Anda di halaman 1dari 5

Aplikasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based) untuk meningkatkan Kemampuan Bernalar Siswa dengan Topik Perpindahan

Kalor secara Konduksi

Proses pembelajaran merupakan aktivitas utama dalam praktik pendidikan di sekolah. Disinilah guru dan siswa berinteraksi dalam rangka transfer pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat tergantung pada apa yang dilakukan oleh guru di kelas. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran serta menilai hasil-hasilnya dengan baik sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

1. Pendahuluan (starting a new class) FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER Pendahuluan (starting a new class) 1. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran 2. Siswa menyimak informasi yang diberikan oleh guru 3. Guru membantu siswa dalam pembentukan kelompok 4. Siswa membentuk kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 58 orang Dalam fase ini siswa akan mampu membentuk dan mengembangkan karakter kreatif, bersahabat, dan demokratis.

C1(Pengetahuan) : Guru menyampaikan materi yang akan dibahas. Materi yang akan dibahas dalam hal ini adalah suhu dan kalor. Guru juga menyampaikan beberapa teori mengenai topik yang bersangkutan sehingga akan menambah pengetahuan dari siswa itu sendiri. Guru juga memberikan beberapa fenomena-fenomena yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mengenai materi Suhu dan Kalor. Disini pula guru menggali pemahaman-pemahaman awal siswa mengenai perpindahan secara konduksi. Pemahaman dari siswa baik pemahaman yang benar maupun salah bukan menjadi masalah, karena nanti akan dibuktikan melalui percobaan-percobaan yang akan dilakukan.

2. Fase seting permasalahan (starting new problem)

Fase seting permasalahan (starting new problem)

1. Guru memberikan permasalahan kepada siswa terkait dengan konsep yang akan dipelajari yang disajikan dalam bentuk LKS berbasis masalah yang berupa langkahlangkah penyelesaian masalah dan eksperimen. 2. Siswa bersama-sama kelompoknya mencermati dengan seksama masalah yang dipaparkan dalam LKS berbasis masalah. 3. Guru menjelaskan hasil yang diharapkan untuk diperoleh siswa melalui analisis masalah dan tindak lanjut yang dilakukan yaitu: a. Menemukan konsep dari materi yang dipelajari b. Menerapkan konsep yang telah diperoleh berdasarkan tindak lanjut yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang diberikan 4. Siswa menganalisa permasalahan berdasarkan prosedur yang tertera dalam LKS yang telah diberikan 5. Guru meminta siswa mengajukan hipotesis pemecahan masalah 6. Siswa memberikan jawaban sementara (hipotesis) terhadap permasalahan yang diberikan berdasarkan konsep awal yang mereka miliki 7. Guru menugaskan siswa menentukan sumber-sumber yang diperlukan dan merancang investigasi (penyelidikan) untuk memecahkan masalah yang diberikan 8. Siswa merancang kegiatan penyelidikan sesuai petunjuk LKS yang telah diberikan, serta menentukan berbagai sumber yang diperlukan

Guru memberikan permasalahan kepada siswa terkait dengan konsep yang akan dipelajari yang disajikan dalam bentuk LKS berbasis masalah yang berupa langkah-langkah

penyelesaian masalah dan eksperimen. Adapun LKS yang diberikan oleh guru seperti contoh berikut: Soal: Suatu pagi Lucky mengaduk secangkir kopi yang panas dengan sendok aluminiun. Beberapa saat setelah diaduk,jari tangan yang ia gunakan untuk memegang sendok terasa panas. Mengapa hal tersebut biasa terjadi? Apa saja faktor yang dapat mempengaruhinya? Kemudian siswa bersama-sama kelompoknya mencermati dengan seksama masalah yang dipaparkan dalam LKS berbasis masalah. Siswa bersama-sama dengan kelompoknya berdiskusi mengenai masalah yang diberikan. Siswa dapat pula berdiskusi dengan guru mengenai permasalahan yang telah diberikan.

Fase ini merupakan awal dari kegiatan penyelidikan yang akan dilakukan. Pada tahap ini segala sesuatu yang akan dilakukan direncanakan terlebih dahulu agar nantinya penyelidikan dapat berjalan sesuai dengan tujuan penyelidikan. Siswa merencanakan penyelidikan dengan membuat eksperimen dengan LKS yang dibuat oleh siswa atau dibuat oleh guru yang disesuaikan dengan subtopic yang dipilih oleh masing-masing kelompok. Dalam hal ini kita misalkan bahwa subtopik yang dipilih oleh salah satu kelompok adalah Konduksi , maka eksperimen dengan LKS yang dibuat oleh siswa adalah sebagai berikut :

Konveksi Pada Zat Cair A. A.Tujuan Percobaan Untuk menyelidiki daya hantar panas pada beberapa logam dalam peristiwa konduksi. B. Alat dan Bahan 1. Logam tembaga 2. Logam besi 3. Logam kuningan 4. Logam aluminium 5. Empat buah lilin dengan massa 0,050 gram 6. Kaki Tiga

7. Pembakar Bunsen 8. Stopwatch dengan NST 0,2 sekon 9. Dua buah termometer skala (-10-110) 0C dengan NST 1,00C 10. Korek api 11. Neraca ohaus 310 gram dengan NST 0,01 gram 12. Cutter C. Langkah-Langkah Kerja

1. Mengkalibrasi neraca ohauss. 2. Memotong lilin menjadi 4 bagian dan menimbangnya menggunakan neraca ohauss sehingga memiliki massa dan ukuran yang sama. 3. Menghitung luas permukaan logam (A). 4. Mengukur panjang logam (l) yaitu dari bagian yang terkena api sampai pada bagian dimana lilin diletakkan. 5. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini

kuningan aluminium

besi tembaga 6. Meletakkan lilin di atas masing-masing logam (seperti gambar 3). 7. Menghidupkan pembakar/spiritus dan meletakkan di bawah kaki tiga. 8. Menghidupkan stopwatch kemudian mengukur waktu yang diperlukan masing-masing logam tersebut untuk meleburkan lilin tersebut.

9. Mencatat data hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

D. Kesimpulan . E. Pertanyaan 1. 2. Pada percobaan yang anda lakukan,bagaimana proses terjadinya konduksi? Adakah pengaruh konduktivitas termal (k) pada masing-masing logam terhadap laju perpindahan kalor? 3. Simpulkan hasil percobaan tersebut! F. Jawaban yang Diharapkan .

Anda mungkin juga menyukai