Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan 3

Konsep Dasar Ekonomi Islam


Azis Budi Setiawan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI

Konsep Dasar Ekonomi Islam Tujuan Hidup Ekonomi Islam dan Rasionalitas

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 2

Tujuan Hidup Manusia


Pada dasarnya tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mencapai kesejahteraan, meskipun manusia memaknai kesejahteraan dengan prespektif yang berbeda-beda. Sebagian besar paham ekonomi (konvensional) memaknai kesejahteraan sebagai kesejahteraan material duniawi.

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 3

Falah sebagi Tujuan Hidup (1)


Islam memaknai kesejahteraan dengan istilah falah. Informasi mengenai konsep kesejahteraan ini hanya dapat diperoleh dari Allah Subhanahu wa Taala, yaitu melalui ajaran yang diwahyukan dalam Alquran dan Sunnah. Istilah falah disebutkan dalam beberapa ayat Alquran sebagai ungkapan atas orang-orang yang sukses. Misalnya dalam beberapa ayat disebut dengan kata muflihun (QS 3:104; 7:8,157; 9:88,23; 23:102; 24:51), dan aflah (QS 23:1; 91:9). Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yuflihu yang berarti kesuksesan, kemuliaan dan kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan kemenangan dalam hidup.

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 4

Falah sebagi Tujuan Hidup (2)


Falah dalam hal ini berarti kesejahteraan holistik dan seimbang antara dimensi: (1) material-spiritual; (2) individual-sosial; (3) kesejahteraan di kehidupan duniawi dan di akhirat. Sejahtera dunia diartikan sebaga segala yang memberikan kenikmatan hidup inderawi, baik fisik, intelektual, biologis maupun material. Sedangkan kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang diperoleh setelah kematian manusia. Prilaku manusia di dunia diyakini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan di akhirat yang abadi. Dalam konteks dunia, falah merupakan konsep yang multidimensi. Ia memiliki implikasi pada aspek mikro maupun makro.

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 5

Tabel 1.1. Aspek Mikro dan Makro dalam Falah Unsur Falah Aspek Mikro
o Kelangsungan hidup biologis: kesehatan, kebebasan keturunan dsb. o Kelangsungan hidup ekonomi: kepemilikan faktor produksi Kelangsungan Hidup o Kelangsungan hidup sosial: persaudaraan dan harmoni hubungan sosial o Kelangsungan hidup politik: kebebasan dalam partisipasi politik o Terbebas dari kemiskinan o Kemandirian hidup o Harga diri Kekuatan dan harga diri o Kemerdekaan, perlindungan terhadap hidup dan kehormatan

Aspek Makro
o Keseimbangan ekologi dan lingkungan o Pengelolaan sumber daya alam o Penyediaan kesempatan berusaha untuk seluruh penduduk o Kebersamaan sosial, ketiadaan konflik antar kelompok o Jati diri dan kemandirian o Penyediaan sumber daya untuk seluruh penduduk o Penyediaan sumber daya untuk generasi yang akan datang o Kekuatan ekonomi dan kebebasan dari utang o Kekuatan militer

Kebebasan berkeinginan

Sumber: M. Akram Khan (1994). An Introduction to Islamic Economics, Islamabad: IIIT Pakistan
Chapter 14: Page 6

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Maslahah sebagai Tujuan Antara untuk Mencapai Falah


Falah dapat terwujud apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang sehingga tercipta maslahah. Maslahah adalah segala bentuk keadaan, baik material maupun non material, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Maslahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (aql), keturunan (nasl), dan material (maal). Dien dibutuhkan oleh manusia menuntun keyakinan, memberikan ketentuan/aturan hidup, dan membangun moralitas. Nafs sesuatu yang membantu eksistensinya merupakan kebutuhan, yang mengancam kehidupan harus dijauhi Aql Islam mewajibkan tholabul ilm karena tanpanya manusia akan mengalami kesulitan dan penderitaan. Nasl kelangsungan generasi dan kehidupan dunia sangat penting Maal Ia dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan sebagai sarana untuk ibadah (banyak ibadah membutuhkan harta)

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 7

Permasalahan dalam Mencapai Falah (1)


Dalam upaya mencapai kesejahteraan manusia menghadapi masalah, yaitu kesenjangan antara sumber daya (resources) yang ada dengan keinginan & kebutuahan (want & need) manusia. Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan berbagai sumber daya yang memadai untuk mencukupi kebutuhan manusia. Penyebab Kelangkaan relatif (relative scarcity): (1) Ketidakmerataan distribusi sumber daya contoh: kelangkaan BBM manusia mencari alternatif biogas dst. (2) Berbagai keterbatasan manusia contoh: (1) keterbatasan ilmu pengetahuan yang dikuasi, (2) keserakahan manusia (sifat buruk). serta (3) munculnya konflik antara tujuan duniawi dan ukhrawi contoh: korupsi korbankan akhirat timbulkan scarcity bagi pihak lain.

