Anda di halaman 1dari 13

LINIER PROGRAMMING

Suatu usaha bisnis mempunyai tujuan untuk memaksimumkan laba atau


meminimumkan biaya. Untuk itu, pasti usaha itu memiliki berbagai kendala sehingga baik
tujuan maupun kedala pada umumnya dalam kondisi deterministik. Sehubungan dengan itu,
Linier Programming (LP) memberikan solusi dalam pengambilan keputusan usaha bisnis
tersebut. Linier programming adalah suatu teknik atau cara yang membantu dalam keputusan
mengalokasi sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Sumberdaya tersebut meliputi misalnya,
mesin-mesin, tenaga kerja, uang, waktu, kapasitas gudang (ruangan), material , dll., yang
akan digunakan untuk memproduksi barang (sandang, pangan, papan, dll) atau jasa (rencana
pengiriman dan produksi, keputusan investasi, kebijakan advertensi, dll)
Persyaratan Yang Diperlukan Dalam Linier Programming:
1. Perusahaan mempunyai tujuan,yaitu memaksimumkan laba atau miminimumkan
biaya
2. Perusahaan mempunyai kerterbatasan atau kendala sumberdaya dalam mencapai
tujuan.
3. Perusahaan mempunyai keputusan atau kegiatan alternatif, salah satu diantaranya
dipakai atau dipilih untuk mencapai tujuan.
4. Tujuan dan kendala dinyatakan dalam hubungan persamaan ( = ) dan pertidaksamaan
( < / > ) matematik yang linier.
Beberapa Asumsi Yang Berlaku Dalam Linier Programming:
1. Kondisi-kondisi bisnis dalam perusahaan dalam kepas-tian dimana nilai-nilai, jumlah-
jumlah dalam fungsi tujuan dan kendala diketahui dengan pasti (deterministik), tidak
berubah selama periode analisis.
2. Hubungan dalam fungsi tujuan dan kendala adalah proporsional dalam bentuk
matematik yang linier.
3. Bentuk fungsi tujuan dan kendala besifat aditivity, artinya jumlah total nilai kegiatan
= penjumlahan dari nilai-nilai kegiatan individu
4. Barang dan jasa yang dihasilkan (variabel keputusan) harus positif bukan negatif (non
negatively) paling tidak nol (tidak menghasilkan) X
1
,X
2
> 0.
Model Formulasi Linier Programming
1. Model LP berisikan beberapa komponen dan karakteristik.
2. Komponen adalah Fungsi Tujuan dan Fungsi Kendala, didalam-nya terdapat Variabel
Keputusan dan Parametrer.
3. Variabel Keputusan adalah simbul matematik dari kegiatan yang dilakukan
/dibuat/diproduksi oleh perusahaan, misalnya : X
1
= jml. Meja, X
2
= jml.Kursi dan X
3

= jml tempat tidur yang diproduksi.
4. Parameter adalah nilai-nilai di depan variabel keputusan yang pada dasarnya sudah
diketahui.
5. Fungsi Tujuan merupakan hubungan matematika linier yang menggambarkan tujuan
perusahaan baik memaksimum-kan laba atau meminimumkan biaya untuk membuat
var. keputusan.
6. Fungsi Kendala juga merupakan hubungan linier antar variabel kepu tusan yg
menggambarkan keterbatasan sumber-daya. Misalnya, keterbatasan dlm. jumlah
Tenaga Kerja utk memproduksi Meja sebesar 40 jam/hari.
7. Nilai-nilai Konstanta dalam fungsi tujuan atau kendala juga merupukan parameter
Metode Simplek
Kenyataan yang sering dihadapi oleh para manajer dalam pengambilan keputusan
adalah kompleks. Keputusan yang harus diambil tidak hanya untuk 2 variabel saja, bisa saja
lebih, sementara metode grafik terbatas hanya 2 demensi atau paling banyak menca-kup 3
variabel. Untuk mengatasi persoalan linier programming yang kompleks jelas menjadi tidak
sederhana. Satu cara sederhana (simple) dan efisien yang dapat menyelesaikan persoalan
adalah dengan Metode Simplex, di mana metode ini menggunakan tabel yang unik yang
sering disebut Tabel Simplek. Metode simplek untuk linier programming dikembang-kan
pertama kali oleh George Dantzing pada tahun 1947, kemudian digunakan juga pada
penugasan di Angkatan Udara Amerika Serikat. Dia mendemonstrasi-kan bagaimana
menggunakan fungsi tujuan (iso-profit) dalam upaya menemukan solosi diantara beberapa
ke-mungkinan solosi sebuah persoalan linier programming.
Proses penyelesaiaanya dalam metode simplek, dilakukan secara berulang-ulang
(iterative) sedemikian rupa dengan menggunakan pola tertentu (standart) sehingga solusi
optimal tercapai. Ciri lain dari metode simplek adalah bahwa setiap solo-si yang baru akan
menghasilkan sebuah nilai fungsi tujuan yang lebih besar daripada solosi sebelumnya.
Menyusun Solusi Awal
Langkah 1. Menyususun Persoalan Dalam Matematik
Langkah 2. Mengubah Pertidaksamaan menjadi Persamaan
Selanjutnya dikembangkan sebagai berikut:
- Solusi awal menunjukkan perusahaan masih belum berproduksi.
- Selanjutnya kita akan melakukan perubahan sehingga TR sebagai tujuan tercapai
lebih baik.
- Jika tabel yang telah diperbaiki masih ada kemungkinan dirubah untuk mencapai
tujuan yang lebih baik lagi, maka perubahanpun terus berlanjut sampai tercapai solusi
yang optimal.
- Tahap-tahap perubahan dari tabel satu ke tabel yang lain disebut pivoting.
- Perhitungan solusi kedua dapat diikuti dengan langkah-langkah berikut ini.














TRANSPORTASI
Persoalan transportasi adalah persoalan yang dikaitkan dengan rote atau jalur
pengiriman bahan atau barang dari tempat sumbernya menuju ke tempat proyek dima-na
bahan atau barang dibutuhan. Dengan data tentang biaya distribusi (angkut) yang sudah ada,
maka tujuan persoalan transportasi ini adalah bagaimana perusaha-an akan mendistribusikan
barangnya dari sumber asal barang berada menuju ke tempat proyek dimana barang tersebut
diperlukan dengan biaya yang minimal.
Ada dua metode dalam metode transportasi ini :
Metode transportasi dengan jumlah permintaan sama dengan penawaran
Dalam metode ini mengasumsikan bahwa jumlah barang-barang dari berbagai sumber
atau pabrik (sek-tor penawaran) sama dengan jumlah barang yang di-minta untuk
beberapa proyek dimana barang tersebut diperlukan (sektor permintaan ). Dengan
kata lain dalam kasus ini disebut sebagai kondisi berimbang.
Metode transportasi dengan jumlah permintaan tidak sama dengan penawaran
Langkah-Langkah Pemecahan
1. Menyusun tabel tranportasi
2. Mengembangkan Solosi Awal
3. Mengevaluasi Solosi Awal
Evaluasi solosi, meliputi evaluasi terhadap setiap sel yang tidak digunakan sampai
ditemukan sel yang mempunyai daya pengurangan paling besar.
Prosedur rinci dapat dikemukakan sebagai berikut:
Pilih sel-sel yang tidak digunakan untuk dievaluasi.
Dari sel yang tidak digunakan, buatlah alur tertutup dengan panah arah datar, tegak
dan serong menuju ke sel batu (sel yg digunakan) sampai kembali ke sel yg tidak
digunakan semula.
Cantumkan tanda plus (+) atau minus (-) pada setiap pojok alur yg telah dibuat.
Dimulai dari sel yg tidak digunakan, pojok alur diberi tanda plus, kemudian pojok
alur berikutnya diberi tanda minus, demikian seterusnya secara bergantian tanda plus
dan minus dicantum sampai ke pojok alur sel yang tidak digunakan semula.

PENUGASAN
Tujuan khusus lain dari algoritma yang digunakan dalam Linier Programming adalah
metode penugasan (assigment method). Seperti halnya metode transportasi, metode
penugasan adalah metode penghitungan yang lebih efisien dari pada metode simplek untuk
suatu kasus khusus. Kita akan melihat juga bahwa problem penugasan adalah merupakan
kasus khusus dari problem transportasi. Atau dengan kata lain kita bisa memecahkan
persoalan penugasan tersebut dengan metode transportasi. Solusi model ini membuat
pemecahan dengan model transportasi menjadi tidak efisien.
SOLOSI (Hungarian Method)
Metode ini mempunyai keunggulan dari pada metode-metode yang lain. Terdapat tiga
langkah yang perlu dilakukan dalam metode ini :
1. Menentukan Tabel Opportunity Cost
Konsep Opportunity Cost : adalah besarnya biaya pengorbanan jika kita
memilih salah satu kesempatan yang ada.
Konsep tersebut di sebut sebagai Job Opportunity Cost
Disamping itu ada juga konsep Mesin Opportunity Cost Job
2. Menentukan Penugasan Optimal
3. Tujuan dari metode penugasan adalah meminimumkan biaya. Dengan tabel total
opportunity cost, tujuan tersebut akan dicapai bila kita dapat menugaskan pekerjaan-
pekerjaan ke mesin-mesin hingga total opportunity cost nol. Dengan kata lain kita
akan membuat tiga penugasan yang terbaik. Penugasan terbaik sebuah pekerjaan ke
sebuah mesin akan meliputi opportunity cost yang bernilai nol.
4. Merevisi Tabel Total Opportunity Cost.
Karena penugasan belum optimal,tabel total opportunity cost harus dimodifikasi
dengan memasukkan beberapa penugasan baru pada baris atau kolom yang belum
tertutupi oleh garis. Penugasan itu dipilih sel yang mempunyai nilai opportu-nity cost
terendah.



PERAMALAN
Ada beberapa cara dalam peramalan. Dalam banyak perusahaan (terutama perusahaan
kecil), seluruh proses peramalan adalah subyektif, yang meliputi intuisi, dan pengalaman
bertahun-tahun. Ada juga beberapa model peramalan kuantitatif, seperti rata-rata bergerak
(moving average), exponential smoothing, proyeksi kecenderungan (trend projections), dan
analisis regresi kuadrat terkecil. Diantara model-model terebut jarang sekali ada satu metode
peramalan yang paling unggul.
Suatu organisasi mungkin saja menemukan metode regresi yang paling efektif, sedang
yang lain menggunakan beberapa pende-katan, dan organisasi yang lain lagi menggunakan
baik me-tode kuantitatif maupun teknik-teknik yang subyektif. Jadi metode apa saja yang
bekerja dengan baik bagi sebuah perusahaan, maka akan digunakan oleh perusahaan itu.
Model-Model Time-Series
Mencoba untuk memprediksi ke depan dengan menggunakan data historis.
Menduga /memprediksi apa yang terjadi di masa yang akan datang merupakan
fungsi dari apa yang terjadi di masa lalu.
Menggunakan sebuah series data masa lalu tersebut untuk membuat sebuah ramalan.
Jadi, jika kita meramal penjualan mingguan suatu barang, maka kita menggunakan
data penjualan migguan yang silam.
Model-model time-series yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah rata-rata
bergerak, ekxponential smoothing dan proyeksi kecenderungan.
Model-model Kausal
Menggabungkan data masa lalu dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas
yang akan diramal dalam model.
Contoh, penjualan harian minuman teh botol tergantung pada musim, temperatur,
kelembaban , akhir pekan atau hari-hari lain.
Selain memasukkan faktor-faktor musim, temperatur, dll., dimungkinkan juga
memasukkan data penjualan masa lalu seperti dilakukan pada model time-series.

Model-Model Kualitatif
Mencoba menggabungkan pendapat (faktor-faktor subjektif) ke dalam model,
misalnya, opini dari para ahli, pengalaman individu.
Digunakan terutama karena faktor-faktor subjektif menjadi sangat penting atau jika
data kuantitatif yang akurat sulit diperoleh.
1. Metode Delphi. Merupakan sekumpulan proses secara bertahap dari para ahli,
pada tempat-tempat yang berbeda dalam membuat ramalan-ramalan. Ada tiga
partisipan dalam delphi proses : 1. pembuat keputusan, staff personnel
(enumerator), dan responden. 2. Opini Juri Ekskutif.
2. Gabungan Kekuatan Penjualan. Dalam pendekatan ini, setiap person penjual
mengestimasi berapa penjulan yang akan dilakukan di wilayahnya.
3. Survey Pasar Konsumen. Metode ini meminta secara serius input dari pelanggan
atau pelanggan potensial yang berkaitan dengan rencana mereka dalam pembelian
di masa yang akan datang.
Scater Diagram
- Untuk mendapatkan suatu ide yang cepat tentang kecenderungan hubungan dua
variabel, sebuah diagram scatter (diagram pencar) dapat di plot pada grafik dua
dimenasi. Nilai-nilai variabel independen (misalnya waktu) diwakili oleh sumbu
horizontal (X) dan variabel dependen (misalnya penjualan) dilukiskan oleh sumbu
vertikal. (Y).
- Dari catatan bagian distributor bahwa penjualan tahunan tiga produk, yaitu televisi,
radio dan compact disk untuk 10 tahun yang lalu disajikan pada Tabel.
- Satu cara yang mudah untuk memeriksa data historis dan menggunakannya untuk
membuat ramalan, adalah dengan menggambar diagram pencar untuk setiap produk.
- Gambar menunjukkan hubungan antara penjualan sebuah produk dan waktu, yang
dilukiskan oleh titik-titik koordinat, yang dapat dilihat arah kecendrungan titik-titik
tersebut.
- Kemudian model matematis yang menjelaskan situasi tersebut dapat dikembangkan.



GAMES THEORY
Istilah games adalah istilah umum pada situasi konflik antarindependen. Ciri dari
situasi konflik adalah suatu keberhasilan (keuntungan) dari pihak pertama akan merupakan
kegagalan pihak lain. Ciri-ciri penting lain banyak dicontohkan pada konflik-konflik sosial
dan bisnis, sehingga bentuk matematik dari games ini umum sifatnya.
Dalam studi teori permainan kita akan mempelajari :
(1) two person zero-sum game
Pada kasus two person zero-sum game, kepentingan dua pesaing yang
berlawanan.
Satu pemecahan penting dalam kasus ini adalah apa yang disebut "minimax
solution", artinya meminimumkan kemungkinan kerugian yang maksimum,
yang dalam hal ini berarti juga maximin artinya memaksimumkan
kemungkinan perolehan(keuntungan) yang minimum.
Keunggulan solusi minimax tersebut merupakan pilihan terbaik bagi pembuat
keputusan kalau di pihak lain juga menggunakan solusi yang sama.
(2) nonconstant-sum game" atau "nonzero-sum game"
Untuk sebagian besar situasi konflik dua pihak yang saling bersaing, uitilitas
bagi kedua partsipan sama untuk semua hasil permainan. Dalam hal ini solusi
akan lebih menghasil-kan kepuasan bersama bagi para partisipan. Permainan
ini disebut sebagai "nonzero-sum games".
Diasumsikan dua perusahaan dihadapkan pada sebuah ke-putusan yang relatif,
antara melakukan advertensi atau tidak. Masing-masing mempunyai dua
kemungkinan keputusan, yaitu melakukan advertensi atau tidak melakukan
advertensi.





MANAJEMEN PROYEK
Management proyek meliputi tiga fase pekerjaan , yaitu:
1. Perencanaan Proyek
- menentukan tujuan proyek jelas
- mengidentifikasi proyek jelas
- mengembangkan struktur pecahan proyek (WBS) (setelah kedua hal diatas
membagi / memecah menjadi proyek, tugas utama proyek, sub tugas proyek,
kegiatan (paket kegitan) yang harus diselesaikan)
- mengindentifikasi sumberdaya / tim
2. Penjadwalan Proyek (bisa dialkukakan dengan Gant Digram. Namun Diagram Gant
ini mempunyai kelemahan karena tidak bisa mengilustrasikan hubungan antar
kegiatan dan rersourses proyek.
3. Pengendalian Proyeksebagaimana pengendalian sistem managemen apapun,melibatkan
pengawasan yang ketat pada sumberdaya, biaya, kualitas dan anggaran.
Berikut ini digunakan pemecahan model CPM dan PERT
Metode Alur Kritis (CPM) dan Teknik Evaluasi dan Ulasan Pogram (PERT) adalah dua teknik
analisis kuantitatif populer yang membantu para manajer merencanakan, menjadualkan, memonitor
dan mengendalikan proyek-proyek yang besar dan rumit. Keduanya dapat dikembangkan atau
dimanfaatkan, sebab terdapat suatu "analisis kegiatan / kebutuhan kritis" sebagai sebuah cara terbaik
dalam mengelola.
Kerangka Kerja PERT dan CPM
Terdapat 6 langkah umum dalam PERT dan CPM:
1. Mendefinisikan proyek dan seluruh kegiatan dan tugas yang signifikan.
2. Mengembangkan hubungan antar kegiatan. Menentukan aktivtas mana yang mendahului dan
yang mengikuti.
3. Menggambar jaringan kerja yang menghubungkan seluruh kegiatan.
4. Menuliskan estimasi waktu dan atau biaya setiap kegiatan.
5. Menghitung alur waktu terpanjang melalui jaringan kerja ; ini disebut sebagai alur kritis.
6. Gunakan jaringan kerja untuk membantu perencanaan, penjadualan, monitoring dan
mengontrol proyek.
Metode Alur Kritis
Sedapat mungkin semua pekerjaan di kantor maupun di dalam peru-sahaan diselesaikan
dengan efisien. Lebih-lebih kalau pekerjaan itu merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan, maka
harus dibuat "perencanaan" yang baik. Perencanaan sangat membantu manajemen untuk mengadakan
pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksana-kan. Sebaliknya, jika tidak ada perencanaan, maka
tidak ada pegang-an bagi manajemen untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan tersebut. Untuk
memudahkan pelakasanaan kegiatan maka perencanaan perlu dilengkapi dengan "pembagian waktu
penyelesaian kegiatan-kegiatan" (disebut sekeduling).
Dengan demikian dapat diperoleh gambaran umum tentang :
Kapan suatu proyek secara keseluruhan dapat diselesaikan
Kapan setiap kegiatan dari proyek tidak di schedule untuk mulai danselesainya.
Dari sekian banyak kegiatan, mana yang harus diselesaikan tepat waktu dan mana yang boleh
terlambat.
Dari sekian banyak kegiatan, mana yang harus dikonsentrasikan sebagai pekerjaan tepat
waktu.
Untuk proyek kecil,waktu penyelesaian relatif pendek, maka perencanaan dan pengawasan
penyelesainnya realtif mudah. Untuk proyek-proyek yang besar penyelaseaiannya dalam waktu yang
lama, sehingga akan terasa sulitnya penyusun perencanaan, koordinasi dan pengawasan peneyelesaian
proyek tersebut. Sehubungan dengan hal tsb. maka perlu dikembangkan "perencanaan jaringan kerja"
(network plan-ning) dalam upaya memudahkan pekerjaan manajemen.
Menggambar Jaringan Kerja
1. Simbul-simbul
Sebuah Network Plann merupakan sebuah pernyataan se-cara gambar dari kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Dalam gambar network menun-jukkan
macam kegiatan dan hubungan antar kegiatan-kegia-tan. Simbul
2
yang digunakan dalam
gambar network meliputi
: Sebagai macam kegiatan yang membutuhkan waktu dalam penyelesainnya
: Tanda (saat) mulai dan berakhirnya suatu kegiatan (even/kejadian)
: sebagai kegiatan dami (dummy activity), di mana kegiatan ini tidak
membutuhkan waktu (nol) karena memakai sumberdaya. Oleh karenanya disebut sebagai
"kegiatan semu".

2. Perjanjian :
Perjanjian pertama :
Diantara dua even hanya boleh ada satu kegiatan (anak panah) yang menghubungkannya.
(Untuk menghindari masalah dari perjanjian ini, dipakailah kegiatan semu).
Perjanjian kedua :
Kegiatan semu hanya boleh dipakai bila tidak ada cara lain untuk menggambarkan hubungan
antara kegiatan.
Beberapa Konsep Berkaitan Dengan Dimulainya dan Diakhirinya Kegiatan
Earliest Start Time (ESi) = waktu tercepat dimulainya suatu kegiatan.
Earliest Finish Time (EFi) = waktu tercepat mengakhiri kegiatan.
EFi = ESi + ti (forward pass)
EFi = ESi kegiatan berikutnya
Lates Start Time (LSi) = waktu paling lambat di mulainya kegiatan.
LSi = LFi ti (backward pass)
LSi = LFi kegiatan sebelumnya
Lates Finish Time (LFi) = waktu paling lambat diakhirinya kegiatan.
Slack = jumlah waktu boleh ditundanya suatu kegiatan tanpa mempengaruhi penyalesaian
proyek.
Slack = LSi ESi atau
Slack = LFi Efi
Estimasi Waktu-Waktu Kegiatan
Untuk mengestimasi waktu dari kegiatan tidaklah mudah. Tanpa data historis yang solid, para
manajer selalu menghadapi ketidakpastian waktu kegiatan. Untuk alasan ini para pengembang PERT
menggunakan sebuah "distribusi probabilitas" yang didasarkan tiga estimasi waktu untuk setiap
kegiatan, yaitu :
- Waktu Optimis (a) = waktu kegiatan yang akan digunakan jika semuanya berjalan dengan
lancar. Dalam hal ini diberikan probabilitas kecil (katakan 1/100)
- Waktu Pesimis (b) = Waktu sebuah kegiatan dengan asumsi adanya kondisi-kondisi yang
tidak baik. Disini juga diberikan probabilitas yang kecil.
- Waktu yang disukai (m) = estimasi waktu yang lebih realistik untuk melengkapi kegiatan.
Asumsi yang sering digunakan dalam PERT bahwa estimasi waktu mengikuti "distribusi
probabilitas beta" (lihat Gambar 2). Distribusi tersebut adalah distribusi kontinyu yang telah
diterapkan untuk beberapa kasus dalam menetapkan "nilai yang diharapkan" dan "varian waktu"
penyelesaian kegiatan.
Untuk memperoleh waktu kegiatan harapan (t), maka distribusi beta menghitung estimasi
sebagai berikut:





















4
6
a m b
t
+ +
=
2
6
b a
Varian
| |
|
|
|
\ .

=

RESUM
RISET OPERASIONAL BISNIS
Disusun untuk memenuhi tugas dalam mengikuti perkuliahan
yang dibina oleh Dr. Darminto, M.Si



OLEH :
RIZKY AGUSTINE P.P (0810320136)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
ILMU ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011

Anda mungkin juga menyukai