Anda di halaman 1dari 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengertian pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penawaran rasa, dan peraba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over bihoviur) (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan itu sendiri banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat di peroleh dari pendidikan formal dan non formal, Jadi pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan seseorang maka orang tersebut semangkin luas pengetahuannya. Tetapi perlu ditekankan bukan seseorang pendidikannya rendah, mutlak pengetahuannya rendah pula. Karena pendidikan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi pendidikan non formal juga di peroleh. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek mengandung 2 aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya

akan menentukan sikap seseorang terhadap objek yang deketahui, maka menumbuhkan sikap yang makin positif terhadap objek tersebut.

2.

Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (dalam Widianti, 2007) Pengetahuan

mempunyai tingkatan yaitu: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengigat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, mendefenisikan manyatakan dan sebagainya. Contoh dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

b.

Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang sesuatu objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau meteri harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c.

Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat digunakan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, prinsip, metode dan sebagainya dalam kontek atau situasi yang lain. Contoh dapat merumuskan statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsipprinsip, siklus pemecahan masalah dari kasus yang diberi.

d.

Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analysis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e.

Sintesis (Syinthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemapuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada misalnya: dapat menyusun, merencanakan, meningkatkan, menyesuaikan dan sebagiannya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f.

Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitianpenelitian itu didasarkan oleh satu objek kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi meteri yang ingin diukur dengan objek penelitian atau responden.

3.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Soekidjo (2007 dalam http://httpyasirblogspotcom.blogspot. com/2009/01/hubungan-tingkat-pengetahuan-ibu_21.html diperoleh tanggal 12 Juni 2009), Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

10

a.

Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam

penyelidikan epidemologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang ini dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan ayai kematian menurut golongan umur. Dalam hal ini tentu tidak menjadi soal dikala pengumpulan keterangan umur bagi mereka yang telah mendaptkan latihan. (Purnama, 2007)

b.

Pendidikan Pendidikan adalah proses pengembangan mental, sikap dan tingkah laku dalam belajar menerima segala informasi.

Jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, informal dan nonformal yang dapat saling melengkapi dan dapat memperkaya (UU RI No. 20 Tahun 2003). Tentang sistem pendidikan pasal 13 ayat 1. 1) Pendidikan Informal Adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dalam kehidupan masyarakat. 2) Pendidikan Formal Adalah pendidikan di sekolah secara teratur, sistematis dan mempunyai jenjang serta di bagi waktu-waktu tertentu yang

11

berlangsungnya dari taman kanak-kanak sampai keperguruan tinggi. 3) Pendidikan non formal Adalah semua pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja terarah dan terencana.

c.

Pekerjaan Pekerjaan adalah merupakan sesuatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau instasi, kantor, perusahaan dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang maupun barang.

d.

Sumber informasi 1) Pengertian Informasi adalah merupakan data yang telah di proses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau mendatang. Bretz dalam bukunya Toxonomy of Comunication Media (dalam http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/01/ hubungan-tingkat-pengetahuan-ibu_21.html diperoleh tanggal 12 Juni 2009) menyatakan secara gamblang saja bahwa jika kita lihat

12

atau mencium asap, kita mendapat informasi bahwa sesuatu sedang terbakar, kalau kita meraba suatu benda, lalu

mengangkatnya kita memperoleh informsi mengenai benda itu maulai dari bentuknya sampai kepada beratnya. Bahwa informasi dalam sistem informasi tersebut disampaikan kepada orang lain. Karena informasi seperti itu dinamakan Informsi manusia (Human Information) untuk membedakan informasi sebagai persepsi dari lingkungan alamiah. Informasi tersebut sering disebut pesan (massage). Istilah pesan atau massage itu mengandung arti informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan. Proses penerimaan pesan dan pengiriman pesan itu dinamakan komunikasi 2) Jenis informasi berdasarkan demensi waktu a) Informasi masa lalu Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang mesti amat jarang digunakan, namun dalam penyimpanannya pada data straig perlu disusun secara rapi dan teratur. Pengaturannya sedemikian rupa sehingga dapat disajikan kepada yang memerlukan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan dalam keadaan yang selengkaplengkapnya. Di negara-negara maju informasi menngenai peristiwa yang masa lalu banyak disimpan dalam microfilm,

13

sehingga tidak memerlukan tempat dan ruang yang banyak, sedangkan untuk memperolehnya bergitu mudah. b) Informasi masa kini Dari istilahnya sendiri adalah jelas bahwa makna dari informasi yang ditujukan kepada seserang atau kelompok orang, baik yang terdapat dalam organisasi, informasi jenis ini dapat diklasipikasikan sebagai berikut: c) Informasi individual Adalah informasi yang ditujukan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijakan dan pengambilan keputusan atau kepada seseorang yang

diharapkan dari pada tanggapan terhadap informsi yang diperoleh. d) Informasi komunitas Informasi-informasi tentang kesehatan sangat penting agar masyarakat dapat berprilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan dan hal ini diperlukan komuniksi yang efektip dari petugas kesehatan dan informasi tersebut dapat diberikan melalui media komunikasi.

Beberapa media informasi yang ada di masyarakat : a) Media elektronik Terdiri dari : TV, Radio, Vidio

14

b)

Media papan Papan atau billbord yang di pasang di tempat-tempat umum disampaikan kepada masyarakat, media papan disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembar yang ditempatkan dikendaraan umum.

c)

Teman Teman atau dapat menjadi sumber informasi yang dapat menyampaikan informasi berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang didapatkannya. (Notoatmodjo, 2007)

d)

Keluarga Memberi perangsang kepada anak, perangsang ini bisa berbentuk yang dapat di dengar (audiotif) seperti

menggunakan kata-kata untuk menjelaskan pada anak-anak apa yang telah dia alami selama hidupnya. (Napitupulu, 2008)

e.

Lingkungan Adalah suatu kondisi atau tempat tinggal, di kota besar mungkin lebih banyak di pusatkan pada keluarga dan sanak saudara dibandingkan di desa yang lebih mengenal keramah tamahan dan kekuatan antar tetangga.

15

4.

Dasar-Dasar Pengatahuan Menurut Soekidjo (2007 dalam http://httpyasirblogspotcom.blogspot. com/2009/01/hubungan-tingkat-pengetahuan-ibu_21.html diperoleh tanggal 12 Juni 2009), dasar-dasar pengatahuan adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. Tradisi Otoriter Meminjam dari disiplin orang lain Pengalaman trial dan error Alasan yang logis Metode ilmiah

5.

Tujuan Pengetahuan Adapun tujuan dari pengetahuan adalah untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka sebagai akibat ketidak pastian tersebut. (http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/01/hubungan-

tingkat-pengetahuan-ibu_21.html diperoleh tanggal 12 Juni 2009)

6.

Unsur-unsur Pengetahuan Menurut Soekidjo (2007 dalam http://httpyasirblogspotcom.blogspot. com/2009/01/hubungan-tingkat-pengetahuan-ibu_21.html diperoleh tanggal 12 Juni 2009), unsur-unsur pengetahuan pengetahuan adalah: a. Pengetahuan

16

b. c. d.

Tersusun secara sistematis Menggunakan pemikiran Dapat di kontrol secara krotis oleh orang lain atau umum (objek) Pembagian pengetahuan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang antara lain: 1) Dari segi Objek a) b) c) d) 2) Ilmu Matematika Ilmu Perngetahuan Ilmu Prilaku Ilmu Pengetahuan Kerohanian

Dari sifatnya a) b) Pengetahuan Eksa Pengetahuan non Eksa

3)

Dari Sudut Penerapan a) Pengetahuan Murni Membentuk dan mengembangkan pengetahuan secara abstrak yakni untuk mempertinggi mutunya b) Pengetahuan Terapan Untuk membantu masyarakat didalam mengatasi masalah yang di hadapi.

http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/01/hubungan-tingkatpengetahuan-ibu_21.html

17

B. Kurang Energi Protesin (KEP) 1. Pengertian Tentang Gizi Gizi adalah zat-zat yang terkandung dalam suatu jenis makanan tertentu. Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan disebut ilmu gizi. Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan, atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan optimum, di mana jaringan jenuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setingi-tingginya. Apabila konsumsi gizi makanan seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuhnya, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan gizi disebut gizi lebih (overnutrition), dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition). (Almatsier, 2001) Secara kimiawi, komposisi tubuh manusia tersusun atas: air, gas, garam, dan senyawa organik. Jika dilihat dari unsur kimia yang menyusunnya, maka tubuh kita mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), dan fosfat (P) (Almatsier, 2001)

2.

Fungsi Makanan Pokok Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah:
(Depkes RI, 1999)

18

a.

Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak.

b. c.

Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain.

d.

Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Agar makanan dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, maka

makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Dalam perkembangan selanjutnya ilmu gizi mulai dari pengadaan, pemilihan, pengolahan, sampai dengan penyajian makanan tersebut. Dari batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu gizi itu mencakup dua komponen penting yaitu makanan dan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekadar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi.

3.

Macam-macam Zat Gizi Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

19

a.

Karbohidrat Karbohidrat yang dapat dibedakan menjadi; glikogen

(C6H10O5) m, pati (amilum, starch), dan molekul sangat panjang (selulose). Karbohidrat, berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah sebagai salah satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok.

b.

Lemak Lemak dapat dibedakan menjadi; trigliserida, asam lemak, gliserol, posfolipid (PL), dan kolesterol. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah: Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram lemak menghasilkan sekitar 9,3 kalori). Sebagai pelarut vitamin: A, D, E, dan K. Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu, dan pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah.

20

c.

Protein Protein dapat dibedakan menjadi; protein kompleks

(polipeptida) dan sederhana (asam amino), dan asam nukleat (DNA dan RNA). Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Struktur asam amino dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. asam amino berfungsi sebagai:

21

1) 2)

Penyusun protein, termasuk enzim. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon dan asam nukleat).

3)

Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik (kofaktor).

d.

Vitamin Vitamin dapat dibedakan menjadi kelompok vitamin yang larut lemak dan larut air. Vitamin yang larut air adalah vitamin B dan C, dan vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Fungsi masing-masing vitamin adalah sebagai berikut: 1) Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel, dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata. 2) Vitamn B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat,

keseimbangan air dalam tubuh, dan penyerapan zat lemak oleh usus. 3) Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata, dan enzim berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel. 4) Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah, dan dalam pross pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf. 5) Vitamin C, berfungsi sebagai aktivator macam-macam enzim perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit.

22

6)

Vitamin D, berfungsi mengatur kadar kapur dan posfor dalam bersama-sama kelenjar anak gondok (paratiroid), memperbesar penyerapan zat kapur dan posfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.

7)

Vitamin E, berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.

8)

Vitamin K, berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam proses pembekuan darah.

e.

Mineral Mineral seperti; zat besi, kalium, kalsium, magnesium, natrium. Mineral, terdiri dari zat kapur (Ca), posfor (P), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na), dan Chlor (Cl), kalium (K), dan Iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan sebagai kofaktor suatu enzim.

4.

Pengukuran Status Gizi Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa di antara kelompok umur yang mudah terkena penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk

23

mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi tersebut, dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut. (Supariasa, I Dewa Nyoman,
2001)

Diuraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya: a. Berat Badan Per Umur Berdasarkan klasifikasi dari Universitas Harvard, keadaan gizi anak diklasifikasikan menjadi 4 tingkat, yakni: 1) Gizi baik apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80% standard Harvard 2) Gizi kurang apabila berat badan bayi/anak menurut umur berada di antara 60%-80% standard Harvard 3) Gizi buruk apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standard Harvard

b.

Tinggi Badan Per Umur Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standard Harvard, dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut: 1) Gizi baik apabila panjang/tinggi badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80% standard Harvard.

24

2)

Gizi kurang apabila panjang/tinggi badan bayi/anak menurut umurnya berada di antara 70,1% - 80% dari standard Harvard.

3)

Gizi buruk apabila panjang/tinggi badan bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standard Harvard.

c.

Berat Badan Menurut Tinggi Pengukuran berat badan menurut tinggi badan ini diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standard Harvard. Klasifikasi hasil pengukuran berat badan menurut tinggi badan adalah sebagai berikut: 1) Gizi baik apabila berat badan bayi/anak menurut panjangtingginya lebih dari 90% dari standard Harvard. 2) Gizi kurang apabila berat bayi/anak menurut panjang tingginya berada di antara 70,1% - 90% dari standard Harvard. 3) Gizi buruk apabila berat bayi/anak menurut panjangtingginya 70% atau kurang dari standard Harvard.

d.

Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur Klasifikasi hasil pengukuran status gizi bayi/anak berdasarkan lingkar lengan atas menggunakan klasifikasi hasil pengukuran sebagai berikut:

25

1)

Gizi baik, apabila LLA bayi/anak menurut umurnya lebih dari 85% standard Wolanski.

2)

Gizi kurang, apabila LLA bayi/anak menurut umurnya berada di antara 70,1% - 85% standard Wolanski.

3)

Gizi buruk, apabila LLA bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standard Wolanski.

e.

Indeks Massa Tubuh Untuk mengetahui apakah berat badan kita sudah cukup ideal. Kegemukan atau terlalu kurus; kita dapat menggunakan perhitungan indeks massa tubuh (Body Mass Index/BMI) dengan formula sebagai berikut:

Beberapa penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah tinggi seringkali berhubungan dengan berat badan yang berlebih. Berdasarkan berbagai penelitian di lembaga kesehatan, nilai BMI lebih dari 30 meningkatkan resiko kematian karena penyakit, sekitar 50 dampai 150%. Para ahli kesehatan menyarankan orang-orang yang berlebihan berat badan, namun tidak memiliki faktor resiko kesehatan yang berbahaya (seperti kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi) untuk

26

mulai melakukan aktivitas fisik, seperti olah raga lebih banyak untuk mencegah bertambahnya berat badan. Orang-orang yang kelebihan berat badan dan disertai factor resiko, seperti kolesterol dan tekanan darah tinggi, perlu secara aktif menurunkan berat badan, dengan mengontol diet dan olah raga. Ada baiknya program tersebut dikonsultasikan dulu dengan dokter atau para ahli kesehatan.

5.

Kelompok Rentan Gizi Menurut Notoatmodjo (2003), Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Oleh sebab itu apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari : a. b. c. Kelompok bayi : 0-1 tahun Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun

27

d. e. f.

Kelompok remaja : 13-20 tahun Kelompok ibu hamil dan menyusui. Kelompok usia lanjut Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi meskipun

kelompok ini tidak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan kelompok usia ini mengalami kelainan gizi.

6.

Kurang Energi Protesin (KEP) a. Pengertian Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). (Budiarsa dalam http://ekhazhen.blogspot.com/2009/05/

kurang-energi-protein-kep.html, diperoleh 3 Juni 2009)

b.

Penyebab KEP disebabkan oleh karena kebiasaan makan yang tidak cukup mengandung kalori dan protein, sehingga akan menyebabkan terjadinya defisiensi protein dan kalori atau kekurangan kombinasi antara keduanya. KEP seringkali dijumpai pada anak-anak usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun, dimana pada usia ini tubuh memerlukan zat gizi yang tinggi, sehingga apabila kebutuhan zat gizi itu tidak tercapai

28

maka tubuh akan menggunakan cadangan makanan yang ada, sehingga lama kelamaan cadangan itu akan habis dan akan menyebabkan kelainan pada jaringan, dan proses selanjutnya dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya perubahan dan akhirnya akan menimbulkan kelainan anatomis. Pada anak-anak, KEP dapat menghambat

pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit. Status gizi balita

diklasifikasikan dalam gizi buruk, gizi sedang, dan gizi baik. (Budiarsa dalam http://ekhazhen.blogspot.com/2009/05/kurang-energi-protein-

kep.html, diperoleh 3 Juni 2009)

c.

Manifestasi Klinis Orang yang mengidap gejala klinis KEP ringan dan sedang pada pemeriksaan hanya nampak kurus. Namun gejala klinis KEP berat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu marasmus, kwashiorkor, atau marasmic-kwashiorkor. (Departemen Kesehatan RI, 1999). KEP ringan atau sedang disertai oedema yang bukan karena penyakit lain disebut KEP berat tipe Kwashiorkor. Pada pemeriksaan klinis, penderita KEP akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

29

1)

KEP Berat Tipe Marasmus (Karena Kekurangan Kalori Yang Berat) Marasmus berasal dari bahasa Yunani yang berarti wasting/ merusak. Marasmus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Penyakit ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis, atau sering kena infeksi terutama gastroenteritis. Marasmus berpengaruh panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki. Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah, di sebagian besar negara sedang berkembang dalam dan lebih banyak daripada

kwashiorkor.

(Budiarsa

http://ekhazhen.blogspot.com/

2009/05/kurang-energi-protein-kep.html, diperoleh 3 Juni 2009) Gejala dari marasmus ini adalah : a) b) c) d) e) Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Cengeng dan rewel Pertumbuhan terhambat Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikti, bahkan sampai tidak ada f) Perut cekung

30

g)

Sering disertai diare kronik atau konstipasi/ susah buang air besar, serta penyakit kronik

h)

Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang

2)

KEP Berat Tipe Kwashiorkor (Karena Kekurangan Protein Yang Berat) Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih. (Budiarsa dalam http://ekhazhen.blogspot.com/ 2009/05/kurang-energi-protein-kep.html, diperoleh 3 Juni 2009) Gejala dari kwashiorkor ini adalah : a) Oedema, umumnya di seluruh tubuh (perut dan tangan) dan terutama pada kaki (dorsum pedis), yang merupakan ciri khas kwashiorkor dan kehadirannya erat berkaitan dengan albumin b) c) d) Wajah membulat dan sembab Pandangan mata anak tampak sayu Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok e) f) Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis Pembesaran hati

31

g)

Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk, anak berbaring terus-menerus

h)

Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang mengelupas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)

i) j)

Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/ mencret Luka sukar sembuh

3)

KEP Berat Tipe Marasmic-Kwashiorkor Gambaran klinis merupakan campuran/ gabungan dari beberapa gejala klinik marasmus dan kwashiorkor, dengan BB/U < 60% baku median (SB) WHO-NCHS disertai oedema yang tidak mencolok. (Budiarsa dalam http://ekhazhen.blogspot.com/2009/ 05/kurang-energi-protein-kep.html, diperoleh 3 Juni 2009)

d.

Cara Penentuan Untuk mendeteksi KEP perlu dilakukan pemeriksaan (inspeksi) terhadap target organ yang meliputi : 1) 2) 3) 4) Kulit seluruh tubuh terutama wajah, tangan dan kaki Otot-otot Rambut Mata

32

5) 6) 7)

Hati Muka Gerakan motorik

(Budiarsa dalam http://ekhazhen.blogspot.com/2009/05/kurang-energiprotein-kep.html, diperoleh 3 Juni 2009) Apabila dalam pemeriksaan fisik pada anak target organ banyak mengalami perubahan sesuai dengan tanda-tanda klinis KEP, maka ada petunjuk bahwa anak tersebut kemungkinan besar menderita KEP. Meskipun demikian perlu dicermati bahwa penilaian KEP masih memerlukan pengamatan lebih lanjut. Untuk pengamatan lebih lanjut guna menentukan bahwa seseorang menderita KEP atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat gejala klinisnya atau dengan cara mengukur secara antropometri (mengukur ukuran tubuh). Hal ini dilakukan untuk menentukan status gizi seseorang, yang merupakan indikator utama dalam menentukan bahwa seseorang menderita KEP atau tidak. Ukuran tubuh yang biasa digunakan dalam pengukuran secara antropometri adalah : 1) 2) BB/U : menunjukkan status gizi saat ini. Klasifikasinya adalah : Gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, dan gizi buruk 3) 4) TB/U : menunjukkan status gizi masa lalu Klasifikasinya adalah : Tinggi, normal, dan pendek

33

5) 6) 7)

BB/TB : menunjukkan status gizi saat ini dan masa lalu Klasifikasinya adalah : Gemuk, normal, dan kurus Pengukuran jenis ini (BB/TB) merupakan indikator yang paling sensitif untuk menentukan status gizi.

e.

Klasifikasi Di Indonesia, klasifikasi dan istilah yang digunakan sesuai dengan hasil Lokakarya Antropometri Gizi yang dilakukan pada tanggal 29-31 Mei 1975 adalah sebagai berikut : 1) KEP ringan, bila berat badan menurut umur (BB/U) = 80-70 % SB WHO-NCHS dan/ atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = 90-80 % SB WHO-NCHS 2) KEP sedang, bila berat badan menurut umur (BB/U) = 70-60 % SB WHO-NCHS dan/ atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = 80-70 % SB WHO-NCHS 3) KEP berat, bila berat badan menurut umur (BB/U) = <60 % SB WHO-NCHS dan/ atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = < 70 % SB WHO-NCHS (Budiarsa dalam http://ekhazhen.blogspot.com/2009/05/ kurang-energiprotein-kep.html, diperoleh 3 Juni 2009)

34

f.

Akibat KEP KEP yang disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi secara umum dan kekurangan sumber protein akan berakibat terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak dan juga terganggunya perkembangan mental pada anak yang mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan (anak yang menderita gizi buruk akan mengalami pengurangan nilai IQ sebesar 10-13 point). (Budiarsa dalam http://ekhazhen.blogspot.com/2009/05/ kurang-energi-protein-kep.html, diperoleh 3 Juni 2009). Selain itu juga menyebabkan anak menjadi rentan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. Sedangkan kejadian KEP pada orang dewasa akan

mengakibatkan turunnya produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit.

g.

Pencegahan dan Penanggulangan Pencegahan KEP sebagai akibat dari adanya gangguan gizi adalah dengan melakukan kegiatanpenyuluhan gizi pada masyarakat yang bertujuan unutk menyadarkan, memperbaiki dan merubah tingkah laku masyarakat untuk menerapkan kebiasaan makan yang baik, (Budiarsa dalam http://ekhazhen.blogspot.com/2009/05/ kurang-energiprotein-kep.html, diperoleh 3 Juni 2009), misalnya dengan cara sebagai berikut :

35

1) 2) 3) 4)

Makanan sehat Penggalakan ASI sebagai makanan bayi terbaik Makanan tambahan untuk bayi diatas 6 bulan Penganeka-ragaman menu dengan mem[erhatikan segi gizi, harga, dan kualitas

5) 6) 7) 8) 9)

Makanan anak pada waktu sakit Makanan ibu hamil dan menyusui Hubungan makanan dengan pertumbuhan anak Hygiene dan sanitasi Tahapan pengobatan KEP dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

10) Penilaian keadaan klinis 11) Penilaian keadaan gizi 12) Usaha terapi makanan 13) Penilaian ulang operasi timbang, pendidikan gizi, imunisasi, penyuluhan kesehatan, dan tanaman pekarangan 14) KEP dapat ditanggulangi dengan cara : 15) Bila anak menderita gizi buruk, maka harus dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk rawat inap 16) Bila anak penderita gizi buruk disertai dengan penyakit penyerta, maka penyakit penyerta tersebut harus ditangani/ diobati 17) Anak penderita gizi buruk diberikan Pendamping Makanan Tambahan (PMT) untuk pemulihan

36

Terapi makanan pada pasien KEP adalah sebagai berikut : 1) Memberi makanan yang mengandung protein berhayati tinggi, tinggi kalori, cukup vitamin, mineral, dan cairan 2) 3) 4) Makanan harus mudah diserap dan mudah dicerna Porsi kecil berangsur-angsur ditingkatkan jumlah dan nilai gizinya Nilai gizi yang dianjurkan 3-5 gr protein tiap kg berat badan dari 160-175 kalori tiap kg berat badan

1)

Sumber protein hewani


Contoh : daging segar, daging yang diawetkan, ikan asin, pindang, ikan dalam kaleng

2)

Sumber protein nabati


Contoh : Kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, tahu, tempe, dan oncom

Pemberian stimulasi sensorik dan dukungan emosi/ mental pada anak penderita gizi buruk seperti : kasih sayang, lingkungan yang ceria, terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit/ hari, aktivitas fisik segera setelah sembuh, dan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain, dsb) Pemberian follow up setelah sembuh
Bila anak sudah mencapai 80 % BB/U, dapar dikatakan sembuh. Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah setelah penderita dipulangkan.

37

Tunjukkan kepada orang tua : 1) Pemberian makan yang sering dan kandungan energi serta nutrien yang padat 2) 3) 4) 5) 6) Terapi bermain terstruktur Sarankan : Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur Pemberian suntikan/ imunisasi ulang (booster) Pemberian vitamin A setiap 6 bulan.

C. Pembinaan Keluarga Mandiri Sadar Gizi


Kriteria Keluarga mandiri sadar gizi (Kadarzi).

1. 2.

Biasa makan beraneka ragam makanan. Selalu memantau kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarganya

(menimbang berat badan), khususnya balita dan ibu hamil.

3. 4.

Biasa menggunakan garam beryodium Memberi dukungan kepada ibu melahirkan agar memberikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan.

5.

Biasa makan pagi. Keluarga dikatakan kadarzi, bila dapat melaksanakan seluruh perilaku

tersebut. Jika salah satu perilaku belum dilaksanakan, maka keluarga tersebut belum kadarzi. Hal-hal yang perlu disampaikan agar keluarga biasa makan beraneka ragam makanan adalah:

38

1.

Pengertian aneka ragam makanan yaitu: Makan 2-3 kali sehari yang terdiri dari 4 macam kelompok bahan makanan. Dari tiap kelompok bahan makanan dan jenis yang dikonsumsi, maka makin banyak jenisnya makin baik. Adapun 4 kelompok bahan makanan tersebut adalah:

a.

Makanan pokok, sebagai sumber zat tenaga: beras, jagung, ubi, singkong, mie, dan lain-lain.

b.

Lauk pauk, sebagai sumber zat pembangun: ikan, telur, ayam, daging, tempe, kacang-kacangan, tahu, dll.

c.

Sayuran dan buah-buahan, sebagai sumber zat pengatur: bayam, kangkung, wortel, buncis, kacang panjang, sawi, daun singkong, daun katuk, pepaya, pisang, jeruk, semangka, nanas dan lain-lain.

2.

Manfaat makan aneka ragam makanan, yaitu: Untuk melengkapi zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh agar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan terhindar dari penyakit kekurangan gizi.

3.

Akibat tidak makan aneka ragam makanan, yaitu: tubuh akan menderita kekurangan zat gizi tertentu dan lebih mudah terserang penyakit, khususnya pada balita akan menyebabkan pertumbuhan dan kecerdasan terganggu.

4.

Tindakan yang perlu dilakukan bila keluarga belum makan aneka ragam makanan, yaitu:

a.

Jelaskan tentang pentingnya makan aneka ragam makanan pada kesehatan, pertumbuhan dan kecerdasan.

39

b.

Memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah dengan menanam tanaman, beternak ayam, bebek, ikan dan lain-lain agar dimakan oleh anggota keluarga dan hasil pekarangan juga dapat dijual untuk menambah penghasilan keluarga.

c.

Mengupayakan bantuan dari sektor pertanian, untuk mengusahakan penggunaan lahan pertanian secara gotong royong bagi keluarga yang tidak mempunyai pekarangan.

d.

Anjurkan ibu untuk masak aneka ragam dengan menu yang disukai oleh anggota keluarga. Nikmatilah aneka ragam makanan yang tersedia.

D. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan KEP Sesuatu hal yang menyakinkan tentang pentingnya pemgetahuan gizi adalah bahwa status gizi yang cukup merupakan hal penting bagi kesehatan dan kesejahteraan serta masa depan generasi masa depan. Oleh karena itu, gangguan gizi bisa diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan gizi dalam upaya menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan gizi ibu adalah tingkat pengetahuan tentang bahan makanan yang berhubungan dengan sumbersumber zat gizi, pengetahuan yang kurang tentang makanan sehat akan menimbulkan anggapan bahwa makanan yang sehat adalah makanan yang mahal dan sulit didapatkan. Tingkat pengetahuan ibu banyak menentukan sikap dan keterampilan dalam menghadapi berbagai masalah gizi karena mereka memiliki peran besar

40

dalam keluarga; dialah yang mengatur pangan keluarga, mengatur menu keluarga, mengolah makanan keluarga, mendistribusikan makanan, dll. Masalah kesehatan terutama masalah gizi yang melanda Indonesia saat ini cukup kompleks terutama masalah gizi buruk dan busung lapar pada balita dan ini terjadi hampir merata di seluruh Indonesia. Mari kita tengok sejenak apa yang mengakibatkan hal ini semua? Jawabannya pasti kompleks, namun untuk menyederhanakannya kita dapat mengatasinya dengan upaya peningkatan pengetahuan gizi ibu mengingat pengetahuan gizi merupakan bagian dari faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi. Dalam berbagai teori Ilmu Gizi banyak hal yang dapat diketahui oleh seorang ibu menganai gizi dan peranannya bagi kesehatan, antara lain; gizi pada ibu hamil, gizi pada bayi, gizi pada balita, gizi pada anak, gizi pada remaja serta gizi terkait dengan berbagai penyakit. Dengan pengetahuan tersebut ibu dapat mengetahui jenis bahan makanan yang diperlukan (variasi makanan) sesuai dengan nilai gizi, mengatur frekuansi dan pola makan, mengetahui kebutuhan serta kecukupan gizi yang diperlukan, mengetahui jenis makanan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan, mengetahui cara mengolah makanan, mengetahui akibat dari kekurangan dan kelebihan mengkonsumsi makanan serta penyakitnya. Namun timbul permasalahan, bagaimana seorang ibu dapat mengetahui itu semua dan siapa yang menginformasikannya. Berikut ini adalah beberapa solusi dan cara seorang ibu meningkatkan pengetahuan gizi tersebut :

41

1.

Tanamkan kesadaran dan keyakitan bahwa pengetahuan gizi itu penting karena itu adalah bagian dari kesehatan.

2.

Menyadari bahwa pengetahuan gizi yang kita peroleh sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga

3.

Ikuti program pemerintah mengenai gizi dan kesehatan atau program pelayanan gizi dan kesehatan yang ada di daerah setempat (tempat tinggal) misalnya ; kegiatan posyandu, imunisasi, penyuluhan, demonstarasi dll.

4.

Mengikuti program gizi dan kesehatan yang terdapat di berbagai media seperti; televisi, radio, surat kabar, majalah serta rubrik-rubrik kesehatana lainnya.

5.

Melayangkan

atau

mengajukan

pertanyaan

pertanyaan

sepetar

permasalahan yang dihadapi mengenai gizi dan kesehatan dari beberapa sumber yang di dapat. 6. Konsultasikan masalah gizi dan kesehtan yang anda hadapi pada ahli gizi dengan mencari tahu ahli gizi yang mudah dijangkau seperti di puskesmas atu rumah sakit. 7. Setelah saudara mengetahui dan memahami cara mengatasi masalah yang dihadapi maka lakukan cara tersebut dan bila mengalami kendala maka konsultasikan kembali, karena dengan ini pengetahuan saudara akan bertambah dan dapat teratasi. (Mohammad Furqan dalam http://peduligizi.blogspot.com/2008/12/pentingnyapengetahuan-gizi-ibu-bagi.html, diperoleh 7 Juli 2009)

42

Beberapa hal diatas dapat terlaksana bila ditunjang dari berbagai pihak seperti; pemerintah sebagai fasilitator, para ahli gizi sebagai nara sumber dalam upaya memberikan informasi dan pengetahuan gizi serta berbagai media baik elektronik dan cetak sebagai sarana penyebar luasan informasi mengenai pengetahuan gizi dan banyak pihak lain juga yang dapat membantu penyebarluasan informasi dan pengetahuan gizi tersebut. Mari sama-sama kita tingkatkan kepedulian dan peran aktif kita semua dalam menyebarluaskan informasi dan pengetahuan gizi ini demi meningkatkan pengetahuan gizi ibu mengingat pentingnya peranan ibu dan sumber daya manusia kita di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai