NOMOR MODEL
NAMA PASIEN : Hidayatul Mabrur OPERATOR : Felicia Rahesti Herriyadi (06/KG/8001) PEMBIMBING : drg. Darmawan, Sp.Ort BAGIAN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009
I.
I.IDENTITAS Operator No. Mhs Pembimbing Nomor Model Nama Pasien Suku Umur Jns Kelamin Alamat Telp Pekerjaan Nama ayah Suku Umur Nama ibu Suku Umur Pekerjaan ortu Alamat ortu Telp : 40 th : Wiraswasta : Jl Budi Utomo, Gg Hidayah No 2 Siantan Pontianak :WAKTU PERAWATAN : Tgl. 20 Juli 2011 : Tgl. 25 Juli 2011 : Tgl. : Tgl. : Felicia Rahesti Herriyadi : 06/KG/8001 : drg. Darmawan Sp. Ort. : 20511923 : Hidayatul Mabrur : Melayu : 23 thn : Laki-laki : Jl. Selokan Mataram, Dabag, Condong Catur : 085643005524 : Mahasiswa : M. Arsyad Yusuf : Melayu : 50 th : Siti Khadijah : Melayu
I.
II.
PEMERIKSAAN KLINIS
A.
Keluhan utama
riwayat penyakit yang mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan dentofasial ataupun penyakit yang dapat mengganggu proses perawatan ortodontik yang dilakukan. Pasien juga tidak dalam masa perawatan dokter. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi-geligi :
Gigi Desidui :
Gigi-gigi susu tumbuh dengan baik, gigi belakang ada yang berlubang. Gigi-gigi susu tumbuh rapi, tidak berjejal, dan tidak ada riwayat gigi susu yang lama tanggalnya.
Gigi Bercampur :
Periode gigi bercampur baik, sesuai dengan tahapan pergantian gigi.
Gigi Permanen :
Gigi geraham kecil berlubang . Gigi depan atas dan bawah tampak berjejal dan satu gigi depan atas sedikit mundur.
Jenis
Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien : ada Durasi 18 tahunsekarang Frekuensi 1 jam sehari saat sedang belajar Intensitas Sebentar dan kuat
Keterangan : Ayah : gigi besar dan berjejal Ibu : gigi-geligi normal dan rapi Anak I (perempuan) : gigi-geligi normal dan rapi Anak II (laki-laki) : gigi berjejal Anak III (laki-laki) : pasien Anak IV (perempuan) : gigi bawah berjejal
B.
Status Gizi
2. Lokal
a. Ekstra oral Lebar kepala : 14 cm Panjang Kepala : 17,9 cm
Kepala :
Indeks Kepala
Muka :
: 12,3 cm
Lebar Bizygomatic : 13 cm Indeks muka = jarak N Gn Lebar Bizygomatik Bentuk muka : Leptoprosop, simetris x 100 = 94,6
Profil Muka
Garis Simon (Bidang Orbital) Tonus Otot Mastikasi Tonus Otot Bibir
: Normal : Normal
: Baik
i. Fren. Labii Superior : Normal ii. Fren. Labii Inferior : Normal iii. Frenulum Linguais : Normal
Keterangan : Perlekatan frenulum normal : Normal , tidak ada pembengkakan
Tonsila
Pemeriksaan Gigi-gigi :
V 5 IV 4 III 3 II 2 I 1 I 1 II 2 III 3 IV 4 V 5
8 O 8
6 T 6
8 O 8
5 V
4 IV
3 III
2 II
1 I
1 I
2 II
3 III
4 IV
5 V
Tampak depan
Tampak samping
Leptoprosop
Cembung normal
Posterior Cross bite Open bite Scissor bite Cup to cup bite : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada
Relasi Molar pertama kanan : Klas I Relasi Molar pertama kiri : Klas I
: Segaris : Segaris
Rahang Atas Gigi 1 2 3 4 5 6 7 Kanan 9,3 7,9 8,0 6,6 6,5 11,0 8,8 Kiri 9,2 7,8 7,9 6,6 6,4 10,6 8,0 Normal 7.40 9.75 6.05 8.10 7.05 9.32 6.75 9.00 6.00 8.10 9.95 12.10 8.75 10.87
Tidak normal Tidak normal
Rahang Bawah Ket. Kana n 6,2 6,0 6,2 6,5 6,3 11,3 9,8 6,5 6,2 6,4 6,6 6,4 11,4 10,2 4.97 6.60 5.45 6.85 6.15 8.15 6.35 8.75 6.80 9.55 10.62 13.05 8.90 11.37 Kiri Normal Ket.
