Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Upaya peningkatan dibidang kesehatan terus dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan semua kalangan, baik dari pemerintah, swasta maupun masyarakat. Peran penting pemerintah dalam keberhasilan peningkatan kesehatan masyarakat tergantung pada alokasi dana kesehatan pada anggaran belanja Negara dan kebijakan yang dilakukan dalam bidang kesehatan. Dalam upaya tersebut perlu dilakukan peningkatan fungsi sarana pelayanan kesehatan dengan menyediakan dan menyalurkan obat dan perbekalan farmasi lain yang dibutuhkan masyarakat dengan mutu yang terjamin dan harga yang terjangkau. Salah satu unsur yang dapat menunjang peningkatan pelayanan kesehatan yaitu dengan didirikannya industri farmasi sebagai sarana produksi obat maupun bahan obat. Obat merupakan bagian yang penting dalam pelayanan kesehatan. Sehingga diperlukan sediaan farmasi yang diharapkan dapat memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya guna meningkatkan kualitas , efektifitas dan keamanan obat yang diproduksi. Dalam upaya menjamin dan mempertanggung jawabkan khasiat, kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan, pemerintah telah mengambil kebijakan yang mengharuskan setiap industri farmasi untuk menerapkan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Kebijakan ini bertujuan untuk memberi jaminan kepada masyarakat dengan memastikan bahwa sifat dan mutu obat yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang farmasi dengan

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM, maka CPOB tahun 2001 direvisi oleh tim revisi CPOB pada tahun 2006. Untuk dapat menerapkan dan merealisasikan CPOB secara tepat dan konsisiten sangat diperlukan sumber daya manusia yang kompeten, oleh karena itu industri farmasi wajib menyediakan personil yang memenuhi kualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk menjalankan kegiatan industri. Seorang Apoteker adalah personil kunci dalam penerapan aspek-aspek yang tercantum dalam CPOB sehingga sehingga seorang apoteker dituntut untuk memiliki kemampuan, keterampilan dan pengetahuan khusus di bidang kefarmasian yang didukung oleh profesionalisme dan rasa tanggung jawab yang tinggi serta senantiasa mengikuti perkembangan teknologi di bidang farmasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara telah mengadakan kerjasama dengan beberapa industri farmasi, yang memberikan kesempatan kepada para calon apoteker untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di industri farmasi sehingga diharapkan seorang calon apoteker mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam menjalankan fungsinya di industri farmasi. Lembaga Farmasi Angkatan Udara Roostyan Effendie, Apt. merupakan salah satu lembaga yang berfungsi memproduksi obat-obatan dengan mutu, khasiat, serta keamanan yang terjamin untuk digunakan oleh TNI AU dan PNS TNI AU serta keluarganya. Lembaga yang berada di bawah Dinas Kesehatan Angkatan Udara (Diskesau) ini berupaya menerapkan prinsip-prinsip Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dengan tujuan meningkatkan kualitas, keefektifan dan keamanan obat yang diproduksi, meminimalkan terjadinya

Universitas Sumatera Utara

kesalahan dan menjamin agar obat yang dihasilkan memenuhi persyaratan sesuai dengan tujuan penggunaan. 1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Tujuan praktek kerja lapangan mahasiswa Program Profesi Apoteker di Lembaga Farmasi Angkatan Udara Bandung adalah: a. Memberikan gambaran kondisi kerja di industri farmasi untuk calon apoteker agar mampu menjalankan peran dan fungsinya. b. Mahasiswa dapat memahami aspek-aspek penerapan CPOB dalam industri farmasi. 1.3 Manfaat Praktek kerja ini dimaksudkan agar mahasiswa Profesi Apoteker mampu menjalani profesinya secara profesional, handal dan mandiri.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai