Anda di halaman 1dari 3

T1/Bajuri/UNIKOM/2011

Nama NIM Tanggal

: Citra Mustikawati : 41808016 : 12 Maret 2011

Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Perayaan Hari Nyepi (Pikiran Rakyat Edisi 4 Maret 2011 dan Kompas Edisi 6 Maret 2011)

I.

Pendahuluan Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur atau

pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, meyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya (Sumadiria, 2008). Jurnalis biasa menggunakan bahasa jurnalistik dalam menulis hasil liputannya di media massa. Dapat dikatakan bahasa Indonesia pada karya jurnalistik dapat dikategorikan sebagai bahasa jurnalistik. Secara lebih seksama bahasa jurnalistik dapat dibedakan berdasarkan bentuknya. Menurut bentuk media, menjadi bahasa jurnalistik media cetak, bahasa jurnalistik radio, bahasa jurnalistik televisi dan bahasa jurnalistik media online internet. Ada 17 ciri utama bahasa jurnalistik yang berlaku untuk semua bentuk media berkala tersebut. Ciri-cirinya adalah sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal, menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, pilihan kata. (diksi) yang tepat, mengutamakan kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari pengunaan kata atau istilah-istilah teknis, dan tunduk kepada kaidah etika (Sumadiria, 2008:14-20) Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menulis berita utama ada yang menyebut laporan utama, forum utama akan berbeda dengan bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menulis tajuk dan features. Sifat-sifat tersebut merupakan hal yang harus dipenuhi oleh

ragam bahasa jurnalistik mengingat surat kabar dibaca oleh semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Dengan kata lain bahasa jurnalistik dapat dipahami dalam ukuran intelektual minimal. Hal ini dikarenakan tidak setiap orang memiliki cukup waktu untuk membaca surat kabar. Oleh karena itu, bahasa jurnalistik sangat mengutamakan kemampuan untuk menyampaikan semua informasi yang dibawa kepada pembaca secepatnya dengan mengutamakan daya komunikasinya.

II.

Pembahasan Terdapat beberapa penyimpangan bahasa jurnalistik jika dibandingkan dengan

kaidah bahasa Indonesia baku: 1. Penyimpangan Morfologis Peyimpangan ini banyak ditemukan pada judul berita surat kabar yang memakai kalimat aktif, yaitu pemakaian kata kerja tidak baku dengan penghilangan afiks. Afiks pada kata kerja yang berupa prefiks atau awalan dihilangkan. Bisa kita lihat pada judul berita Umat Hindu Gelar Tawur Agung Kasanga (Pikiran Rakyat, 4/3/11). Jika menilik pada bahasa Indonesia yang benar, kalimat aktif di atas seharusnya: Umat Hindu Menggelar Tawur Agung Kesanga. Berbeda pula dengan judul berita Nyepi Bertambah Sepi (Kompas, 6/3/11). Kalimat yang digunakan telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku. Karena kalimat yang digunakan tidak menghilangkan afiks dan kata kerja yang digunakan pun baku. 2. Kesalahan Sintaksis Kesalahan berupa pemakaian tatabaha atau struktur kalimat yang kurang benar sehingga sering mengacaukan pengertian. Hal ini disebabkan logika yang kurang bagus. Paragraf keempat dan keenam pada Pikiran Rakyat edisi 4 Maret 2011, tidak mencantumkan kembali nama narasumber yang ucapannya dikutip dalam berita tersebut. Ini bisa mengaburkan pembaca dalam mengetahui narasumber. Untuk mengutip ucapan dari narasumber tidak harus selalu dalam bentuk kalimat langsung namun bisa juga dalam kalimat tidak langsung seperti yang terdapat pada paragraf ketiga harian Kompas edisi 6 Maret 2011 dan paragraf ketujuh pada Pikiran Rakyat edisi 4 Maret 2011. Pada paragraf kesebelas dalam berita Umat Hindu Gelar Tawur Agung Kasanga (Pikiran Rakyat, 4/3/11) sebelum kata hingga dibubuhi tanda koma.

Seharusnya tidak perlu dibubuhi tanda koma karena tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku.

III.

Simpulan Bahasa jurnalistik atau bahasa Indonesia ragam jurnalistik merupakan ragam bahasa

kreatif bahasa Indonesia. Bahasa jurnalistik berbeda dengan bahasa Indonesia lainnya, seperti bahasa akademik dan bahasa literat yang mempunyai ciri khas masing-masing. Meskipun syarat bahasa jurnalistik harus singkat, padat, dan jelas namun juga harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku. Analisis bahasa jurnalistik pada Pikiran Rakyat edisi 4 Maret 2011 dan Kompas edisi 6 Maret 2011 tentang berita Perayaan Nyepi ditemukan beberapa kesalahan. Di antara keduanya, kesalahan bahasa jurnalistik didominasi oleh Pikiran Rakyat. Dalam hal ini, surat kabar nasional lebih baik dalam tatanana bahasa jurnalistiknya dibanding surat kabar lokal.

Daftar Pustaka Khajar, Santi. 2011. Analisis Bahasa Jurnalistik (Koran Tempo, Edisi Rabu, 6 Oktober 2010). http://sakhaalmaqdis.blogspot.com/2011/02/analisis-bahasa-jurnalistik-korantempo.html Diakses pada tanggal 7 Maret 2011 Pkl. 8:55 am Sumadiria, Haris AS. 2008. Bahasa Jurnalistik (Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis). Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Anda mungkin juga menyukai