6. Perhitungan-perhitungan
Metode Pont
Jumlah mesiodistal 21 12 : 34,2 mm Jarak P1-P1 pengukuran : 35 mm Jarak P1-P1 perhitungan: Diskrepansi
I 100 = 42,75 80
: 47,4 mm :
I 100 = 53,4 64
: -6 mm kontraksi sedang
: Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral di regio P1-P1 mengalami kontraksi sedang sebesar -7,7 mm, dan di regio M1-M1 mengalami kontraksi sedang sebesar -6 mm.
Metode Korkhaus
Tabel korkhaus Diskrepansi Keterangan ke arah posterior Metode Howes Jumlah lebar mesiodistal M1-M1 Jarak P1-P1 (Tonjol) : 97,8 mm : 41,5 mm : 19,5 mm : 4,8 mm retraksi : Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi mengalami retraksi sebesar 4,8 mm. Jarak I-( P1-P1) pengukuran : 14,7 mm
Indeks P : Jarak P1-P1 X 100% = 42,4 % md M1-M1 Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi : Kurang Jarak Inter Fossa Canina : 43,7 mm Indeks FC : Jarak FC X 100% = 45,6 % md M1-M1 Lengkung basal untuk menampung gigi-gigi: Cukup Inklinasi gigi-gigi regio posterior : Konvergen
10
Ki Ka Ki Ka Ki
Diskrepansi : -5,9 mm
Rahang Bawah : Panjang Lengkung ideal : 80,1 mm Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki II. : 40 mm : 40,1 mm : 25,7 mm :27,6 mm : 42,5 mm : 43,5 mm : -2,5 mm : -3,4 mm DIAGNOSIS SEMENTARA Kasus maloklusi menyangkut masalah : Estetika Crowding Malposisi individual
Diskrepansi : -5,9 mm
11
Maloklusi Angle klas I tipe dental dengan disertai malposisi gigi individual, yaitu Rahang Atas 2| : distopalatotorsiversi 1| : distoversi |1 : mesioversi |2 : distopalatotorsiversi |3 : bukoversi |5 : bukoversi Rahang bawah | : bukoversi 4 | : distobukotorsiversi 3 | : palatoversi 2 | : mesioversi 1 2| : linguoversi 3| : distolinguotorsiversi VI. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI Gigi-gigi anterior rahang atas tampak protrusif, hal ini dapat disebabkan karena kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh pasien, yaitu kebiasaan menggigit pulpen pada usia 18 tahun sampai sekarang dengan intensitas yang sebentar dan kuat. Selain dari kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh pasien, nampaknya faktor genetik dari orang tua pun ikut mempengaruhi keadaan gigi yang protrusif ini. Hal ini diketahui dari riwayat gigi-geligi keluarganya, yaitu ayah yang memiliki gigi-geligi dengan ukuran yang besar dan berjejal, anak II yang berjejal, dan anak IV dengan gigi rahang bawah berjejal. Sedangkan Pada gigi anterior RA dan RB tampak adanya malposisi gigi individual. Yang disebabkan : Rahang Atas 2| : distopalatotorsiversi Kemungkinan disebabkan oleh gigi desidui yang terlambat tanggal sehingga pada saat gigi permanen tumbuh tidak pada posisi yang benar
12
1| : distoversi Kemungkinan disebabkan oleh gigi desidui yang terlambat tanggal sehingga pada saat gigi permanen tumbuh tidak pada posisi yang benar
|1 : mesioversi Kemungkinan akibat gigi desidui yang terlambat tanggal sehingga pada saat gigi permanen tumbuh tidak pada posisi yang benar |2 : distopalatotorsiversi Kemungkinan akibat gigi desidui yang terlambat tanggal sehingga pada saat gigi permanen tumbuh tidak pada posisi yang benar |3 : bukoversi Kemungkinan disebabkan kurangnya ruang antara gigi 2 dan gigi 4 saat gigi tumbuh sehingga gigi permanen tumbuh tidak pada posisi yang benar |5 : bukoversi Kemungkinan disebabkan kurangnya ruang antara gigi 4 dan gigi 6 saat gigi tumbuh sehingga gigi permanen tumbuh tidak pada posisi yang benar Rahang Bawah | : bukoversi 4 Kemungkinan disebabkan oleh premature loss gigi 6 sehingga tidak tersedianya cukup ruang untuk tumbuh gigi | : distobukotorsiversi 3 Kemungkinan disebabkan karena inklinasi gigi anterior RA yang terlalu tegak sehingga menyebabkan lengkung gigi menjadi sempit. | : palatoversi 2 Kemungkinan disebabkan karena inklinasi gigi anterior RA yang terlalu tegak sehingga menyebabkan lengkung gigi menjadi sempit.
13
| : mesioversi 1 Kemungkinan disebabkan karena inklinasi gigi anterior RA yang terlalu tegak sehingga menyebabkan lengkung gigi menjadi sempit. 2| : linguoversi Kemungkinan disebabkan karena inklinasi gigi anterior RA yang terlalu tegak sehingga menyebabkan lengkung gigi menjadi sempit. 3| : distolinguotorsiversi Kemungkinan disebabkan karena inklinasi gigi anterior RA yang terlalu tegak sehingga menyebabkan lengkung gigi menjadi sempit. VII. PROSEDUR PERAWATAN Rencana Perawatan 1. Edukasi tentang perawatan orthodontik yang akan dilakukan 2. Edukasi untuk menghilangkan Bad habit 3. Pencarian ruang, dengan :
14
Pasien memiliki bad habit yaitu menggigit-gigit pulpen yang sampai saat ini masih cukup sering dilakukan, dengan menggigit-gigit pulpen ini mengakibatkan posisi gigi-geligi anerior rahang atas menjadi maju (protrusif). Untuk mencapai hasil perawatan ortodontik yang maksimal dan sempurna, bad habit tersebut harus dihilangkan. 3. Pencarian ruang Rahang Atas : Berdasarkan determinasi lengkung, rahang atas memiliki kekurangan ruang total sebesar 5,9 mm dengan kekurangan sisi kiri 1,5 mm, dan sisi kanan 4,4 mm. Kemudian untuk kekurangan ruang dilakukan pencabutan P1 pada masing-masing sisi. Rahang Bawah : Berdasarkan determinasi lengkung, rahang bawah memiliki kekurangan ruang total sebesar 5,9 mm dengan kekurangan sisi kiri 3,4 mm, dan sisi kanan 2,5 mm. Untuk kekurangan ruang tersebut dilakukan pencabutan P1 kanan dan kiri. 4. Pengkoreksian malposisi gigi Rahang Atas : Pengkoreksian malposisi gigi rahang atas dilakukan dengan plat aktif dengan komponen: Labial arch dengan 0,7 mm, U loop antara gigi 5-5 Adam klamer 0,7 mm pada gigi 6 & 6 Simple spring 0,7 mm pada gigi 2 & 2 finger spring 0,7 mm pada gigi 1 & 1
Rahang Bawah : Pengkoreksian malposisi gigi rahang bawah dilakukan dengan plat aktif dengan komponen: Labial arch dengan 0,7 mm, U loop antara gigi 5-5 Adam klamer 0,7 mm pada gigi 6 & 6 Simple spring 0,7 mm pada gigi 2 & 2 Finger spring 0,7 mm pada gigi 3 & 3 & 1 kiri
15
5. Pengaktifan alat
mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut saat berfungsi. Labial arch dengan U loop untuk mempertinggi retensi dan stabilitas alat.
malposisi dikoreksi menggunakan simple spring pada gigi I2 kanan dan kiri untuk menggeser kearah labial dan finger spring pada gigi I1 kanan untuk menggeser kearah mesial dan finger spring pada I1 kiri untuk menggeser gigi kearah distal.
simple spring pada I2 kanan dan kiri untuk menggeser gigi ke arah labial dan finger spring pada gigi dan C kan dan kiri untuk menggeser gigi ke arah mesial dan finger spring pada gigi I1 kiri untuk menggeser gigi ke arah distal. 6. Penyesuaian oklusi Dengan articulating paper pasien di instruksikan untuk mengigit ( posisi oklusi sentrik ) articulating paper dan melihat adakah daerah yang warnanya lebih tebal stone. 7. Pemasangan retainer Untuk mencegah hasil perawatan relaps atau untuk mempertahankan lengkung yang telah dikoreksi maka untuk RA dan RB digunakan retainer yang berupa labial arch dengan U loop, dan adam klamer. Pemakaian 3 bulan I : retainer dipakai siang dan malam, dan pada waktu tidur, baru dilepas pada waktu sikat gigi dan sehabis makan untuk dibersihkan, dengan waktu kontrol sebulan sekali untuk pengecekan apakah hasil perawatan berjalan dengan baik. Pemakaian 3 bulan II : kontrol apakah retainer setiap dipakai masih sesak, jika sudah tidak sesak pemakaian dihentikan dari pada yang lain tempat itulah menunjukan adanya traumatik oklusi sehingga harus di grinding menggunakan bur
16
Pemakaian 3 bulan III : dikontrol kembali apakah retainer masih terasa sesak jika masih pemakaian dilanjutkan 3 bulan berikutnya Pemakaian 3 bulan IV : jika sudah tidak terasa sesak pemakaian bisa dihentikan dan dilakukan pengontrolan akhir 3 bulan berikutnya.
17
Rahang Bawah
Retainer
18
V.
PROGNOSIS Baik Keterangan : Usia Pasien Masih termasuk muda Motivasi pasien besar untuk perawatan keadaan fisik dan mental baik Pasien kooperatif terhadap perawatan yang dilakukan kesehatan gigi dan jaringan periodontal baik Kebersihan mulut baik Pasien tidak memiliki penyakit atau kelainan dentofasial yang dapat menghambat jalannya perawatan orto. Keadaan sosial ekonomi baik
19