Anda di halaman 1dari 7

1.1 Latar Belakang Untuk mempertahankan kondisi homeostatis, hewan memerlukan energi dalam jumlah yang cukup.

Energi yang dibutuhkan hewan dapat dicukupi dengan makanan. Akan tetapi, makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan sering kali masih dalam ukuran yang terlalu besar dan sangat kompleks sehingga energi yang terkandung di dalamnya tidak dapat langsung digunakan. Hewan harus mencerna makanan terlebih dahulu untuk dapat memanfaatkan energi yang terkandung di dalamnya. (Wiwi Isnaeni. 2006). Sistem pencernakan pada hewan tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Hewan ruminansia memiliki sistem pencernakan yang lebih unik daripada hewan yang lain. Salah satu jenis hewan ruminansia adalah kambing (Capra aegagrus hircus). Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya (daerah "Bulan sabit yang subur" dan Turki) dan Eropa. Kambing sudah dibudidayakan manusia kirakira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan. Kambing merupakan hewan yang biasa diternakkan. Hewan ini menghasilkan produksi daging dan kadang kala produksi susu. Kualitas produksi susu dan daging pasti berhubungan erat dengan bagaimana makanan yang diperoleh mengalami digesti dan metabolisme dalam tubuhnya. Proses yang dilalui mulai dari bentuk makanan sampai membentuk molekul yang dapat diserap tubuh pastinya memerlukan waktu yang sangat panjang dan rumit. Oleh karena itu, kami mengambil judul Sistem Digesti pada Kambing dewasa.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 Bagaimanakah mekanisme pencernaan makanan pada kambing? Bagaimana pengolahan makanan menjadi gula, lemak, dan protein pada kambing (Capra aegagrus hircus)? 1.2.3 Bagaimanakah proses pengolahan gula, lemak dan protein menjadi energi, lemak, otot dan susu?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 1.3.2 Mengetahui mekanisme pencernaan makanan pada kambing Mengetahui tahap-tahap pengolahan makanan menjadi gula, lemak, dan protein pada kambing. 1.3.3 Mengetahui proses pengolahan gula, lemak dan protein menjadi energi, lemak, otot dan susu pada kambing.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Memberikan pengetahuan tentang proses pencernaan makanan pada kambing bagi pembaca. 1.4.2 Mengetahui manfaat dari gula, lemak, dan protein bagi pertumbuhan kambing.

1.5 Tinjauan Pustaka Berdasarkan alat pencernaannya atau tipe lambung yang dimilikinya, hewan dibagi dalam dua kelompok yakni : hewan monogastrik dan hewan poligastrik. Hewan sederhana ruminansia. mempunyai monogastrik atau adalah hewan-hewan seringkali yang memiliki lambung hewan nonyang

lambung

tunggal

disebut

Sedangkan

hewan

poligastrik

adalah

hewan-hewan

lambung jamak atau banyak, yaitu mempunyai empat bagian retikulum, omasum, dan abomasum disebut sistem pencernaan makanan juga hewan hewan

lambung rumen,

ruminansia. Perbedaan

pada

ruminansia, tampak pada struktur gigi,

yaitu terdapat geraham belakang

(molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. lambung Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi rumen (perut besar),

yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu:

retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan

alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.Adanya memamah bakteri selulotik pada lambung hewan

biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat

menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi alternatif. Hewan ruminansia adalah hewan herbivore yaitu hewan yang memakan tumbuhan. Telah kita ketahui bersama bahwa struktur dinding sel tumbuhan tersusun atas selulosa yang sulit untuk dicerna. Sehingga, diperlukan adanya bakteri atau mikroorganisme yang membantu dalam proses pencernaan selulosa. Pada ruminansia, mikroorganisme ini banyak ditemukan di lambung (rumen). Zat-zat yang diperlukan oleh hewan ruminansia tidak jauh berbeda dengan yang diperlukan makhluk hidup lainnya. Zat-zat penting tersebut antara lain : 1. Karbohidrat : merupakan zat makanan sumber penghasil energi yang

sangat diperlukan tubuh.Selain sbg sumber energi, karbohidrat berfungsi sbg bahan pembentuk protein dan lemak yang berperan untuk menjaga keseimbangan asam dan basa. Karbohidrat dapat digolongkan sbb: 2. Monosakarida (C6H12O6) Disakarida (C12H22O11) Polisakarida (C6H10O5)n Protein : tersusuna atas asam amino yang berfungsi zat pembangun tubuh.

