Anda di halaman 1dari 39

Dr. Suri Dwi Lesmana,M.

Biomed

Disebabkan oleh virus Dengue Vektor Aedes aegypti vektor aktual Aedes albopictus vektor potensial Diagnosis kriteria WHO gejala klinik dan laboratrik Masa inkubasi 3-15 hari rata-rata 5-8 hari Diagnosis banding : Demam dengue, chikungunya, tifoid, malaria

TPA yang berisi air jernih atau air yang sedikit terkontaminasi seperti bak mandi, drum, tangki air, tempayan, vas bunga Ae.aegypti menyukai tempat berkembangbiak yang tidak terkena sinar matahari langsung dan tidak dapat hidup pada air yang langsung berhubungan dengan tanah >>>> bak mandi

Jumlah larva Ae.aegypti pada breeding place dipengaruhi oleh kasar halusnya dinding TPA, warna TPA dan kemampuan TPA menyerap air. Selain itu juga dipengaruhi oleh ukuran TPA dan jumlah air yang terdapat di dalamnya

Perkembangan larva dipengaruhi oleh suhu dan makanan di dalam tempat berkembang biak Di laboratorium pada keadaan optimal ( cukup makanan dan suhu air 25-27oC) 68 hari Larva mati pada suhu kurang dari 10oC atau lebih dari 40oC Makanan larva mengandung zat esensial protein, lipid, karbohidrat, vit b compleks dan elektrolit

Di alam spora jamur dan bakteri >>>> Berkembangbiak pada pH 5,8 8,6

Aktivitas menggigit pada siang hari dengan 2 puncak pukul 08.00 12.00 dan 15.00 17.00 Endofagik Antropofilik Multiple bites efektif untuk menularkan Dapat hidup ketinggian 1000 m dari permukaan laut Kemampuan terbang rata-rata 40 meter maksimal 100 meter berpindah pasif

Angka bebas jentik (ABJ): Jumlah rumah yang tidak ditemukan jentik x 100 % Jumlah bangunan yang diperiksa
House

Index (HI): Jumlah rumah yg ditemukan jentik x 100 % Jumlah rumah yang diperiksa

Container Index (CI): Jumlah container berisi jentik x 100% Jumlah container yang diperiksa
Breteu

index (BI): jumlah container berisi jentik dalam 100 rumah / bangunan

ABJ

dan HI lebih menggambarkan luasnya penyebaran nyamuk BI menunjukkan kepadatan dan penyebaran larva

1.

2. 3. 4.

Terdapat sumber infeksi yaitu penderita DBD Umur nyamuk lebih dari 10 hari Jumlah nyamuk harus banyak Nyamuk harus tahan terhadap virus

Kegiatan pokok pemberantasan DBD: 1. Pengamatan dan penatalaksanaan penderita 2. Pemberantasan vektor 3. Penyuluhan kepada masyarakat 4. evaluasi

Penderita / tersangka DBD yang dirawat di RS/puskesmas dilaporkan secepatnya ke Dinkes II Penatalaksanaan dengan rawat inap dan rawat jalan sesuai dengan prosedur diagnosis

Terdiri atas: 1. Pemberantasan sebelum musim penularan 2. Pemeriksaan jentik berkala 3. Abatisasi 4. Penanggulangan fokus 5. Penanggulangan KLB/wabah

Meliputi:
1. Perlindungan

perorangan (kelambu, repelent, penyemrotan dll) 2. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3. pengasapan

Sekurang-kurangnya setiap 3 bulan oleh jumantik penyuluhan dari rumah ke rumah

Kegiatan PSN: 1. Menguras bak mandi seminggu sekali 2. Menutup rapat TPA 3. Membersihkan halaman dari TPA 4. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung

5. Mengeringkan air tergenang 6. Menutup lubang pohon dengan tanah dll

Terdiri atas: 1. Daerah rawan I (endemis) 2. Daerah rawan II (sporadis) 3. Daerah rawan III (potensial) 4. Daerah bebas

Penggunaan larvisida temefos (abate) Temefos yang digunakan SG (Sand Granule) dosis 1 ppm 1 gram temefos SG 1 % per 10 liter air Efek residu 2-3 bulan Setahun 4 kali abatisasi Butiran abate di dasar akan mengeluarkan zat aktifnya dan menempel di dinding container Takaran abate 1 sendok peres = 10 gram abate

Terdiri dari kegiatan: 1. penelitian epidemiologi 2. Penyuluhan kelompok 3. Pengasapan malation >>>

Pengasapan dilakukan jika: 1. House index di lokasi tempat tinggal penderita 10% atau jika ditemukan lebih dari 1 penderita di wilayah tersebut dalam waktu 1 bulan 2. Di suatu wilayah terdapat 2 penderita atat lebih dengan jarak waktu kurang dari 4 minggu

3. Dalam 1 minggu terjadi peningkatan jumlah penderita 2 kali lipat 4. Dalam 1 bulan terdapat peningkatan 2 kali lipat 5. Di sekolah tempat penderita ditemukan Ae.aegypti 6. Pengasapan minimal 2 kali dangan jarak 10 hari dalam radius 100 meter

Dilaksanakan dengan: 1. Pengasapan 2 siklus 2. Abatisasi masal 3. Penggerkan PSN di seluruh wilayah terjangkit

Disebabkan oleh Plasmodium Sp Ditularkan oleh nyamuk Anopheles Sp Gejala: Trias Malaria Diagnosis : ditemukan parasit malaria dalam sediaan darah tebal maupun tipis

Menghisap darah pada malam hari atau sejak senja sampai dini hari Jarak terbang biasanya 0,5 3 km Bergerak pasif

Terbagi atas 3 zona: 1. Pantai 2. Pedalaman 3. Kaki gunung dan gunung

Spesies yang banyak: An. sundaicus, An. Subpictus Tempat perindukan: tanaman bakau, rawa dan empang sepanjang pantai

Spesies: An.aconitus, An.barbirostris, An.subpictus, An.nigerimus, An.sinensis Tempat perindukan: sawah, rawa, empang, saluran irigasi

Spesies: An.balabacensis, An.maculatus Tempat perindukan: kolam berbatu di hutan, mata air di pegunungan

Terdiri dari: 1. Kebiasaan nyamuk menghisap darah manusia 2. Umur nyamuk > 10 hari 3. Kepadatan tinggi 4. Hasil infeksi di laboratorium mengembangkan sporozoit

1. 2.

3.

Pengobatan penderita Perlindungan pribadi terhadap gigitan nyamuk kelambu celup permetrin, repellent Pemutusan rantai penularan dengan pengendalian vektor

>>>> resistensi ACT

Antara lain: 1. Pengendalian biologik ikan, bakteri bacillus thuringiensis 2. Insektisida 3. Modifikasi lingkungan pengaliran air, penimbunan

Bertujuan: 1. Menekan populasi vektor serendahrendahnya 2. Menghindarkan terjadinya kontak antara vektor dan manusia

Pengendalian vektor: 1. Pengendalian alami 2. Pengendalian buatan

1.

2. 3. 4. 5.

Adanya gunung , lautan, danau dan sungai yg merupakan rintangan Ketinggian dari permukaan laut Perubahan musim Predator Penyakit serangga

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian

lingkungan kimiawi resisten !!! mekanik fisik biologik legislatif

Anda mungkin juga menyukai