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 8

Permasalahan dalam Mencapai Falah (2)


Ilmu ekonomi Islam lahir untuk menyelesaikan permasalahan kelangkaan relatif (relative scarcity) ini. Sehingga dapat dicapai falah, yang diukur dengan maslahah. Terdapat tiga aspek utama yang harus diselesaikan oleh ekonomi agar falah tercapai, yaitu: (1) konsumsi, output atau komoditas apa dan berapa yang diperlukan agar kemaslahatan maksimal tercapai; (2) produksi, bagaimana output dihasilkan agar kemaslahatan maksimal tercapai; dan (3) distribusi, bagaimana sumber daya dan output didistribusikan agar setiap mendapatkan maslahah yang maksimal. Ketiga aspek tersebut merupakan kesatuan integral untuk mewujudkan maslahah kehidupan. Aktivitas ekonomi harus menuju pada tujuan yang sama untuk mencapai maslahah yang maksimum bagi umat manusia, dimana: Konsumsi orientasi keseimbangan pemenuhan kebutuhan antar individu dan antar aspek kehidupan. Produksi orientasi efisien dan adil, sehingga mencukupi kebutuhan semua manusia Distribusi orientasi adil dan merata agar semua memiliki kesempatan yang sama untuk memenuhi kebutuhan. Dengan demikian diharapkan falah dapat tercipta bagi setiap manusia.

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 9

B. Konsep Dasar Ekonomi Islam Tujuan Hidup Ekonomi Islam dan Rasionalitas

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 10

Dasar Ekonomi Islam


Ekonomi merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Dan karenanya ekonomi Islam akan terwujud sempurna hanya jika ajaran Islam diyakini dan dilaksanakan secara menyeluruh. Falah hanya akan diperoleh jika ajaran Islam dilaksanakan secara kafah (sempurna). Ekonomi Islam mempelajari prilaku ekonomi individuindividu yang secara sadar dituntun ajaran Islam Alquran dan Sunnah dalam memecahkan masalah ekonomi yang dihadapinya.

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 11

Pengertian dan Lingkup Ekonomi Islam (1)


Secara umum, ekonomi Islam didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meneliti, dan akhirnya berupaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami. Yang dimaksudkan dengan cara-cara yang Islami disini adalah cara-cara yang didasarkan atas Alquran dan Sunnah. Jadi, ilmu ekonomi Islam mendasarkan segala aspek tujuan, metode penurunan ilmu, dan nilai-nilai yang terkandung pada agama Islam. Penurunan kebenaran atau hukum dalam ekonomi Islam didasarkan pada kebenaran deduktif wahyu Ilahi (ayat qauliyah) yang didukung oleh kebenaran induktif empiris (ayat kauniyah).

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 12

Pengertian dan Lingkup Ekonomi Islam (2)


Beberapa ekonom memberikan penegasan bahwa ruang lingkup ekonomi Islam adalah masyarakat Muslim atau negara Muslim. Namun pendapat lain lebih menekankan terhadap perspektif Islam tentang masalah ekonomi pada umumnya. Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam bukan hanya merupakan praktik ekonomi yang dilakukan oleh individu dan komunitas muslim yang ada, namun juga merupakan perwujudan perilaku ekonomi yang didasarkan pada ajaran Islam. Berbeda dengan ekonomi konvensional yang hanya lebih menekankan pada analisis terhadap masalah ekonomi dan alternatif solusinya. Dalam padangan ini tujuan ekonomi dan nilai-nilainya (value) dianggap sebagai hal yang sudah tetap (given) atau diluar bidang ilmu ekonomi. Ekonomi Islam dan konvensional berbeda dalam cara menyelesaikan masalah dan cara melihat masalah. Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Al-Quran dan Sunah.

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 13

Ekonomi Islam sebagai Suatu Ilmu dan Norma


Ekonomi positif (positive economics) dan ekonomi normatif (normative economics) Ilmu ekonomi konvensional melakukan pemisahan secara tegas antara aspek positif dan normatif. Fakta ekonomi independen terhadap norma (tidak ada kausalitas) norma diluar ilmu ekonomi Ekonomi Islam hanya akan dihasilkan dengan integrasi norma dan ilmu ekonomi.

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 14

Rasionalitas dalam Islam


Ekonomi Islam dibangun atas dasar perilaku individu yang rasional Islami. Rasional Islami dalam hal ini tidak dimaknai sebagai rasional sempit, melainkan perilaku logis bagi setiap individu yang sadar dan perhatian untuk memperoleh falah. Hal ini menuntut manusia untuk bervisi dan berfikir jangka panjang. Dalam hal tertentu, manusia akan mengorbankan kepentingan duniawinya untuk mendapatkan kesejahteraan akhirat atau melakukan tindakan etis yang mengorbankan kepentingan individu atau material demi memperoleh maslahah yang lebih besar. Perilaku etis dipandang sabagi perilaku rasional ketika sejalan dengan nilai-nilai falah.

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 15

Wallahualam bishawab Jazakumullah Khoiron Katsiraa

Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition

Chapter 14: Page 16

Anda mungkin juga menyukai