Disusun Oleh :
M Irsan Y 030.05.135
PENDAHULUAN
220 kasus/100.000 populasi (600.000/tahunnya) 10 % dari kasus-kasus tersebut fatal, dan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Mekanisme :kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, trauma ketika berolahraga, dan trauma penetrasi. Rasio antara pria dan wanita adalah 2:1, prevalensi terbanyak pada usia < 35 tahun.
Definisi
Trauma kepala : gangguan pada otak yang bersifat non degeneratif dan non kongenital yang disebabkan oleh kekuatan mekanik eksternal, yang menyebabkan terjadinya kerusakan kognitif, fisikal, dan fungsi psikososial yang permanen atau sementara, dengan atau tanpa disertai berkurangnya atau perubahan tingkat kesadaran.
Patofisiologi
Otak dilapisi tulang tengkorak, yang
merupakan kontainer yang kaku dan tidak elastis hanya peningkatan kecil volume kompartemen intrakranial yang masih dapat ditolerir sebelum tekanan akhirnya meningkat secara dramatis. Konsep ini diperkenalkan oleh Monro-Kellie, yang menyatakan bahwa volume intrakranial total adalah tetap karena adanya struktur inelastik dari tulang tengkorak. Vic= V(otak)+V(css)+V(darah)
Patofisiologi
Konsep tekanan perfusi serebral (CPP). CPP
diartikan sebagai perbedaan antara tekanan rata-rata arterial (MAP) dan tekanan intrakranial (ICP). Prakteknya, CPP adalah tekanan pada pengiriman aliran darah ke otak (CBF) CPP = MAP ICP ICP CPP CBF iskemi otak > herniasi otak (pergerakan dari otak melewati
struktur dural, yang akan berakibat pada trauma serebral yang fatal dan ireversibel)
pada otak sebagai hasil langsung dari trauma. Hal ini merupakan trauma struktural awal yang disebabkan oleh impact pada otak, dan seperti bentuk trauma neural yang lain, pasien sembuh secara perlahan.
kepala sekunder : trauma subsekuen apapun pada otak setelah terjadi kerusakan awal. Trauma ini dapat berasal hipotensi sistemik, hipoksia, peningkatan ICP, atau sebagai hasil biokimia dari perubahan fisiologi yang diawali oleh original traumanya. Pengobatan dari trauma kepala secara langsung adalah untuk mencegah atau meminimalisasikan trauma kepala sekunder.
Keadaan Klinis
Keadaan
klinis dari pasien bervariasi. Glasgow Coma Scale (GCS) yang dikembangkan oleh Jennet dan Teasdale digunakan untuk menggambarkan tingkat kesadaran pasien trauma kepala. GCS dibagi menjadi 3 kategori, pembukaan mata (E), respon motorik (M), dan respon Verbal (V).
Kecepatan rendah (terjatuh atau terpukul) Kecepatan tinggi (tabrakan) Cedera Peluru Cedera Tembus lainnya
a.Cedera kepala ringan (kelompok risiko rendah) - Skor GCS 14-15 - (-)kehilangan kesadaran - (-)intoksikasi alkohol/obat terlarang - Dapat mengeluh nyeri kepala/pusing - Pasien menderita abrasi, Iaserasi, atau hematoma kulit kepala - Tidak ada kriteria cedera sedang-berat
Anamnesis
I. Identifikasi pasien
II. Keluhan utama, dapat berupa :
Anamnesis Khusus
Kapan
waktu kejadian ? Menentukan prognosa Bagaimana mekanisme terjadinya trauma, bagian tubuh yang terkena dan tingkat keparahannya ? Memakai helm atau tidak? Menentukan pola jejas akibat trauma Apakah ada pingsan ? Penurunan kesadaran, gejala TTIK
Anamnesis Khusus
Apakah
Apakah
ada nyeri kepala, kejang, mual dan muntah ? Gambaran gejala TTIK
Anamnesis Khusus
Apakah
ada perdarahan dari telinga, hidung dan mulut ? jejas pada telinga, hidung dan mata dengan kemungkinan
terjadinya fraktur basis kranii yang dapat diketahui dari terjadinya rhinorrhea atau otorrhea akibat kebocoran dari LCS Riwayat AMPLE : Allergy, Medication (sebelumnya), Past Illness (penyakit penyerta), Last Meal, Event/Environment yang berhubungan dengan kejadian trauma
Pemeriksaan Fisik
1. Primary Survey A.Airway, dengan kontrol servikal B.Breathing, dengan ventilasi yang adekuat C.Circulation, dengan kontrol perdarahan D.Disability E.Exposure
Pemeriksaan Fisik
2. Secondary Survey Adalah pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe, examination), termasuk reevaluasi tanda vital.
Cari adanya tanda-tanda :
Racoon eyes sign (echimosis periorbital) Battles Sign (echimosis retroaorikuler) Rhinorrhea , Otorhea (tanda kebocoran LCS)
dan pupil jika belum dilakukan pada primary survey Dilakukan X-ray foto pada bagian vang terkena trauma dan terlihat ada jejas.
Retakan pada tulang tengkorak b. Gegar otak dan robekan otak Gegar otak (kontusio serebri) merupakan memar pada otak, yang biasanya disebabkan oleh pukulan langsung dan kuat ke kepala. Robekan otak adalah robekan pada jaringan otak, yang seringkali disertai oleh luka di kepala yang nyata dan patah tulang tengkorak.
Adalah penimbunan darah di dalam otak atau diantara otak dengan tulang tengkorak - Hematoma Epidural Perdarahan di antara duramater dan tlg tengkorak yg berasal dari arteri. Gejala : sakit kepala hebat, ngantuk, lumpuh,pingsan dan koma. Pd CTScan clotting berbentuk bikonveks.
- Hematoma Subdural
Perdarahan di antara duramater dan arachnoid yang berasal dari vena di sekeliling otak. Pd CT-Scan terdapat gambaran bulan sabit.
Penatalaksanaan TTIK
Terapi Konservatif: Posisi : Head up 30 0. Hiperventilasi ringan 15-30 menit Mild hipothermi Manitol 20% dosis 0,25 - 2 gr/Kg BB/kali pemberian tiap 4 6 jam. Barbiturate (thiopentone) Terapi operatif Craniotomi evakuasi Diversi LCS Dekompresi