Anda di halaman 1dari 6

Acuan penilaian tugas

Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh peserta didik, jika semua soal dijawab dengan benar 2. Mencari rata-rata ideal (X) dengan rumus: s ideal = x X ideal 3. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan. 1. Hitunglah data hasil ujian diatas dengan menggunakan PAP dan PAN dengan jumlah soal 40 item dan pedoman konversi dengan skala 5 dan 10 2. Berikan interpretasi dari data tersebut! Acuan Penilaian 1. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh peserta didik, jika semua soal dijawab dengan benar 2. Mencari rata-rata ideal (X) dengan rumus: s ideal = x X ideal 3. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan. Kemudian : 4. Hitunglah data hasil ujian diatas dengan menggunakan PAP dan PAN dengan jumlah soal 40 item dan pedoman konversi dengan skala 5 dan 10 5. Berikan interpretasi dari data tersebut! Diatas diambil contoh kriteria minimal 80%, kriteria ini cukup berat untuk sistem pendidikan Indonesia. Pernah Proyek Perintis Sekolah (PPS) menyelenggarakan PAK dengan batas minimal 75%, dari segi pengelolaan kelas dirasakan cukup berat, juga dari segi pengelolaan fasilitas dirasakan cukup mahal, sehinggan proyek tersebut tidak dapat dilanjutkan atau disebar luaskan. Pada dasarnya pemberian nilai disekolah menggunakan pendekatan dengan kriteria walaupun hanya sebagian kecil dari konsep PAK yang dilaksanakan yaitu kriteria batas luasnya yaitu 55%. Konsep lain seperti penyusunan butir soal, keharusan mengadakan pembelajaran ulangan bilamana tingkat penguasaan tidak mencapai batas minimal pada saat ini, kurang diperhatikan. PAK dengan batas minimal 55% adalah terlalu rendah, karena masih ada 45% yang belum dikuasai sudah dianggap yang bersangkutan berhasil/lulus. Sudah waktunya untuk meningkatkan batas kelulusan ini dalam rangka meningkatkan mutu lulusan, dan dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing.

Langkah yang ditempuh untuk menentukan nilai UAS adalah: a. Tentukan skor masing-masing peserta pada setiap ulangan (ulangan harian, ulangan umum), dan juga skor untuk setiap tugas. b. Hitung persentase yang dijawab benar pada setiap ulangan dan tugas. c. Hitunglah persentase rata-rata yang dicapai selama catur wulan. Biasanya persentase ini dinyatakan dalam nilai (1-10) Dalam buku petunjuk pelaksanaan penilaian di SD berdasarkan kurikulum 1994 disebutkan bahwa: a. Bentuk dan ragam tes yang digunakan dalam ulangan diberi bobot yang berbeda. b. Dalam buku petunjuk yang sama, dinyatakan bahwa bobot ulangan harian sama dengan bobot hasil pengamatan selama catur wulan. c. Juga dalam buku petunjuk tersebut disebutkan bahwa tugas-tugas selama satu catur wulan membawa pengaruh pada nilai akhir catur wulan/ nilai pada rapor. Bobot tugastugas sama dengan bobot hasil pengamatan dan sama dengan bobot nilai ulangan harian. d. Bobot untuk ulangan umum dalam buku petunjuk tersebut adalah 2X (dua kali) bobot ulangan harian, atau tugas-tugas harian. e. Khusus untuk peserta didik yang duduk dikelas VI, yang pada akhir tahun ajaran akan mendapat Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), nilai catur wulan 1 dan 2 kelas VI membawa pengaruh pada nilai akhir SD (nilai yang tercantum dalam STTB). Pemberian nilai untuk tingkah laku (ranah afektif, sikap dan nilai) dinyatakan dengan nilai kualitatif yaitu: Kriteria Huruf Rentang Skor Sangat baik A 8,5 10,0 (85% - 100%) Baik B 7,0 8,4 (70% - 84%) Cukup C 5,5 6,9 (55% - 69%) Kurang D 4,0 5,4 (40% - 54%)

Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang dirancang untuk mengukur seperangkat tujuan instruksional. Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada siswa. Oleh karena itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui prose belajarnya. Dengan mengetahui tercapai

tidaknya tujuan-tujuan instruksional, dapat diambil tinadakan perbaikan pengajaran dan oerbaikan siswa yang bersangkutan. PAP akan mengukur sejauh mana siswa mencapai aras keberhasilan. Derajat pencapaian tidaklah bergantung kepada apa yang dicapai siswa lain. Karena itu pengajaran ini disebut juga Pengajaran Berdasarkan Kompetensi yang sama artinya dengan Pengajaran Beracuan Patokan. Dalam pengajaran ini program menyajikan pengalaman yang memungkinkan siswa mencapai aras memuaskan dalam belajar atau dalam melakukan tugas sebelum melanjutkan dengan kegiatan atau aras berikutnya. Jika patokan atau kriteria ditetapkan dan siswa dapat berhasil mencapainya, maka konsep ketuntasan belajar dinyatakan. Teknik ini mendorong siswa berhasil dalam belajar sebagai hasil (keluaran) yang tepat suatu program pendidikan. PAP terdiri atas butir-butir yang langsung mengukur. Patokan (kriterium) menyatakan bahwa butir-butir soal itu memberi tanda untuk menyatakan kecukupan untuk kerja siswa yang berkaitan dengan tujuan. Jadi keberhasilan siswa dengan butir-butir soal ini menyatakan sudah mencapai tujuan suatu satuan pelajaran. Karena itu acuan patokan disebut juga acuan tujuan. Jadi penilaian acuan patokan sama artinya dengan acuan tujuan.

Ada 4 jenis PAP a. Penilaian tingkah laku masukanTes dirancang untuk mengukur ketrampilan yang sudah diidentifikasikan untuk permulaan pengajaran. b. PraujianYang dirancang bagi tujuan-tujuan yang akan diajarkan. c. Pascaujian Penilaian ini alatnya identik atau paralel dengan praujian, yang mengukur tujuan yang telah diajarkan. d. Penilaian sambil jalan Terdiri atas butir-butir yang menilai suatu tujuan tunggal, atau sejumlah tujuan tunggal. Butir tes ini menguji siswa setelah pelajaran berjalan dan sebelum pascaujian. Tiap jenis penilaian penting bagi perancang pengajaran: Penilaian tingkah laku merupakan masukan penting. Butir soal menguji keterampilan yang ada pada suatu daftar analisis pengajaran, yang diperlukan dipunyai oleh calon siswa. Siswa yang tidak mempunyainya akan mengalami kesulitan dalam pelajarannya. Karena itu hal ini merupakan perilaku masukan siswa, atau ciri-ciri siswa. Dalam melaksanakan perancangan PAP perancang perlu menyusun satu butir atau lebih untuk

setiap tujuan tingkah laku. Pernyataan dalam butir soal berhubungan langsung dengan setiap tujuan untuk kerja. Tujuan dalam ranah intelek (kognitif) merupakan butir tertulis atau yang meminta suatu produk khusus. Pencapaian dalam ranah kognitif itu relatif mudah ditentukan. Tujuan dalam ranah sikap (afektif) biasanya lebih sukar dinilai. Tujuan ini biasanya berhubungan dengan sikap atau preferensi siswa. Mengukur sikap siswa secara langsung biasanya sukar. Butir ujian untuk ujian afektif biasanya menuntut siswa menerangkan preferensi siswa sedangkan guru mengamati tingkah laku dan menyimpulkan sikap siswa. Tujuan psikomotor ditunjukkan siswa dengan menampilkan suatu urutan langkah yang secara kolektif mewakili tujuan pengajaran. Penilaian biasanya terdiri dari suatu daftar pengecekan dan guru mengambil kesimpulan dari sejumlah langkah yang dilaksanakan dengan tepat. Patokan merupakan aras penguasaan tuntas. Untuk menguasai secara tuntas siswa diwajibkan mencapai suatu aras unjuk kerja tertentu. Format butir soal perlu dipertimbangkan dalam menyusun alat penilaian. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah waktu menjawab siswa, waktu menghitung skor, lingkungan penyelenggaraan dan sebagainya. Format benar salah tidak tepat untuk menentukan apakah siswa dapat membuat definisi. Dalam ujian tidak ada aturan penempatan butir suatu soal. Pada umumnya pengelompokan butir untuk jenis pertanyaan yang sama. Maksudnya menguji unjuk kerja yang dihubungkan dengan isi. Butir soal hendaknya ditulis jelas dan singkat. Siswa dijamin supaya memperoleh informasi yang mereka butuhkan untuk menjawab.

Tujuan penilaian patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. PAP sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar sebab peserta didik diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar pesrta didik dapat diketahui derajat pencapaiannya.

Penilaian Acuan Norma (PAN) Pendekatan Acuan Norma biasa disebut standar relatif. Penentuan nilai menurut PAN didasarkan pada kemampuan kelompok. Contohnya dalam kelompok itu harus ada yang mendapat nilai sangat bagus sekitar 2%, baik 14% dan sedang 68%, serta yang bernilai kurang 14% dan sangat kurang 2%. Jadi nilai untuk setiap peserta didik ditentukan oleh kelompoknya. Biasanya tingkat kesukaran soal dibuat menurut perbandingan 25 50 25

butir soal yang mudah sedang sukar. Nilai yang diperoleh khusus berlaku untuk kelompok tersebut, artinya kalau yang bersangkutan pindah kekelompok lain akan terjadi perubahan nilai. Jadi nilai tersebut relatif harganya. Pada umumnya, PAN dipergunakan untuk seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini dikembangkan dari bagian bahan yang dianggap oleh guru urgen sebagai sampel dari bahan yang telah disampaikan. Langkah-langkah pengolahan data dengan pendekatan PAN adalah sebagai berikut: 1. Mencari skor mentah setiap peserta didik 2. Menghitung rata-rata (X) actual dengan rumus X actual = Md + (fd/n) i 3. Menghitung simpangan baku actual 4. Menyusun konversi Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memperoleh nilai masing-masing peserta didik adalah: a. Tentukan skor masing-masing peserta selama catur wulan tersebut b. Hitung skor rata-rata kelas selama catur wulan tersebut c. Hitung besarnya simpangan baku (standar deviasi). d. Setelah diketahui skor rata-rata dan simpangan baku, skor masing-masing peserta didik diubah menjadi (1-10) atau (1-100) dengan menggunakan Tabel Konversi berikut. Tabel Konversi Skor Menjadi Nilai (1-10) Nilai (1-10) Rata-rata, Simpangan baku 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 Rata-rata + 2.25 SB Rata-rata + 1,75 SB Rata-rata + 1,25 SB Rata-rata + 0,75 SB Rata-rata + 0,25 SB Rata-rata + 0,25 SB Rata-rata + 0,75 SB Rata-rata + 1,25 SB Rata-rata + 1,75 SB Rata-rata + 1,25 SB

Sekiranya rentangan nilai adalah (1-100), maka kolom pertama tabel diganti dengan 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, dan 10 perlu dicatat disini bahwa penentuan nilai berdasarkan PAN dilingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) tidak banyak dilaksanakan, tetapi ada kecenderungan untuk menggunakan PAK. Dalam penilaian acuan norma kedudukan (posisi) siswa dalam kelompok adalah acuan penentuan kualitas unjuk kerja. Dalam proses rancangan hendaknya disiapkan pula butir soal

untuk setiap tujuan. Dalam PAN dan ketuntasan belajar guru dan siswa harus bekerjasama. Dalam PAN siswa dilatih bersaing (berkompetisi). 1. Tujuan PAN adalah untuk membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai dengan tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu kelompok menggambarkan suatu kurva normal

Anda mungkin juga menyukai