Karena setiap sel hidup tersusun atas protein. Protein merupakan bagian penting

dlm plasma sel. Selain sebagai komponen pokok, protein juga tersedia sebagai cadangan makanan. 3. Lemak : merupakan sumber energi yang menghasilkan kalori paling besar

bagi tubuh dibandingkan karbohidrat dan protein. Selain itu, fungsi lemak adalah sebagai pelarut vitamin A,D,E, dan K, Pelindung organ tubuh, bahan pembentuk membran sel, bahan untuk pembuatan hormon steroid (esterogen dan progesteron), dan menjaga suhu tubuh. 4. Air : Fungsi utama air antara lain mengangkut nutrien ke dalam jaringan

,mengangkut sisa metabolisme yang tidak terpakai dari jaringan ke luar tubuh, dan sebagai medium berbagai reaksi kimia dalam tubuh. Ditambah lagi sabagai pelarut vitamin B dan C.

1.6 Hipotesis 1.6.1 Di dalam organ pencernakan kambing dewasa terdapat kandungan lemak, karbohidrat dan protein.

1.7 Metode penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan metode eksperimen dengan menguji zat-zat yang terkandung dalam organ pencernakan pada kambing dewasa. Kami menggunakan dua jenis kambing yang berasal dari dua tempat yang berbeda. Kambing pertama diambil dari Bandungan dan kambing kedua diambil dari

1.7.1 Alat Dan Bahan : Alat : Penumbuk Pengaduk Pipet Tabung reaksi Rak Bunsen Penjepit tabung

Gelas piala (beker glass) Gelas ukur

Bahan : Isi lambung, usus dan feses kambing dewasa. Alkohol 70% CuSO4 1% NaOH 5% Reagen benedict Aquadest

1.7.2 Cara Kerja 1.7.2.1 Membuat stok 1. Memberi label pada baker glas. 2. Memasukkan isi lambung dan usus kambing pada tiap baker glass sesuai dengan label. 3. Menambahkan air ke dalam tiap-tiap beker glass dengan perbandingan 1:1. 4. Mengaduk larutan hingga tercampur kemudian disaring. 1.7.2.2 Menguji adanya gula reduksi 1. Memasukkan 2 cc larutan ke dalam tabung reaksi 2. Menambahkan reagen benedict sebanyak 2 cc kemudian dikocok. 3. Memanaskan tabung reaksi dengan Bunsen. 4. Mengamati perubahan warna yang terjadi dan endapan yang terbentuk. 1.7.2.3 Menguji adanya lemak 1. Mengambil 2 cc larutan dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi 2. Ke dalam tabung reaksi ditambahkan 5 cc alcohol 70%, lalu dikocok selama 1 menit. Kemudian didiamkan agar menguap. 3. Mengisi tabung reaksi lain dengan aquadest sebanyak 5 cc

4. Secara perlahan menuangkan campuran (2) ke dalam aquadest melalui dinding tabung. Diusahakan endapan tidak ikut terbuang. 5. Mengamati yang terjadi. 6. Mengulangi perlakuan terhadap larutan yang lain. 1.7.2.4 Menguji adanya protein 1. Memasukkan larutan ke dalam tabung reaksi setinggi kurang lebih 2 cm. 2. Meneteskan 10 tetes NaOH 5% ke dalam tabung reaksi kemudian meneteskan 3-4 tetes CuSO4 1% melalui dinding tabung perlahan. 3. Mengamati apa yang terjadi dan memperhatikan terbentuknya cincin violet pada tabung.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai