Anda di halaman 1dari 3

Maasyirol Muslimin Walmuslimat Jemaah Solatulid Rohimakumullah.

Alhamdulillah, pada hari ini jutaan ummat Islam berkumpul di Makkatul WuQurromah dalam melaksanakan ibadah haji, mereka yang dalam melaksanakan ibadah haji, mereka yang datang dari segenap penjuru dunia demgan berbeda-beda ras, warna kulit, dan suku bangsa bersatu dlam aqidah, memakai pakaian yang satu warna, yaitu putih, menghadap ke-kiblat yang satu yaitu Kabatullah dan menyembah Tuhan yang satu yaitu Allah SWT pemilik dan penguasa Alam semesta raya. Gemuru gema suara mereka berjuta lidah bergetar melantunkan asma-asma Allah mengucap kalimat talbiyah : Labbaik, Allahumma Labbaik, Labbaik La Syarika Laka Labbaik Innal Hamda, Wannikmata Laka Wal-mulk La Syarika-lak. Inilah kami ya Tuhan! Inilah kami memenuhi pangilanMu. Tidak ada sekutu bagiMu. Sesungguhnya segala puji ndan nikmat adalah bagiMu dan Engkaulah yang menguasai segala sesuatu. Tiada yang menyetujui kuasaMu. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd. Pada saat yang berbahagia ini pula ummat Islam lainnya di seluruh dunia serentak mengumandangkan kalimat Takbir, Tahmid, Tahlil dan Tasbih sebagai manifestasi rasa syukur kepada Allah Sang Maha Pencipta, Penguasa alam semesta raya. Betapa alunan kalimat Takbir, Tahmiddan dan Tahlil serasa menembus ke-relung hati sanubari dan mampu menghubungkan tali temali ruhani yang suci kepada Sang Maha Perkasa, Penguasa Alam semesta raya Dialah Allah SWT. Maasyirol Muslimina Walmukminat Rohimakumullah. Ditempat yang hening dan suci ini kita melaksanakan Sholat Aidil Adha dengan Syahdu, tenang dan damai sehingga semua terlaksana dengan baik. Tapi mungkin di tempattempat lain di belahan dunia ini banyak saudara-saudara kita Ummat Islam yang resah gelisah sedih dan duka serta linangan air mata dalam menyambut kedatangan Idul Adha. Seperti : saudara-saudara kita di Negara Islam yang lagi konflik dan di adu dombaoleh pihak barat sehingga membantai para pemimpin Negaranya tanpa punya perasaan bagaikan prilaku biadab yang tak bermoral. Dimana perbuatan itu merupakan suatu pemberontakan yang dapat merugika seluruh ummat Islam di Negara itu, Seperti Libia. Akibatnya : Ummat Islam

menderita akibat itu, dimana ada yang kehingan harta benda, kehilangan milik yang berharga, bahkan ratusan ribu nyawa ummat hilang tanpa bias berbuat apa-apa. Mungkin itulah kisahnya manusia yang durjana berbuat tanpa mempertimbangkan derita dan mestapa Ummat Islam. Astagfirullahaladzim. La haula wa la kuwwata Illa billa hilaliyil adzim. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd. Maasyirol Muslimina Wal muslimat Rohimakumullah. Seiring dengan apa yang telah dilimpahkan Allah kepada saudara-saudara kita di Aceh, Pulau Jawa dan Pulau lainnya, marilah sama-sama kita renungi makna Aidil Adha yang sebenarnya yaitu bermula dari Nabi Ibrahim AS yang diusianya semakin senja tetapi belum mempunyai keturunan yang kelak akan meneruskan tugasnya membawa Risalah dari Allah kepada umatNya. Siang malam, pagi dan petang ia selalu memohon kehadirat Allah SWT. Dengan doanya Robbi hab-li minassolihin Ya Allah karunia-I aku keturunan yang solih. Begitulah berkat ketekunannya Allah mendengar dan mengabulkan doanya maka hamillah Siti Hajar istrinya. 9 bulan 10 hari cukuplah usia kehamilan, lahirlah Ismail ke muka bumi. Disinilah cobaan datang silih berganti. Disaat Ismail berusia beberapa bulan datang perintah Allah, Ibrahim harus meninggalkan anak dan istrinya ditengah padang pasir yang tandus tanpa berteman siapa-siapa. Tetapi Siti Hajar adalah seorang istri yang setia dan mengerti kedudukan suaminya. Tidak merasa takut sedikit juapun karena ia sangat yakin bahkan haqsul yakin kalau itu memang perintah Allah maka pasti Allah akan menjaga dan melindunginya. Ia rela menerima walau seberat apapun beban yang dipikulnya seperti ketika suatu malam Ismailkecil menangis-nangis kehausan sementara air susu tak kunjung keluar, maka diletakkannya Ismail diatas Pasir ia berusaha mencari air berlari-lari kecil dari bukit Safa ke bukit Marwah diiringi tagisan anak sibuah hati, ibu manakah yang tak tersentuh dan terenyuh hatinya menghadapi hal yang demikian. Berkali-kali ia bolak-balik dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya, namun air tak kunjung didapatnya. Akhirnya, dengan rasa penat dan hamper putus asa didekatinya Ismail yang menghentak-hentakan kaki ke pasir yang dengan itu memancar butir-butir air sehingga membangkitkan kembali semangat Siti Hajar dengan kedua tapak tangannya ia sentuh air itu sembari bibirnya berucap Zam-Zam yang artinya Berkumpulah- berkumpulah ! serta merta airpun memancar lebih deras, dan dengan dua tapak tangannya diambilnya dan diminumkannya ke bibir mungil Ismail seketika redalah tangisanya. Inilah suatu keyakinan yang hakiki bahwa Allah akan melindunginya tidak

membiarkan umatnya yang patuh seperti seorang Siti hajar dalam keadaan yang bagimanapun sulitnya, bahkan diluar logika manusia. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd. Maasyirol Muslimina Wal muslimat Jemaah Solatulid Rohimakumullah.

Anda mungkin juga menyukai