu memberikan kebutuhan asasi bayi dengan berat lahir rendah, caranya melalui penyediaan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehingga memberikan peluang untuk beradaptasi lebih baik dengan dunia luar. Metode kangguru juga lebih disenangi bayi dan bermanfaat karena dapat memberikan rasa aman, nyaman, menguatkan insting bayi dengan merasakan detak jantung ibunya lalu mencari-cari sendiri putingnya. Metode kangguru dapat dilakukan dua minggu setelah kelahiran, dan berikut kriteria bayi yang dapat melakukan perawatan metode kangguru : - Umumnya bayi dengan berat badan lebih-kurang 2000 g. - Bayi yang tidak mengalami kelainan atau penyakit yang menyertai, serta refleks dan kordinasi isap serta menelan yang baik juga dapat menjalani metode ini. - Bayi harus memiliki perkembangan baik selama berada di inkubator. - Kesiapan serta keikutsertaan orangtua, akan sangat mendukung dalam keberhasilan metode kangguru. Adapun keuntungan dari perawatan bayi menggunakan metode kangguru ini, di antaranya : - Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan bayi - Meningkatkan hubungan emosi ibu-anak - Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi lebih baik lagi - Bayi menjadi tidak berlama-lama menangis - Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi - Meningkatkan produksi ASI - Menurunkan resiko infeksi selama dalam perawatan di rumah sakit - Mempersingkat masa rawat di rumah sakit Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan metode kangguru: 1. Berikan bayi Anda pakaian, topi, popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan terlebih dahulu. 2. Letakkan bayi di dada Anda, dengan posisi tegak dan bersentuhan langsung dengan kulit Anda. Pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada Anda. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada Anda dengan kepala agak sedikit mendongak. Anda juga dapat mengenakan baju dengan ukuran besar sehingga posisi bayi bisa diletakkan di antara payudara lalu baju

ditangkupkan. Kenakan selendang yang dililitkan di perut Anda agar bayi tidak terjatuh. 3. Jika baju tidak dapat menyokong bayi, Anda dapat menggunakan handuk atau kain lebar yang elastis atau kantong yang khusus dibuat untuk menjaga tubuh bayi. 4. Selama melakukan metode kangguru ini, Anda masih dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bergerak bebas walaupun berdiri, duduk, berjalan, makan dan mengobrol. Namun pastikan, saat tidur, posisi Anda setengah duduk atau meletakkan beberapa bantal di belakang punggung. 5. Jika Anda lelah, metode ini dapat dilakukan juga oleh ayah atau orang lain. 6. Perhatikan persiapan sang ibu, bayi, posisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI, dan kebersihan ibu juga bayinya. Metode ini dapat diterapkan sampai bayi tidak ingin menjalani jenis perawatan ini lagi, atau biasanya sekitar usia 36 minggu karena bayi sudah besar. Dan di usia ini, dokter akan memeriksa retina agar kebutaan dapat dicegah, telingga, tulang, dan vaksinasi, namun biasanya menunggu sampai bayi beratnya mencapai 2 kg. Dokter juga akan memeriksa jumlah dan waktu minum bayi, misalnya ad libitum atau kemampuam bayi dalam meminum ASI (kira-kira 180-200 ml/kg/hari). Lalu memeriksa kenaikan berat badan sang bayi, minimal 20-30 gram atau 1 minggu sekitar 2 ons dan memantau pertumbuhannya. Setelah hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi baik ditambah dengan kenaikan berat badan, maka bayi prematur ini sudah siap dirawat di rumah dan tumbuh seperti bayi normal lainnya. Jika Anda masih bingung mengenai tata-cara Perawatan bayi prematur dengan metode kangguru ini, Anda dapat menggali informasi lebih dalam dari dokter atau pihak-pihak yang berpengalaman dalam metode kangguru.

Setiap orangtua tentu mengharapkan kelahiran buah hatinya berjalan lancar, sehat, dan tanpa masalah. Namun, adakalanya Allah menakdirkan suatu kenyataan yang berbeda. Terkadang, ada orangtua yang harus menerima kelahiran bayinya lebih awal dari waktu yang diperkirakan, atau lebih dikenal sebagai bayi prematur. Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada umur kehamilan kurang dari 36 minggu. Banyak penyebab bayi lahir prematur. Dapat disebabkan karena faktor gangguan pertumbuhan janin, penyakit tertentu pada ibu seperti preeklampsi (hipertensi saat lahir), hingga aktivitas ibu yang berlebihan. Kelahiran yang lebih awal dari seharusnya ini tentu akan menyisakan beberapa permasalahan terkait kesiapan bayi yang belum sempurna dalam menjalani kehidupan di luar rahim ibunya. Berat badan yang rendah, organ tubuh yang belum sempurna, dan rentannya tubuh bayi prematur terhadap berbagai macam infeksi tentu membutuhkan perhatian lebih dari para orangtua. Menurut dr Firman Chatab SpA, dari RS. MH. Thamrin Internasional, Jakarta Pusat, penentuan kondisi bayi prematur layak dibawa pulang atau tidak, bukan hanya berdasar pada usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir juga harus dipertimbangkan. Bayi prematur dengan berat badan minimal 1,8-2 kilogram sudah aman untuk dibawa pulang asalkan tidak ada kelainan atau memiliki faktor penyulit akibat belum sempurnanya semua organ

tubuh, jelasnya. Menurutnya, berat badan dua kilogram ini setara dengan usia kehamilan 34 minggu di mana bayi sudah memiliki reflek hisap dan pola nafas teratur. Pada bayi yang lahir di bawah 34 minggu belum memiliki pola nafas teratur sehingga terkadang lupa bernafas karena paru-parunya belum sempurna. Sebelum pulang, bayi prematur harus mampu minum secara aktif. Sebagian besar NICU (Neonatal Intensive Care Unit) memiliki persyaratan tertentu agar bayi diizinkan pulang ke rumah: 1. Suhu tubuh bayi dapat dipertahankan bila sedang berada dalam ruangan, umumnya pada usia 34 minggu atau berat 2000 gram. 2. Bayi cukup makan untuk mendapatkan tambahan berat 20 hingga 30 gr setiap harinya. 3. Bayi cukup sehat untuk pulang ke rumah (tidak membutuhkan pengobatan yang memerlukan penanganan di rumah sakit). 4. Tidak memiliki perubahan besar saat pengobatan atau pemberian oksigen. 5. Beberapa hari setelah bayi dipulangkan, bayi harus kembali diperiksa ke dokter setiap satu atau dua minggu hingga bayi memperoleh kenaikan berat badan yang sesuai, serta sudah dapat beradaptasi dengan keadaan rumah. Pastikan dokter mengetahui riwayat kehamilan, kondisi bayi saat baru lahir, hingga risiko komplikasi yang dapat terjadi pada bayi. Meskipun demikian, tidak semua bayi prematur harus menjalani perawatan di ruang rawat intensif. Setelah memenuhi beberapa persyaratan tertentu, pihak Rumah Sakit akan memperbolehkan orangtua bayi untuk membawanya pulang. Pada kesempatan ini, akan disampaikan pembahasan tentang perawatan khusus bayi prematur, sebagai bekal bagi orangtua ketika harus merawat bayi prematur di rumah. Mempertahankan Suhu Normal Bayi Pada bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram atau umur kehamilan 36 minggu, perlu penambahan kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal. Bayi tersebut dapat dengan cepat mengalami hipotermi (suhu tubuh di bawah normal) dan perlu waktu lebih lama untuk menghangatkannya kembali. Risiko komplikasi dan kematian meningkat secara bermakna bila suhu lingkungannya tidak optimal. Salah satu cara untuk mempertahankan suhu normal bayi prematur dengan metode Kanguru Mother Care (KMC) atau Perawatan Bayi Lekat (PBL). Metode ini bermanfaat untuk menstabilkan suhu bayi dengan berat badan 2500 gram, terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan 1800 gram. KMC adalah kontak kulit di anatara ibu dan bayinya secara dini, terus menerus, dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. KMC bisa dimulai segera setelah bayi lahir atau setelah bayi stabil, dan dapat dilakukan di rumah setelah bayi boleh pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meski belum bisa menyusu, yaitu dengan tetap memberikan ASI peras menggunakan sendok. Cara melakukan KMC adalah sebagai berikut:

Berilah bayi pakaian, popok, topi, dan kaos kaki yang sudah dihangatkan lebih dahulu (misal dengan cara disetrika)

Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak dan langsung kontak ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi di dada ibu. Posisikan bayi dalam frog position yaitu tertekuk pada siku dan tungkai, sementara kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala bayi agak mendongak. Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah dengan selimut yang sudah dihangatkan sebelumnya. Tidak perlu baju khusus selama baju yang dikenakan sudah cukup hangat dan nyaman selama kontak dengan kulit ibu. Dapat juga menggunakan baju berukuran lebih besar dari badan ibu, kemudian bayi diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, dan ibu memakai selendang yang dililitkan ke perut ibu agar bayi tidak terjatuh. Bila baju ibu tidak cukup menyokong bayi, dapat menggunakan kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi (semacam gendongan). Ibu tetap dapat beraktivitas biasa selama KMC. Pada waktu tidur, posisi ibu setengah duduk atau bisa juga dengan meletakkan beberapa bantal di punggung ibu.

KMC sangat dianjurkan karena memiliki banyak manfaat, yaitu dapat meningkatkan hubungan emosional antara ibu dan bayi; menstabilkan suhu tubuh, pernafasan, dan denyut jantung bayi; meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi lebih baik lagi; mengurangi stres pada ibu dan bayi; menenangkan bayi (sehingga tidak rewel);meningkatkan produksi ASI dan menurunkan resiko infeksi selama dalam perawatan di rumah sakit Pemberian ASI Bayi prematur perlu diberi susu lebih sering dibanding bayi cukup bulan karena mereka membakar kalori lebih cepat. Makin kecil tubuhnya, makin sering nutrisi perlu diberikan. Umumnya refleks hisap dan menelan sudah cukup baik pada bayi prematur dengan masa kehamilan > 34 minggu (berat lahir > 2000 gram), sehingga bayi dapat dicoba langsung menyusu pada ibunya. Telah dibuktikan bahwa bayi prematur lebih cepat belajar menetek dibanding minum dari botol. Bila refleks mengisap bayi sudah muncul, ia dapat langsung menetek pada ibu. Bila belum, susu diberikan dengan sendok khusus. Bayi prematur, disesuaikan dengan berat badannya, akan mendapatkan nutrisi secara bertahap tergantung kondisinya. Bila ia lahir amat kecil, bayi mendapat nutrisi bertahap mulai dari selang (waktu masih di Rumah Sakit) hingga akhirnya bisa menetek pada ibu. Agar ASI tersedia, ibu harus diajarkan cara memompa atau memerah ASI secara teratur dan yang paling penting adalah ibu tidak boleh stres, cukup istirahat dan makan. Ibu yang stres oleh karena bayi dipisahkan dari ibunya, dapat menghambat produksi ASI. Pada waktu pemulangan dari rumah sakit, sebagian besar bayi prematur membutuhkan pemberian makan paling sedikit tiap tiga jam. Ibu harus menyusui tiap 1,5-2 jam dalam sehari pada 24-48 jam pertama setelah pulang dari rumah sakit untuk memastikan produksi susu yang cukup. Setelah itu, bayi normalnya disususi tiap 2-3 jam atau 8-10 kali per hari. Enam sampai 8 popok basah per 24 jam menunjukkan asupan cairan yang cukup. Bila bayi menolak disusui, ibu harus mencoba lagi dalam setengah sampai satu jam. Ibu dapat mendorong bayi untuk menyusu dengan mengeluarkan tetes-tetes susu, mendorong puting atau memposisikan bayi. Ibu yang mengalami masalah menyusui dapat berkunjung ke klinik laktasi terdekat.

Waktu Istirahat Bayi prematur tidur lebih banyak daripada bayi cukup bulan. Kendati demikian, bayi prematur juga bangun lebih sering dibandingkan bayi cukup bulan. Periode tidur rata-rata bayi prematur lebih singkat daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur juga memerlukan waktu beberapa hari atau minggu untuk dapat pindah dari lingkungan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) ke rumah. Mengurangi kebisingan dan meredupkan lampu secara bertahap terbukti dapat membantu bayi tertidur lelap. Usahakan bayi tidur telentang karena telah diketahui bahwa posisi telungkup berkaitan dengan meningkatnya resiko terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS). Hindari juga kasur yang terlalu empuk dan permukaan lainnya yang dapat memerangkap udara pernapasan, karena bisa juga meningkatkan risiko terjadinya SIDS. Konsultasi pada Ahlinya Kelahiran bayi prematur yang lebih awal dari waktunya sering menyisakan permasalahan karena belum matangnya organ-organ tubuh. Untuk itu, orangtua dengan bayi prematur hendaknya selalu mengamati perkembangan anaknya dan sering berkonsultasi dengan ahlinya. Permasalahan yang biasanya muncul seperti masalah penglihatan dan pendengaran. Strabismus (juling) lebih sering ditemukan pada bayi prematur. Karena juling dapat menjadi tanda kelainan di dalam mata, konsultasi dengan dokter mata umumnya diperlukan. Pada banyak bayi berat lahir sangat rendah, juling pada usia enam minggu menghilang saat mencapai usia 9 bulan. Juling yang timbul saat usia 9 bulan cenderung menetap. Dianjurkan melakukan pemeriksaan awal pada usia 4-6 minggu, dengan follow-up tergantung hasil pemeriksaan awal. Masalah pendengaran yang sering muncul pada bayi prematur adalah ketulian, hal ini disebabkan oleh beberapa keadaan seperti hiponatremia (kadar natrium dalam darah yang rendah), alkalosis metabolik dan penggunaan ventilator mekanik dalam waktu lama. Penggunaan obat golongan aminoglikosida atau furosemide merupakan faktor resiko tambahan. Orang tua harus memperhatikan adanya tanda-tanda hilangnya pendengaran pada bayi. Respons bayi terhadap suara keras dapat diperiksa oleh dokter dan kemampuan mengerti dan mengekspresikan bahasa dapat dinilai dengan alat pemeriksaan untuk mengukur perkembangan. Konsultasi dengan ahli THT dapat dilakukan jika orang tua melihat tanda-tanda hilangnya pendengaran atau jika ditemukan kelainan saat pemeriksaan. Dibutuhkan Kesabaran dan Ketelatenan Memiliki seorang bayi yang terlahir prematur tentu membutuhkan perhatian khusus. Kesabaran dan ketelatenan sangat dibutuhkan untuk merawat bayi prematur, karena kondisinya yang berbeda dari bayi pada umumnya yang lahir cukup bulan. Kesulitan dan masalah seringkali muncul selama perawatan, hal ini bisa diimbangi dengan banyak mencari tahu tentang cara perawatan bayi prematur (salah satunya dengan banyak membaca buku) dan tentunya dengan banyak berkonsultasi pada ahlinya. Perhatian dan kasih sayang orangtua mutlak diperlukan agar bayi prematur dapat berkembang secara optimal. Sentuhan dan belaian bahkan terbukti secara bermakna dapat membantu mereka tumbuh normal seperti bayi lainnya. Semakin dini dilakukan stimulasi (rangsangan), maka hasil yang diperoleh juga lebih bagus. Pijat bayi bisa menjadi salah

satu alternatif yang bisa diterapkan oleh orangtua pada bayinya. Satu hal yang perlu diingat, hendaknya orangtua senantiasa bersyukur dengan kehadiran buah hatinya dan tidak berkecil hati meski bayi mereka terlahir prematur. Demikian penjelasan mengenai perawatan bayi prematur, semoga bisa diterapkan dalam merawat bayi prematur di rumah.

Anda mungkin juga menyukai